1
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Status Pasien
3. Tinjauan Pustaka
4. Analisis Kasus
2
Bab I
PENDAHULUAN
Pendahuluan laporan kasus dan alasan kasus diangkat
3
Inflamasi pada
glomerulus
Glomerulonefritis
Infeksi daluran
GNA
nafas atas dan kulit
STATUS
PASIEN
Status pasien dari identifikasi hingga tatalaksana dan prognosis.
5
IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : An. NAB
Umur : 10 tahun (20 Maret 2012)
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Tn. A
Nama Ibu : Ny. M
Bangsa : Sumatera Selatan, Indonesia
Alamat : Jl Sekayu Teladan
MRS tanggal : 2 Agustus 2022
6
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Allonamnesis tanggal 15 Agustus 2022 kepada ibu kandung pasien
Keluhan Utama :
Bengkak pada wajah, badan, kemaluan, dan kaki
Keluhan Tambahan :
BAK merah tua dan sedikit
7
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
9
RIWAYAT PENGOBATAN
Paracetamol syr 3x5ml jika demam
diatas 38,5̊C
Menengah
11
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Perawatan antenatal : rutin/2 bulan, USG
Tanggal lahir : 20 Maret 2012
Penyakit kehamilan : tidak ada
BBL /PBL : 3000 gr/48 cm
Masa kehamilan : 37 minggu
Lingkar kepala : Ibu lupa
GPO : G2P1A0
IMT : Ibu lupa
Partus : spontan
LiLA : Ibu lupa
Tempat : rumah sakit
Keadaan : Langsung menangis
Ditolong oleh : SpOG
12
RIWAYAT NUTRISI
Umur Rute Jenis Makanan
ASI dan
9-11 bulan Oral
bubur nasi
Makanan keluarga
12-sekarang Oral (nasi, mi, roti, telur, ayam,
ikan, sayur)
13
RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi lengkap
14
Riwayat Perkembangan Fisik
15
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Dilakukan pada 15 Agustus 2022, pasien dirawat di bangsal RSUD Sekayu
17
Status Gizi dan
Antropometri
IMT
15,67 kg/m2 (normoweight)
18
Status Gizi &Antropometri
20
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil laboratorium
(2/08/2022)
21
22
23
Hasil laboratorium (15/08/2022)
24
DAFTAR MASALAH
1) Bengkak pada kedua mata
3) Proteinuria, hematuria
4) Hematuria mikroskopik
25
DIAGNOSIS BANDING
1. Sindrom Nefritik Akut ec GNAPS
2. Sindrom Nefritik Akut ec penyakit sekunder
lainnya
3. Sindroma Nefrotik
26
DIAGNOSIS KERJA
1. Sindrom Nefritik Akut ec GNAPS
2. Sindrom Nefritik Akut ec penyakit sekunder
lainnya
3. Sindroma Nefrotik
27
TATALAKSANA
Non Farmakologis
• Diet rendah garam (0,5-1 g/hari)
• Monitoring intake-output cairan dan balans
diuresis/24 jam
• Monitoring TTV, terutama tekanan darah
dapat diukur 3 kali sehari bila diperlukan
28
TATALAKSANA
Terapi Farmakologis
• Furosemid IV 1x20 mg
• Bactecyn 3x1 gr
• Ondenserton 2x2 mg
• Aminofusin PAED 250 cc/hari
• Cefotaxime 3x800 mg
• Bactroban cream 3x1 oles
29
TATALAKSANA
Monitoring Edukasi
• Balance diuresis/24 jam - Menjelaskan mengenai gejala dan penyebab penyakit
31
FOLLOW UP
32
Demam, Sesak, Bengkak Assesment
nyeri tekan BAK merah KU &
(Edema)
abdomen Planning
KU: sakit sedang A:
Demam (-) Edema palpebra BAK Keruh (-) Sens: CM SNA ec GNAPS
16/08/22 Sesak (-) (-/-) RR: 28X/menit
Nyeri tekan (-) HR: 83X/menit P:
Temp: 36,5 • Furosemid IV
TD: 100/60 1x20 mg
SpO2: 98% • Bactecyn 3x1 gr
• Ondenserton
2x2 mg
• Aminofusin
PAED 250
cc/hari
• Cefotaxime
3x800 mg
• Bactroban
cream 3x1 oles
33
Bab III
TINJAUAN
PUSTAKA
34
DEFINISI
SINDROM NEFRITIK AKUT
Proteinuria, hematuria,
Kumpulan
azotemia, red blood cast, Akut
gejala klinik oliguria & hipertensi
35
DEFINISI
GLOMERULONEFRITIS AKUT
Proliferasi
Penyakit Di Proses
dan
ginjal gromerulus imunologi
inflamasi
36
DEFINISI
GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA
STREPTOKOKUS
37
PATOFISIOLOGI
Filtrasi
Infeksi GABHS Periode laten glomeruli↓,
Radang pada
Melalui ISPA/ ISPA: 1-2 mgg namun aliran
glomerulus
pioderma Pioderma: 3 mgg darah ke ginjal
N
39
GEJALA KLINIK
FASE
Fase Laten
Fase Akut
Fase Penyembuhan HEMATURIA
• Makroskopik (30-70%) dan
mikroskopik (84-100%)
EDEMA • Berwarna coklat kemerahan atau
• paling sering: periorbital (edema seperti teh pekat, air cucian daging
palpebra), disusul daerah tungkai atau berwarna seperti cola
• Jika terjadi retensi cairan hebat:
asites dan edema skrotum/vulva
40
HIPERTENSI OLIGURIA
• Produksi urin kurang dari 350
• Umumnya hipertensi ringan ml/m2 LPB/hari
(diastolik 80-90mmHg) tidak • Jarang dijumpai (5-10%)
membutuhkan obat • Bila fungsi ginjal menurun atau
timbul kegagalan ginjal akut
• Hipertensi berat dapat
menyebabkan ensefalopati GEJALA KARDIOVASKULAR
• Retensi Na dan air hipervolemia
hipertensi (gejala serebral; sakit
• Edema paru: batuk, sesak, sianosis.
kepala, muntah-muntah, kesadaran ronki basah kasar atau basah halus.
menurun dan kejang) • Radiologis: kardiomegali, edema
paru dan efusi pleura
41
KELAINAN LABORATORIUM
URIN DARAH
1. Riwayat infeksi saluran nafas atas (faringitis) 1-2 1. Edema di kedua kelopak mata dan tungkai
minggu sebelumnya atau infeksi kulit (pioderma) 3- 2. Hipertensi (tekanan darah sistolik dan atau
6 minggu sebelumnya diastolik lebih dari persentil ke-95
2. Hematuria nyata (gross hematuria) atau sembab 3. Asites
di kedua kelopak mata dan tungkai 4. Takikardia, takipnea, ronki pada paru, dan cairan
3. Kejang dan penurunan kesadaran akibat dalam rongga pleura
ensefalopati hipertensi 5. Air kemih merah seperti air daging, oliguria,
4. Oligouria/ anuria kadang-kadang anuria
44
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Kadar elektrolit
5. Gambaran kimia darah: kadar BUN, kreatinin serum (N/↑), elektrolit darah
(Na, K, Ca, P, Cl) dapat normal atau terganggu. Kadar protein total dan albumin
46
DIAGNOSIS BANDING
47
KOMPLIKASI
Dietetik
Istirahat Masukan garam (0,5-1 Pengaturan Cairan
g/hari)
Sampai gejala-gejala Jumlah cairan yang input harus
edema, kongesti vaskuler seimbang dengan output
menghilang
49
TATALAKSANA
Antihipertensi
Diuretika Hipertensi sedang atau Antibiotika
berat kaptopril (0,3-2
Furosemide 1-2 mg/kg Amoksisilin 50 mg/kgBB dibagi
mg/kgbb/hari)
BB/hari oral dibagi atas 2 3 dosis selama 10 hari.
dosis Eritromisin dosis 30mg/kgbb/hari.
50
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
51
Bab IV
ANALISIS
KASUS
52
Anamnesis
An. NAB, • Bengkak pada wajah, badan, kaki, dan kemaluan terutama saat bangun tidur
sejak ± 4 hari SMRS
Perempuan, • BAK merah tua, sedikit, frekuensi berkurang
usia 10 • Demam tidak tinggi yang terus-menerus
tahun • Nafsu makan
• Mual muntah 2x
• Riwayat koreng pada kaki
53
• Timbul secara akut ± 1 minggu
• Hematuria
• Proteinuria (+3)
Sindrom Nefritik Akut
• Silinderuria
• Edema periorbita, pretibial
54
Sindrom Nefritik Akut ec GNAPS
Pada kasus ini, pasien berusia 10 tahun sehingga sesuai dengan distribusi
penyakit ini.
55
Infeksi streptococcus kerusakan GBM dimana eritrosit (HEMATURIA) dan protein
(PROTEINURIA) gagal difiltrasi sehingga ikut keluar bersama urin.
56
• Diet rendah garam (0,5-1 g/hari) untuk mengurangi beban retensi natrium yang
sudah ada.
• Furosemid IV 2x10 mg untuk mengurangi retensi cairan dan edema, pada pasien.
57
Terima
Kasih.
58
SESI PERTANYAAN
1. Ishak (D1) Pasien ini diagnosa SNA, apa perbedaan SN secara patofisiologi dan penatalaksanaan?
SNA kejadian akut, SN riwayat penyakit ginjal dengan edema. Patofisologi SNA karena infeksi pada
glomerulus, filtrasi terganggu, protein dan darah dapat lewat, proteinuria dan hematuri, proteinuria tidak massif,
ada hipertensi. Edema dan hipertensi disebabkan retensi na dan air akibatnya hipervolemi. Nefrotik karena
proses imun, perubahan muatan pada podosit. Edem disebabkan hipoalbumin massif, akibat protein lolos massif.
Tatalaksana SNA butuh antibiotik. SN diberikan steroid.
Bengkak akibat ginjal mengisi jaringan longgar dulu, perbedaannya sama jantung. Kalo jantung utamanya
edema di kaki dulu.
59
SESI PERTANYAAN
1. Patrick (B1) Apa saja edukasi ke orang tua saat pasien pulang?
Diet rendah garam (0,5-1 g/hari)
Saat fase akut bed rest total. Hal ini utk mengurangi komplikasi, saat akut selesai boleh beraktivitas tapi tidak
berat
Kalau kencing merah tua jangan panik
Pasien diminta control ulang selama 6 bulan-12 bulan, jika masih ada hematuri >!2 bulan kemungkinan ini
glomerulonephritis kronik
60
SESI PERTANYAAN
Expert:
- SNA lebih ringan daripada SN
- Pencetus GNAPS: infeksi atau penyakit sekunder lainnya
- Nefritik khas dengan glomerulonephritis (kapiler di glomerular) yg dominan gejala perdarahannya dan hipertensi.
Karena bukan saringannya yg terkena, tetapi pembuluh darahnya
- Sehingga dibutuhkan evaluasi urin rutin tiap bulan dalam 6 bulan pertama. indikasi plg: tdk ada hematuria
makros (kalo mikros boleh), hipertensi terkontrol, edema (-)
- Antibiotik diteruskan di rumah, atur diet rendah garam, banyak minum untuk meredakan proses infeksi
- Kalo masih ada hematuria mikroskopis >6-12 bulan sarankan USG atau biopsii ginjal
61
SESI PERTANYAAN
1. Zamila (C2) Pada tatalaksana ceftriaxone, padahal di teori amoxicillin. Apa alasannya?
Ceftriaxone adalah golongan cefalosporin, braod spectrum. Teorinya amox IV atau ertromisin PO, ceftriaxone
dapat diberikan jika tidak tersedia amox IV. Amox dan ceftriaxone sama-sama golongan beta laktam
Expert:
Kalau pasien tidak ada alergi penisilin, tidak apa-apa pasien diberikan amoxicillin. Setting rawat inap jarang
menggunakan amoxicillin. Cefalosporin yang dominan untuk gram +, misal: ceftriaxone
Kemudian kalua ada batuk-pilek, koreng yang masih aktif harus diberikan antibiotik
2. Bara (C1) Mengapa edemanya berangsur membaik di sore hari?
DIPENGARUHI 2 FAKTOR:
Gravitasi dan tahanan jaringan lokal
Edema mudah terlihat di palpebra karena tahanan jaringan ikatnya longgar
Sore hari gaya gravitasi akan mempengaruhi edemanya menuju pretibial
62
1. Salsa (B2) Mengapa kasus ini tidak dianjurkan pemeriksaan biopsi. Pada GNAPS apakah semua
kasusnya tidak perlu biopsi?
- Ada perbaikan lama, hipertensi menetap. azotemia. Gross hematuria >3 minggu, C3 rendah >6 minggu
- Hematuria >12 bulan bisa disebabkan GNK, GNK itu perlu di biopsi
- Perlu di anamnesis kemungkinan lainnya misal: nyeri sendi, ruam kulit yang kemungkinan menyebabkan
SNA bukan karena GNAPS
Expert: Misalnya kasus GNAPS respon terhadap pengobatannya baik, maka tidak perlu biopsy. Kalau
responnya tidak baik maka perlu dipikirkan rencana biopsy. SNA jarang dibiopsi, SN yang sering di biopsi.
Kalau SNA sekunder di biopsi ginjal mungkin penyebabnya sistemik misal HSP, SLE, SBE. Tatalaksananya
kemoterapi sebagai imunosupressan. Fungsi biopsi mengetahui histopatologi
63