Anda di halaman 1dari 187

MASALAH GIZI DARI

MAKANAN YANG
DIKONSUMSI SETIAP HARI

MAHASISWA PRODI S2 BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND
2018
OUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MASALAH GIZI

3. GIZI SEIMBANG
4. PERSOALAN MASALAH
KONSUMSI

5. KONSEP KELUARGA SADAR


GIZI

6. CARA MENGATASI MASALAH


GIZI
1. PENDAHULUAN

• Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan yang


dikonsumsi setiap harinya.
• Masalah gizi timbul sebagai akibat kekurangan atau
kelebihan kandungan zat gizi dalam makanan.
• Masalah gizi kurang maupun masalah gizi lebih sebenarnya
disebabkan oleh perilaku makan seseorang yang salah
yaitu tidak adanya keseimbangan antara konsumsi gizi
dengan kecukupan gizinya.
• Makanan sehat adalah suatu makanan yang
seimbang dengan beraneka ragam dengan
kandungan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah yang cukup.
• makanan yang seimbang akan terpenuhi kebutuhan
gizi seseorang sesuai dengan aktivitasnya dan
keadaan kondisi tubuhnya, yang akan dapat
memelihara kesehatan memberikan tenaga untuk
melaksanakan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-
hari dan kesegaran jasmani serta dalam kinerja
olahraga.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Masalah Gizi terkait
dengan konsumsi makanan
ZAT GIZI DALAM MAKANAN

KONSUMSI
aspek -Makanan dari luar
kel.
MAKANAN
sosial
ekonomi -Daya beli kel.
BAIK SEHAT
Aspek
personal -KEBIASAAN MAKAN
preferen
ce STATUS
GIZI
PEMELIHARAAN KESEHATAN

- Pantangan BURUK SAKIT


makanan (makanan
yang boleh KESEHATAN
Budaya
dikonsumsi/tidak
dan
boleh)
Agama

Lingkungan
• Lambatnya
pertumbuhan
ditandai • Daya tahan tubuh
rendah
Gizi Kurang
• Kurangnya tingkat
intelegensia
Perubahan Pola • Produktivitas yang
Makan yang Tidak rendah
Bergizi Seimbang
dan Perubahan Kelebihan berat badan
Perilaku Hidup yang jelas
ditandai memperbesar resiko
munculnya berbagai
Gizi Lebih
penyakit kronis
degeneratif :
• Diabetes
• Penyakit Jantung,
• Hipertensi.
3. GIZI SEIMBANG

Dimana kebutuhan tersebut


diperlukan untuk :
• Basal Metabolic Rate (BMR)
Garis • Aktivitas Fisik
Normal
• Spesific Dynamic Action
o Diet Induced
Thermogenesis
o Growth/ Repair
o Efeciency of Energy
Komposisi Menu
Masalah gizi di Indonesia
• Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang
cukup lama.
• Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu
1. KEP menyusui/meneteki (buteki)
• Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi
dan gejala klinis (marginal malnutrition)
Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep
marasmik-kwashiorko
• Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan
biokimiawi yang khas

• adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai


dengan akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.
2. Obesitas
• Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak
yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh
•Gizi lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-
rata, namun tidak selalu identik dengan obesitas
adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu
atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan
3. Anemia eritrosit.
Keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit
(Ht) dan eritrosit lebih rendah dari nilai normal, akibat
defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang
esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi
tersebut.

• Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang


atau rendah
• Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A
pada bumil sampai melahirkan akan memberikan kadar
4. Defisiensi vitamin A yang rendah pada ASI
vitamin A • MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin
A
• Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A
(penyakit pankreas, diare kronik, KEP dll)
• Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A
pada gangguan fungsi kelenjar tiroid
• Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)
• Adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan
karena tubuh menderita kekurangan yodium secara
terus menerus dalam waktu yang lama.
5. GAKY •Merupakan masalah dunia
• Terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan
yang tanahnya tidak cukup mengandung yodium
• Defisiensi yang berlangsung lama akan
mengganggu fungsi kelenjar tiroid yang secara
perlahan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok
4. PERSOALAN MASALAH KONSUMSI
1. Makanan yang mengandung bahan Adiktif :
- Pemanis buatan
Salah satunya adalah aspartam lebih dikenal sebagai nurasweet dan
equal, ditemukan dalam makanan berlabel “diet” atau “bebas gula”.
Aspartam diyakini karsinogenik (zat pemicu timbulnya sel kanker) dan
menimbulkan efek samping atau reaksi merugikan seperti pusing, sakit
kepala, migrain, dan kejang.
Salah satunya adalah aspartam lebih dikenal sebagai nurasweet dan
equal, ditemukan dalam makanan berlabel “diet” atau “bebas gula”.
Aspartam diyakini karsinogenik (zat pemicu timbulnya sel kanker) dan
menimbulkan efek samping atau reaksi merugikan seperti pusing, sakit
kepala, migrain, dan kejang
- Monosodium Glutamat (MSG) :
Monosodium Glutamat (MSG) adalah asam amino
dari proses pengolahan gula yang digunakan
sebagai penambah rasa dalam hampir setiap
masakan makanan olahan seperti camilan, mi
instan, dan sebagainya. Studi menunjukan bahwa
mengonsumsi secara teratur MSG dapat
mengakibatkan efek samping yang meliputi
depresi, disorientasi, kerusakan mata, kelelahan,
sakit kepala dan obesitas.
- Zat pewarna makanan :
Studi menunjukan bahwa pewarna buatan
yang ditemukan diminuman soda, jus buah
botol dan makanan ringan, dapat
menyebabkan masalah perilaku pada anak-
anak yang mengakibatkan penurunan IQ yang
signifikan. Dari penelitian terhadap hewan
telah diketahui bahwa zat pewarna makanan
dapat menyebabkan kanker.
- Bahan kimia pengawet :
Bahan kimia pengawet yang sering digunakan
dalam bahan makanan olahan di antaranya adalah
Hydroxyanisole Butylated (BHA) dan Hydrozyttoluene
Butil (BHT), yang adalah pengawet kimiawi yang
ditemukan dalam makanan ringan, permen karet,
keripik kentang, dan minyak sayur serta margarin.
Pengawet kimia ini dapat mencegah makanan dari
perubahan warna, perubahan rasa, atau menjadi tengik.
BHA dan BHT dapat menyebabkan kanker, dan banyak
negara sudah membatasi bahkan melarang
penggunaan zat adiktif ini.
5. KONSEP KELUARGA SADAR GIZI

KADARZI ADALAH
Keluarga yang seluruh anggota keluarganya
melakukan gizi seimbang, mampu mengenali
masalah kesehatan dan gizi bagi setiap
anggota keluarganya, dan mampu mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi
yang dijumpai oleh anggota keluarganya.
TUJUAN DAN SASARAN
 TUJUAN diadakan pembinaan kepada keluarga yang
memiliki pemasalahan gizi :
 menimbangkan balita mereka ke posyandu secara berkala
 mampu mengenali tanda- tanda sederhana keadaan gizi
(gizi kurang dan lebih),
 mampu menerapkan susunan hidangan keluarga yang baik
dan benar sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang
(PUGS),
 mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari
rujuan, manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarg,
 serta mampu menghasilkan makanan melalui pekarangan.
PELAKSANAAN YANG DILAKUKAN MEWUJUDKAN PERILAKU
KADARZI

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 747/Menkes/SK/VI/2007


 Status kadarzi dapat dikatakan tercapai jika
keluarga tersebut telah melaksanakan lima
indikator yaitu makanan beraneka ragam,
selalu memantau pertumbuhan, menggunakan
garam beryodium, memberi atau mendukung
ASI eksklusif, dan minum suplemen sesuai
yang dianjurkan.
6. CARA MENGATASI MASALAH GIZI

a. Perencanaan makanan

• Perencanaan makanan yang dimulai sejak janin


dalam kandungan mempunyai arti yang sangat
penting bagi kehidupan manusia.

• Pengaturan makanan yaitu mengenai jumlah dan


macam zat gizi yang diperlukan disesuaikan
dengan umur, jenis kelamin, dan keadaan
fisiologis.
b. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS),
Memuat 13 pesan dasar tentang perilaku makan yang
diharapkan akan dapat mencegah permasalahan gizi dan
menghindari terjadinya penyakit lain yang menyertainya, yaitu:
1. Makanlah beranekaragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kecukupan energi

5. Gunakan garam beryodium

6. Makanlah makanan sumber zat besi

7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan

8. Biasakan makan pagi

9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur

11. Hindari minum minuman beralkohol

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas (Depkes, 1995).


KESIMPULAN
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang
dikonsumsinya. Perilaku makan yang salah akan menyebabkan
masalah gizi dan perilaku makan tersebut dipengaruhi oleh aneka
faktor sosial, ekonomi, budaya dan ketersediaan pangan.
Perubahan perilaku hidup atau gaya hidup sangat mempengaruhi
pola makan masyarakat. Akibat perubahan perilaku masyarakat
dalam gaya hidup yang kemudian berlanjut pada perubahan
konsumsi makanan sehari-hari telah terbukti menimbulkan
berbagai masalah gizi. Untuk itu perlu pemahaman akan gizi
seimbang yang disesuaikan dengan umur, jenis kelamin, dan
keadaan fisiologis setiap individu.
REFERENSI
 Almatsier,S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, PT
Gramedia Pustaka
 Barasi Mary, 2007. At a Glance. Ilmu Gizi. Jakarta.
Erlangga
 Gibney, Michael J. et.a, 2008. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta, EGC
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
MASALAH GIZI IBU DAN ANAK
OUTLINE

1. Penyebab Kekurangan Dan Kelebihan Gizi


2. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi
3. Penyakit Akibat Kurang/Kelebihan Gizi
4. Penilaian Status Gizi
5. Pemantauan Gizi Ibu Dan Balita
6. Menyusun Rencana Asuhan Gizi
7. Evaluasi Hasil
8. Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Gizi
Buruk
9. Kesimpulan
1. Penyebab Kekurangan Gizi

Persediaaan/ca
Faktor
dangan
Lingkungan
jaringan
Kemero Perubah
Ketidakc Peruba Perubah
sotan an
ukupan han an
jaringa biokimi
fungsi Anatomi
n a

Malnutrisi Malnutrisi
Faktor
ditandai dg diperiksa Tampak Muncul
Manusia melalui tanda
↓ BB & tanda
pertumbuh pemeriks khas yang
an aan klasik
terhambat laboratori
(stunting) um
Penyebab Kelebihan Gizi
2. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Status Gizi

ASUPAN INFEKSI Penyebab


GIZI PENYAKIT Langsung

Ketersediaan Penyebab
Perilaku/asuhan Pelayanan
Pangan tingkat Tak
Ibu dan Anak kesehatan
Rumah Tangga Langsung

KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, Masalah


KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA Utama

Masalah
KRISIS POLITIK DAN EKONOMI Dasar

3. Penyakit Akibat Kurang/Kelebihan Gizi
No Penyakit Penyebab
1 Kurang Energi Protein (KEP) Kekurangan energi dan protein
2 Anemia Gizi Kekurangan protein, vitamin C,
asam folat,vit,B12,Zat Besi (Fe)
3 Angular Stomatitis Kekurangan riboflavin
4 Keratomalasia Kekurangan vitamin A
5 Rakhitis Kekurangan vitamin D
6 Skorbut/Sariawan Kekurangan vitamin C
7 Gondok Kekurangan yodium
8 Kanker Hati Toksin yang ada dalam
makanan seperti alfatoksin
pada kacang2an
9 Beri-Beri Kekurangan vitamin B1
10 Penyakit Jantung/ Kelebihan lemak/kolesterol
Ibu Hamil Balita

Anemia Marasmus Kwashiorkor

Kulit, bibir, Bengkak seluruh


Terlihat sgt kurus tubuh, terutama kaki
konjungtiva dan kuku
Wajah seperti orang Wajah membulat
pucat
tua dan sembab
Sering pusing
Perut cekung Rambut tipis,
5L
Kulit keriput kemerahan, mudah
Detak jantung cepat
Baggy pant dicabut
dan tidak beraturan
Cengeng Cengeng, rewel,
Merasa mual
apatis
4. Penilaian Status Gizi

Penilaian Status Gizi

Pengukuran Langsung Pengukuran Tak


Langsung

Antropometri
Survei Konsumsi
Biokimia
Statistik Vital
Klinis
Faktor Ekologi
Biofisik
5. Pemantauan Gizi Ibu dan Balita

Skirining

Pemantaua
Ibu Hamil Balita
n

ANC (ANTE NATAL CARE) KMS


Sedikitnya Dilakukan 4 kali
selama kehamilan (1 kali pada
setiap trimester ditambah 1 kali
menjelang persalinan)
Pemantauan
Pemantauan dilakukan secara berjenjang dan
terus menerus. Pemantauan dari tingkat
kecamatan/puskesmas ke desa/kelurahan dilakukan
setiap bulan.

1.Pemantauan tingkat kecamatan ke desa/kelurahan


2.Pemantauan tingkat kabupaten ke kecamatan: Tim
Kabupaten melakukan pemantauan melalui
pengamatan langsung ke Puskesmas dan melihat
catatan pembinaan Puskesmas ke desa/kelurahan.
3. Pemantauan provinsi ke kabupaten/kota
Pemantauan dari provinsi ke kabupaten meliputi tugas-
tugas kabupaten dalam pembinaan dan
pengembangan Keluarga Sadar Gizi
6.Menyusun Rencana Asuhan Gizi

Rencana Asuhan Gizi harus mencakup hal-hal


berikut:
Masalah terkait gizi
Tujuan untuk pasien
Intervensi
Evaluasi hasil
Disiplin ilmu yang bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan
Kapan rencana itu dibuat
Kapan tujuan ditetapkan
Target waktu untuk tercapainya sasaran
7. Evaluasi Hasil

Evaluasi dilakukan setiap tahun


secara berjenjang oleh
kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi dan pusat dengan
memantau pencapaian indikator
KADARZI.
Sumber Data Dan Pelaksana Evaluasi

1.Indikator balita ditimbang secara teratur didasarkan


pencatatan kegiatan posyandu .
2. Data ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayi
sejak lahir hingga 6 bulan didapat berdasarkan catatan
ASI eksklusif pada KMS atau kohort bayi.
3.Data cakupan suplementasi kapsul vitamin A pada
balita 6-59 bulan didasarkan pada laporan distribusi
kapsul vitamin A setiap 6 bulan.
8. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
KELUARGA Masyarakat dan Lintas Sektoral Pelayanan
SELURUH KELUARGA Kesehatan
Sehat, BB Naik (N)
Intervensi 1. Penyuluhan/Konseling Gizi
jangka
menengah a. ASI Eksklusif dan MP-ASI
/panjang Posyandu
b. Gizi Seimbang BGM, Gizi Buruk, sakit
c. Pola asuh ibu dan anak S *Penimbangan balita
(D)
2. Pemantauan pertumbuhan anak Semua Puskesmas
balita *Konseling
3.Penggunaan garam beryodium punya BB Tidak
*Suplementasi gizi
4.Pemanfaatan pekarangan KMS naik (T),
*Pelayanan Gizi kurang
5.Peningkatan daya beli
kesehatan dasar
Rumah
Sakit
Intervensi KELUARGA MISKIN
jangka
pendek, 6.Bantuan pangan darurat
darurat a. PMT balita, ibu hamil *PMT
b. Raskin Pemulihan

Sehat, BB Naik (N) *Konseling

Sembuh perlu PMT

Sembuh, tidak perlu PMT

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi


KESIMPULAN

Gizi buruk dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : anak tidak cukup


mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat
asupan gizi yang memadai,anak mungkin menderita penyakit
infeksi

Pemantauan ANC meliputi : Evaluasi faktor resiko, Evaluasi


diet, Pengukuran antropometri : BB, TB, Lingkar lengan atas
(LILA), Pengukuran biokimia : kadar hemoglobin darah, reduksi
urine

Pemantauan dilakukan secara berjenjang dan terus menerus.


Pemantauan dari tingkat kecamatan/puskesmas ke
desa/kelurahan dilakukan setiap bulan
Daftar Pustaka

1. dr.Dwijayanthi,Linda.2011.Ilmu gizi Menjadi


Sangat Mudah.EGC:Jakarta
2. Morris,Jacqueline C.2013. Pedoman Gizi
Pengkajian dan Dokumentasi.EGC:Jakarta
3. Nyoman Supariasa,Dewa.2001. Penilaian
Status Gizi.EGC:Jakarta
KONSELING GIZI PADA
MASYARAKAT
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Pengertian konseling gizi
3. Perbedaan konseling, konsultasi, dan penyuluhan
4. Persyaratan konselor
5. Tujuan konseling gizi
6. Manfaat konseling gizi
7. Prinsip konseling gizi
8. Sasaran konseling gizi
9. Tempat dan waktu konseling
10. Membangun dasar-dasar konseling
11. Langkah konseling
12. Kesimpulan
1. PENDAHULUAN

 Konseling yang efektif merupakan komunikasi dua


arah antara klien dan konselor tentang segala
sesuatu yang memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku pada klien.
 Hal ini dapat dicapai apabila konselor dapat
menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga
mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk
mencapai status gizi yang optimal.
 Untuk itu konselor perlu menguasai dan
menerapkan keterampilan mendengar dan
mempelajari dalam proses konseling.
2. PENGERTIAN KONSELING GIZI

serangkaian kegiatan sebagai


proses komunikasi dua arah
antara Konselor dan Klien/Pasien
untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap
dan perilaku sehingga membantu
klien/pasien mengenali dan
mengatasi masalah gizi yang
sedang di hadapi.
• orang yang mempunyai kemampuan
(pengetahuan dan keterampilan) untuk
melakukan konseling. Konselor harus dapat
Konselor menggali masalah yang dialami oleh klien,
memicu penjelasan dan harus memberikan
informasi yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi dan memberikan alternatif untuk
memecahkan masalah yang dihadapi serta
membantu klien mengambil keputusannya.

