Anda di halaman 1dari 13

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain
potong lintang. Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan
menggunakan rekam medis pasien di Poliklinik Tumbuh Kembang RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian berlangsung dari pengambilan data sampel penelitian sampai
dengan pengolahan hasil penelitian, yaitu bulan Oktober hingga Desember 2021
di Poliklinik Tumbuh Kembang RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi Target
Seluruh rekam medik pasien anak yang didiagnosis cerebral palsy di
Poliklinik Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

3.3.2 Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh rekam medis pasien
anak yang didiagnosis cerebral palsy di Poliklinik Tumbuh Kembang RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2020 – Januari 2021.

3.3.3 Sampel Penelitian


Sampel penelitian adalah seluruh subjek dalam populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
3.3.3.2 Cara Pengambilan Sampel
Teknik sampling dilakukan menggunakan metode total sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh sampel dari rekam medik
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.3.4.1 Kriteria Inklusi
a. Anak yang di diagnosis CP pada kunjungan pertama oleh dokter di
Poliklinik Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang berdasarkan definisi CP oleh Rosenbaum dkk, yaitu
kumpulan gangguan perkembangan gerakan dan postur tubuh yang
bersifat permanen sehingga membatasi aktivitas, dikaitkan dengan
kelainan perkembangan otak janin atau bayi yang tidak progresif, dan
sering disertai dengan gangguan sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi,
perilaku, epilepsi, dan masalah muskuloskeletal sekunder
b. Anak yang melakukan pemeriksaan tonus otot.
c. Anak yang melakukan pemeriksaan laboratorium.
3.3.4.2 Kriteria Eksklusi

a. Anak dengan malformasi kongenital berat.


b. Kelemahan otot-otot miopati, hipotoni, dan palsi Erb.
c. Penyakit degeneratif pada susunan saraf seperti, penyakit schilder
(ensefalitis periaxialis) dan multiple sklerosis.
d. Kelainan pada medula spinalis seperti diastematomieli, siringomieli,
dan disrafisme spinal.

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Bebas
a. Karakteristik subjek (jenis kelamin, status gizi, riwayat kelahiran
prematur, pendidikan ibu, dan urutan kelahiran anak)
b. Status besi, meliputi deplesi besi, defisiensi besi, anemia defisiensi
besi, kelebihan besi.

3.4.2 Variabel Terikat


Variabel terikat pada penelitian ini adalah kekuatan tonus otot meliputi, 0, 1, 2,
3, 4.
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur
1. Kekuatan Otot Kemampuan otot atau Pemeriksaan Pemeriksaan nominal 1. Tonus sangat
kelompok otot untuk sistem kekuatan tonus lemah : 0-2
melakukan kerja dengan motorik otot 2. Tonus lemah: 3-4
menahan beban yang
diangkatnya.

 0: tidak ada kontraksi


sama sekali

 1:tidak ada gerakan,


kontraksi otot teraba
 2: gerakan di sendi,
tidak mampu
melawan gravitasi.
 3:mampu melawan
gravitasi dan tidak ada
tahanan ringan
 4: mampu melawan
gravitasi dan tahanan
ringan.

2. Deplesi besi Tahap awal dari defisiensi besi Pemeriksaan Mengambil Nominal 1. Ya
ditandai dengan berkurangnya laboratorium darah dari
cadangan besi namun besi pembuluh darah 2.Tidak
serum masi normal. Pada vena lalu
penelitian ini dilakukan
pengukuran
ferritin di
laboratorium.63

3. Defisiensi zat besi Penurunan persediaan besi Pemeriksaan Mengambil Nominal 1. Ya


untuk fungsi fisiologis tubuh, laboratorium darah dari
karena keseimbangan besi pembuluh darah Ferritin serum usia 0—23
dalam tubuh negatif pada vena lalu bulan <12 µg/L .
waktu yang lama atau absorpsi dilakukan
besi di dalam tubuh tidak pengukuran Ferritin serum anak usia
memadai dengan kebutuhan ferritin di 24—59 bulan < 12 µg/L.
anak.1 Pada penelitian ini laboratorium.63
diagnosis defisiensi besi
ditegakkan berdasarkan Ferritin serum pada anak
pemeriksaan laboratorium usia 5—10 tahun : <15
kadar saturasi transferin. 53,54 µg/L.. 63

2. Tidak

Ferritin serum usia 0—2


bulan >12 µg/L .

Ferritin serum anak usia


24—59 bulan : >12 µg/L.

Ferritin serum pada anak


usia 5—10 tahun : >15
µg/L.63

4. Anemia defisiensi Kekurangan zat besi yang Pemeriksaan Nominal 1. Ya


besi memengaruhi berbagai sistem laboratorium
dan menyebabkan masalah 2.Tidak
fungsional yang disertai
penurunan hemoglobin dan
hematokrit.
5, kadar besi normal Kadar besi cukup untuk fungsi Pemeriksaan Mengambil Nominal 1.Ya
fisiologis tubuh. laboratorium darah dari
pembuluh darah 2.Tidak
vena lalu
dilakukan
pengukuran
ferritin di
laboratorium.63

6. Kelebihan besi Kadar zat besi yang melebih Pemeriksaan Mengambil Nominal 1.Ya
jumlah normal untuk fungsi laboratorium darah dari
fisiologis tubuh pembuluh darah 2.Tidak
vena lalu
dilakukan
pengukuran
ferritin di
laboratorium.63

7. Jenis kelamin Karateristik biologis subyek Rekam Observasi dan Nominal 1. Laki-laki
penelitian yang dibedakan medis pencatatan data 2. Perempuan
menjadi laki-laki dan jenis kelamin
perempuan didapatkan dari pasien melalui
data rekam medis.64 rekam medik
8. Status gizi anak Keadaan yang diakibatkan oleh Rekam Observasi dan Ordinal 1. Malnutrisi (gizi
keseimbangan antara asupan medis pencatatan data buruk, gizi
zat gizi dari makanan dengan status gizi anak kurang ,gizi
kebutuhan zat gizi yang melalui rekam lebih, obesitas)
diperlukan untuk proses medik 2. Baik (gizi baik)
metabolisme tubuh.65

Metode penilaian status gizi


meliputi antropometri dan
penentuan umur.

Berdasarkan umur 0 - 5 tahun


status gizi anak dihitung
berdasarkan WHO Growth
Chart 2006 dibagi menjadi :

Gizi buruk: ≤ 3SD

Gizi kurang: -3,0 SD s/d ≤ 2,0


SD

Gizi baik: -2SD – 2SD

Gizi lebih: > 2 SD 66

Berdasarkan CDC 2000 untuk


anak usia diatas 5 – 20
tahun.67,68

Gizi kurang: < persentil 5

Gizi baik: persentil 5 – 85 .


Gizi lebih: persentil 85 – 95

Obesitas: lebih dari persentil


95

9. Kelahiran prematur Persalinan yang terjadi ketika Rekam Observasi dan nominal 1. Ya
usia kehamilan <37 minggu.35 medis pencatatan data 2. Tidak
riwayat
kelahiran
prematur

10. Pendidikan ibu Tingkat pendidikan formal Rekam Observasi dan Ordinal 1. Rendah (SD—
terakhir yang pernah ditempuh medis pencatatan data SMP)
oleh subjek penelitian, seperti pendidikan ibu 2. Tinggi ( SMA—
yang tercatat di rekam medis. melalui rekam Sarjana).7
medik

11. Urutan kelahiran Posisi anak pada waktu Rekam Observasi dan Nominal 1. Pertama
anak dilahirkan dalam sebuah medis pencatatan 2. Ke ≥2
keluarga.64 urutan kelahiran
anak melalui
rekam medik

12. Usia ibu Usia saat kehamilan Rekam Observasi dan Nominal 1. <20 atau >35
berdasarkan tanggal lahir medis pencatatan usia tahun
pasien yang tercatat di rekam ibu melalui 2. 20—35 tahun
medis. Usia merupakan rekam medis.
variabel kategori yang dibagi
menjadi dua kategori:

usia berisiko tinggi, yaitu usia


<20 tahun atau >35 tahun.

usia tidak berisiko tinggi, yaitu


usia 20—35 tahun.69
3.6 Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam
medis yang terdapat di Poliklinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
periode Januari 2020—Januari 2021. Kemudian dicatat sesuai variabel-variabel
yang diteliti. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak langsung mengakses buku
rekam medis, sehingga peneliti meminta pihak rekam medis untuk mengeluarkan
terlebih dahulu lembar identitas dari buku rekam medis.

3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data


Data pada penelitian ini diolah menggunakan program Statistical Package
for Social Science (SPSS). Analisis data yang digunakan adalah analitik univariat,
bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

3.7.1 Analisis Univariat


Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi
frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel, yaitu faktor risiko dan
kekuatan tonus otot pada anak cerebral palsy.

3.7.2 Analisis Bivariat


Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor risiko
dengan kekuatan tonus otot pada anak cerebral palsy. Penelitian ini menggunakan
analisis Chi square dan Fisher’s exact test. Dalam penelitian ini dikatakan
terdapat hubungan yang signifikan apabila didapatkan nilai p <0,05. sehingga bisa
dikatakan bahwa hipotesis diterima.

3.7.3 Analisis Multivariat


Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang
memiliki pengaruh dominan dalam menentukan tingkat kekuatan tonus otot anak
Cerebral Palsy di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pada analisis
multivariat dilakukan analisis regresi logistik.
3.8 Kerangka Operasional

Perencanaan Penelitian

Proposal Penelitian

Penelitian

Pengambilan dan pengumpulan data rekam medis


di Poliklinik Tumbuh Kembang
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

Sampel
Data rekam medis pasien anak cerebral palsy di Poliklinik Tumbuh Kembang RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Periode Januari 2020—Januari 2021

Profil Status Besi Kekuatan Tonus Otot

Pengolahan dan analisis


data

Pembahasan hasil
penelitian dan kesimpulan
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Dummy


Analisis Univariat
Dummy Table Distribusi Frekuensi Karakteristik Umum pada Anak Cerebral Palsy

Cerebral Palsy (n; %)


Jenis kelamin
Laki-laki
perempuan
Status gizi
Kurang
Baik
Prematuritas
Ya
Tidak
Urutan Kelahiran Anak
Pertama
Ke ≥2
Paritas
Multipara
Primipara
Pendidikan Ibu
Rendah
Tinggi
Usia Ibu
<20 atau >35 tahun
20—35 tahun

Kekuatan Tonus Otot Jumlah (n) Persentase (%)


0
1
2
3
4

Analisis Bivariat
Dummy Table Hubungan Status Besi dengan Kekuatan Tonus Otot pada Anak Cerebral Palsy
Kekuatan Tonus Otot
Sangat
Lemah PR P value
Lemah
n (%) n (%)
Ya
Deplesi Besi
Tidak
Ya
Defisiensi Besi
Tidak
Ya
Anemia Defisiensi Besi
Tidak
Ya
Kelebihan Besi
Tidak

Analisis Multivariat
Tabel Dummy Model Analisis Regresi Logistik
Status Besi B SE P Exp (B)

Anda mungkin juga menyukai