Anda di halaman 1dari 12

Gizi Buruk Kode ICD :

DEPARTEMEN IKA E 40,E 41,E 44.0, E


RSMH PALEMBANG
44.1,E 46,E 42, E
43,E 45

No Dokumen No.Revisi Halaman :


…………. 2/2011 1/13
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Klinis 1 Oktober 2011 Dr. Julius Anzar, Sp.A

Definisi Terlihat sangat kurus dan atau edema dan atau BB/TB atau BB/PB
< - 3SD berdasarkan grafik pertumbuhan WHO tahun 2006 untuk
anak ≤ 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak > 5 tahun

Etiologi Spektrum penyebab : Intake kurang (kemiskinan, ketidaktahuan,


penyakit), penyakit sistemik

Siklus infeksi, diare dan kurang gizi yang diperberat oleh


Patogenesis
imunodefisiensi, atrofi/disfungsi organ, malabsorbsi/maldigesti,
kehilangan/defisiensi meningkat, katabolisme meningkat 
defisiensi makro/mikronutrien  gangguan pertumbuhan 
malnutrisi

Bentuk Klinis Klasifikasi berdasarkan klinis:


(Klasifikasi)
 Marasmus

 Marasmik kwashiorkor

 Kwashiorkor

Anamnesis  Sejak kapan tubuh makin kurus dan/atau timbulnya edema

 Sejak kapan terjadi penurunan/hilangnya nafsu makan dan

mencari faktor predisposisi

 Riwayat makan sebelum sakit, riwayat pemberian ASI dan

MP ASI

 Gejala dan tanda penyakit penyerta/yang mendasari


misalnya diare, tuberkulosis, batuk kronik, cacingan, dan
campak, serta tanda-tanda defisiensi makro/mikronutrien
 Kapan diuresis terakhir

 Riwayat tumbuh kembang

 Riwayat imunisasi

Pemeriksaan fisik Klasifikasi berdasarkan klinis:

 Gizi buruk dengan edema


 Gizi buruk tanpa edema

Gizi Buruk dengan Edema


 Perubahan status mental: apatis & rewel
 Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah
dicabut tanpa sakit, mudah rontok
 Wajah membulat dan sembab
 Pandangan mata sayu
 Pembesaran hati
 Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat pitting edema
 Derajat edema:
+  Kedua punggung kaki
++  Tungkai & lengan bawah
+++  Seluruh tubuh (wajah & perut)
 Derajat edema untuk menentukan jumlah cairan yang
diberikan
 Otot mengecil (hipotrofi)
 Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
(crazy pavement dermatosis)
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya akut)  anemia
dan diare

Gizi buruk tanpa edema


 Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus
kulit
 Wajah seperti orang tua
 Cengeng, rewel
 Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai
tidak ada (celana longgar (baggy pants)
 Perut umumnya cekung
 Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano sign”)
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
 diare persisten

Kriteria Diagnosis Dasar Diagnosis:

 Usia ≤ 5 tahun dengan growth chart WHO 2006, Z score <


-3 SD
 Usia > 5 tahun memakai CDC 2000, BB/TB : < 70%
 Klasifikasikan berdasarkan manifestasi klinis
Langkah Diagnosis:

 Tetapkan Gizi Buruk


 Tetapkan klasifikasi / bentuk klinik Gizi Buruk
 Tetapkan kondisi
 Tetapkan diagnosis penyakit yang menyertai (mendasari
dan penyerta), secara rutin:
 TBC  standard profesi TBC
 ISK standard profesi ISK
 Infeksi telinga kronis / mastoiditis  standar profesi THT
 Cari penyebab lain (metabolik/ endokrin, penyakit jantung
bawaan)

Indikasi Rawat: Semua penderita Gizi Buruk berat dirawat.


Tatalaksana

1. Penatalaksanaan
A. 10 Langkah dalam 3 Fase

Stabilisasi Tindak
Transisi Rehabilitasi
No. Tindakan Lanjut
H 1-2 H 3-7 H 8-14 Mg 3-6
Mg 7-26
Atasi/cegah
1
hipoglikemia
Atasi/cegah
2
hipotermia
Atasi/cegah
3
dehidrasi
Perbaiki ggn
4
elektrolit
5 Obati infeksi
Perbaiki def. +Fe
6 Tanpa Fe
nutrien mikro
Makanan stab.
7
Trans
Makanan tumbuh
8
kejar
9 Stimulasi
Siapkan tindak
10
lanjut

B. Urutan Pelaksanaan

B.1. Menetapkan 5 Kondisi berdasarkan:

Tanda Bahaya & Kondisi


Tanda Penting I II III IV V
Renjatan (Shock) + - - - -
Lethargis (Tidak Sadar) + + - + -
Muntah/Diare/Dehidrasi + + + - -

B.2. Stabilisasi

B.2.1. Stabilisasi Awal

Pastikan apakah ada gangguan fungsi vital (penurunan kesadaran,


presyok, gangguan kardiovaskuler dan pernapasan) / tanda bahaya
yang mengancam kehidupan penderita seperti hipoglikemia, hipotermia,
infeksi berat (sepsis) dan dehidrasi/gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa.
B.2.2. Stabilisasi Lanjutan
B.3. Tatalaksana Fase Stabilisasi Awal dan Lanjutan Setiap Kondisi

B.3.1. Kondisi I

Stabilisasi awal

 2 jam I :

- O2 1-2 l/menit, pasang NGT

- Pasang IVFD RLG 5% (RL + D10% 1:1)

- D10% IV bolus dosis 5 ml/kgBB

- ReSoMal 5 ml/kgBB/NGT

 Jam I: IVFD RLG 5% 15 ml/kgBB selama 1 jam (5


tts/menit/kgBB  makro)
 Jam II:
- Nadi kuat, frek nafas ↓  IVFD sampai 1 jam berikutnya,
ReSoMal (sesuai kemampuan)
- Nadi dan frekuensi napas tetap tinggi  IVFD RLG 5% 4 ml/
kgBB/jam (1 tts/kgBB/menit)
 10 Jam II

- IVFD diteruskan (sementara)

- ReSoMal selang-seling tiap jam dengan F-75

- ASI (+) diteruskan setelah F-75

- Catat nadi, frekuensi napas tiap 1 jam

Stabilisasi lanjutan bila telah:


- Rehidrasi  F-75 / 2 jam

- Diare (-)  resomal stop

- Diare (+)  resomal tetap diberikan setiap diare

 Anak < 2 tahun : 50-100 cc/diare

 Anak ≥ 2 tahun : 100-200 cc/ diare

***Diare / muntah berkurang dapat menghabiskan sebagian besar F-75

F-75/3 jam (sisanya lewat NGT)

Bisa menghabiskan sebagian besar F-75

F-75/4 jam
B.3.2. Kondisi II

Stabilisasi awal : - Bolus D10% IV 5 ml/kgBB

- NGT D10% lar. Gula 10% 50 ml


2 Jam I : ReSoMal oral/NGT tiap 30’, 5 ml/kgBB/kali, Catat

nadi, napas tiap 30’

10 Jam II :

Membaik Memburuk

ReSoMal- F-75 / 1 jam

Catat nadi, napas tiap 1 jam IVFD (tatalaksana kondisi I)

Rehidrasi  Resomal dan F 75 selang-seling tiap jam

***Diare (-)  resomal stop

Diare (+)  resomal : - Anak < 2 tahun : 50-100 cc/diare

- Anak ≥ 2 tahun : 100-200 cc/ diare

B.3.3. Kondisi III

Stabilisasi awal : 50 ml D10% atau lar. Gula Pasir 10% (Oral/NGT)

2 Jam I : ReSoMal oral/NGT tiap 30’, 5 ml/kgBB/kali

Catat nadi, napas tiap 30’ (Tabel 4, Buku I Hal. 10)


10 Jam II :

Membaik Memburuk

ReSoMal- F-75 / 1 jam

Catat nadi, napas tiap 1 jam IVFD ( tatalaksana kondisi I)

Rehidrasi  Resomal dan F 75 selang-seling tiap jam

***Diare (-)  resomal stop

Diare (+)  resomal : - Anak < 2 tahun : 50-100 cc/diare

- Anak ≥ 2 tahun : 100-200 cc/ diare


B.3.4. Kondisi IV

Stabilisasi awal : - Bolus D10% IV 5 ml/kgBB

- 50 ml D10% atau lar. Gula Pasir 10% (Oral/NGT)

2 Jam I :

F-75 tiap 30 menit, ¼ jumlah yang harus diberikan tiap 2 jam (NGT)