•orang yang mempunyai masalah


(kesehatan dan gizi) yang membutuhkan
pertolongan, datang ke tempat konseling
Klien untuk dibantu. Dalam konseling terjadi
interaksi (perpaduan unik antara konselor
dan klien pada saat bersamaan).
3. Perbedaan konseling, konsultasi dan
penyuluhan
4. PERSYARATAN KONSELOR

 Keahlian (expertness)
 Menarik (attractiveness)
 Dipercaya (trustworthness)
 Empati
 Kesadaran tentang diri dan pemahaman
 Keterbukaan (open-mindedness)
 Objektif
 Kompeten
 Kesehatan psikologis yang baik
5. TUJUAN KONSELING GIZI
konseling gizi bertujuan untuk membantu
klien dalam upaya mengubah perilaku yang
berkaitan dengan gizi, sehingga status gizi dan
kesehatan klien menjadi lebih baik.
a. Jangka pendek :diharapkan terciptanya
pengertian, sikap, norma
b. Jangka menengah : perilaku sehat
c. Jangka panjang :status kesehatan yang
optimal
6. MANFAAT KONSELING GIZI
Membantu klien untuk
Membantu klien
menggali masalah
memahami penyebab
kesehatan gizi yang
terjadinya masalah
dihadapi

Membantu klien untuk Membantu proses


memilih cara pemecahan penyembuhan penyakit
masalah yang paling melalui perbaikan gizi
sesuai baginya klien

Mencari alternatif
pemecahan masalah
7. PRINSIP KONSELING GIZI

 Konseling merupakan sebuah bentuk kerja yang


kooperatif yang membutuhkan partisipasi yang
aktif dari konselor dan kilen.
 Konseling berorientasi pada tujuan. Yang
dimaksud disini adalah klien dapat menemukan
jawaban atas masalah yang telah teridentifikasi
atau solusi yang spesifik dari permasalahannya.
 Konseling memiliki karakteristik yang baik karena
terfokus pada klien.
8. SASARAN KONSELING
Klien yang
mempunyai masalah
kesehatan yang
terkait dengan gizi

Klien yang ingin


Klien yang ingin
mempertahankan dan
melakukan tindakan
mencapai status gizi
pencegahan
yang optimal
9. TEMPAT DAN WAKTU KONSELING
Konseling gizi dapat dilakukan dimana
saja, seperti di rumah sakit, di posyandu,
poliklinik atau puskesmas, atau tempat lain
yang disiapkan untuk melakukan konseling
gizi. Yang terpenting adalah tempat yang
harus :
 Aman
 Nyaman
 Tenang
Tempat dan Waktu Yang Baik Untuk Konseling :
a. Ruang tersendiri dan terpisah dengan ruang lain,
sehingga klien merasa nyaman
b. Ada tempat atau meja untuk mendokumentasikan
materi konseling
c. Lokasi yang mudah dijangkau oleh klien, termasuk
klien yang mempunyai keterbatasan fisik
d. Ruangan yang mempunyai cukup cahaya dan
sirkulasi udara
e. Waktu yang digunakan antara 30-60 menit, yaitu
30 menit pertama untuk menggali data, dan
selebihnya untuk diskusi dan pemecahan masalah
Peran Keluarga Atau Dalam upaya mencapai
Pendamping keberhasilan konseling,
keluarga memiliki peranan
penting, terutama untuk
mendukung pelaksanaan
perubahan makan klien dan
memantau klien untuk tetap
disiplin dan bertanggung
jawab dalam pelaksanaan
kebiasaan pola makan yang
benar. Perubahan pola
makan tersebut diharapkan
dapat menjadi kebiasaan dan
bahgian dari gaya hidup klien.
10. MEMBANGUN DASAR-DASAR KONSELING

1. Keterampilan komunikasi konselor


2. Sambut klien dengan ramah/salam
3. Persilahkan duduk
4. Ciptakan suasana yang menyenangkan
5. Ciptakan suasana nyaman
6. Hubungan positif dan rasa percaya
7. Beri waktu cukup untuk klien menceritakan identitas
dan masalahnya
8. Tunjukkan konselor seorang profesional
9. Lakukan probing
10.Jelaskan tujuan konseling
11. LANGKAH-LANGKAH KONSELING MENURUT
BRAMMER, ALBREGO DAN SHOSTROM (1993),
ADA 4 LANGKAH KONSULTASI :

Fasilitasi perubahan terapeutis

Identifikasi dan penilaian masalah

Evaluasi dan terminasi

Membangun hubungan
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)
DISINGKAT ADIME (ASSASMENT, DIAGNOSIS,
INTERVENTION, MONITORING AND EVALUATION)

1. Pengkajian gizi (nutrition assasment)


2. Diagnosis gizi ( nutrition diagnosis)
3. Intervensi gizi (nutrition intervention)
4. Monitoring dan evaluasi gizi (nutrition
monitoring and evaluation
6 LANGKAH KONSELING GIZI MENURUT
PERSAGI

Menggali
Bangun dasar konseling
permasalahan

Memilih solusi
dgn Memperoleh
Memilih rencana
menegakkan komitmen
diagnosis

Monitoring dan
evaluasi
A. MEMBANGUN DASAR-DASAR KONSELING

 Keterampilan komunikasi konselor


 Sambut klien dengan ramah/salam
 Persilakan duduk
 Ciptakan suasana yang menyenangkan
 Ciptakan suasana nyaman
 Hubungan positif (rasa percaya,keterbukaan, kejujuran)
 Beri waktu yg cukup untuk klien menceritakan identitas
dan masalahnya
 Tunjukkan konselor seorang profesional
 Lakukan probing
 Jelaskan tujuan konseling
B. MENGGALI PERMASALAHAN
1. Data antropometri

BB, Tb, Pb, tinggi lutut, lingkar lengan atas (LLA), tebal lemak, lingkar

pinggang dan lingkar panggul

2. Data klinis dan fisik

Rambut, leher, mata, mulut, kulit, kuku, ekstremitas otot dan rangka

3. Data riwayat makan

4. Data riwayat personal

Alergi makanan, pantangan, keadaan sosial ekonomi, pola aktivitas,

riwayat penyakit klien, riwayat penyakit keluarga serta masalah psikologi


C. MEMILIH SOLUSI DENGAN MENEGAKKAN
DIAGNOSIS

Domain
Domain asupan
klinik

Domain
perilaku

3 Domain Dalam
Menetapkan Diagnosis Gizi
1. Domain Asupan
a. Keseimbangan energi : kelebihan asupan
energi, kekurangan asupan energi,
peningkatan kebutuhan energi, hiper/hipo
metabolisme
b. Asupan oral : kekurangan asupan
makanan dan minuman dan kelebihan
asupan makanan
c. Substansi bioaktif : kelebihan/kelebihan
asupan bioaktif , kelebihan asupan
alkohol
d. Zat-zat gizi tertentu : peningkatan
kebutuhan zat gizi dan
kekurangan/kelebihan energi dan protein
2. Domain Klinik

a) Fungsional : perubahan fisik/fungsi


mekanis antara lain kesulitan menelan ,
kesulitan mengunyah , kesulitan pemberian
Asi, dan perubahan fungsi saluran cerna
b) Biokimia : gangguan penggunaan zat gizi,
perubahan nilai laboratorium, perubahan
akibat mengkonsumsi obat-obatan
3. Domain Perilaku
a. Pengetahuan dan keyakinan : pengetahuan
tentang pangan dan gizi, pantangan
tentang gizi, gaya hidup, dan masalah pola
makan
b. Aktivitas fisik dan fungsi : ketidakmampuan
dalam melakukan aktivitas fisik,
kemampuan dalam mengatur diri dan
ketidakmampuan dalam menyiapkan
makanan
c. Akses dan keamanan pangan spt asupan
makanan tidak aman dan akses utk
mendapatkan makanan relatif sulit
D. MEMPEROLEH KOMITMEN

