Anda di halaman 1dari 25

Pengaruh status

gizi terhadap
demam berdarah
dengue
Muhammad Imaduddin Nur Ichsan
Pembimbing: dr. Diane Meytha Supit, Sp.A(K)
pENDAH
01 ULUAN
Latar Belakang
Tujuan & Manfaat
Pendahuluan
Demam berdarah dengue (DBD)
 Penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dengan manifestasi klinis demam, perdarahan
(terutama di kulit), hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi darah.

World Health Organization (WHO)


• ~2,5 miliar orang (100 negara endemik DBD)
• Transmisi virus dengue (50 jt infeksi/tahun)
• 500.000 kasus/tahun  22.000 kematian anak

Indonesia (Depkes RI)


• >35% (penduduk perkotaan).
• 150.000 (2007)
 >25.000 (Jakarta dan Jawa Barat)
• 158.912 (2009)
 Prov. DKI Jakarta insidens DBD tertinggi
(313 kasus per 1000 penduduk)
Pendahuluan
Demam berdarah dengue (DBD)
● Disebabkan virus dengue, kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal
sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae.
● Terdapat 4 jenis serotipe virus dengue, yaitu; DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
● 3 faktor peranan penularan infeksi
 Manusia, virus, dan vektor perantara
 Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Faktor yang mempengaruhi keparahan DBD


● Status imun setiap individu
● Strain atau serotipe virus yang menginfeksi
● Usia pasien
● Latar belakang genetik pasien
● Dan infeksi sekunder dengue
● Khusus pada keadaan gizi buruk, semua organ atau sistem dalam tubuh akan berkurang fungsinya,
termasuk sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan terjadinya gangguan fungsi hati.
TINJAUAN
02 PUSTAKA
1. Demam Berdarah Dengue
2. Status Gizi
3. Pengaruh Status Gizi terhadap Demam Berdarah
Dengue
Definisi
● Penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dengan manifestasi klinis demam tinggi, perdarahan
terutama di kulit, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi.
● Pada DBD terjadi hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) akibat perembesan plasma.
● Disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Bone virus (Arboviroses) genus
flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4.

Epidemiologi
● 1,8 milliar (>70%) dari populasi di seluruh dunia berisiko terkena DBD
● Wabah DBD  masalah kesehatan terbesar di Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, dan Timor
Leste yang berada di zona khatulistiwa dan musim tropis.
Cara Penularan
Virus
● Virus dengue (DEN) adalah virus RNA kecil
beruntai tunggal.
● Terdiri dari 4 serotipe yang berbeda (DEN 1,
DEN 2, DEN 3, dan DEN 4). Di Asia
genotipe DEN 2 dan DEN 3 sering terkait
dengan penyakit berat yang menyertai infeksi
dengue sekunder.
● Virus ini terkait erat serotipe virus dengue
memiliki genus flavivirus, dan famili
Flaviviridae.
Cara Penularan
Vektor
Aedes aegypti. Selain itu, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan beberapa spesies
yang lain dapat juga menularkan virus ini walaupun merupakan vektor yang kurang berperan.

Host
Manusia adalah host utama dari virus. Faktor-faktor
risiko yang menentukan derajat keparahan penyakit:
infeksi sekunder, usia, etnis, dan mungkin penyakit
kronis (asma, anemia sel sabit, dan diabetes
melitus).

Nyamuk betina terinfeksi  infeksi usus nyamuk 


8 – 12 hari ditularkan kepada manusia lainnya.
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Manifestasi klinis
FASE rash, prutritus,
bradikardi
FEBRIS Hct stabil atau
rendah
Fase
Fase pemulihan
kritis
• Demam mendadak 2-7 hari
• Eritema kulit, nyeri seluruh
tubuh, mialgia, artralgia,
sakit kepala, nyeri
tenggorok, faring hiperemis, - Hari 3 -7
injeksi konjungtiva, - Penurunan suhu tubuh
anoreksia, mual, dan - Hct meningkat
muntah, tanda perdarahan - Efusi pleura dan
ascites
- Syok
Diagnosis

Gejala Klinis
 Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung
terus menerus selama 2-7 hari.
 Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :
● Uji bendung positif.
● Petekie, ekimosis, purpura.
● Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi.
● Hematemesis atau melena.
● Pembesaran hati.
● Syok, ditandai frekuensi denyut nadi teraba cepat dan lemah
sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi ( ≤ 20
mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan
dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (> 2
detik), dan pasien tampak gelisah
Diagnosis
Laboratorium
 Trombositopenia (100 000/μl atau kurang).
 Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan manifestasi sebagai
berikut :

● - Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar.

● - Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi cairan.


● - Efusi pleura/perikardial, asites, dan hipoproteinemia

Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau
hanya peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan diagnosis kerja DBD
Diagnosis
Derajat Penyakit
● Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-
satunya menifestasi perdarahan ialah uji bendung.

● Derajat II: Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit


dan atau perdarahan lain.

● Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan


lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak
tampak gelisah.
● Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat
diraba dan tekanan darah tidak terukur
tatalaksana
1. Antipiretik
2. Kebutuhan Cairan

Kebutuhan cairan pada dehidrasi sedang (defisit 5-8%)

Kebutuhan cairan rumatan


tatalaksana
tatalaksana
Status gizi
Status gizi ialah keadaan yang diakibatkan oleh status
Anthropometric Indicators Measurement Guide
keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan
(menilai status gizi pada anak) :
jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk
• BB/U
berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik,
• PB/U atau TB/U
perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lain
• BB/TB atau BB/PB
sebagainya).

Jika terdapat ketidakseimbangan antara jumlah asupan


dan dibutuhkan yang dibutuhkan untuk fungsi biologis
maka akan terjadi penurunan / peningkatan status gizi.
Status gizi
BB/U (CDC 2000):
1. >120% : Gizi Lebih.
2. 80-120% : Gizi baik.
3. 60-80% : Gizi kurang.
4. <60% : Gizi buruk

TB/U:
5. 90-110% : baik/normal.
6. 70-89% : tinggi kurang.
7. < 70% : tinggi sangat kurang

BB/TB (CDC 2000):


8. >120% : obesitas.
9. 110-120% : overweight.
10. 90-110% : normal.
11. 70-90% : gizi kurang.
12. < 70% : gizi buruk.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Data penelitian

Obesitas adalah faktor risiko terjadinya sindrom syok dengue pada anak.
Besarnya risiko sindrom syok dengue  anak obesitas 4,9 kali : anak tidak obesitas.

2004  1818 kasus DD/DBD usia 0-15 tahun dan dilaporkan sebagian besar pasien DD dan
DBD memiliki status gizi baik, 1,4% pasien DBD diantaranya memiliki status gizi buruk.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Data penelitian

Pasien anak dengan diagnosis DBD grade 3 dan grade 4 dialami oleh anak yang memilki status gizi
lebih (54,5%) dan baik & kurang (26,3%).
Pada DBD grade 1 dan 2, pasien anak yang memiliki status gizi lebih sebanyak 45,5% dan gizi kurang
dan baik sebanyak 73,7%.

Penelitian di Thailand  status gizi kurang memiliki sindrom syok dengue lebih tinggi daripada pasien
dengan status gizi normal.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Teori

Obesitas  kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak (adiposa) di dalam tubuh secara
berlebihan  berfungsi sebagai penyimpanan lemak dan mensuplai energi.

Sel-sel adiposit  mensekresi adipokin (sinyal-sinyal protein) serta sitokin dan kemokin (tumour
necrosis factor α (TNFα) dan beberapa interleukin (IL) yaitu IL-1β, IL-6, dan IL-8. )

Obesitas merupakan keadaan inflamasi kronis derajat rendah karena adanya penanda inflamasi seperti
IL6, IL8, Leptin, CRP, PAI-1, dan haptoglobin yang meningkat pada individu obesitas.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Teori
>> 1/3 kadar IL-6 beredar pada sirkulasi perifer  normal

>> Obesitas: peningkatan ekspresi TNF α dan IL-6 sedangkan pada SSD terjadi produksi TNF
α, IL-1, IL-6, dan IL-8. Peningkatan ekspresi TNF α dan IL-6 ini berperan dalam menyebabkan
syok sehingga obesitas lebih berisiko mengalami SSD.

>> Teori Infection Enhancing antibody dan teori mediator makrofag yang terinfeksi virus akan
menjadi aktif melepaskan sitokin yang memiliki sifat vasoaktif atau prokoagulasi, salah
satunya Platelet Activating Factor  sel-sel endotel dinding pembuluh daran dan sistem
hemostatik akan mengakibatkan kebocoran plasma dan perdarahan.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Teori
>> Status gizi overweight atau obesitas peningkatan nilai hematokrit >25% (risiko 2 kali lebih besar
untuk terjadi syok)
>> Peningkatan hematokrit >25% berisiko 2 kali lebih besar untuk SSD, kenaikan hematokrit >25%
sebagai predictor terjadinya SSD, dan hemokonsentrasi >22% menunjukkan gejala syok yang lebih
awal.

>> Kerusakan endotel  agregasi trombosit dan trombosit teraktivasi  histaminelike sub-stance
dan 5 hydroxytryptamine yang dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
>> Hasil penelitian  angka trombosit berhubungan dengan kejadian SSD.
>>Analisis stratifikasi, pasien dengan jumlah trombosit <20.000/uL dan status nutrisi overweight atau
obesitas mempunyai risiko 3,3 kali lebih besar menjadi SSD dibandingkan pasien dengan jumlah
trombosit <20.000/ uL dengan status nutrisi normal atau malnutrisi
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai