Anda di halaman 1dari 19

Telaah Kritis

Selasa Ilmiah
15 November 2016

Meta-analisis Bayesian Terhadap Efikasi dan Efek Sekunder


Risperidon atau Aripiprazol pada Anak dan Remaja dengan
Autisme dan/atau Disabilitas Intelektual

Penyaji : dr. Gina Anindyajati


Narasumber : Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K)
Pembimbing Stase : dr. Fransiska Kaligis, SpKJ(K)
Moderator : dr. Fransiska Kaligis, SpKJ(K)
Pembahas : dr. Rizky Aniza Winanda
dr. Willy Steven

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
JAKARTA
2016
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa makalah ini
saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas
Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan bertanggung
jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada
saya.

Jakarta, 15 November 2016

dr. Gina Anindyajati

SK Rektor Universitas Indonesia No. 208/SK/R/UI/2009 tanggal 17 Maret 2009 tentang


Pedoman penyelesaian masalah plagiarisme yang dilakukan oleh sivitas akademika
Universitas Indonesia

Plagiarisme adalah tindakan seseorang yang mencuri ide atau pikiran yang telah
dituangkan dalam bentuk tertulis dan atau tulisan orang lain dan yang digunakannya dalam
tulisannya seolah-olah ide atau tulisan orang lain tersebut adalah ide, pikiran dan atau
tulisan sendiri sehingga merugikan orang lain baik material maupun nonmaterial, dapat
berupa pencurian sebuah kata, frasa, kalimat, paragraf atau bahkan pencurian bab dari
tulisan atau buku seseorang, tanpa menyebut sumbernya, termasuk dalam plagiarisme
adalah plagiarisme diri.
PENDAHULUAN
Penggunaan antipsikotik generasi kedua (APG-II) di kalangan anak dan remaja semakin marak
dalam beberapa tahun terakhir. Selain untuk mengelola gangguan psikotik, obat ini memiliki
efikasi yang baik untuk mengatasi gejala pada mania, ragam gangguan mood yang ekstrim,
iritabilitas, agresi, dan perilaku disruptif. Dari dua hingga lima anak yang mendapat APG-II
untuk gangguan perilaku akan menunjukkan perbaikan.1 APG-II diberikan untuk
menatalaksana gangguan perilaku pada anak terutama bila strategi terapi lainnya telah gagal.2
APG-II yang disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) adalah risperidon
dan aripiprazol.3 Risperidon digunakan untuk manajemen iritabilitas yang berkitan dengan
autisme, episode manik dan campuran ada kasus bipolar I, serta untuk kasus skizorenia.
Risperidon dosis rendah menunjukkan efikasi jangka pendek yang baik untuk mengatasi
masalah perilaku pada anak dengan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.4 Sementara itu
aripiprazol dapat digunakan untuk mengatasi episode manik dan campuran terkait gangguan
bipolar I dan skizofrenia.5 Manfaat pemberian aripiprazole untuk mengatasi masalah perilaku
dapat dirasakan hingga 52 minggu.2
Satu dari sepuluh anak yang mendapatkan antispiskotik didiagnosis dengan gangguan
spektrum autisme dan/atau disabilitas intelektual. Pada kelompok anak dengan autisme, satu di
antara 6 mendapatkan pengobatan antipsikotik. Proporsi ini semakin meningkat seiring dengan
berjalannya tahun, namun alasan klinis maupun luaran jangka panjangnya masih membutuhkan
eksplorasi.6
Di awal pemakaiannya, belum banyak penelitian yang membahas cara kerja obat ini
dalam mengatasi gangguan perilaku. Begitu pula dengan penelitian yang membahas efek
jangka panjang kedua obat ini. Pemanfaatan APG-II di awal lebih berkenaan dengan properti
sedasi, ketimbang menargetkan penyebab perilaku disruptif. Tanpa pemahaman yang
memadai, maka pemberian obat ini berisiko membahayakan pasien.5
Pada orang dewasa, APG-II dikembangkan dan makin banyak digunakan karena
menimbulkan efek samping gejala ekstrapiramidal yang lebih sedikit dibanding antispikotik
generasi pertama (APG-I). Penelitian yang membahas efek samping pemberian APG-II pada
anak dan remaja makin marak seiring dengan meningkatnya penggunaan APG-II beberapa
tahun terakhir. APG-II diketahui memiliki efek samping minor bila diberikan pada pasien anak
dan remaja. Sementara itu efek samping metabolik sifatnya lebih berbahaya dan mengancam
nyawa untuk jangka panjang.1