Kesepakatan antara konselor dan klien untuk


melaksanakan preskripsi diet dan aturan
lainnya.
E. MONITORING DAN EVALUASI
Menurut Persagi 2010 langkah monitoring dan evaluasi
ada 4 :

1. Monitoring perkembangan
 Pemahaman dan ketaatan diet pasien
 Apakah intervensi dilaksanakan sesuai rencana
 Bagaimana perubahan status klien, membaik, tetap
atau memburuk
 Identifikasi hasil (positif dan negatif)
 Mengumpulkan informasi mengapa tidak ada
perkembangan ke arah yang lebih baik
2. Mengukur Hasil
Pencapaian konseling dapat dilihat dan diukur dari berbagai
indikator : perubahan status gizi, perubahan nilai biokimia, dan
perubahan fisik, dan perubahan pola makan

3. Evaluasi hasil
 Evaluasi proses
Bagaimana proses, pola interaksi antara konselor dan klien,
waktu pelaksanaan, metode, dan tingkat partisipasi klien
 Evaluasi dampak
Melihat keberhasilan konselor antara lain ketepatan asupan
gizi, perubahan berat badan, perubahan biokimia dan perubahan
perilaku

4. Dokumentasi Monitoring dan evaluasi


Data antropometri/status gizi, biokimia, klinis, penyakit dan
perubahan pola makan
KESIMPULAN
 Konseling gizi merupakan suatu bentuk
pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi
untuk menolong individu dan keluarga
memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
dirinya dan permasalahan yang dihadapi.
 Setelah konseling diharapkan individu dan
keluarga mampu mengambil langkah-langkah
untuk mengatasi masalah gizi termasuk
perubahan pola makan serta memecahkan
masalah terkat gizi kearah kebiasaan hidup
sehat.
REFERENSI

 Supariasa, I Dewa Nyoman. Pendidikan dan


Konsultasi Gizi. Jakarta; EGC. 2012
 Michael J. Gibney. Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta; EGC. 2008
PROMOSI GIZI
OUTLINE

1. Pendahuluan
2. Pengertian promosi gizi
3. Tujuan promosi gizi
4. Strategi promosi gizi
5. Prinsip promosi gizi
6. Sasaran promosi gizi
7. Sasaran promosi gizi menurut tatanan
8. Jenis promosi gizi
9. Upaya promosi gizi
10. Kesimpulan
1. PENDAHULUAN

•Gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk


mewujudkan manusia yang berkualitas.

•Gizi kurang khususnya pada anak usia dini juga


dapat berdampak pada rendahnya kemampuan
kognitif dan kecerdasan serta juga berpengaruh
pada penurunan produktivitas seorang anak.

•Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk


mencegah gizi kurang dapat dilakukan dengan cara
promosi gizi.
2. PENGERTIAN PROMOSI GIZI

Setiap upaya yang bertujuan untuk


meningkatkan status gizi individu dan
komunitas( Almatsier, 2009 )
3. TUJUAN PROMOSI GIZI

1. Tersosialisasinya program-program perbaikan


gizi.
Contohnya : Gerakan Nasional sadar gizi
menuju manusia Indonesia
prima

2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan prilaku


masyarakat tentang pola konsumsi makanan yang
beragam, bergizi seimbang dan aman.
3. MEMBUDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MELAKUKAN
AKTIVITAS FISIK YANG TERATUR DAN TERUKUR.

4. MENINGKATKAN KERJASAMA DAN DUKUNGAN PARA


PEMANGKU KEPENTINGAN YANG STRATEGIS (
PEMERINTAH,
SWASTA, DAN MASYARAKAT ) DALAM
PENGEMBANGAN DAN
PENERAPAN NORMA SOSIAL POLA KONSUMSI
MAKANAN
DAN AKTIVITAS FISIK.
4. STRATEGI PROMOSI GIZI

3. ADVOKASI

1. GERAKAN PRILAKU
KEMITRAAN
PEMBERDAYAAN DARZI

2. BINA
SUASANA
KEMITRAAN

Kemitraan : Suatu kerjasama yang formal


antara individu – individu ,
kelompok – kelompok, atau
organisasi- organisasi untuk
mencapai suatu tujuan
tertentu.
KEGIATAN PEMBERDAYAAN

- Penayangan iklan gizi di berbagai media, dan


tempat.

- Pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan


dengan ormas dan dunia usaha.
KEGIATAN BINA SUASANA

TUJUAN:
MENCIPTAKAN OPINI ATAU
LINGKUGAN SOSIAL YG MENDORONG
INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
UNTUK MELAKSANAKAN PERILAKU DARZI.

CARANYA :
- PERTEMUAN FORMAL/ INFORMAL ANTARA
ORMAS, LSM, DLL.
- KAMPANYE MELALUI MEDIA
- KAMPANYE PUBLIC RELATION ( LOMBA,
PAMERAN , DLL )
KEGIATAN ADVOKASI GIZI

- IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS
POTENSIAL
- MEMPENGARUHI PENGAMBIL
KEBIJAKAN.
5. PRINSIP PROMOSI GIZI
 Pemberdayaan masyarakat
 Perubahan/perbaikan perilaku masyarakat di bidang
kesehatan
 Melingkupi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
 Selain edukatif, juga melakukan upaya advokasi
dan bina suasana
 Peran kemitraan dengan pemerintah, swasta dan
LSM
6. SASARAN PROMKES

PRIMER TERSIER
Sasaran yang punya masalah/ Para pengambil keputusan,
masyarakat penyandang dana, pembuat
kebijakan. ( Pemerintah )
SEKUNDER
Individu/kelompok yang berpengaruh
Terhadap sasaran primer seperti tokoh agama,tokoh masyarakat, dll
7. SASARAN PROMKES MENURUT TATANAN

sasaran keluarga Inst.kesehatan Tp.kerja sekolah Tp.umum

 Individu/aggt  Pasien  karyawan  siswa  Pengunjung/


kel yg punya  Pengantar/ pengguna
primer masalah, keluarga jasa
mis.:ibu hamil  Keluarga  Masyarakat
pasien umum

 Kepala kelg  Petugas kes  Menejer  Guru  pegawai


 Orang tua/  Kader  Serikat  Karyawan  karyawan
mertua kesehatan buruh  OSIS  menejer
 Kader  Organisa
skunder  To-mas si profesi
 To-ga
 LSM
 Petugas kes

 Kepala Kelg  Pimp.institusi  Direktur  Kep.sek  Direksi


tersier  Ketua RT/RW di institusi  pemilik  pemilik  pemilik
 Kepala Desa kes.
8. JENIS PROMOSI GIZI

1. Promosi Gizi primer


Promosi tentang makanan bergizi, seimbang dan
beraneka ragam (PUGS)
2. Promosi Gizi sekunder
Kebijakan publik yang berhubungan dengan
produksi, industri dan perdagangan bahan pangan
yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
3. Promosi Gizi tertier
Kebijakan yang berhubungan dengan pengentasan
kemiskinan, penyediaan kesempatan kerja, dll .
9. Upaya promosi gizi
Model 1
Masyarakat
DARZI

Pelayanan gizi
Kebijakan preventif dan
Pendidikan
ekonomi pangan kuratif
gizi

Promosi gizi

Kebijakan Pengembangan
kesehatan organisasi &
publik kelembagaan

Legislasi /
PERPU
Upaya Promosi Gizi Kuratif dan Rehabilitatif
1. Penemuan aktif dan rujukan kasus gizi buruk.
2. Perawatan balita gizi buruk
3. Pendampingan balita gizi buruk pasca perawatan

Upaya Promosi Gizi Promotif dan Preventif


1. Pendidikan (penyuluhan) gizi melalui promosi kadarzi
2. Revitalisasi posyandu.
3. Pemberian suplementasi gizi.
4. Pemberian MP – ASI bagi balita gakin
KESIMPULAN

Masalah gizi di Indonesia masih tinggi, baik gizi kurang


maupun gizi lebih. Salah satu upaya untuk menangani
masalah gizi tersebut yaitu dengan cara promosi
kesehatan tentang gizi dimana dilakukan atas
kerjasama dari masyarakat, tokoh masyarakat maupun
pemerintah dengan berbagai upaya seperti melalui iklan,
media cetak, bahkan peraturan perundang- undangan.
DAFTAR PUSTAKA

Achadi Endang. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Almatsier Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama

Buku Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas)


Dirjen Kesmas Dit Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan Tahun
2003.

