Anda di halaman 1dari 12

Laporan Ujian Praktikum Tanggal mulai : 2 Juni 2014

MK. Dietetika Penyakit Degeneratif Tanggal selesai: 2 Juni 2014

TATALAKSANA DIET DIABETES MELITUS PADA PASIEN


MENINGITIS TUBERCULOSIS GR. III DENGAN DM 2

Oleh :
Kelompok 8
Annisa Prisilia I14110024
Wilda Karima Khusna I14110062
Risti Kurnia Dewi I14110063
Veronika Yulia I14110085
Kustarto Rifki Tufani I14110114

Koordinator Mata Kuliah :

Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS

Asisten Praktikum:
Tommy Marcelino, S.Gz
Khoirul Anwar, S.Gz
Fitriya Nurjanah
Wilda Yunieswati

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang akhir-


akhir ini semakin banyak dijumpai di Indonesia. Diabetes mellitus merupakan
penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia yang
disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan atau kerja insulin sehingga terjadi
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein (Almatsier 2010).
Makan dalam jumlah yang banyak dan kurang exercise menjadi pemicu utama
terjadinya hal ini. Selain itu, faktor stres juga memegang peranan penting dalam
meningkatnya penderita DM. Kondisi lingkungan yang tidak nyaman, polusi,
kemacetan dan beragam problematika hidup yang dihadapi setiap orang
berpengaruh besar terhadap timbulnya stress (Almatsier 2010).
Ketahanan tubuh yang menurun pada penderita diabetes melitus
memudahkan terkenanya infeksi kuman berupa virus maupun bakteri. Salah satu
bakteri yang cukup banyak menyerang penduduk Indosia adalah Myobacterium
Tuberkulosis (TB). TB masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak di dunia. Bakteri TB dapat menyerang seluruh organ tubuh.
Jika bakteri menyerang selaput otak maka dikatakan meningitis TB. Meningitis
bakteri biasanya didahului oleh gejala gangguan alat pernafasan dan
gastrointestinal. Meningitis bakteri pada neonatus terjadi secara akut dengan
gejala panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan
berkurang, dehidrasi dan konstipasi, biasanya selalu ditandai dengan fontanella
yang mencembung (Mesranti 2011). Berikut patofisiologi meningitis.
Cedera traumatik (langsung), tidak langsung melalui otitis media, sinusitis

Bakteri atau virus masuk meninges

Meningitis terinfeksi

Melalui CSS

Disebarkan ke otak

Tanda prodromal tidak khas, gejala flu, lemah lesu beberapa minggu

Meningitis
Gambar 1 Patofisiologi penyakit meningitis TB (Andy 2014)

Patofisiologi terjadinya diabetes dapat dijelaskan pada gambar 2.


Terjadinya hiperinsulinemia yakni kenaikan tingkat penerimaan insulin untuk
mengganti kehilangan akibat menurunnya sensitivitas insulin yang menjaga agar
tetap dalam kondisi normal. Keadaan itu ditandai dengan meningkatnya ukuran
sel pankreas (Art dan Freemark 2004). Resistensi insulin diartikan sebagai tidak
tersedianya cukup insulin dalam meningkatkan peripheral glucose dan produksi
hepatic glucose. Resistensi insulin sering terjadi pada diabetes tipe 2.
Gambar 2 Patofisiologi diabetes melitus tipe II ( Ita 2009)

STUDI KASUS

Nama : Ny. LS
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 35 tahun
No. Rekmed : 14070263
Tanggal masuk RS : 17/2/ 2014
Tanggal Pengamatan : 17/2/2014
Ruangan/Kelas : Kemuning 5 kamar 9B1 / III
Pekerjaan : Pekerja pabrik
Pendidikan : SMA
Etnik/Bahasa : Sunda
Kemampuan Baca : Bisa
Peran dalam Keluarga : Ibu
Mobilitas : Bed rest
Riwayat Sosial Ekonomi : Menengah ke bawah
Tanggal Masuk RS : 17/2/2014
Tanggal Pengamatan : 17/2/2014
Diagnosis Medis : Meningitis Tuberculosis gr. III + DM Tipe 2
AsesmenGizi

