gizi terhadap
demam berdarah
dengue
Muhammad Imaduddin Nur Ichsan
Pembimbing: dr. Diane Meytha Supit, Sp.A(K)
pENDAH
01 ULUAN
Latar Belakang
Tujuan & Manfaat
Pendahuluan
Demam berdarah dengue (DBD)
Penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dengan manifestasi klinis demam, perdarahan
(terutama di kulit), hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi darah.
Epidemiologi
● 1,8 milliar (>70%) dari populasi di seluruh dunia berisiko terkena DBD
● Wabah DBD masalah kesehatan terbesar di Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, dan Timor
Leste yang berada di zona khatulistiwa dan musim tropis.
Cara Penularan
Virus
● Virus dengue (DEN) adalah virus RNA kecil
beruntai tunggal.
● Terdiri dari 4 serotipe yang berbeda (DEN 1,
DEN 2, DEN 3, dan DEN 4). Di Asia
genotipe DEN 2 dan DEN 3 sering terkait
dengan penyakit berat yang menyertai infeksi
dengue sekunder.
● Virus ini terkait erat serotipe virus dengue
memiliki genus flavivirus, dan famili
Flaviviridae.
Cara Penularan
Vektor
Aedes aegypti. Selain itu, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan beberapa spesies
yang lain dapat juga menularkan virus ini walaupun merupakan vektor yang kurang berperan.
Host
Manusia adalah host utama dari virus. Faktor-faktor
risiko yang menentukan derajat keparahan penyakit:
infeksi sekunder, usia, etnis, dan mungkin penyakit
kronis (asma, anemia sel sabit, dan diabetes
melitus).
Gejala Klinis
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung
terus menerus selama 2-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :
● Uji bendung positif.
● Petekie, ekimosis, purpura.
● Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi.
● Hematemesis atau melena.
● Pembesaran hati.
● Syok, ditandai frekuensi denyut nadi teraba cepat dan lemah
sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi ( ≤ 20
mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan
dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (> 2
detik), dan pasien tampak gelisah
Diagnosis
Laboratorium
Trombositopenia (100 000/μl atau kurang).
Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan manifestasi sebagai
berikut :
Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau
hanya peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan diagnosis kerja DBD
Diagnosis
Derajat Penyakit
● Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-
satunya menifestasi perdarahan ialah uji bendung.
TB/U:
5. 90-110% : baik/normal.
6. 70-89% : tinggi kurang.
7. < 70% : tinggi sangat kurang
Obesitas adalah faktor risiko terjadinya sindrom syok dengue pada anak.
Besarnya risiko sindrom syok dengue anak obesitas 4,9 kali : anak tidak obesitas.
2004 1818 kasus DD/DBD usia 0-15 tahun dan dilaporkan sebagian besar pasien DD dan
DBD memiliki status gizi baik, 1,4% pasien DBD diantaranya memiliki status gizi buruk.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Data penelitian
Pasien anak dengan diagnosis DBD grade 3 dan grade 4 dialami oleh anak yang memilki status gizi
lebih (54,5%) dan baik & kurang (26,3%).
Pada DBD grade 1 dan 2, pasien anak yang memiliki status gizi lebih sebanyak 45,5% dan gizi kurang
dan baik sebanyak 73,7%.
Penelitian di Thailand status gizi kurang memiliki sindrom syok dengue lebih tinggi daripada pasien
dengan status gizi normal.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Teori
Obesitas kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak (adiposa) di dalam tubuh secara
berlebihan berfungsi sebagai penyimpanan lemak dan mensuplai energi.
Sel-sel adiposit mensekresi adipokin (sinyal-sinyal protein) serta sitokin dan kemokin (tumour
necrosis factor α (TNFα) dan beberapa interleukin (IL) yaitu IL-1β, IL-6, dan IL-8. )
Obesitas merupakan keadaan inflamasi kronis derajat rendah karena adanya penanda inflamasi seperti
IL6, IL8, Leptin, CRP, PAI-1, dan haptoglobin yang meningkat pada individu obesitas.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Teori
>> 1/3 kadar IL-6 beredar pada sirkulasi perifer normal
>> Obesitas: peningkatan ekspresi TNF α dan IL-6 sedangkan pada SSD terjadi produksi TNF
α, IL-1, IL-6, dan IL-8. Peningkatan ekspresi TNF α dan IL-6 ini berperan dalam menyebabkan
syok sehingga obesitas lebih berisiko mengalami SSD.
>> Teori Infection Enhancing antibody dan teori mediator makrofag yang terinfeksi virus akan
menjadi aktif melepaskan sitokin yang memiliki sifat vasoaktif atau prokoagulasi, salah
satunya Platelet Activating Factor sel-sel endotel dinding pembuluh daran dan sistem
hemostatik akan mengakibatkan kebocoran plasma dan perdarahan.
Pengaruh status gizi terhadap demam berdarah
dengue
Teori
>> Status gizi overweight atau obesitas peningkatan nilai hematokrit >25% (risiko 2 kali lebih besar
untuk terjadi syok)
>> Peningkatan hematokrit >25% berisiko 2 kali lebih besar untuk SSD, kenaikan hematokrit >25%
sebagai predictor terjadinya SSD, dan hemokonsentrasi >22% menunjukkan gejala syok yang lebih
awal.
>> Kerusakan endotel agregasi trombosit dan trombosit teraktivasi histaminelike sub-stance
dan 5 hydroxytryptamine yang dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
>> Hasil penelitian angka trombosit berhubungan dengan kejadian SSD.
>>Analisis stratifikasi, pasien dengan jumlah trombosit <20.000/uL dan status nutrisi overweight atau
obesitas mempunyai risiko 3,3 kali lebih besar menjadi SSD dibandingkan pasien dengan jumlah
trombosit <20.000/ uL dengan status nutrisi normal atau malnutrisi
Terima
kasih