http://promkes.depkes.go.id/gerakan-nasional-sadar-gizi/
KONSEP GIZI SEIMBANG
OUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. PENGERTIAN
3. TUJUAN DAN SASARAN GIZI SEIMBANG
4. VISUALISASI PANDUAN GIZI SEIMBANG
BERBAGAI NEGARA
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN GIZI SEIMBANGAN
6. EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG
7. PESAN GIZI SEIMBANG
8. PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK BERBAGAI
KELOMPOK
1. PENDAHULUAN
 Indonesia menghadapi dua masalah gizi yang besar; yaitu
kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
 Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih
memiliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus
(wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun
12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek
(stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Riskesdas 2010 sebesar
28,5% [Kemenkes, 2007, 2010, 2013].
 Sedangkan untuk masalah kelebihan gizi, data Riskesdas 2007,
2010, 2013 memperlihatkan kecenderungan prevalensi obes (IMT >
25) semua kelompok umur. Anak balita 12,2%, 14% dan 11,9%;usia
6-19 tahun (Riskesdas 2007, 2010) naik dari 5,2% menjadi 5,9%;
orang dewasa dan usia lanjut (Riskesdas 2007, 2010) naik dari
21,3% menjadi 22,8%. Pada Riskesdas 2013 laki-laki obes 19,7%
dan perempuan 32,9% [Depkes, 2008; Kemenkes, 2010, 2013].
LANJUTAN
 Beban ganda masalah gizi, kekurangan dan
kelebihan gizi pada dasarnya muncul akibat
perilaku konsumsi makanan yang bergizi tidak
seimbang. Keduanya disebabkan oleh pola makan
yang tidak seimbang; kekurangan gizi akibat
makan yang serba kurang, sedangkan kelebihan
gizi akibat makan yang serba lebih dari
kebutuhan.
 Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut,
konsep gizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai
pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih
dan mempertahankan berat badan normal.
2. PENGERTIAN
“1952, oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo
dikenal slogan 4 Sehat 5 Sempurna”

“1992, Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil


kesepakatan konferensi pangan sedunia di Roma”

“1995 dikeluarkan secara resmi oleh Departemen Kesehatan


tahun, Dietary Guidelines for Indonesians, yakni Pedoman
Gizi Seimbang (PGS)”
LANJUTAN
 Perbedaan mendasar antara slogan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman
Gizi Seimbang adalah: Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap
orang atau kelompok umur. Konsumsi makanan harus memperhatikan
prinsip 4 pilar yaitu anekaragam pangan, perilaku hidup bersih,aktivitas
fisik dan mempertahankan berat badan normal.

 Gizi Seimbang (Balanced Diet) adalah susunan pangan sehari-hari yang


mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas
fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi.
LANJUTAN
1. Asupan Gizi bersumber
dari Zat Makro,Mikro serta
Air dan Serat.
2. Dimana kebutuhan
tersebut diperlukan
nantinya, untuk :
• Basal Metabolic Rate
(BMR)
• Aktivitas Fisik
• Spesific Dynamic Action
o Diet Induced
Thermogenesis
o Growth/ Repair
o Efeciency of Energy
3. TUJUAN DAN SASARAN GIZI SEIMBANG
SASARAN
TUJUAN
• Penentu kebijakan
Bertujuan untuk • Pengelola program,
menyediakan pedoman • Semua Pemangku
makan dan berperilaku Kepentingan antara lain
sehat bagi seluruh lapisan Lembaga Swadaya
masyarakat berdasarkan Masyarakat, organisasi
prinsip konsumsi profesi, organisasi
anekaragam pangan, keagamaan, perguruan
perilaku hidup bersih, tinggi, media massa,
aktivitas fisik dan dunia usaha, dan mitra
mempertahankan berat pembangunan
badan normal. internasional.
4. VISUALISASI PANDUAN GIZI SEIMBANG BERBAGAI NEGARA

1. The Eatwell Plate (UK.Irlandia)


Disini berupa piring yang dibagi 5 kelompok
bagian dengan pinggiran warna yang berbeda-
beda, yang mewakili 5 kelompok pangan yaitu
padi/bijian dan umbi-umbian (33%), buah dan
sayur (33%), susu dan olahannya(15%), daging,
telur, kacang-kacangan dan sumber protein
nabati(12%), serta sedikit saja makanan/minuman
yang tinggi lemak atau gula.
2. MyPlate (USDA/US)

Amerika kini meninggalkan


MyPyramid, dan beralih ke MyPlate
dalam memvisualisasikan panduan
gizinya. Hal ini sama dengan Eatwell
Plate namun disini tidak ada anjurkan
untuk mengonsumsi makanan/minuman
tinggi lemak dan gula.
Pada MyPlate, kelompok pangan
susu dan olahannyapun dipisahkan diluar
“plate”.
MyPlate : biji-bijian, protein,
sayur, buah, susu dan olahanya.
Disarankan setidaknya setegah dari
kelompok biji-bijian yang dikosumsi
berupa bijian utuh.
3. THE AUSTRALIAN GUIDE TO HEALTHY EATING
(AUSTRALIA)

Panduan gizi Asutralia


berbentuk lingkaran yang dibagi
menjadi lima seperti pie diagram.
Masing-masing menunjukakan
kelompok pangan berpati, sayur dan
leguminosa, buah, susu dan
olahannya serta pangan sumber
protein.
Selain itu disertakan anjuran
supaya banyak mengonsumsi air
minum dan sedikit mengonsmsi
gula, minyak dan lemak.
4. The Three Dimensional Food Pyramid (Jerman)

 Panduan gizi Jerman


berbentuk piramida. Pada
bagian dasar piramida
terdapat gambar bentuk
lingkaran dibagi 3
kelompok yang
mengambarkan proporsi
tiap kelompok pangan,
ditambah satu bagian di
tengah-tengah berupa
lingkaran dengan gambar
air yang menunjukkan
anjuran konsumsi minum.
• Selain itu juga terdapat pangan nabati
(dibedakan lagi menjadi sereal dan sayuran)
yang proporsinya dominan, pangan hewani
dan minyak lemak yang proporsi kecil.
• Pada bagian sebelah kiri dari masing-masing
sisi piramida ini terdapat garis gradasi kode
warna traffic light yang menunjukkan urutan
kandungan gizi pagan.
5. L NUEVA RUEDA DE LOS ALIMENTOS
(SPANYOL)

Terdapat 6 kelompok
pangan yang terdiri dari 2
kelompok bersumber zat
pembangun ( sumber protein
hewani-nabati dan kelompok susu
dan olahannya), serta 2 kelompok
pangan pengatur (buah dan sayur).
Selain itu dibagian tengah
terdapat anjuran mengonsumsi air
minum dan anjuran untuk
melakukan aktivitas fisik.
6.The Chinese Food Guide Pagoda (China)

Terdapat beberapa
tingkatan pentingnya dan
jumlah yang dibutuhkan dalam
diet. Dalam panduan ini
terdapat 5 tingkatan, dimana
paling bawah yang juga
merupakan kebutuhan paling
dasar adalah kelompok sereal
dan air, disusul dengan buah
dan sayur, daging, ikan dan
telur, susu dan olahannya,
kacang-kacangan, serta minyak,
lemak dan garam. Panduan ini
dilengkapi anjuran besar porsi
dan anjuran aktivitas fisik
7.The Food Guide Spinning Top (Japan)
Penempatan atas-bawah tidak menunjukkan
tingkatan kelompok. Terdapat 6 kelompok pangan,
yaitu biji-bijian, sayur, daging dan ikan serta susu
dan buah. Disini buah ditempatkan porsi kecil
setara dengan susu dan olahannya.
Tidak ada anjuran atasan lemak dan minyak.
Justru panduan ini menganjurkan snack, gula, dan
minuman.
Panduan ini dilengkapi anjuran aktivitas fisik
dan konsumsi air putih dan terlihat semakin
lengkap dengan anjuran porsi besar dan contoh
makanan, makanan penukar beserta ukuran rumah
tangganya dalam bentuk gambar.
8. Indonesia
 Panduan gizi Indonesia berbentuk tumpeng.
Konsepnya hampir sama dengan konsep pada bentuk
piramida yang sebelumnya digunakan oleh Indonesia,
yaitu : terdapat 6 kelompok pangan, dimana paling
bawah adalah kelompok makanan pokok (porsi paling
besar), disusul sayur, buah, protein nabati dan hewani,
serta paling sedikit adalah minyak gula dan garam.

