Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

STUNTING

Disusun Oleh :

HIKMAH NURAPIANSYAH

22320043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

2023/2024
A. PENGERTIAN
1. Senbanjo, et al (2011) mendefinisikan stunting adalah keadaan status gizi seseorang
berdasarkan z-skor tinggi badan (TB) terhadap umur (U) dimana terletak pada <-2
SD. Indeks TB/U merupakan indeks antropometri yang menggambarkan keadaan
gizi pada masa lalu dan berhubungan dengan kondisi lingkungan dan sosial
ekonomi.
2. SK Menkes RI (2012) menyatakan bahwa pendek dan sangat pendek adalah status gizi
yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunting (pendek) dan severely
stunting (sangat pendek).
3. Pengaruh kekurangan zat gizi terhadap tinggi badan dapat dilihat dalam waktu yang
relatif lama. (Gibson, 2005).
4. Stunting adalah indikator dari hasil malnutrisi yang memperburuk keadaan anak
pada usia dini dan sangat terkait dengan kondisi jangka pendek dan jangka panjang
(Takele, dkk. 2019).
Kesimpulan Kelompok : Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada
anak balita (bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan dan
pada masa awal setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, kondisi stunting baru akan muncul
setelah anak berusia 2 tahun.
B. TANDA DAN GEJALA
Gejala stunting menurut (kemenkes, 2017)
1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk
seusianya
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda.
5. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
6. Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
7. Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
8. Pubertas yang lambat
9. Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak
melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
10. Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini bisa mengindikasikan adanya stunting. pemeriksaan
penunjang seperti berikut ini untuk memastikan diagnosis :

 Tes darah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi gangguan kesehatan, seperti TBC, infeksi kronis
atau anemia

 Tes urine. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi sel darah putih di dalam urine yang bisa menjadi
tanda infeksi.

 Pemeriksaan feses. Ini dilakukan guna memeriksa infeksi parasit atau intoleransi laktosa.

 Ekokardiografi atau USG jantung. Tindakan ini bisa mendeteksi penyakit jantung bawaan pada
bayi.

 Foto Rontgen Dada. Fungsinya untuk melihat kondisi jantung dan paru-paru.

 Tes Mantoux. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis penyakit TBC yang bisa
menyebabkan stunting pada anak.

D. PEMERIKSAAN TUMBANG
Untuk mengukur pertumbuhan bayi, perlu dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan
lingkar kepala secara berkala. Untuk saat ini, Indonesia masih menggunakan kurva pertumbuhan dari
WHO (World Health Organization) dan Center for Disease Control Prevention sebagai acuan. Dalam
pengukuran pertumbuhan si Kecil, indikator yang digunakan adalah Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB), Tinggi Badan menurut Usia (TB/U), Berat Badan menurut Usia (BB/U) dan Lingkar
Kepala.

Tiga indikator pertumbuhan anak yang dinilai dalam pemeriksaan DDTK adalah:

1. Indikator BB/TB

Indikator BB/TB digunakan untuk menentukan status gizi anak. Caranya dengan
membandingkan berat badan ideal yang seharusnya dimiliki si Kecil jika dibandingkan dengan tinggi
badannya.

Ada 6 kategori status gizi anak yang diinterpretasikan dari pengukuran tersebut, yaitu:

 Obesitas (obese),
 Gizi lebih (overweight),
 Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight),
 Gizi baik (normal),
 Gizi kurang (wasted),
 Gizi buruk (severely wasted).

2. Indikator TB/U

Indikator TB/U digunakan untuk menentukan status perawakan anak. Caranya adalah dengan
membandingkan tinggi badan si Kecil dengan anak lain yang seusia dan memiliki jenis kelamin yang
sama.

Ada 4 kategori status perawakan anak yang dapat diinterpretasikan, yaitu:

 Perawakan sangat pendek (severely stunted)


 Pendek (stunting)
 Normal
 Tinggi

3. Indikator BB/U

Nah, yang terakhir adalah indikator BB/U yang digunakan untuk menentukan status berat badan anak.
Cara menentukannya dengan membandingkan berat badan seorang anak dengan anak seusianya.

Ada 4 kategori status berat badan anak, yaitu:

 Berat badan sangat kurang (severely underweight)


 Berat badan kurang (underweight)
 Berat badan normal
 Berat badan lebih

4. Indikator Lingkar Kepala

Lingkar kepala merupakan indikator yang sering terlupakan untuk diukur. Padahal pengukuran lingkar
kepala sangat penting untuk memastikan tidak ada gangguan pertumbuhan otak pada anak.

Ada dua kategori ukuran lingkar kepala anak, yakni:

 Lingkar kepala kecil (mikrosefali)


 Lingkar kepala normal
 Lingkar kepala besar (makrosefali)

E. PATHWAY
Faktor presipitasi Faktor predisposisi

1. ASI dan MP-ASI 1. Asupan gizi


2. Pengetahuan orang tua 2. Penyakit infeksi kronis
3. Ekonomi 3. Gizi Kurang
4. Rendahnya pelayanan 4. Intake Nutrisi Kurang
kesehatan

Kurang Pengetahuan
F. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

a) Identitas meliputi nama umur jenis kelamin alamat pendidikan pekerjaan No


Register agama tanggal masuk Rs dll
b) keluhan utama Tidak ada nafsu makan dan muntah

c) Riwayat penyakit sekarang

Gizi buruk biasanya ditemukan nafsu makan kurang kadang disertai muntah
dan tubuh terdapat kelainan kulit (crazy pavement
d) Riwayat penyakit dahulu Apakah ada riwayat penyakit infeksi anemia dan
diare sebelumnya.

e) Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada keluarga yang lain menderita gizi buruk


 Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Mata: agak meninjol

Wajah: membulat dan sembab

Kepala: rambut mudah rontok dan kemerahan Abdomen : perut terlihat buncit
kulit : adakah crazy pavement dermatosis keadaan turgor kulit odema
b. Palpasi

Pembesaran hati kurang lebih 1 inci Auskultasi


Peristaltik usus abnormal

DIAGNOSA & INTERVENSI


KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1. Defisit Nutrisi (D.0019) Status Manajemen nutrisi (I.03119)
nutrisi
(L.03030)

Definisi Kriteria hasil : Observasi :


Asupan nutrisi tidak  Kekuatan  Identifikasi status nutrisi
cukup untuk memenuhi otot  Identifikasi alergi dan
kebutuhan metabolisme. pengunyah intoleransi makanan
meningkat  Identifikasi makanan yang disukai
 Kekuatan otot
Penyebab : menelan  Identifikasi kebutuhan kalori dan
1. Ketidakmampuan meningka jenis nutrien
menelan makanan t  Monitor asupan makanan
2. Ketidakmampuan  Pengetahuan  Monitor berat badan
mencerna makanan tentang pilihan  Monitor hasil
3. Ketidakmampuan makanan yang pemeriksaan
mengabsorbsi sehat laboratorium
nutrien meningkat
4. Faktor ekonomi (mis.  Pengetahuan Terapeutik :
Financial tidak tentang  Sajikan makanan secara menarik
mencukupi) standar dan suhu yang sesuai
5. Faktor psikologis (mis. asupan nutrisi  Berikan makann yang tinggi
stress, keenggangan yang tepat serat untuk mencegah
untuk makan) meningkat konstipasi
 Penyiapan dan  Berikan makanan yang tinggi
Gejala danTanda Mayor : penyimpanan kalori dan tinggi protein
 Beratb adan minimal 10 makanan yang  Berikan suplemen makanan
% dibawah rentang aman (jikaperlu)
ideal meningkat
 Penyiapan dan Edukasi :
Gejala danTanda Minor :
penyimpanan  Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Nafsu makan menurun
minuman yang  Ajarkan diet yang diprogramkan
 Kram/nyeri abdomen
aman
 Otot pengunyah lemah
meningkat Kolaborasi :
 Otot menelan lemah
 Perasaan cepat  Kolaborasi dengan ahli gizi
 Membran mukosa pucat
kenyang untuk menentukan jumlah kalori
 Sariawan
menurun dan jenis nutrien yang
 Rambut rontok berlebihan
 Nyeri dibutuhkan.
 Diare
abdomen
menurun
 Rambut
rontok
menurun
 Diare menurun

No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


2. Resiko infeksi (D.0142) Tingkat infeksi Pencegahan infeksi (I.14539)
(L.14137)

Definisi :beresiko mengalami Kriteria hasil : Observasi :


peningkatan terserang  Kebersihan tangan  Monitor tanda dan gejala infeksi
organisme patogenik meningkat lokal
 Kebersihan badan
Penyebab : meningkat Terapeutik :
Berhubungan/dengan  Nafsu makan  Batasi jumlah pengunujung
Malnutrisi meningkat  Cuci tangan sebelum dan sesudah
 Demam menurun kontak dengan pasien dan
 Kemerahan lingkungan pasien
menurun  Pertahankan teknik aseptik pada
 Nyeri menurun pasien beresiko tinggi

 Bengkak menurun
Edukasi :
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan

dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian imunisasi
(jika perlu)
dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian imunisasi
(jika perlu)

No. DiagnosaKeperawatan SLKI SIKI


3. Defisit pengetahuan (D.0111) Tingkat Edukasi kesehatan (I.12383)
pengetahuan
Definisi (L.12111)
ketiadaan atau kurang Observasi :
informasi kognitif yang Kriteriahasil :  Indentifikasi kesiapan dan
berkaitan dengan topic  Kemempuan kemampuan menerima informasi
tertentu. menejelaskan  Indentifikasi faktor-faktor yang dapat
penegtahuan meningkatkan dan menurunkan
Penyebab : tentang suatu topic motivasi perilaku hidup bersih dan
1. Kekeliruan mengikuti meningkat sehat
anjuran  Perilaku sesuai
2. Kurang terpapar informasi dengan Terapeutik :
3. Kurang minat dalam belajar pengetahuan  Sediakan materi dan media
4. Kurang mampu mengingat meningkat pendidikan kesehatan
5. Ketidaktahuan menemukan  Pertanyaan  Jadwalkan pendidikan kesehatan
sumber informasi tentang masalah sesuai kesepakatan
yang dihadapi  Berikan kesempatan untuk bertanya
GejaladanTanda Mayor : menurun
 Menanyakan masalah yang Edukasi :
dihadapi  Jelaskan faktor resiko yang dapat
 Menunjukkan perilaku tidak mempengaruhi kesehatan
sesuai anjuran  Ajarkan perilaku hidup bersih dan
 Menunjukkan persepsi yang sehat
keliru terhadap masalah  Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
Gejala danTanda Minor : perilaku hidup bersih dan sehat
 Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat
 Menunjukkan perilaku
berlebihan (mis. Apatis,
bermusuhan, agitasi,
hysteria)

G. DISCHARGE PLANNING
1. Anjurkan melakukan IMD (Inisiasi menyusui dini), bayi mendapatkan asi kolostrum yang
kaya akan daya tahan tubuh dari ketahanan terhadap infeksi
2. Anjurkan mengatasi kekurangan lodium, pastikan menggunakan garam ber lodium agar
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Anjurkan berikan asi eksklusif 0-6 bulan, kebutuhan gizi pada bayi usia 0-6 bulan cukup
terpenuhi dari asi saja
4. Anjurkan pemberian asi hingga 23 bulan didampingi MP-ASI, asi terus diberikan semau
bayi, memasuki 6 bulan bayi perlu mendapatkan makanan pendamping asi.
5. Anjurkan menanggulangi cacingan, jaga kebersihan lingkungan , cuci tangan pakai sabun,
dan menggunakn alas kaki ketika berada di luar rumah
6. Anjurkan memberikan imunisasi dasar lengkap, imunisasi lengkap menjadikan anak tetap
sehat untuk dirinya dan lingkungan nya.

DAFTAR PUSTAKA
A, M. (2016). Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta: Trans Info Media.

Almatsier, S. d. (2011). Gizi Seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka.

Ma'rifat. (2010). Analisis hubungan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi
anak balit

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus


Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, T. P. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia . Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
WHO. ((n.d.)). Retrieved januari 27, 2021, from World Health Organization:
http://www.who.int/topics/obsety/en/
WHO. (2018). Reducing Stunting In Children. Switzerland: Geneva
LEMBAR KONSUL

HARI/ CATATAN PARAF CI


TANGGAL PEMBIMBING KLINIK KLINIK

Anda mungkin juga menyukai