Antropometri

BB : (2.001 x LILA) – 1.223 (BBI : 57.6 kg) Lingkar lengan atas : 32.5 cm
(2.001 x 32.5) – 1.233 Tinggi lutut : 48 cm
63.8 kg
TB : (1.83 x TILUT) – (0.24 x 35) + 84.88
(1.83 x 48) – (0.24 x 35) + 84.88
164 cm
IMT : 23.7 kg/m 2 (Normal)

Biokimia

Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium


Hasil 17/2/2014 Cut Off Point Keterangan
Hematokrit 37% 40 – 48 % Rendah
SGOT 219 U/l < 37 U/l Tinggi
SGPT 187 U/l < 42 U/l Tinggi
GDS 212 mg/dl 80 – 144 mg/dl Tinggi
GDP - < 110 mg/ dl -
GD2PP - < 145 mg/ dl -

Klinis / fisik

Klinis
Tabel 2. Hasil pemeriksaan klinik dan fisik
Tanda klinik dan fisik 17/2/2014 Keterangan
Tekanan darah* 140/90 mmHg Tinggi
Nadi* 88 x/menit Normal
Pernafasan* 20 x/menit Normal
Suhu* 37 oC Normal
Penurunan nafsu makan +
Mual +
Muntah +

Riwayat Gizi

Alergi Makanan :

Telur -
Susu/ Produk olahan -
Gluten/ gandum -
Udang -
Ikan -
Kacang-kacangan -
Pola makan :
Os mengalami penurunan konsumsi makan sejak dirawat di rumah sakit
akibat nyeri kepala di seluruh bagian kepala, disertai mual dan muntah serta tidak
nafsu makan.

Berikut ini persentase asupan pasien sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
dan masuk rumah sakit (MRS)
Tabel 3. Asupan pasien SMRS dan MRS
Kebutuhan Asupan % Asupan
Zat gizi
gizi SMRS MRS SMRS MRS
E (kkal) 2233 kkal 1738 18 78 0.8
P (g) 111.6 60 0.02 54 0.02
L (g) 37.2 33 0 89 0
KH (g) 362.8 279 4.3 77 1.2

Riwayat Penyakit Pasien

Riwayat Personal : Os sebelumnya memiliki riwayat penyakit DM


tipe II serta kolesterol dan asam urat tinggi. Satu
minggu sebelum masuk rumah sakit Os mengalami
nyeri kepala di seluruh bagian kepala, disertai mual
dan muntah sebanyak 5 kali. Tujuh jam SMRS Os
mengalami kejang dan penurunan kesadaran.

Riwayat Keluarga : Sejak 1 tahun yang lalu Os didiagnosa diabetes


melitus tipe 2
Riwayat Penyakit saat ini : Meningitis Tuberculosis gr. III + DM Tipe 2

Perkiraan Kebutuhan Gizi

Kebutuhan Energi = 25 kkal/ kg BB + 40%


= 25 x 63.8 + 40%
= 2233 kkal
Kebutuhan Protein = 20 % x Kebutuhan Energi
= 20 % x 2233 kkal
= 446.6 kkal
= 111.6 g
Kebutuhan lemak = 15 % x Kebutuhan Energi
= 15 % x 2233 kkal
= 334.95 kkal
= 37.2 g
Kebutuhan karbohidrat = 65 % x Kebutuhan Energi
= 65 % x 2233 kkal
= 1451.4 kkal
= 362.8 g
DIAGNOSA GIZI

Domain Intake = (NI 5.3) Asupan protein dan karbohidrat tidak adekuat
yang berkaitan dengan rasa mual dan muntah ditandai
dengan asupan KH dan protein SMRS dan MRS <80%
= (NI 5.6.1) Asupan lemak tidak adekuat yang berkaitan
dengan penurunan nafsu makan mual, muntah ditandai
dengan lemak MRS < 80%
= (NI 5.8.1) Asupan karbohidra tidak adekuat yang
berkaitan dengan penurunan nafsu makan, mual, muntah
ditandai dengan KH SMRS dan MRS < 80%
Domain Klinis = (NC 2.2) Perubahan nilai laboratorium yang terkait gizi
berkaitan dengan penyakit yang diderita komplikasi
diabetes melitus dan meningitis TB ditandai oleh nilai
GDS 212 mg/dl, SGOT 219 U/l, dan SGPT 187 U/l
Domain Behavior =-

INTERVENSI GIZI

Tujuan

Tujuan diberikan Diet diabetes melitus adalah untuk:


1. Meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat SMRS dan
MRS hingga mencapai 80%
2. Menurunkan nilai GDS, SGOT, dan SGPT yang tinggi

Implementasi

Diberikan Diet DM 2300, 2183 kkal energi dan 102.3 gram protein dengan
konsistensi lunak dan diberikan dalam bentuk :
Tabel 4. Kandungan gizi berdasarkan jenis makanan dalam sehari
Jenis makanan Energi Protein (gram) Lemak Karbohidrat
(kkal) (gram) (gram)
Nasi 919 21 0 210
Lauk Nabati 388 30.2 21 50.2
Lauk Hewani 375 40.3 13.5 2.5
Jus/buah 250 0 0 60
Gula/Susu 75 7 0 10
Minyak 75 0 7.5 0
Sayur 101 4 0 20.1
Total 2183 102.5 42 352.8
Berikut disajikan tabel menu makan sehari pasien yang dihitung
berdasarkan DPMP II
Tabel 5 Tabel menu makan sehari berdasar DBMP II
Waktu Menu Bahan Berat E P L KH
Makan Bubur Beras 50 175 4 0 40
Pagi Telur bumbu
kuning Telur 55 75 7 5 0
Wortel 75 19 0.8 0 3.8
Kacang
Panjang 25 6 0.2 0 1.2
Sop
Kentang 52.5 44 1 0 10
ayam tanpa
kulit 10 12 1.8 0.5 0
Pepes tahu Tahu 110 75 5 3 7
Jambu biji Jambu biji 100 50 0 0 12
Total Makan Pagi 456 19.8 8.5 74

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Selingan 1 sari kc.hijau kc.hijau 60 225 15 9 21
gula tropicana 13 0 0 0 0
Total Selingan I 225 15 9 21

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Siang Nasi tim Beras 100 350 8 0 80
Bening bayam Bayam 100 25 1 0 5
Wortel 100 25 1 0 5
Ayam suwir Ayam 100 150 14 4 0
Minyak 2.5 25 0 2.5 0
Tempe goreng Tempe 50 75 5 3 7
Minyak 2.5 25 0 2.5 0
Pepaya Pepaya 110 50 0 0 12
Total Makan Malam 725 29 12 109

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Selingan 2 Pisang rebus Pisang kepok 100 100 0 0 24
Susu Skim Susu skim 200 75 7 0 10
Total Selingan II 175 7 0 34

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Makan
Malam Nasi Tim Nasi 200 350 8 0 80
Cap cay Wortel 50 12 0.5 0 2.5
Kembang
Kue 25 8 0.2 0 1.2
jagung
Muda 50 12 0.5 0 2.5
Minyak 2.5 25 0 2.5 0
Gulai
Ikan Ikan
Tongkol tongkol 80 100 14 4 0
Tahu
sakura Tahu 110 7 5 6 14
daun
bawang 10 0 0 0 0
wortel 10 0 0 0 0.05
telur 27.5 38 3.5 0 2.5
Jeruk Jeruk 110 50 0 0 12
Total Makan Siang 602 31.7 12.5 114.8
Total menu sehari 2183 102.5 42 352.8

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring

Os merupakan pasien yang menderita Meningitis Tuberculosis gr. III +


DM Tipe 2. Os mengalami keluhan mual, muntah, dan bahkan mengalami
penurunan kesadaran. Keluhan tersebut menyebabkan daya terima Os terhadap
makanan dan asupan makanan Os menurun, Penurunan asupan Os juga
ditunjukkan oleh asupan SMRS dan MRS Os yang menunjukkan hasil yang masih
rendah yaitu di bawah 80%. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring terhadap
asupan dan daya terima Os. Nilai lab terkait gizi Os seperti SGOT, SGPT, dan
GDS juga tidak normal. Nilai SGOT, SGPT, dan GDS Os cukup tinggi, sehingga
perlu dilakukan monitoring terhadap nilai lab terkait gizi tersebut hingga
mencapai normal. Monitoring antropometri juga perlu dilakukan agar tetap
terpantau status gizi Os.

Evaluasi

Os merupakan pasien yang menderita Meningitis Tuberculosis gr. III +


DM Tipe 2 sehingga diberikan diet DM 2 sesuai dengan konsensus DM 2.
Karbohidrat dan protein yang diberikan pada pasien merupakan batas atas dari
syarat diet karena kondisi pasien yang yang juga menderita Meningitis
Tuberculosis gr. III, sehingga membutuhkan diet tinggi energi dan juga tinggi
protein. Menu yang diberikan pada Os disajikan pada tabel berikut:
Tabel 6. Tabel ketersediaan zat gizi Os
Waktu Menu Bahan Berat E P L KH
Makan Bubur Beras 50 175 4 0 40
Pagi Telur bumbu
kuning Telur 55 75 7 5 0
Wortel 75 19 0.8 0 3.8
Kacang
Panjang 25 6 0.2 0 1.2
Sop
Kentang 52.5 44 1 0 10
ayam tanpa
kulit 10 12 1.8 0.5 0
Pepes tahu Tahu 110 75 5 3 7
Jambu biji Jambu biji 100 50 0 0 12
Total Makan Pagi 456 19.8 8.5 74

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Selingan 1 sari kc.hijau kc.hijau 60 225 15 9 21
gula tropicana 13 0 0 0 0
Total Selingan I 225 15 9 21

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Siang Nasi tim Beras 100 350 8 0 80
Bening bayam Bayam 100 25 1 0 5
Wortel 100 25 1 0 5
Ayam suwir Ayam 100 150 14 4 0
Minyak 2.5 25 0 2.5 0
Tempe goreng Tempe 50 75 5 3 7
Minyak 2.5 25 0 2.5 0
Pepaya Pepaya 110 50 0 0 12
Total Makan Malam 725 29 12 109

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Selingan 2 Pisang rebus Pisang kepok 100 100 0 0 24
Susu Skim Susu skim 200 75 7 0 10
Total Selingan II 175 7 0 34

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH


Makan
Malam Nasi Tim Nasi 200 350 8 0 80
Cap cay Wortel 50 12 0.5 0 2.5
Kembang
Kue 25 8 0.2 0 1.2
jagung
Muda 50 12 0.5 0 2.5
Minyak 2.5 25 0 2.5 0
Gulai
Ikan Ikan
Tongkol tongkol 80 100 14 4 0
Tahu
sakura
Tahu 110 7 5 6 14
daun
bawang 10 0 0 0 0
wortel 10 0 0 0 0.05
telur 27.5 38 3.5 0 2.5
Jeruk Jeruk 110 50 0 0 12
Total Makan Siang 602 31.7 12.5 114.8
Total menu sehari 2183 102.5 42 352.8
Menu diet DM 2 yang dikombinasikan dengan diet energy tinggi protein
tinggi yang disajikan untuk Os mengandung 2183 kkal energi, 102.5 g protein, 42
g lemak, dan 352.75 g karbohidrat serta penyajiaan dalam konsistensi lunak agar
mudah dicerna oleh pasien. Menu yang disajikan banyak menggunakan protein
untuk memenuhi syarat diet tinggi protein yang dibutuhkan Os. Penggunaan gula
sangat dibatasi karena OS menderita DM 2, selain itu apabila perlu penggunaan
gula seperti pada sari kacang hijau dipilih gula yang memang khusus untuk
penderita diabetes. Penggunaan minyak dan makanan berpurin juga dibatasi
karena Os memiliki riwayat kolesterol dan asam urat. Selanjutnya ketersediaan zat
gizi yang diebrikan pada Os akan dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi Os,
yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 7. Tabel perbandingan ketersediaan dan kebutuhan zat gizi Os
E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Ketersediaan 2183 102.5 42 352.75
Kebutuhan 2233 111.6 37.2 362.9
Os membutuhkan zat gizi sebesar 2233 kkal energy, 111.6 g protein, 37.2
g lemak, dan 362.9 g karbohidrat, sementara zat gizi yang tersedia sebesar 2183
kkal energi, 102.5 g protein, 42 g lemak, dan 352.75 g karbohidrat. Untuk lebih
jelasnya, perbandingan tersebut disajikan pada grafik berikut :
Grafik % perbandingan ketersediaan zat gizi dengan
kebutuhan zat gizi Os
120 113
98 92 97
100
% perbandingan