 Bedanya dengan bentuk terdahulu pada tumpeng gizi


seimbang ini dilengkapi dengan anjuran minum air
putih dan anjuran pola hidup sehat, antara lain
berolahraga teratur atau aktivitas fisik, menjaga
kebersihan dan memantau berat badan secara teratur.
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN GIZI SEIMBANG

1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Aktivitas
4. Kondisi lain, seperti : sakit, hamil dan
menyusui
5. Kebudayaan
6. Ekonomi
7. Pendidikan
8. Tingkat Perkembangan
6. EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

Mempertahankan
Mengonsumsi Membiasakan
Melakukan Dan Memantau
Makanan Beragam. Perilaku Hidup
Aktivitas Fisik Berat Badan (BB)
Bersih
Normal
“Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)” (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014 )
7. PESAN GIZI SEIMBANG
1. Makanlah makanan yang beragam

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi


3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi
4. Pilih Makanan Berkadar Lemak Sedang dan Rendah Lemak Jenuh

5. Gunakan garam beryodium

13 PESAN 6. Makanlah makanan sumber zat besi


GIZI 7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan MP-ASI
SEIMBANG
Sesudahnya
(DEPKES RI,
1995) 8. Biasakan makan pagi

9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur

11. Hindari minum minuman beralkohol

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas


10 PESAN GIZI SEIMBANG (DEPKES RI,
2014)
1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan

3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi

4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok


5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan Sarapan

7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan


9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir

10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan

• Cara menerapkan pesan ini adalah dengan mengonsumsi


lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan.
Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok,
lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman.
Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap kelompok
makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-
buahan) setiap kali makan akan lebih baik.

• Setiap orang diharapkan selalu bersyukur dan menikmati


makanan yang dikonsumsinya. Dengan bersyukur dan
menikmati makan anekaragam makanan akan mendukung
terwujudnya cara makan yang baik – tidak tergesa-gesa.
Dengan demikian makanan dapat dikunyah, dicerna dan
diserap oleh tubuh lebih baik.
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan

• Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum


menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan
untuk hidup sehat sejumlah 400 g perorang perhari,
yang terdiri dari 250 g sayur dan 150 g buah.

• Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan


buah-buahan 300-400 g perorang perhari bagi anak
balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 g perorang
perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-
pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan buah-
buahan tersebut adalah porsi sayur.
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi

• Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan


pangan sumber protein nabati.

• Kebutuhan pangan hewani 2-4 porsi (setara dengan 70-


140 gr/2-4 potong daging sapi ukuran sedang atau 80-
160 gr/2-4 potong daging ayam ukuran sedang atau 80-
160 gr/2-4 potong ikan ukuran sedang) sehari. Pangan
protein nabati 2-4 porsi sehari ( setara dengan 100-200
gr/4-8 potong tempe ukuran sedang atau 200-400 gr/ 4-8
potong tahu ukuran sedang) tergantung kelompok umur
dan kondisi fisiologis (hamil, menyusui,lansia, anak,
remaja, dewasa).
4. Biasakan mengonsumsi beranekaragam makanan pokok

• Makanan pokok adalah pangan mengandung


karbohidrat yang sering dikonsumsi atau telah menjadi
bagian dari budaya makan berbagai etnik di Indonesia
sejak lama. Contoh pangan karbohidrat adalah beras,
jagung, singkong, ubi, talas, garut, sorgum, jewawut,
sagu dan produk olahannya.

• Pemerintah Indonesia telah mewajibkan pengayaan


mineral dan vitamin (zat besi, zink, asam folat, tiamin
dan riboflavin) pada semua terigu sebagai bagian dari
strategi perbaikan gizi.
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak

• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013


tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula,
Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan
Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan: konsumsi
gula lebih dari 50 g (4 sdm), natrium lebih dari 2000 mg
(1 sdt) dan lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sdm)
per orang per hari akan meningkatkan risiko hipertensi,
stroke, diabetes, dan serangan jantung. (Anak usia 6-24
bulan konsumsi lemak tidak perlu dibatasi)
6. Biasakan Sarapan

• Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang


dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 untuk
memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30%
kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat,
aktif, dan produktif.

• Tidak sarapan akan berdampak buruk terhadap proses


belajar di sekolah bagi anak sekolah, menurunkan
aktifitas fisik, menyebabkan kegemukan pada remaja,
orang dewasa, dan meningkatkan risiko jajan yang tidak
sehat.
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

• Bagi tubuh, air berfungsi sebagai pengatur proses


biokimia, pengatur suhu, pelarut, pembentuk atau
komponen sel dan organ, media tranportasi zat gizi dan
pembuangan sisa metabolisme, pelumas sendi dan
bantalan organ. Proses biokimiawi dalam tubuh
memerlukan air yang cukup. Gangguan terhadap
keseimbangan air di dalam tubuh dapat meningkatkan
risiko berbagai gangguan atau penyakit, antara lain:
sulit ke belakang (konstipasi), infeksi saluran kemih,
batu saluran kemih, gangguan ginjal akut dan obesitas.

• Kebutuhan akan air melalui minuman yaitu sekitar dua


liter atau delapan gelas sehari bagi remaja dan dewasa
yang melakukan kegiatan ringan.
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan

• Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat


gizi, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain
yang dicantumkan pada kemasan.

• Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang


dikemas sangat membantu konsumen untuk mengetahui
bahan-bahan yang terkandung dalam makanan tersebut.
Selain itu dapat memperkirakan bahaya yang mungkin
terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi karena
punya penyakit tertentu. Oleh karena itu dianjurkan
untuk membaca label pangan yang dikemas terutama
keterangan tentang informasi kandungan zat gizi dan
tanggal kadaluarsa sebelum membeli atau mengonsumsi
makanan tersebut.
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir

• Tanggal 15 Oktober adalah Hari Cuci Tangan Sedunia Pakai Sabun


yang dicanangkan oleh PBB sebagai salah satu cara menurunkan
angka kematian anak usia di bawah lima tahun serta mencegah
penyebaran penyakit. Perilaku hidup bersih harus dilakukan atas
dasar kesadaran oleh setiap anggota keluarga agar terhindar dari
penyakit, karena 45% penyakit diare bisa dicegah dengan mencuci
tangan.

• Kapan saja harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
antara lain:
1) Sebelum dan sesudah memegang makanan
2) Sesudah buang air besar dan menceboki bayi/anak
3) Sebelum memberikan air susu ibu
4) Sesudah memegang binatang
5) Sesudah berkebun
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal

• Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan


pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik
dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau
olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam
seminggu.

• Penelitian telah membuktikan peran aktivitas fisik pada berbagai


kelompok pria dan perempuan, anak, remaja, dewasa, usia lanjut,
orang dengan disabilities, dan ibu hamil dan ibu menyusui, pada
berbagai dampak kesehatan, termasuk: 1) Kematian dini; 2)
Penyakit tidak menular a.l. penyakit jantung koroner, stroke,
kanker, diabetes type 2, osteoporosis dan depresi; 3) Faktor risiko
penyakit seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol darah tinggi; 4)
Kebugaran fisik dan kekuatan otot; 5) Kapasitas fungsional
(kemampuan melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari); 6)
Kesehatan mental seperti depresi dan fungsi kognitif; 7) Trauma
atau serangan jantung mendadak.
8. PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK
BERBAGAI KELOMPOK

Pesan Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil


1. Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang
lebih banyak
2. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung
garam tinggi
3. Minumlah air putih yang lebih banyak
4. Batasi minum kopi
Pesan Gizi Seimbang Untuk Ibu Menyusui
1. Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan
yang lebih banyak
2. Minumlah air putih yang lebih banyak

3. Batasi minum kopi

Pesan Gizi Seimbang Untuk Bayi (0 – 6) bulan


1. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

2. Berikan ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan


Pesan Gizi Seimbang Untuk Anak 6-24 bulan
1. Lanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun
2. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai Usia
6 bulan

Pesan Gizi Seimbang Untuk Bayi 2-5 tahun


1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam)
bersama keluarga
2. Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein
seperti ikan, telur, tempe, susu dan tahu
3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
4. Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu
manis, asin dan berlemak.
5. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas
fisik setiap hari.
Pesan Gizi Seimbang Untuk Anak 6-19 tahun
1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam)
bersama keluarga
2. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya
3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan
4. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari
rumah
5. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan
makananselingan yang manis, asin dan berlemak
6. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali
sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur
7. Hindari merokok
Pesan Gizi Seimbang Untuk Remaja Putri dan Calon
Pengantin
1. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan
2. Banyak makan sayuran hijau dan buah berwarna

Pesan Gizi Seimbang Untuk Usia Lanjut


1. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti
ikan dan susu
3. Biasakan mengonsumsi makanan berserat
4. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi
natrium
5. Minumlah air putih sesuai kebutuhan
6. Tetap melakukan aktivitas fisik
7. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak
KESIMPULAN
 Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau
penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan
masyarakatperlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.

