Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT

TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA ANAK


CEREBRAL PALSY: NARRATIVE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
Hanifah Adela
1810301140

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022
PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT
TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA ANAK
CEREBRAL PALSY: NARRATIVE REVIEW1
Hanifah Adela2, Siti Khotimah3
Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Fisioterapi Program Sarjana
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Siliwangi, Yogyakarta, Indonesia
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Siliwangi,
Yogyakarta, Indonesia
hanifahadelaaa@gmal.com, khotim38@yahoo.co.id

ABSTRAK
Latar Belakang Penelitian: Cerebral palsy merupakan salah satu bentuk brain injury
yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi
dalam otak yaitu adanya gangguan perkembangan maupun pengendalian fungsi motorik
pada anak. Salah satu karakteristik dari anak dengan cerebral palsy yaitu spastisitas
adalah kerusakan pada cortex cerebri yang menyebabkan kekejangan otot. Neuro
developmental treatment salah satu pendekatan yang telah dikembangkan untuk
menangani kondisi cerebral palsy spastik. Teknik neuro developmental treatment ini
dapat mengatasi pola abnormal aktivitas tonus refleks. Tujuan: Untuk mengetahui
pengaruh neuro developmental treatment terhadap penurunan spastisitas pada anak
cerebral palsy: Narrative Review. Metodologi: Metode penelitian yang digunakan yaitu
narrative review dengan framework PICO (Population, Intervention, Comparison,
Otcome). Mengidentifikasi artikel menggunakan databased yang relevan (PubMed, dan
Google Scholar), kemudian memasukkan kedalam PRISMA flowchart, data hasil ulasan
narasi, menyusun, meringkas, dan melaporkan hasil. Hasil Penelitian: Hasil dari 517
artikel yang teridentifikasi, didapatkan 10 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu
10 artikel menyatakan bahwa neuro developmental treatment dapat menurunkan
spastisitas pada anak cerebral palsy. Dosis neuro developmental traetment. Dilakukan
selama 15 menit untuk total 5 sesi dalam seminggu. Instrument dalam artikel
menggunakan instrument ashworth scale. Kesimpulan: Neuro developmental treatment
berpengaruh dalam penurunan spastisistas pada anak cerebral palsy. Saran: Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai tema ini dengan metode
penelitian lain, seperti metode eksperimen.

Kata Kunci: Neuro developmental treatment, spastisitas, ashworth scale, cerebral palsy.
Daftar Pustaka: 27 Referensi (2012-2022)

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Fisioterapi ʻAisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Program Study Fisioterapi Universitas ʻAisyiyah Yogyakarta
THE EFFECT OF NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT
(NDT) ON SPASTICITY REDUCTION IN CHILDREN
WITHCEREBRAL PALSY : A NARRATIVE REVIEW1
Hanifah Adela2, Siti Khotimah3
Faculty of Health Sciences Physiotherapy Study Program Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Siliwangi, Yogyakarta, Indonesia
Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jalan
Siliwangi, Yogyakarta, Indonesia
hanifahadelaaa@gmal.com, khotim38@yahoo.co.id

ABSTRACT
Background: Cerebral palsy is a form of brain injury, which is a condition that affects the
control of the motor system as a result of lesions in the brain, namely developmental
disorders and motor function control in children. One of the characteristics of children
with cerebral palsy, namely spasticity, is damage to the cerebral cortex that causes muscle
spasms. One method that has been discovered to treat spastic cerebral palsy is neuro
developmental treatment. When using this neurodevelopmental therapy, aberrant reflex
tone activity patterns can be overcome. Objective: The study aims to determine the effect
of neuro developmental treatment on reducing spasticity in children with cerebral palsy
usinnarrative review. Methodology: The research employed narrative review method with
the PICO (Population, Intervention, Comparison, Otcome) framework. The articles were
identified using relevant databases (PubMed, and Google Scholar), then enter into
PRISMA flowchart, narrative review data, compile, summarize, andreport results. Result:
Of the 517 articles identified, 10 articles were found that matched the inclusion criteria,
namely 10 articles stating that neuro developmental treatment can reduce spasticity in
children with cerebral palsy. The neuro developmental treatment was carried out for 15
minutes for a total of 5 sessions a week. The instrument in the article used the ashworth
scale instrument. Conclusion: Neuro developmental treatment has an effect on reducing
spasticity in children withcerebral palsy. Suggestion: Future researchers are expected to
be able to conduct research on this theme with other research methods, such as
experimental methods.

Keywords : Neuro Developmental Treatment, Spasticity, Ashworth Scale,


Cerebral Palsy.
References : 27 References (2012-2022)

1
Title
2
Student of Physiotherapy Study Program, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of Physiotherapy Study Program, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN seringkali terdapat pada anak pertama
Cerebral palsy merupakan salah (Santa et al., 2016).
satu bentuk brain injury, yaitu suatu
kondisi yang mempengaruhi Menurut hasil Data Utama Riset
pengendalian sistem motorik sebagai Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
akibat lesi dalam otak yaitu adanya terdapat sekitar 8,6% penderita cerebral
gangguan perkembangan maupun palsy dari seluruh jumlah penduduk di
pengendalian fungsi motorik pada anak. Jawa Tengah yang terdiri dari (1,9%)
Salah satu karakteristik dari anak dengan pada usia 5-17 tahun. (Kemenkes RI,
cerebral palsy yaitu spastisitas adalah 2018). Salah satu survei yang
kerusakan pada cortex cerebri yang menggambarkan cerebral palsy yaitu
menyebabkan kekejangan otot. disalah satu klinik tumbuh kembang anak
Anak spastik bermacam-macam, di Yogyakarta melaporkan bahwa 54%
diantaranya ada yang kelainan anak dengan diagnosa cerebral palsy
menyerang kedua tungkai maupun mengalami spastisitas. Berdasarkan
lengan tulang, ada kelainan pada kedua penjelasan 13% sudah mengalami
tungkainya saja. Maupun menyerang kontraktur (Khauliya & Abdurrachman,
satu tungkai dan satu lengan. Spastik, 2021).
kekakuan pada anak spastik timbul Fisioterapi pada kasus cerebral
ketika akan digerakkan sesuai kemauan, palsy berperan dalam memperbaiki
dalam keadaan emosional meningkat postur, mobilitas postural, kontrol gerak,
maka kekejangan maupun kekakuan dan mengajarkan pola gerak yang benar.
akan semakin bertambah. Umumnya Cara yang digunakan yaitu dengan
anak cerebral palsy tipe spastik tingkat mengurangi spastisitas, memperbaiki
kecerdasan tidak terlalu rendah, bahkan pola jalan, dan mengajarkan pada anak
beberapa diantara mereka ada yang gerakan-gerakan fungsional sehingga
normal maupun di atas normal (Liswati, diharapkan anak mampu mandiri untuk
2012). melakukan aktifitasnya sehari-hari.
Prevalensi Cerebral Palsy anak- Salah satu pendekatan yang telah
anak di tiga wilayah Amerika Serikat, dikembangkan untuk menangani kondisi
sebuah kaloborasi multisite menunjukan cerebral palsy spastik adalah Neuro
bahwa prevalensi rata-rata cerebral palsy Developmental Treatment (NDT) (Putra
adalah 3,6 kasus per 1000. Kasus & Zaidah, 2020).
cerebral palsy di Wisconsin adalah 3,3
kasus per 1000, Alabama 3,7 kasus per NDT sendiri merupakan suatu
1000, dan Georgia 3,8 kasus per 1000. metode latihan untuk merangsang respon
Sub tipe cerebral palsy yang paling mekanisme neuromuscular melalui
umum di antara 77% dari semua kasus stimulasi propioseptor, dengan teknik-
adalah cerebral palsy spastik. Cerebral teknik inhibisi spastisitas, fasilitasi dan
palsy tipe spastik merupakan tipe yang stumulasi pada NDT akan mengatasi pola
paling sering teridentifikasi. Rata-rata gerak abnormal, normalisasi tonus dan
prevelensi mencapai 80% dengan fasilitasi gerakan yang normal.
rentang 65%-98% (Rana et al., 2022). Berdasarkan ulasan tersebut penulis
Di Indonesia, prevalensi penderita merangcang narrative review ini,untuk
cerebral palsy diperkirakan sekitar 1 – 5 mereview artikel-artikel penelitian
per 1.000 kelahiran hidup. Laki–laki mengenai pengaruh neuro developmental
lebih banyak dari pada perempuan,
treatment terhadap penurunan spastisitas berbagai negara seperti Indonesia,
pada anak cerebral palsy. Pakistan, India, Amerika, Korea, India,
India, Turki, Arab Saudi dan India.
METODE PENELITIAN Jumlah subjek dari semua artikel yang
Pada penelitian ini menggunakan diambil sebanyak 424 orang dengan
metode PICO yang di gunakan untuk rentang usia 2-18 tahun . Alat ukur yang
membantu pencarian literatur. PICO digunakan dalam 10 artikel yaitu Skala
merupakan metode pencarian literatur Ashworth. Berikut tabel hasil yang berisi
yang menggunakan akronim dari 4 10 artikel yang sudah didapatkan.
komponen. P : (Population, Patient,
Problem), I : (intervention), C : PEMBAHASAN
(comparison), O : (outcome) (Eriksen Hasil dari 10 artikel yang telah di
and Frandsen, 2018). review seluruhnya membuktikan bahwa
Pada penelitian ini menggunakan Berikut kajian per jurnal :
metode narrative review. Terdapat 1. Karakteristik Responden
beberapa langkah yang dilakukan dalam Subjek pada artikel
penelitian diantaranya: penelitian ini memiliki kriteria yang
1. Mengidentifikasi pertanyaan berbeda-beda. Menggunakan subjek
narrative review dengan PICO dengan kriteria laki-laki dan perempuan
2. Mengidentifikasi kata kunci pada anak cerebral palsy. Penderita
Membuat strategi pencarian dalam 2 cerebral palsy spastik dengan usia
database yaitu PubMed, Google termuda 2 tahun, usia tertua 18 tahun,
Scholar. laki-laki sebanyak 18 kasus (78%)
3. Menentukan kriteria inklusi yaitu: sedangkan perempuan sebanyak 15
Artikel yang di publish full text, Artikel kasus (45,5%), mayoritas umur ibu saat
dalam bahasa inggris dan bahasa hamil adalah 18-35 tahun (78,3%),
Indonesia, Artikel yang diterbitkan 10 mayoritas usia kehamilan ibu saat bayi
tahun terakhir (2012-2022), Artikel
dilahirkan adalah ≤ 37 minggu (65,1%),
yang membahas pengaruh Neuro
Developmental Treatment terhadap
mayoritas berat badan bayi saat
penurunan spastisitas pada anak dilahirkan adalah < 1.500 gram (56,5%),
cerebral palsy. mayoritas anak tidak memiliki riwayat
4. Melakukan pencarian jurnal. trauma kepala adalah 21 orang (87%),
5. Membuat data charting. Semua mayoritas anak tidak memiliki riwayat
jurnal yang dipilih dimasukkan kejang demam adalah 13 orang (56,5%).
dalam suatu tabel yang berisi tujuan Dapat disimpulan pasien dengan
penelitian, negara penerbit, jenis cerebral palsy spastik berjenis kelamin
penelitian, jumlah sampel, teknik laki-laki berjumlah lebih banyak
pengumpulan data, dan hasil dari dibanding dengan pasien cerebral palsy
penelitian. spastik yang berjenis kelamin
perempuan. (Tahumuri et al., 2017).
HASIL 2. Mekanisme NDT terhadap penurunan
Hasil pencarian artikel melalui spastisitas anak cerebral palsy
database didapatkan 10 artikel yang Neuro developmental treatment
dipilih berasal dari 2 database yang terbukti dapat menurunkan spastisitas
dipakai yaitu pubmed, dan Google anak cerebral palsy sebagaimana
scholar.10 artikel ini berasal dari dinyatakan dalam artikel 1, 8, 3, dan 4
yang menyatakan bahwa teknik NDT
pada pembelajaran motorik kasar sangat stimulus terhadap otot maupun
efektif dan memegang peranan penting proprioceptor dipersendian, Teknik dari
pada anak CP. Meningkatkan tonus otot, NDT terdiri dari fasilitasi dari postural
refleks dan reaksi dan pola gerakan. normal dan pola gerakan, menggunakan
Teknik NDT juga dipengaruhi untuk sensori feedback (kontak manual,
mengurangi spastisitas. Terapi tersebut integrasi visual, dan somatosensory)
bertujuan untuk menghambat pola gerak sebagai fasilitasi perbaiki fungsi gerak,
abnormal, normalisasi tonus dan keinginan harus disesuaikan dengan
fasilitasi gerakan yang normal, serta kebutuhan pasien selama kegiatan
meningkatkan kemampuan aktivitas perkembangan dan kemampuan fungsi.
pasien. Neuro Development Treatment 3. Mekanisme Neuro Developmental
menekankan pada hubungan antara Treatment dengan pembanding
normal postural reflex mechanisme intervensi lain
(mekanisme refleks postural normal), Pada artikel 6 membandingkan
yang merupakan suatu mekanisme neuro developmental treatment dan
refleks untuk menjaga postural normal myofascial release studi ini menunjukan,
sebagai dasar untuk melakukan gerak.
Myofascial release tidak berpengaruh
Berdasarkan artikel 5 dan 10
terhadap penurunan spastisitas,
konsep NDT adalah pendekatan penting
untuk rehabilitasi dalam merawat pasien sedangkan neuro development treatment
dengan luka pada otak. Konsep NDT berpengaruh terhadap penurunan
biasanya disebut sebagai perawatan spastisitas. Terdapat perbedaan
perkembangan saraf. Hal ini didasarkan pengaruh yang signifikan antara
pada kemampuan otak untuk myofascial release dan neuro
mereorganisasi (neuroplastisitas) dan development treatment terhadap
multidisipilin, melibatkan ahli penurunan spastisitas anak cerebral
fisioterapi. Neuro depelopmental palsy spastik.
treatment / bobath, pendekatan ini Dalam metode myofascial release
dikembangkan untuk pengobatan tidak terdapat pengaruh terhadap
individu dengan patofiologi dari system penurunan spastisitas pada otot secara
saraf pusat (SSP), terutama anak-anak terus menerus atau hanya bersifat
dengan cerebral palsy. Prinsip Terapi sementara, namun myofascial release
NDT adalah untuk menghambat pola dapat mempermudah dalam terapi
gerak dan sikap tubuh yang abnormal, latihan karena setelah diberikan metode
tekniknya disebut dengan RIP (Refleks ini otot menjadi lebih rileks. Sedangkan
Inhibisi Postur). metode neuro development treatment
Berdasarkan artikel 2, dan 7 yang terdapat pengaruh yang signifikan
menyatakan bahwa NDT merupakan terhadap penurunan spastisitas pada anak
intervensi yang umum diberikan pada cerebral palsy spastik. Dalam
anak dengan gangguan perkembangan pelaksanaan fisioterapi diharapkan ke 2
fisik. Pemberian intervensi ini berfokus metode ini dapat menjadi pertimbangan
pada normalisasi otot yang hypertone. Pada artikel 9 menunjukan bahwa
Untuk menimbulkan gerakan disadari latihan neuro developmental treatment
kearah normal, tahapan pertama kali pada cerebral palsy selama 1 tahun
yang dilakukan adalah memperbaiki dengan dosis selama 35 menit per hari, 2-
tonus otot maupun refleks tendon kearah 3 kali per minggu secara signifikan
normal yaitu dengan cara memberikan
efektif mengurangi spastisitas tetapi dapat memberikan efek positif terhadap
tidak meningkatkan fungsi motorik kasar mekanoreseptor pada kulit terjadi saat
dan kinesio taping efektif untuk anak kinesio taping memberikan tarikan dan
cerebral palsy spastik dan dapat tekanan terhadap kulit sehingga
meningkatkan range of motion dan dimungkinkan terjadinya perubahan
mobilitas fungsional mereka, serta fisiologis.
mengurangi spastisitas. Kinesio taping

Tabel 1 Rerata Selisih Nilai Skala ASHWORTH


Artikel Skor pre Skor post test Selisih
test
Spastic Cerebral Palsy Effect of 53.75 95.24 41.49
Bobath Developmental
Techniques in spastic Cerebral
Palsy (Arshad et al., 2018)

Effects of 82.50 51.61 23.257


neurodevelopmental
treatment (NDT) for
cerebral palsy spastik (Butler et
al., 2012)

Penatalaksanaa Fisioterapi pada - - -


kasus Cerebral Palsy Spastik
Quadriplegia dengan
menggunakan
Neurovepelopmental Treatment
di RSUD Cikalong Wetan
Kabupaten Bandung Barat
(Kurniawan & Rahman, 2021)

Effeciveness of Neuro 62,93 37,26 25,66


Developmental Treatment (NDT)
on Gait Parameters in Children
with CP Spastic Diplegia
(Mandar et al., 2017)

Pengaruh Terapi Latihan Metode - - -


BOBATH terhadap Cerebral
Palsy Diplegi Spastic (Abidin et
al., 2017)

Perbedaan Pengaruh Myofascial 16.1 15.38 0.19


Release Dan Neuro Development
Treatment Terhadap Penurunan
Spastisitas Pada Regio Hip, Knee
Dan Ankle Anak Cereberal Palsy
Spastik Diplegi Di UPT Pusat
Layanan Disabilitas Kota Blitar
(Indeks et al., 2022)

Efektivitas NDT dalam 64.33 10.547 -


mengontrol tingkat spastisitas
dan meningkatkan kemampuan
gross motor anak dengan kondisi
CP (Desy et al., 2022)

Neurodevelopmental treatment 74,3 48 26.3


to improve gross
motor function and spasticity in
children with cerebral palsy: a
meta-analysis (Paula et al.,
2019)

Kinesio Taping and Neuro 1.02 5.89 4.87


developmental treatment
Intervention on Improving
Establishment Balance and
Decrease Spastisity of Cerebral
Palsy Patient Current in
Extraordinary School and
Education Foundation Children
Disabled Makassar (Saadiyah &
Syakib, 2021)

Neurodevelopmental Therapy - - -
Upper-Extremity for Children
with Cerebral Palsy Spastik
(Rosenbaum et al., 2015)

KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan hasil narrative 1. Bagi profesi Fisioterapi
review 10 jurnal menyatakan bahwa Hasil penelitian ini diharapkan
neuro developmental treatment dapat dijadikan sebagai pedoman
sangat efektif terhadap penurunan untuk pengembangan ilmu
spastisitas anak cerebral palsy. pengetahuan fisioterapi dalam
pencegahan atau menangani terkait
pasien dengan pengaruh neuro Abidin, Z., Kuswardani, K., &
developmental treatment terhadap Purnomo, D. (2017). Pengaruh
penurunan spastisitas pada anak Terapi Latihan Metode
cerebral palsy BOBATH terhadap Cerebral
Palsy Diplegi Spastic. Jurnal
2. Bagi peneliti selanjutnya Fisioterapi Dan Rehabilitasi,
Untuk peneliti selanjutnya 1(1), 16–23.
diharapkan dapat melakukan https://doi.org/10.33660/jfrwhs.
penelitian selanjutnya dengan v1i1.6
metode eksperimen tentang
pengaruh neuro developmental Butler, C., Darrah, J., Adams, R.,
treatment terhadap penurunan Chambers, H., Abel, M.,
spastisitas pada anak cerebral Damiano, D., Edgar, T., Msall,
palsy untuk yang lebih mendalam M., Samson-Fang, L., Stott, N.
dengan memperhatikan variabel- S., Law, M., Leach, J.,
variabel lainnya yang dapat Goldstein, M., O’Donnell, M.,
mempengaruhi efek dari NDT itu & McLaughlin, J. (2001).
sendiri, seperti dosis yang tepat dan Effects of neurodevelopmental
efektif. treatment (NDT) for cerebral
3. Bagi anak Cerebral Palsy palsy: An AACPDM evidence
Diharapkan dapat report. Developmental Medicine
meningkatkan harapan dan kualitas and Child Neurology, 43(11),
hidup bagi para penderita cerebral 778–790.
palsy spastik serta dapat https://doi.org/10.1111/j.1469-
meminimalisir komplikasi yang 8749.2001.tb00160.x
mungkin terjadi. Diharapkan pula
ketekunan, semangat dan Indeks, H., Tubuh, M., Resiko, D.,
ketelatenan pasien dalam terapi Back, L., Pada, P., & Di, P.
untuk menghasilkan hasil terapi (2022). Jurnal Keperawatan
yang optimal. Muhammadiyah. 7(1), 3–6.
4. Bagi Orang Tua/Keluarga Kurniawan, D. G., & Rahman, I.
Diharapkan dapat memberikan (2021). Penatalaksanaan
pengetahuan baik dari gejala Fisioterapi Pada Kasus
hingga penanganan apa yang harus Cerebral Palsy Spastic
segera diberikan untuk membantu Quadriplegi Dengan
pasien dalam meningkatkan Menggunakan Neuro
aktivitas fungsionalnya. Development Treatment Di
RSUD Cikalong Wetan
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Bandung Barat.
Arshad, N., Imran, M., Munir, Z., 3(3), 111–117.
Akram, S., & Hameed, A. A.
(2018). Spastic Cerebral Palsy. Khauliya, K., & Abdurrachman, A.
The Professional Medical (2021). Gambaran Peningkatan
Journal, 25(10), 1546–1551. Fungsi Motorik Kasar Pada
https://doi.org/10.29309/tpmj/1 Anak Cerebral Palsy Spastik
8.4614 Setelah Pemberian
Hippotherapy: Literature
Review. Prosiding Seminar Putra, M. F. A., & Zaidah, L. (2020).
Nasional Kesehatan, 1, 430– Pengaruh Bobath Neuro
438. Development Treatment (Ndt)
https://doi.org/10.48144/prosidi Terhadap Kemampuan Duduk
ng.v1i.694 pada Penderita Cerebral Palsy
Usia 6 Bulan Sampai 12 Tahun.
Kesehatan, J., Kefis, J., Utami, D. W., Proceeding of The URECOL,
& Herawati, I. (2022). 235(3), 16–20.
Efektivitas NDT dalam http://repository.urecol.org/inde
Mengontrol Tingkat Spastisitas x.php/proceeding/article/view/9
dan Meningkatkan Kemampuan 81
Gross Motor Anak dengan
Kondisi CP. 2, 92–97. Rana, M., Upadhyay, J., Rana, A.,
Durgapal, S., & Jantwal, A.
Liswati. (2012). Mengembangkan (2022). Pengobatan Cerebral
Potensi Diri Anak Cerebral Palsy. 76–83.
Palsy Di Sekolah Inklusi
Melalui Latihan Kecakapan Rosenbaum, P., Law, M., Pollock, N.,
Hidup. In Jurnal Pendidikan Rosenbaum, P., & Law, M.
Khusus: Vol. IX No. 1. (n.d.). zyxwvutsr.
Malawade, M., & Khatri, S. (2017). Santa, F., Boru, A., Mogi, T. I.,
Effeciveness of Gessal, J., Skripsi, K.,
Neurodevelpmental Technique Kedokteran, F., Sam, U., &
(Ndt) on Gait Parameters in Ratulangi, U. S. (2016).
Children With Spastic Diplegia. Prevalensi anak cerebral palsy
International Journal of di instalasi rehabilitasi medik
Physiotherapy and Research, rsup prof . Dr . R . D . Kandou
5(5), 2360–2363. manado. 1(1), 14–19.
https://doi.org/10.16965/ijpr.20
17.210 Saadiyah, S., & Syakib, L. A. (2021).
Intervensi kinesio taping dan
Peraturan Menteri Kesehatan bobath exercises terhadap
Republik Indonesia Nomor 65 spastisitas tungkai pasien
Tahun 2015 Tentang Standar cerebral palsy makassar
Pelayanan Fisioterapi. (2015), Kinesio Taping and Bobath
1–27. Exercises Intervention on
Improving Establishment
Paula, A., Souza, A., Alves, G., Balance and Decrease
Scopel, G., & Luisa, J. (2019). Spastisity of Cerebral Palsy
Brazilian Journal of Patient Current in Ext. 245–
Neuromuscular electrical 251.
stimulation to improve gross
motor function in children with Tahumuri, A., Wongkar, & Rotty.
cerebral palsy : a. Brazilian (2017). Jurnal
Journal of Physical Therapy, KEDOKTERAN KLINIK
23(5), 378–386. (JKK), Volume 1 No 3 , April
https://doi.org/10.1016/j.bjpt.20 2017. Jurnal Kedokteran
19.01.006 Klinik, 1(3), 16–20.

Anda mungkin juga menyukai