80
60
40
20
0
E P L KH

Zat gizi

Gambar 3. Grafik perbandingan ketersediaan dan kebutuhan zat gizi Os.


Grafik 3 menunjukkan bahwa semua ketersediaan zat gizi Os telah
mencukupi kebutuhan Os, ditunjukkan dengan persen perbandingan energi
sebesar 98%, perbandingan karbohidrat sebesar 97%, perbandingan protein dan
lemak sebesar 92 dan 113%, meskipun lemak melebihi 100% namun masih
termasuk ke dalam rentang cukup karena belum melebihi 120%. Persen lemak
yang melebihi 100% ini kemungkinan banyaknya penggunaan bahan – bahan
seperti protein hewani yang juga mengandung lemak meskipun tidak tinggi.
Energi dan protein sebenarnya belum sesuai diet yang juga harus tinggi energi dan
protein karena belum mencapai 100 %, namun sudah cukup untuk pasien yang
berada di rumah sakit, karena untuk pasien di rumah sakit dapat menghabiskan
makanan 80% dapat dikatakan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pasien menderita penytakit Meningitis Tuberculosis gr. III + DM Tipe 2.


Tatalaksana diet yang diberikan kepada pasien yakni diet DM 2300 dengan energi
tinggi dan protein tinggi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien yang juga
mengalami meningitis tuberculosis. Pemberian diet dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor sakit pasien. Diet diberikan dalam konsistensi lunak
yakni dengan energi sebesar 2183 kkal dan protein sebesar 102.3 gram.
Ketersediaan zat gizi Os telah mencukupi kebutuhan Os, ditunjukkan dengan
persentase perbandingan energi sebesar 98%, perbandingan karbohidrat sebesar
97%, perbandingan protein sebesar 92% dan lemak sebesar 113%.

Saran

Pemberian diet pada pasien diberikan dengan melihat keadaan penyakit


pasien dan daya terima pasien. Bila pasien dalam kondisi mual, muntah dan tidak
nafsu makan maka sebaiknya makanan diberikan dengan porsi kecil saja dan
diberikan menu makan yang menggugah selera makan pasien sesuai dengan syarat
dan ketentuan diet penyakitm, serta menghidangkan makanan yang bersih, sehat,
higienis agar tidak terjadi komplikasi penyakit akibta infeksi atau virus yang dapat
memperparah kondisi pasien. Penyusunan menu harus mempertimbangkan syarat
diet, bahan makanan yang dianjurkan, dan tidak dianjurkan bagi pasien sesuai
dengan penyakit yang diderita. Petugas gizi yang meberikan intervensi pada
pasien harus mampu mencapai tujuan pemberian diet pasien dengan melihat
diagnosa gizi meliputi intake, klinis, dan behavior.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2010. Penuntun Diet. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.


Andy. 2014. Penyakit Meningitis. http://aandyn04 2014/05 penyakit-meningitis
html[31 Mei 2014].
Art dan Freemark 2004. Essential of Life Cycle Nutrition.
Mesranti M. 2011. Meningitis. repository.usu.ac.id/bitstream /12345678 9/237
05/4Chapter%20II.pdf [31 Mei 2014].

Anda mungkin juga menyukai