 Gizi Seimbang (Balanced Diet) adalah susunan pangan sehari-hari yang


mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan berpedoman pada empat pilar gizi seimbang.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan gizi seimbang antara lain :


Umur, Jenis kelamin, Aktivitas, Kondisi lain, seperti : sakit, hamil dan
menyusui, Kebudayaan, Ekonomi, Pendidikan dan Tingkat Perkembangan

 Untuk mengoptimalkan penyampaian pesan gizi seimbang kepada


masyarakat, diperlukan KIE yang tepat, kreatif dan berbasis masyarakat,
agar berdampak pada perubahan perilaku hidup masyarakat kearah “Pola
konsumsi gizi seimbang”
DAFTAR PUSTAKA

 Achadi, Endang. 2007. Gizi Dalam Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : Fakultas Kesehatan.
 Almaitser, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :
Gramedia.
 Almatsier, Sunita. Editor. Penuntun Diet Instalasi Gizi RS
Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2007.
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Departemen Kesehatan.
PROGRAM PERBAIKAN GIZI TINGKAT
KELUARGA
OUTLINE

1. PENDAHULUAN
2. PENGERTIAN KADARZI
3. INDIKATOR KADARZI
4. TUJUAN KADARZI
5. SASARAN KADARZI
6. ASPEK PRILAKU KADARZI
7. FAKTOR MEMPENGARUHI KADARZI
8. STRATEGI KADARZI
9. PENILAIAN KADARZI
1. PENDAHULUAN

 Rencana Strategis Departemen Kesehatan


2005-2009 telah ditetapkan 4 strategi
utama.
 Dari empat strategi utama tersebut telah
ditetapkan 17 sasaran prioritas.
 Satu diantaranya adalah seluruh keluarga
menjadi Keluarga Sadar Gizi (KADARZI),
sebagai komponen Desa Siaga.
 Pada umumnya di tingkat keluarga telah
memiliki pengetahuan dasar mengenai
gizi.
 Namun demikian, sikap dan keterampilan
serta kemauan untuk bertindak
memperbaiki gizi keluarga masih rendah.
 Perilaku gizi yang belum baik juga
ditunjukkan dengan masih rendahnya
pemanfaatan fasilitas pelayanan oleh
masyarakat.
2. KADARZI ???

 Suatu keluarga yang mampu


mengenal, mencegah dan mengatasi
masalah gizi setiap anggotanya.
 Suatu keluarga disebut KADARZI
apabila telah berperilaku gizi yang
baik.
3. INDIKATOR KADARZI
MENIMBANG BERAT BADAN

 Tujuan dari penimbangan


secara teratur yaitu untuk
mengetahui perubahan berat
badan, gangguan kesehatan.
 Dengan mengetahui
perubahan berat badan yang
terjadi keluarga dapat
mengenali masalah
kesehatan dan gizi anggota
keluarganya serta mampu
mengatasi masalahnya baik
oleh sendiri atau dengan
bantuan petugas
MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF 6 BULAN

 Program ASI ekslusif salah satu dari


pelayanan kesehatan dasar
cakupan program desa siaga aktif.
 Bahwa bayi usia 0-6 bulan hanya
memperoleh ASI saja tanpa
makanan pendamping ASI.
 Ini bertujuan agar kualitas hidup
anak lebih baik dan juga banyak
memberikan manfaat kepada ibu
menyusui.
MAKAN BERANEKA RAGAM

 Makanan yang beraneka


ragam dapat memberikan
manfaaat yang besar
terhadap kesehatan.
 Karena zat gizi tertentu,
yang tidak terkandung
dalam suatu jenis bahan
makanan, akan di lengkapi
oleh zat gizi serupa dari
bahan makanan lain,
demikian juga sebaliknya
MENGGUNAKAN GARAM BERYODIUM

 Fungsi Iodium dalam tubuh manusia yaitu


untuk membentuk hormon tiroksin yang
diperlukan oleh tubuh yang bermanfaat dalam
mengatur pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari janin sampai dewasa .
MEMBERIKAN SUPLEMEN GIZI

 Program pemerintah dengan


memberikan Vitamin A kepada ibu
nifas dan anak balita sesuai umur.
 Pemebrian TTD pada ibu hamil dan
remaja. Dan program lainnya
4. TUJUAN KADARZI
Tercapainya keadaan gizi yang optimal untuk
seluruh anggota keluarga, yaitu:
 Meningkatnya pengetahuan dan perilaku
anggota keluarga untuk mengatasi masalah
gizi.
 Meningkatnya kepedulian masyarakat dalam
menanggulangi masalah gizi keluarga.
 Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan
petugas dalam memberdayakan
masyarakat/keluarga dalam mencegah dan
mengatasi masalah gizi.
5. SASARAN PROGRAM KADARZI

Adalah seluruh anggota keluarga karena:

Pengambilan keputusan dalam bidang pangan,


gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama di
tingkat keluarga.

Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di


tingkat keluarga dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Masalah gizi seperti gizi kurang, gizi buruk, dan sebagainya
yang terjadi di tingkat keluarga sangat erat kaitannya dengan
perilaku keluarga

Tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan


ketidaktersediaan pangan.
6. ASPEK PERILAKU KADARZI

1. Tingkat keluarga
2. Tingkat masyarakat
3. Tingkat pelayanan kesehatan
4. Tingkat pemerintah.
TINGKAT KELUARGA
Aspek tersebut adalah :
1. pengetahuan dan keterampilan keluarga
2. kepercayaan, nilai dan norma yang
berlaku.
• Pada umumnya keluarga telah memiliki
pengetahuan dasar mengenai gizi.
• Namun, sikap dan keterampilan serta kemauan
untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga
masih rendah.
• Sebagian keluarga menganggap asupan
makanannya selama ini cukup memadai karena
tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan.
LANJUTAN...

 Keluarga juga mengetahui ada jenis


makanan yang lebih berkualitas,
namun tidak ada kemauan dan
keterampilan untuk penyiapannya.
 Masalah lain yang menghambat
penerapan perilaku KADARZI adalah
adanya kepercayaan, adat kebiasaan
dan mitos negatif pada keluarga.
TINGKAT MASYARAKAT

Sebagai faktor pendukung perubahan


perilaku keluarga adalah
 Norma yang berkembang di masyarakat

 Dukungan pemangku kepentingan


(stakeholders) yang mencakup eksekutif,
legislatif, tokoh agama/masyarakat, LSM,
ormas, media massa, sektor swasta dan
donor
TINGKAT PELAYAN KESEHATAN

 Mencakup pelayanan preventif dan


promotif.
 Itu sangat diperlukan dalam mewujudkan
KADARZI.
 Tetapi saat ini menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan masih menitik
beratkan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif.
 Di lapangan saat ini kegiatan dan
ketersediaan media promosi masih
sangat terbatas.
mencakup adanya:
TINGKAT PEMERINTAH
 Kebijakan pemerintah yang mendukung dan
pelaksanaan kebijakan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADARZI

faktor fisiologis pendidikan


pekerjaan
(umur) pengetahuan gizi,

lingkungan hidup
pendapatan (tempat tinggal dan
besar keluarga)
suku bangsa kepercayaan
agama
(budaya)

sikap tentang
kesehatan.
8. STRATEGI KADARZI

Meningkatkan fungsi dan peran posyandu pada masyarakat


dalam memantau dan mencegah secara dini gangguan
pertumbuhan balita.

Menyelenggarakan promosi gizi secara sistematis melalui


advokasi, sosialisasi, Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan
pendampingan keluarga.

Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplementasi gizi


terutama zat gizi mikro dan MP-ASI bagi balita GAKIN.
Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas


puskesmas

Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk dan


Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi.
9. PENILAIAN KADARZI
1. Status gizi seluruh anggota keluarga
khususnya ibu dan anak baik
2. Tidak ada lagi bayi berat badan lahir rendah
pada keluarga
3. Semua anggota keluarga mengkonsumsi
garam beryodium
4. Semua ibu memberikan hanya Asi saja pada
bayi sampai umur enam bulan
5. Semua balita dalam keluarga yang
ditimbangkan naik berat badannya sesuai
umur
6. Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga
KESIMPULAN
 Masih banyak terdapat keluarga yang rendah
akan sadar terhdap gizi, meski banyak keluarga
mengetahui akan hal itu.
 Pemerintah membuat program KADARZI yang
bertujuan masyarakat mau merubah sikap n
prilaku keluarganya agar menerapkan dan
mengkonsumsi gizi yang baik.
 Sehingga keluaga dapat mengatasi masalah
gizi dalam keluarganya.
REFERENSI

 Achmad Djaeni Sediaoetama. 2008. Ilmu Gizi Untuk


Mahasiswa Dan Profesi. Jilid 1. Jakarta : Penerbit
Dian Rakyat. p. 245.
 Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi
Masyarakat RI 2007
 Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi
Masyarakat RI 2004
 Sugimah. 2009. Status Balita Berdasarkan Indikator
Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Labuhan Deli
Medan Tahun 2009. Skripsi. FKM USU. Medan
PROGRAM PERBAIKAN
GIZI MASYARAKAT
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Pengertian program perbaikan gizi
3. Program perbaikan gizi masyarakat
4. Pembagian kegiatan program
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Beberapa jenis pelatihan bagi petugas gizi puskesmas
7. Pedoman-pedoman yang harus dimiliki oleh seorang
petugas gizi Puskesmas
8. Pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota
9. Indikator Keberhasilan
LATAR BELAKANG

 Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang


perlu ditanggulangi
 Masalah gizi yang utama di Indonesia:
 Kurang Energi Protein (KEP)
 Anemia Gangguan Besi (AGB)
 Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
 Kurang Vitamin A (KVA)
 Faktor risiko:
 Perilaku (pengetahuan)
 Tingkat sosial ekonomi
 Pelayanan kesehatan
1. PENDAHULUAN

 Masalah gizi masih merupakan masalah


kesehatan masyarakat yang perlu
ditanggulangi
 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, besaran masalah gizi pada
balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang,
diantaranya 5,7% gizi buruk, gizi lebih
11,9%, stunting(pendek) 37,2%
 Perbaikan gizi mulai dilaksanakan oleh
pemerintah sejak tahun 1963 melalui PPMR
(Panitia Perbaikan Makanan Rakyat) yang
dilaksanakan di 8 Provinsi ( Jateng, Jatim,
DIY, Jabar, Bali, NTB, Sumut dan Sumsel)
 Melalui pengembangan dan pemantapan
maka dilakukan perbaikan gizi seluruh
keluarga yang termasuk dalam program
UPGK.
2. PENGERTIAN
 Program perbaikan gizi merupakan bagian
integral dari program kesehatan yang
mempunyai peranan penting dalam menciptakan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
 Program perbaikan gizi masyarakat adalah
kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi
masyarakat Melibatkan berbagai profesi baik
kesehatan dan non kesehatan
 Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah
salah satu program pokok Puskesmas
3. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

• Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)


• Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
• Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi
• Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG)
 UPGK : upaya perbaikan gizi keluarga  tujuan
keluarga sadar gizi (kadarzi)
 UPGI : pelayanan dilakukan pada institusi : sekolah,
pesantren, panti asuhan, pabrik, embarkasi haji, dll.
 SKPG terdiri dari:
 Pemantauan status gizi
 Pemantauan konsumsi gizi
 Pemantauan tinggi badan anak baru masuk sekolah
 Pemantauan indeks massa tubuh
 Survey cepat kelainan gizi
 Pelacakan kejadian luar biasa
UPAYA PENANGGULANGAN KELAINAN GIZI
Meliputi:
 Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY)
 Pencegahan dan penangggulangan anemia besi (AGB)
 Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein
(KEP) dan kurang energi kronis (KEK)
 Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A (KV A)
 Pencegahan dan penanggulangan gizi lebih
4. PEMBAGIAN KEGIATAN
PROGRAM
• Kegiatan-kegiatan program ini ada yang
dilakukan harian, bulanan, 6 bulan sekali dan
tahunan (setahun sekali) serta beberapa
kegiatan investigasi dan intervensi yang
dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah
gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.

• Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat


dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung
Puskesmas.
KEGIATAN PROGRAM GIZI YANG
DILAKUKAN HARIAN
• Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI
tampa makanan dan minuman lain pada bayi berumur nol
sampai dengan 6 bulan
• Pemberian MP-ASI anak umur 6- 24 bulan adalah
pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-
24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
• Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil
adalah pemberian tablet besi (90 tablet) selama
masa kehamilan.
• Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin
adalah balita keluarga miskin yang ditangani di
sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana
gizi di wilayah puskesmas
• Kegiatan investigasi dan intervensi yang
dilakukan setali saat ditemukan masalah
gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
BULANAN

• Pemantauan Pertumbuhan Berat


Badan Balita (Penimbangan Balita)
adalah pengukuran berat badan
balita untuk mengetahui pola
pertumbuhan dan perkembangan
berat badan balita.

• Kegiatan konseling gizi dalam


rangka peningkatan pendidikan gizi
dan Pemberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SETIAP SMESTER ( 6
BULAN SEKALI)
• Pemberian Kapsul Vitamin A pada balita adalah
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan
anak balita secara periodik yaitu untuk bayi diberikan
setahun sekali pada bulan Februari dan Agustus dan untuk
anak balita enam bulan sekali dan secara serentak dalam
bulan Februari dan Agustus
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SETIAP TAHUN
(SETAHUN SEKALI )

• Pemantauan Status Gizi balita


• Pemantaun konsumsi gizi
• Pemantauan penggunaan garam beryodium
5. PENCATATAN DAN PELAPORAN
 Jumlah balita BGM
 Cakupan distribusi Vit A pada bayi dan balita,
Fe pada ibu hamil dan WUS, Yodium pada
penderita GAKY
 Cakupan PMT
KEGIATAN SKPG

Analisis situasi
pangan bulanan

Diseminasi dan
penyebarluasan Analisis situasi
informasi pangan tahunan
b. Tujuan Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi

 Membangun/menyediakan data dan informasi situasi pangan


yang mempengaruhi status gizi pada skala rumah tangga,
wilayah dan nasional.
 Membangun/menyediakan isyarat dini kemungkinan terjadinya
ganguan ketersediaan pangan yang dapat mengakibatkan
kerawanan pangan dan gizi.
 Membangun/menyediakan kebijakan penyediaan kecukupan
pangan
 Membangun / menyediakan kebijakan tindakan
penanggulangan kerawanan pangan.
 Menfasilitasi institusi lintas sektoral maupun swasta dalam
menyusun program-program yang mendukung ketahanan
pangan.
c. Manfaat SKPG :

 Kemungkinan kejadian krisis pangan di masyarakat dapat


dicegah.
 Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga meningkat.
 Melindungi golongan rawan dari keadaan yang dapat
memperburuk status gizi.
6. BEBERAPA JENIS PELATIHAN BAGI
PETUGAS GIZI PUSKESMAS

 Pelatihan konseling ASI


• Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Balita
• Pelatihan Konseling MP-ASI
• Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk
• Pelatihan pengelolaan Program Gizi Puskesmas
• Dan beberapa pelatihan gizi lainnya yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
petugas dalam melaksanakan program gizi di
masyarakat.
7. PEDOMAN-PEDOMAN YANG HARUS DIMILIKI
OLEH SEORANG PETUGAS GIZI PUSKESMAS

• Buku Surveilans Gizi


• Buku Pegangan Kader Posyandu
• Buku Manajemen pemberian Vitamin A
• Buku Manajemen Pemberian Tablet Fe
• Buku Pedoman Pemberian ASI
• Buku Pedoman MP-ASI
• Buku Pedoman Pemberian Garam Beryodium
• Buku Standar Pemantauan Pertumbuhan Berat
Badan Balita
• Buku Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (ASI untuk usia 6-24 bulan.
8. PENGAWASAN, EVALUASI DAN BIMBINGAN DARI DINAS
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BIASANYA DILAKUKAN
DALAM BENTUK SEBAGAI BERIKUT :

 Kunjungan Petugas Dinas Kesehatan


Kabupaten/kota untuk melakukan supervisi atau
bimbingan tehnis program gizi pada setiap
tahunnya.
 Umpan balik Laporan (feedbeck) laporan
cakupan selama setahun dari Dinas Kesehatan
kabupaten /kota dari laporan rekapitulasi
puskesmas yang dikirm setiap bulan di Dinas
Kabupaten/kota.
 Pertemuan monitoring dan evaluasi program gzi
ditingkat Kabupaten /kota.
9. INDIKATOR KEBERHASILAN
 Pembinaan Kesehatan Wilayah Peningkatan peran
serta masyarakat
 Peningkatan kader kesehatan dan guru UKS
 Penurunan angka KEP dan defisiensi gangguan gizi

 Pelayanan Puskesmas
 Peningkatan keterampilan staf puskesmas
 Terselenggaranya penyuluhan terpadu
 Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu
10. KESIMPULAN
 Program Gizi Masyarakat di Puskesmas mempunyai fungsi utama,
pelaksanannya adalah mempersiapkan, memelihara dan
mempertahakan agar setiap orang -terutama kelompok rawan ibu
hamil, bayi, ibu menyusui, anak balita -mempunyai status gizi baik,
dapat hidup sehat dan produktif.
 Semuanya akan terwujud apabila tenaga kesehatan dan non
kesehatan melaksanakan program gizi dengan baik dan benar
sesuai komponen-komponen yang harus ada dalam program
perbaikan gizi masyarakat.
REFERENSI
 Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Percetakan
PTGramedia Pustaka Umum.
 Gibney. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
 Soekirman. 2000. Ilmu GIzi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan
Masyarakat. Direktorat Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai