Oleh :
Dyah Prabaningrum
NPM 150 670 5001
15 Apakah hasil penelitian dapat Penelitian dapat digeneralisir pada populasi yang
digeneralisir pada populasi yang memiliki karakteristik sama, yaitu daerah perkotaan
sama? (metropolitan) dimana diasumsikan ada pajanan BPA
ke manusia
TELAAH KRITIS
Latar belakang penelitian ini adalah makin meningkatnya prevalensi, onset yang semakin
awal dari gangguan mental dan perilaku. Di Amerika Serikat, diperkirakan 17% anak berusia 13-
18 tahun mengalami gangguan tersebut, terutama kecemasan dan depresi. Etiologinya termasuk
factor lingkungan. Bisphenol A (BPA) merupakan Endocrine Disrupting Compounds (EDC)
yang mengganggu sistem kerja endokrin. BPA ditemukan dalam polimer yang digunakan dalam
alat-alat rumah tangga terutama wadah makanan dan minuman, kertas termal, alat kesehatan,
dental sealants. Hasil survey nasional yang dilakukan Amerika Serikat menyatakan bahwa 93%
dari kelompok usia diatas 6 tahun yang disurvey memiliki kadar BPA dalam urin yang terdeteksi,
terutama pada perempuan dan kelompok berpenghasilan rendah. Studi epidemiologi yang pernah
dilakukan melaporkan adanya perbedaan perilaku dengan kadar BPA yang terkait dengan
perbedaan jenis kelamin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi sex-specific dengan konsentrasi
BPA dalam urin ibu dan anak dan gejala kecemasan dan depresi pada anak perkotaan usia 10-12
tahun. Penelitian ini merupakan kohort dengan 348 responden ibu-ibu. Adapun anak yang diteliti
tingkat kecemasan dan depresinya sebanyak 239 dan 231 anak. Lokasi penelitian adalah di
daerah Washington Heights, Harlem, dan South Bronx. Rekrutmen dilakukan pada ibu hamil
pada perode 1998 2006.
Pengambilan populasi dan sampel berasal dari New York Presbyterian Medical Center dan
Harlem Hospital, New York, ketika usia kehamilan 20 minggu. Kriteria responden adalah :
wanita hamil berusia 18-35 tahun, bukan perokok, bukan pengguna produk tembakau dan atau
obat-obatan, secara umum sehat (tidak mengidap diabetes, hipertensi, dan HIV), mengikuti
prenatal care pada usia kehamilan 20 minggu. Kuesioner pasca melahirkan diberikan ketika bayi
yang dilahirkan berusia 6 bulan dan setiap 1-2 tahun sekali kuesioner mengenai perkembangan
anak diberikan. Ketika anak berusia 7 tahun, orang tua diberikan informed consent dan kemudian
mengikuti penelitian ini. Penelitian ini merekrut 348 responden ibu-ibu dan 24 anak, yang
diamati pada saat kehamilan, bayi lahir berusia 6 bulan, anak berusia 3 dan 5 tahun, dan anak
berusia 10-12 tahun. Sampel yang digunakan adalah urin ibu hamil di trimester ketiga dan urin
anak ketika berusia 10-12 tahun, yang kemudian diperiksa kadar BPA dan metabolitnya (MnBP).
Kemudian ketika anak berusia 10-12 tahun diteliti tingkat kecemasan dan depresi menggunakan
instrument CDRS dan RCMAS.
Pengukuran pajanan dengan menggunakan on-line solid-phase extraction (SPE) dan
digabungkan dengan isotope dilution High-Performance Liquid Chromatograph/Tandem Mass
Spectrometry (HPLC/MS) dengan persiapan sampling sebelum dilakukan pemeriksaan (Kato et
al., 2005). Limit deteksi adalah 0,4 g/L (BPA) dan 0.41.1 g/L(MnBP). Untuk sampel yang
tidak bisa dideteksi, menggunakan nilai batas terendah yang dapat dideteksi dibagi dua. Untuk
adjusting urinary dilution, nilai BPA dan MnBP diambil nilai Specific Gravity (SG)
menggunakan handheld refractometer (Urine-Specific-Gravity-Refractometer-PAL-10-S-
P14643C0;TAGOUSA, Inc.,Bellevue,WA). Formula yang digunakan adalah : Chemicalc = BPA
atau MnBP x ((mean SG 1)/(individual SG 1)) dimana Chemicalc adalah konsentrasi kimia
SG terkoreksi dalam satuan g/L. Outcome yang diteliti adalah tingkat kecemasan dan depresi.
Kuesioner CDRS untuk depresi terdiri dari 17 item skala, yang terdiri dari aspek kognitif, afektif,
somatic, dan psikomotor. Tingkat keparahan terdiri dari 7 tingkatan. Kuesioner RCMAS untuk
kecemasan pada anak. Terdiri dari 37 pertanyaan dengan jawaban ya/tidak. Hasil dari penelitian
ini adalah pajanan BPA secara prenatal dan postnatal pada anak laki-laki dan perempuan dengan
tingkat kecemasan dan depresi pada anak tidak signifikan. Namun, pajanan prenatal BPA
memiliki asosiasi signifikan degan skor RCMAS pada anak laki-laki, namun tidak pada anak
perempuan. Pajanan postnatal BPA tidak memiliki asosiasi signifikan dengan skor RCMAS dan
CDRS, sedangkan skor CDRS dan RCMAS (depresi dan kecemasan) memiliki korelasi yang
signifikan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian lain yang serupa, yang hasilnya adalah ada
hubungan signifikan yang sex-specific antara pajanan BPA pada anak dan tingkat kecemasan dan
depresi.
KERANGKA KONSEP
- Etnis
- periode gestasional
- IQ ibu
- pendidikan ibu
- demoralisasi ibu
- usia anak saat tes
- kualitas lingkungan anak
- pajanan tembakau saat
kehamilan
- MnBP yang diajust
TINJAUAN dengan SG
PUSTAKA
pada urin ibu saat trimester
ketiga.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bisphenol A
1. Gambaran umum
Bisphenol A (BPA) atau 2,2-(4,4-dihidroksidifenil) propane dengan rumus kimia
(CH3)2C(C6H4OH)2 merupakan senyawa organic sintetis yang banyak ditemukan di
lingkungan. Struktur BPA didapatkan dengan kombinasi 2 mol fenol dengan 1 mol
aseton, sepeti pada gambar di bawah ini (Staples et al., 1998).
5. Toksikokinetika
a. Absorpsi
Sebagian besar pajanan BPA pada manusia melalui oral dan masuk ke dalam
saluran pencernaan, dan sedikit melalui kontak langsung dermal (Staples et al.,
1998).
b. Distribusi
Organ target BPA adalah hati (Mielke and Gundert-Remy, 2012). BPA yang
masuk melalui oral akan diserap melalui dinding usus untuk kemudian didistribusi
darah ke organ target.
c. Metabolisme
Pada manusia, BPA cepat diserap dan ditransformasi. BPA mengalami
glukuronidisasi oleh UDP-glucuronyltransferase UTG2B15 menjadi BPA-
glukuronid pada metabolisme awal di dinding usus dan hati. Enzim ini ada pada
manusia namun tergantung pada usia manusia tersebut. Sulfasi BPA dibantu oleh
enzim SULT 1A1 (Mielke and Gundert-Remy, 2012).
d. Eksresi
Lebih dari 80% dari BPA yang masuk dibersihkan dari tubuh dalam waktu 5 jam
berupa bentuk konjugat dari BPA yang tanpa aktivitas endokrin (WHO, 2009).
BPA dieksresikan melalui urin dalam bentuk BPA glukuronid (82%),
unconjugated BPA (14%), dan BPA sulfat (4%) (European Communities, 2010)
6. Efek Kesehatan
a. Sistem Imun
BPA diketahui sebagai senyawa penghambat kerja endokrin. BPA diketahui
mengganggu kerja hormone tiroid dan fungsi estrogen, dan secara potensial dapat
mengganggu kerja sistem imun. Pada uji hewan diketahui bahwa BPA
meningkatkan respon imun bawaan dengan meningkatkan produksi cytokine
termasuk faktir nekrosis tumor (TNF) dan IL-1 pada makrofag dan merangsang
sel T dan B dalam respon adaptif (OEHHA, 2009) .
b. Sistem Saraf
BPA memiliki efek langsung dan tidak langsung pada sistem saraf. BPA dapat
mempengaruhi perkembangan otak karena BPA mempengaruhi kerja hormone
tiroid yang juga berperan penting dalam perkembangan otak baik dalam prenatal
maupun neonatal. Sebagai contoh adalah hipotiroidisme yag menyebabkan
kerusakan fungsi kognitif seperti rusaknya memori, persepsi spasial, dan attention
disorder. BPA juga menunjukkan menghasilkan oksidatif stress dan merangsang
apoptosis pada sel saraf. BPA juga memiliki dampak signifikan pada sistem
dipaminergis dan hippocampal yang terkait dengan fungsi kognitif yang memiliki
efek yang sama dengan neurodegenerative (OEHHA, 2009).
Gangguan depresi dan kecemasan sebetulnya berbeda, namun orang yang memiliki
pengalaman gejala sama dengan ganggguan kecemasan seperti gugup, tersinggung,
masalah dalam tidur dan konsentrasi. Namun gangguan tersebut memiliki penyebab
dan gejala emosi dan perilaku masing-masing. Banyak orang yang memiliki gangguan
depresi mempunyai riwayat gangguan kecemasan pada masa kanak-kanak. Belum ada
bukti bahwa salah satu gangguan tersebut adalah penyebab gangguan lainnya, tapi
banyak orang mengalami dua gangguan tersebut.