Catat nadi, napas tiap 30’ (Tabel 5)

Lethargis (+) **Lethargis (-)

F-75 / 30’, ¼ jumlah/2 jam (NGT) 10 jam berikutnya:

Catat nadi, frekuensi napas dan F-75 - F-75/2 jam (oral/NGT)

tiap 30’ - Nadi, napas, kesadaran tiap

Penyebab lain? 1 jam

- ASI

Lethargis (-)**

Stabilisasi lanjutan: F-75/2 jam

***Bila dapat menghabiskan sebagian besar F-75

F-75/3 jam (sisanya lewat NGT)

Bisa menghabiskan sebagian besar F-75

F-75/4 jam

B.3.5. Kondisi V

Stabilisasi awal : - 5 ml D10% atau lar. Gula Pasir 10% oral

- Catat nadi, napas, kesadaran


2 Jam I : F-75/30’, selama 2 jam sesuai BB

(Tab. F-75 dengan/tanpa edema)

Catat nadi, frek. Napas, kesadaran dan asupan F-75/30’


10 Jam II:

- F-75/2 jam (Tabel F-75 dengan/tanpa edema)

- Catat nadi, frek. Napas, asupan F-75/30’

- ASI antara F-75

Stabilisasi lanjutan: F 75/2 jam

***Bila dapat menghabiskan sebagian besar F-75

F-75/3 jam (sisanya lewat NGT)

Bisa menghabiskan sebagian besar F-75  F-75/4 jam

B.4. Fase Transisi

 Pastikan tidak ada gejala pada stadium stabilisasi, mulai pemberian


makanan peroral dengan menilai keadaan diare dan memperhatikan
kemampuan makan, digesti, dan absorpsi saluran cerna.

- F-75  F-100/4 jam, dengan volume F 75 yang terakhir (Tab. F-75)


dipertahankan 2 hari, catat nadi, frek. napas, dan asupan F-100/4 jam
(Tabel 7)

- Hari ke-3  F-100 (Tabel F-100) tiap 4 Jam  dinaikkan 10 ml sampai


tidak mampu menghabiskkan (tidak melebihi jumlah maksimal 220
cc/kgBB pada tabel F-100)

- Hari ke-4  F-100/4 jam (Tabel F-100)

Pertahankan sampai hari ke 7-14 atau sesuai dengan kondisi anak.

B.5. Fase Rehabilitasi

 Pastikan tidak ada gejala pada stadium stabilisasi/transisi, kemampuan


makan baik.
BB < 7 Kg BB ≥ 7 Kg

- F-100 - F-100

- Makanan Lunak/Lembik - Mak. Lunak/Lembik dan Mak. Biasa

- Sari buah - Buah


B.6. Persiapan untuk Tindak Lanjut di Rumah

Indikasi Pulang:

- Anoreksia teratasi/intake makanan sudah adekuat

- Infeksi teratasi, pengobatan lanjutan dapat dilakukan dipelayanan


kesehatan terdekat

- Ibu/Keluarga dapat merawatnya di rumah

C. Antibiotika

Berikan
Tidak ada komplikasi Kotrimoksazol per oral (25 mg Sulfametoksazol +
5 mg Trimetoprim/kgBB) setiap 12 jam selama 5
hari
Komplikasi (renjatan, Gentamisin IV atau IM (7,5 mg/kgBB) setiap
hipoglikemia, hipotermia, hari sekali selama 7 hari, ditambah:
dermatosis dengan kulit kasar/
infeksi saluran nafas atau infeksi
saluran kencing atau
letargis/tampak sakit)
Bila tidak membaik dalam Ampisilin IV atau IM I diikuti dengan:
waktu 48 jam tambahkan (50 mg/kg) setiap 6 jam Amoksisilin oral (15
selama 2 hari mg/kg), setiap 8 jam
selama 5 hari
Bila ada infeksi khusus yang Antibiotik khusus
membutuhkan tambahan
antibiotik

D. Mikronutrien dan Elektrolit

D.1. Vitamin A

Umur Dosis
< 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru)
6-11 bulan 100.000 SI (1 kapsul biru)
1-5 tahun 200.000 SI (1 kapsul merah)
Jadwal dan dosis Pemberian Vitamin A

Gejala Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3


Tidak ada gejala mata atau Diberi Tidak diberi Tidak diberi
tidak pernah sakit campak kapsul kapsul kapsul
dalam 3 bulan terakhir dengan dosis
sesuai umur
Ada salah satu gejala: Diberi Diberi Diberi
kapsul kapsul kapsul
- Bercak / Bitot dengan dosis dengan dosis dengan dosis
- Nanah/radang
sesuai umur sesuai umur sesuai umur
- Ulkus keruh
- Ulkus kornea
- Pernah sakit campak dalam
3 bulan terakhir

D.2. Fe

Dosis Tablet Besi dan Sirup Besi untuk Anak Umur 6 Bulan sampai 5 Tahun

Bentuk Formula Fe Dosis


Tablet Besi/Folat (60 mg Bayi usia 6-12 bulan 1 X sehari ¼ tablet (15
Besi elemental dan 0,25 mg)
mg Asam Folat) Anak usia 1-5 tahun 1 X sehari ½ tablet (30
mg)
Sirup Besi
Setiap 5 ml mengandung Bayi usia 6-12 bulan 1 X sehari ½ sendok teh
30 mg Besi elemental (15 mg)
Anak usia 1-5 tahun 1 X sehari 1 sendok teh
(30 mg)

Catatan:

- Periksa kadar Hb untuk memastikan apakah ada anemia berat.


- Fe diberikan setelah memasuki fase stabilisasi atau hari ke-14.
- Fe diberikan setiap hari selama 4 minggu atau lebih sampai kadar Hb normal
selama 2 bulan berturut-turut.
- Dosis Fe: 1-3 mg Fe elemental/kgBB/hari.
- Bila ada lakukan pemeriksaan Hb ulang tiap 1 bulan.

D.3. Asam Folat

5 mg/hari pada hari pertama, selanjutnya 1 mg/hari

D.4. Elekmin dan ReSoMal (lihat lampiran)


E. Transfusi

Jika Hasil Pemeriksaan Hb atau Ht Tatalaksananya


- Hb < 4,0 g/dl Berikan transfusi darah segar sebanyak
10 ml/kgBB dalam waktu 3 jam. Bila ada
tanda gagal jantung gunakan Packet Red
Cell untuk transfusi dalam jumlah yang
sama
Atau

- Hb 4,0-6,0 g/dl disertai distres Berikan Furosemid 1 mg/kgBB secara IV


pernafasan atau tanda gagal pada saat transfusi dimulai.
jantung Hentikan semua pemberian cairan lewat
oral/NGT selama anak ditransfusi.

Komplikasi dan  Jangka pendek :


Prognosis
Ganguan fungsi vital yang dapat mengancam kehidupan
karena hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit-asam basa serta infeksi berat
(septikemia), hambatan penyembuhan penyakit penyerta.

 Jangka panjang : stunting, berkurangnya potensi tumbuh


kembang

*Malnutrisi yang dirawat: kematian 20-30%, akan meningkat


bila kadar albumin < 1,5 g%, glukosa darah < 3 mmol/L atau
< 50 mg/dl, suhu rektal < 35,5 oC dan adanya infeksi berat.
**Gejala sisa: pencapaian tumbuh kembang terhambat
termasuk penurunan intelegensi, terutama jika malnutrisi terjadi
pada usia kurang 2 tahun.

Daftar kepustakaan WHO, Severe Malnutrition. Dalam :Pocket Book of Hospital care for
children, 2006: 173-198
WHO, Guidelines for the inpatient treatment of severely
malnourished children, 2003
Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk, 2009
Lain-lain (Algaritma,
Protokol, Prosedur,
Standing Order) Lampiran

Formula Susu untuk KEP

Bahan F 75 F 100 F 135


Susu Skim (g) 25 30 90
Gula (g) 100 50 65
Minyak (g) 30 60 75
Elekmin (ml) 20 20 27
Air 1000 1000 1000

Larutan ReSoMal
Oralit WHO 1 L 1
Gula (g) 50
Elekmin (ml) 40
Air (ml) 2000

Larutan Elekmin
KCl (g) 224
Tripotasium Citrat (g) 81
Magnesium Chlorida (g) 76
Zinc Acetate (g) 8,2
Copper Sulphate (g) 1,4
Sodium selenate 0,028
Air (ml) 2500

Anda mungkin juga menyukai