1
Penggunaan APG-II pada populasi khusus perlu mendapat perhatian tersendiri,
misalnya pada anak dengan disabilitas intelektual. Hal ini karena biasanya mereka rentan
mengalami efek samping. Sementara itu, untuk memberikan layanan kedokteran berbasis bukti
pada populasi ini belum dapat dilakukan karena terbatasnya penelitian yang dipublikasikan.7
Bukti ilmiah diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan dengan memertimbangkan
manfaat dan risiko pemberian. Hal ini merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial oleh
profesi dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas terkait pemberian obat yang dapat
dicegah.8

TELAAH KRITIS9
A. Gambaran Umum Penelitian
Artikel yang ditelaah merupakan hasil studi Cohen dkk yang dipublikasikan tahun 2013
dengan judul Risperidone or aripiprazole in children and adolescents with autisme and/or
intellectual disability: A Bayesian meta-analysis of efficacy and secondary effects. Artikel ini
merupakan artikel sekunder dari penelitian Cohen dkk untuk mencari efek samping pemberian
APG-II pada anak dan remaja. Dalam pendahuluannya, Cohen dkk menyebutkan bahwa APG-
II adalah terapi yang efektif untuk mengatasi sejumlah gangguan kejiwaan pada anak dan
remaja. Risperidon dan aripiprazol telah disetujui FDA (Food and Drug Administration
lembaga yang mengatur peredaran obat dan makanan di Amerika Serikat) sebagai medikasi
untuk mengatasi permasalahan perilaku pada anak dengan autisme dan/atau disabilitas
intelektual. Akan tetapi, studi yang membandingkan efikasi maupun profil efek samping
keduanya masih sedikit. Dari penelitian utamanya, Cohen dkk mendapati bahwa anak dan
remaja, berisiko mengalami efek samping setelah diberikan APG-II. Studi lain juga
menunjukkan bahwa anak dengan autisme dan/atau disabilitas intelektual lebih rentan
mengalami efek samping akibat pemberian APG-II. Oleh karena itu, Cohen dkk kemudian
melanjutkan proses analisis menggunakan statistik Bayesian untuk mendapatkan efek samping
yang paling sering muncul dari risperidon dan aripiprazol yang diberikan dalam jangka pendek
pada anak dan remaja.
Cohen dkk mengumpulkan artikel studi terkontrol yang dipublikasikan antara tahun
1980-2009. Artikel yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan statistik Bayesian agar
memungkinkan mengolah data dari studi perbandingan yang menggunakan multi-lengan dan
studi yang mencari efek sekunder. Cohen dkk memiliki hipotesis bahwa obat yang berbeda
2
(risperidon dan aripiprazol) akan menunjukkan profil efek samping yang berbeda pula,
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan obat kepada pasien anak dan
remaja.

B. Penilaian Kesahihan
Secara umum, studi Cohen memiliki kesahihan yang cukup baik karena merupakan
meta-analisis yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Studi ini juga menuliskan metode
penelusuran data serta cara melakukan ekstraksi. Hasil yang didapatkan pun menunjukkan
konsistensi antar studi. Meski demikian, terdapat beberapa keterbatasan terkait kekhususan
tujuan studi, ketiadaan alur penelusuran, penggunaan pangkalan data, metode penilaian
kesahihan masing-masing studi yang ditemukan, serta penentuan luaran.
Studi Cohen dkk mencari efikasi dan efek sekunder pemberian risperidon dan
aripiprazol pada anak dan remaja dengan autisme dan/atau disabilitas intelektual. Judul
studinya mengesankan bahwa risperidon dibandingkan head to head dengan aripiprazol untuk
melihat efikasi dan adanya efek sekunder. Efek sekunder tidak disebutkan secara spesifik
sebagai efek samping pada bagian judul, baru pada bagian pendahuluan Cohen dkk menyatakan
bahwa mereka bermaksud membandingkan profil efek samping kedua obat tersebut. Cohen
dkk membatasi penelitian mereka untuk melihat efek samping jangka pendek pemberian APG-
II untuk mengatasi masalah perilaku pada anak dan remaja dengan autisme dan/atau disabilitas
intelektual.
Pada bagian metode, Cohen dkk mendeskripsikan bagaimana mereka mencari dan
menyeleksi studi untuk dianalisis. Akan tetapi Cohen dkk tidak memuat alur penelusuran
sebagaimana biasa dicantumkan dalam pelaporan tinjauan sistematik maupun meta-analisis.
Kata kunci yang digunakan dalam studi ini adalah aripiprazole, ziprasidone, risperidone,
olanzapine, quetiapine, clozapine, children/adolescents and/or controlled. Cohen dkk hanya
menggunakan 2 pangkalan data untuk studinya tanpa memberikan keterangan mengenai
pemilihan kedua pangkalan data tersebut. Meski demikian, Cohen dkk berusaha memperluas
pencariannya melalui pangkalan data milik lembaga yang mengatur peredaran obat di Amerika
dan Eropa (FDA dan EMEA). Hal ini untuk mendapatkan informasi komplementer dan
sinopsis penelitian yang tidak dipublikasikan. Selain itu, Cohen dkk juga menelusuri rujukan
yang tercantum dalam studi yang mereka temukan.

3
Terdapat 128 studi yang dipublikasikan antara Januari 1980-Oktober 2010 yang dinilai
potensial untuk dianalisis. Cohen dkk melakukan seleksi berdasarkan kriteria eksklusi untuk
mendapat data yang sesuai. Kriteria eksklusi yang digunakan adalah:
1. Cross-over; retrospektif, kombinasi; atau rancangan discontinuation
2. Tidak ada indikasi efek samping, baik pada laporan asli maupun tinjauan yang
tersedia
3. Kurang dari 9 individu untuk tiap lengan
4. Memiliki jumlah lengan sedikit untuk kelompok kontrol/plasebo pada studi jangka
pendek (12 minggu)
5. Pertanyaan penelitian yang tidak berhubungan
6. Tinjauan pustaka
7. Data telah dilaporkan sebelumnya
8. Durasi penelitian 13 minggu
9. Pelaporan variabel yang tidak lengkap
Setelah diseleksi menggunakan kriteria eksklusi didapatkan 41 studi jangka pendek
menggunakan obat APG-II yang relevan, dan seluruhnya diterbitkan dalam Bahasa Inggris.
Cohen dkk lalu memilah 8 studi yang melaporkan efikasi dan efek sekunder APG-II pada anak
dan remaja dengan autisme dan/atau disabilitas intelektual, yang terdiri dari 6 studi tentang
risperidon dan 2 studi membahas aripiprazol.
Proses ekstraksi data dilakukan oleh dua orang peneliti secara independen, kemudian
dibandingkan untuk menjamin akurasinya. Bila tidak mencapai kesepakatan, maka peneliti
akan melihat ke laporan awal mengenai data yang relevan. Menimbang penggunaan analisis
Bayesian untuk meta-analisis ini, maka Cohen dkk memutuskan untuk tidak mengganti data
yang hilang dengan sebuah konstanta (sebagaimana biasa dilakukan untuk metode meta-
analisis klasik), namun mereka berupaya menghubungi peneliti utama studi yang ditemukan
untuk mendapatkan data yang hilang tersebut. Kualitas efek samping dari data yang didapat
dinilai menggunakan AEQS (Adverse Effect Quality Score) dengan nilai 1 diberikan untuk poin
yang dinyatakan lengkap, dan nilai 0 untuk data yang tidak lengkap. Nilai ini dijumlahkan dan
hasilnya terentang antara 1-13. Pemilihan AEQS didasarkan tujuan Cohen dkk yang ingin
melihat efek samping APG-II ketimbang efikasi.
Luaran yang dinilai oleh Cohen dkk adalah efikasi menggunakan persentase perbaikan
skor Clinical Global Improvement (CGI), persentase kenaikan berat badan yang signifikan
(sebagaimana dinyatakan oleh peneliti maupun studi yang melakukan (kenaikan berat badan
4
>7% atau >5%), persentase laporan subjektif mengenai sedasi/somnolen, persentase subjek
dengan gejala ekstrapiramidal dan/atau akatisia. Awalnya Cohen dkk menargetkan untuk
menilai efek samping metabolik, namun karena pelaporan variabel tersebut tidak memadai,
sehingga akhirnya diputuskan untuk tidak dianalisis.

C. Penilaian Kepentingan
Studi Cohen dkk menganalisis perubahan nilai rerata masing-masing penelitian untuk
variabel yang paling banyak dilaporkan. Hasil yang didapat berupa:
1. Aripiprazol (OR = 6.09, 95% credible interval [2.3-12.63]) dan risperidon (OR = 12.8,
95% credible interval [5.57-27.33]) memiliki efikasi yang lebih baik dibanding plasebo
untuk memerbaiki skor CGI anak dan remaja dengan masalah perilaku pada autisme
dan/atau disabilitas intelektual
2. Aripiprazol (OR = 6.28, 95% credible interval [1.64-17.12]) dan risperidone (OR =
7.76, 95% credible interval [1.88-25.2]) meningkatkan risiko kenaikan berat badan
yang signifikan dibanding plasebo
3. Aripiprazol (OR = 25.76, 95% credible interval [1.29-112.3]) dan risperidone (OR =
9.63, 95% credible interval [3.52-22.79]) meningkatkan risiko pelaporan adanya
sedasi/somnolen dibanding plasebo
4. Risperidon (OR = 3.72, 95% credible interval [1.73-7.22]) meningkatkan risiko
terjadinya gejala ekstrapiramidal dan/atau akatisia dibanding plasebo
Dibandingkan plasebo, aripiprazol dan risperidone menunjukkan perbedaan yang bermakna
secara statistik. Ketika dilakukan analisis untuk membandingkan aripiprazol dengan
risperidone, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik. Hasil studi juga
menyebutkan rasio odds untuk masing-masing obat dan kejadian yang dinilai. Selain itu, Cohen
dkk juga menampilkan tabel yang berisi karakteristik masing-masing studi yang dianalisis,
sehingga pembaca dapat melihat data biner untuk luaran yang dinilai.
Selain menilai kemaknaan secara statistik, penilaian kepentingan hasil meta-analisis
perlu dilakukan dengan menghitung Number Needed to Treat (NNT) untuk efikasi dan Number
Needed to Harm (NNH) untuk kemunculan efek samping. Berdasarkan data yang tersedia,
penghitungan dilakukan menggunakan rumus10:
1. NNT = (1-(PEER*(1-OR))) / ((1-PEER)*(PEER)*(1-OR))
2. NNH = ((PEER*(OR-1))+1) / (PEER*(OR-1)*(1-PEER))

5
Penghitungan NNT menghasilkan angka bernilai negatif (-2), baik untuk aripiprazol
maupun risperidon. Hal ini menunjukkan bahwa dibandingkan plasebo, pemberian aripiprazol
dan risperidone akan memberikan dampak berupa efek samping. Sementara itu penghitungan
NNH memberikan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan Number Needed to Harm Aripiprazol dan Risperidon pada Anak
Autismee dan/atau Disabilitas Intelektual
Efek samping Obat
Aripiprazol Risperidon
Kenaikan berat badan 8 16
Sedasi 2 2
Gejala ekstrapiramidal Tidak dapat dihitung 5
dan/atau akatisia

Dari studi ini, kita dapat menggunakan hasil NNH sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan saat akan memberikan obat kepada pasien anak dan remaja yang memiliki
masalah perilaku pada kondisi autisme dan/atau disabilitas intelektual.

D. Penilaian Kemamputerapan
Kemamputerapan hasil studi ini dibatasi oleh perbedaan karakteristik demografi, yakni
ras dan umur. Data untuk studi ini sebagian besar dikumpulkan dari ras kaukasian dengan usia
berkisar antara 8-14 tahun, sementara di poli jiwa anak dan remaja RSCM tak jarang dijumpai
masalah perilaku yang mengganggu pada anak dengan usia lebih muda. Oleh karena itu
kemunculan efek samping perlu dimonitor lebih intensif, mengingat mungkin saja ada
perbedaan kerentanan terhadap timbulnya efek samping.

KETERBATASAN PENELITIAN
Sebagaimana dituliskan Cohen dkk, hambatan dalam melakukan studi mereka adalah:
1. Sebagian besar data yang didapatkan berfokus pada efikasi sebagai luaran utama
2. Kualitas pelaporan efek samping rendah, sehingga menurunkan kualitas meta-
analisis
3. Hampir seluruh studi yang didapatkan dibiayai oleh industri farmasi, sehingga
menekankan pada efikasi
6
4. Tidak ada studi menggunakan risperidon yang melaporkan perubahan terkait level
prolaktin, maupun indikator metabolik lainnya sehingga tidak dapat menghitung
risiko munculnya efek samping metabolik
5. Terdapat tendensi untuk tidak menjadikan efek samping sebagai luaran utama studi

Keterbatasan studi Cohen dkk meliputi:


1. Pelaporan efek sekunder yang bervariasi sehingga menyulitkan analisis
2. Jumlah lengan studi dan total subjek yang diberikan terapi sedikit, sehingga
menghasilkan 95% credible interval yang lebar
3. Penghitungan meta-analisis hanya membandingkan risperidon dan aripiprazol
dengan plasebo, tidak membandingkan antar kedua obat tersebut
4. Tidak dapat mengontrol penggunaan obat lain yang dipakai bersamaan, atau
karakteristik demografi yang mungkin berbeda antar studi
5. Tidak dilakukan blinding pada penulis yang melakukan ekstraksi data
6. Pemilihan durasi studi jangka pendek mungkin menutupi kemungkinan munculnya
efek samping yang baru akan muncul setelah jangka lama

SIMPULAN
Studi ini secara spesifik menilai efikasi dan efek samping jangka pendek pemberian
risperidon dan aripirazol untuk permasalahan perilaku pada anak dan remaja dengan autisme
dan/atau disabilitas intelektual. Kedua obat tersebut efektif memerbaiki gejala klinis, namun
berisiko menimbulkan efek samping terutama kenaikan berat badan, sedasi, serta gejala
ekstrapiramidal.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Zuddas A, Zanni R, Usala T. Second generation antipsychotics (SGAs) for non-


psychotic disorders in children and adolescents: A review of the randomized controlled
studies. European Neuropsychopharmacology [Internet]. 2011 [cited 14 November
2016];21(8):600-620. Available from:
http://www.europeanneuropsychopharmacology.com/article/S0924-977X(11)00070-
8/abstract
2. Deb S, Farmah B, Arshad E, Deb T, Roy M, Unwin G. The effectiveness of aripiprazole
in the management of problem behaviour in people with intellectual disabilities,
developmental disabilities and/or autistic spectrum disorder A systematic review.
Research in Developmental Disabilities [Internet]. 2014 [cited 14 November
2016];35(3):711-725. Available from:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0891422213005477
3. Cohen D, Bonnot O, Bodeau N, Consoli A, Laurent C. Adverse Effects of Second-
Generation Antipsychotics in Children and Adolescents. Journal of Clinical
Psychopharmacology. 2012;32(3):309-316.
4. Pringsheim TGordman D. Second-Generation Antipsychotics for the Treatment of
Disruptive Behaviour Disorders in Children: A Systematic Review. Can J Psychiatry
[Internet]. 2012 [cited 14 November 2016];57(12):722-727. Available from:
http://cpa.sagepub.com/content/57/12/722.abstract
5. McKinney CRenk K. Atypical antipsychotic medications in the management of
disruptive behaviors in children: Safety guidelines and recommendations. Clinical
Psychology Review [Internet]. 2011 [cited 14 November 2016];31(3):465-471.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21130552
6. Park S, Cervesi C, Galling B, Molteni S, Walyzada F, Ameis S et al. Antipsychotic Use
Trends in Youth With Autisme Spectrum Disorder and/or Intellectual Disability: A
Meta-Analysis. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry
[Internet]. 2016 [cited 14 November 2016];55(6):456-468.e4. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27238064
7. Bell J, Kirkpatrick C, Alderman C. Balancing evidence and social responsibility when
targeting clinical pharmacy services: the example of people with intellectual
disabilities. International Journal of Clinical Pharmacy. 2015;37(4):549-550.

8
8. Hepler CStrand L. Opportunities and responsibilities in pharmaceutical care. Am J
Hosp Pharm. 1990;47:533-43.
9. Cohen D, Raffin M, Canitano R, Bodeau N, Bonnot O, Prisse D et al. Risperidone or
aripiprazole in children and adolescents with autisme and/or intellectual disability: A
Bayesian meta-analysis of efficacy and secondary effects. Research in Autisme
Spectrum Disorders [Internet]. 2013 [cited 14 November 2016];7(1):167-175.
Available from:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1750946712000943
10. Number Needed to Treat (NNT) - CEBM [Internet]. CEBM. 2012 [cited 14 November
2016]. Available from: http://www.cebm.net/number-needed-to-treat-nnt/

9
LEMBAR KERJA PENILAIAN STUDI

SYSTEMATIC REVIEW: Are the results of the review valid?

What question (PICO) did the systematic review address?


What is best? Where do I find the information?

The main question being addressed should be The Title, Abstract or final paragraph of the
clearly stated. The exposure, such as a therapy Introduction should clearly state the question.
or diagnostic test, and the outcome(s) of If you still cannot ascertain what the focused
interest will often be expressed in terms of a question is after reading these sections, search
simple relationship. for another paper!

This paper: Yes No Unclear V


Comment: Judul artikel secara jelas menyatakan tujuan studi, namun tidak spesifik menyatakan
bahwa studi ini ingin melihat efek samping risperidone dan aripirazol yang diberikan untuk anak
dengan disabilitas intelektual. Selain itu, studi ini hanya melihat efek samping jangka pendek,
yang tidak disebutkan dalam judul.
F - Is it unlikely that important, relevant studies were missed?

What is best? Where do I find the information?

The starting point for comprehensive search The Methods section should describe the
for all relevant studies is the major search strategy, including the terms used, in
bibliographic pangkalan datas (e.g., Medline, some detail. The Results section will outline the
Cochrane, EMBASE, etc) but should also number of titles and abstracts reviewed, the
include a search of reference lists from number of full-text studies retrieved, and the
relevant studies, and contact with experts, number of studies excluded together with the
particularly to inquire about unpublished reasons for exclusion. This information may be
studies. The search should not be limited to presented in a figure or flow chart.
English language only. The search strategy
should include both MESH terms and text
words.

This paper: Yes No Unclear V


Comment: Pencarian dilakukan pada 2 pangkalan data (Medline dan EMBASE), meski
menyertakan pencarian pada pangkalan data lembaga FDA dan EMEA untuk mendapatkan
infomasi pelengkap dan synopsis studi yang tidak dipublikasikan. Hasil yang didapat pun
terbatas untuk Bahasa Inggris saja.

10
A - Were the criteria used to select articles for inclusion appropriate?
What is best? Where do I find the information?

The inclusion or exclusion of studies in a The Methods section should describe in detail
systematic review should be clearly defined a the inclusion and exclusion criteria. Normally,
priori. The eligibility criteria used should this will include the study design.
specify the patients, interventions or
exposures and outcomes of interest. In many
cases the type of study design will also be a
key component of the eligibility criteria.

This paper: Yes V No Unclear


Comment: Pencarian dilakukan berdasarkan kata kunci yang relevan, terbatas pada studi
terkontrol yang dilakukan kepada subjek anak dan/remaja dengan autisme dan/atau disabilitas
intelektual. Kriteria eksklusi yang diterapkan menghasilkan studi yang spesifik untuk dianalisis.

A - Were the included studies sufficiently valid for the type of question asked?
What is best? Where do I find the information?

The article should describe how the quality of The Methods section should describe the
each study was assessed using predetermined assessment of quality and the criteria used. The
quality criteria appropriate to the type of Results section should provide information on
clinical question (e.g., randomization, blinding the quality of the individual studies.
and completeness of follow-up)

This paper: Yes No V Unclear


Comment: Sebagian besar studi yang dianalisis (n=6) memiliki skor AEQS 3-4, yang menunjukkan
bahwa pelaporan efek samping dalam studi tersebut tidak lengkap. Akan tetapi penulis
berusaha melengkapi data dengan menghubungi penulis terdahulu untuk melengkapinya.

T - Were the results similar from study to study?


What is best? Where do I find the information?

Ideally, the results of the different studies The Results section should state whether the
should be similar or homogeneous. If results are heterogeneous and discuss possible
heterogeneity exists the authors may estimate reasons. The forest plot should show the
whether the differences are significant (chi- results of the chi-square test for heterogeneity
square test). Possible reasons for the and if discuss reasons for heterogeneity, if
heterogeneity should be explored. present.

This paper: Yes V No Unclear


Comment: Penulis melakukan uji Kruskall-Wallis untuk mengecek perbedaan karakteristik
berdasarkan paparan terhadap obat. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
bermakna secara statistik untuk karakteristik subjek.

11
What were the results?
How are the results presented?

Meta analisis adalah suatu analisis statistika yang mengombinasikan berbagai hasil studi .
Pendekatan Bayesian merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk melakukan meta
analisis. Pendekatan ini memungkinkan seluruh parameter dalam studi yang terkumpul untuk
digunakan dalam model. Selain itu, pendekatan Bayesian juga membolehkan informasi lain-lain
yang terdapat dalam studi untuk dimasukkan dalam analisis, yang bila menggunakan pendekatan
lain justru akan dieksklusi. Keuntungan pendekatan Bayesian lainnya adalah mampu memperluas
model sehingga mengakomodasi scenario lain yang lebih kompleks namun sering muncul untuk
studi ini misalnya, pendekatan Bayesian memberikan gambaran efikasi sekaligus efek samping
risperidone dan aripiprazole pada anak dengan disabilitas intelektual.

Hasil yang ditampilkan dalam bentuk grafik yang disertai rasio odds dan credible interval.

12
LAMPIRAN Karakteristik Demografi Studi

13
LAMPIRAN Perbaikan CGI

14
LAMPIRAN Kenaikan berat badan

15
LAMPIRAN Somnolen

16
LAMPIRAN Gejala Ekstrapiramidal

17

Anda mungkin juga menyukai