Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional FIP 2020 Halaman: 155-159

ISBN 978-602-50898-7-9

RAGAM MEDIA TERAPI GERAK PADA ANAK CEREBRAL PALSY: LITERATUR


REVIEW

Setia Budi
Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
setiabudi@fip.unp.ac.id

Hida Afiyah
Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
hidaafiyah@gmail.com

Abstrak

Salah satu kebutuhan penting bagi anak tunadaksa yakni latihan gerak. Media terapi yang bervariatif,
dapat menyesuaikan tingkat keterbatasan anak tersebut. Analisis ini bertujuan untuk menggali informasi
lebih dalam tentang media apa saja yang dapat diterapkan dalam upaya peningkatan kemampuan motorik
khususnya anak cerebral palsy. Analisis dilakukan dengan didasarkan beberapa penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, kemudian penulis menarik kesimpulan dari hasil kajian terhadap penelitian
tersebut. Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan beberapa keefektifan media dalam peningkatan
motorik halus dan kasar anak cerebral palsy. Media yang dimaksud ada empat jenis yaitu slime, plastisin,
kirigami untuk meningkatkan kemampuan motorik halus. Sedangkan, media air dan papan titian dapat
menjadi alternatif media yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan kemampuan motorik kasar anak
cerebral palsy. Setelah dilakukan kajian terhadap media-media tersebut, dihasilkan kesimpulan bahwa
media tersebut memiliki keefektifan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus ataupun motorik
kasar pada sang anak. Terjadi perubahan yang signifikan pada hasil penelitian yang meeperlihatkan
kemampuan motorik anak dengan cerebral palsy menjadi lebih baik.

Kata kunci: ragam media terapi, gerak, cerebral palsy

kegiatan motorik halus seperti meremas,


PENDAHULUAN menggunting, mengetik, dan lainnya.
Motorik merupakan istilah yang berkaitan dengan Namun, perkembangan motorik anak-anak pada
gerakan. Gerakan tersebut dapat disebabkan oleh umumnya berbeda dengan perkembangan motorik
semua bagian tubuh.Perkembangan motorik ialah anak berkebutuhan khusus. Beberapa anak dengan
berkembangnya kemampuan seorang anak terhadap kebutuhan khusus memerlukan bantuan dalam
kendali alat gerak pada tubuhnya. Perkembangan berbagai aspek perkembangannya, termasuk dalam
motorik terbagi atas dua, yaitu motorik kasar dan aspek perkembangan motorik. Salah satu yang kita
motorik halus. perlu ketahui yaitu anak cerebral palsyyang
Motorik kasar merupakan pergerakan atau memerlukan bantuan untuk membantunya
aktivitas motorik yang melibatkan otot-otot besar berkembang termasuk dalam aspek perkembangan
yang ada pada bagian tubuh seperti tangan dan kaki. motorik.
Motorik kasar ini dapat berupa gerakan seperti Cerebral palsy menurut Delphie dalam Septiana
melompat, memukul, berjalan, dan lainnya. Ketika & Widiastuti (2020) ialah kondisi tubuh pada anak
kemampuan motorik kasar seorang anak telah yang mengalami kekakuan kerena gangguan yang
berkembang secara optimal, maka perkembangan terjadi pada bagian serebelum sehingga anggota
yang anak alami selanjutnya adalah pada aspek gerak tubuh sang anak menjadi kaku. Cerebral
motorik halusnya. Palsy (CP) yang merupakan gangguan motorik
Motorik halus meliputi gerakan-gerakan yang dapat dikenali sejak anak masih berusia dini.Selain
dihasilkan dari otot-otot kecil yang berasal dari kekakuan, cerebral palsy juga membuat koordinasi
seluruh tubuh. Perkembangan motorik halus gerak anak menjadi buruk.
berkaitan dengan perkembangan kemampuan Anak dengan cerebral palsy umumnya
melakukan pekerjaan tertentu. Beberapa contoh mendapatkan terapi guna mengurangi tingkat

155
Ragam Media Terapi Gerak Pada Anak Cerebral Palsy: Literatur Review
Setia Budi, Hida Afiyah

kekakuan alat gerak tubuhnya. Terapi tersebut research yang telah peneliti lakukan bahwa
berupa metode-metode yang dilakukan agar sang kemampuan motorik halus tidak testimulasi dengan
anak kedepannya dapat lebih mudah dalam baik karena tidak sesuai dengan usia
melakukan gerak sehingga lebih baik dalam proses perkembangannya. Hal ini terjadi di sebagian besar
kegiatan atau aktivitas sehari-hari. daerah di Indonesia.
Terdapat perbedaan metode dalam upaya Metode yang pertama adalah upaya yang
peningkatan kemampuan anak cerebral palsy antara dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
pengembangan kemampuan motorik kasar dan kemampuan anak cerebral palsy pada motorik
motorik halusnya. Perbedaan ini disebabkan oleh halusnya dengan menggunakan media slime.
berbedanya metode yang sesuai yang diperlukan Windasari & Hasan (2019), melakukan penelitian di
untuk meningkatkan kemampuan anak cerebral salah satu sekolah di daerah Pasaman Timur.
palsy. Penelitian ini menggunakan metode classroom
Perbedaan dalam metode inilah yang membuat action research dan dilakukan dengan media
penulis tertarik untuk menelusuri lebih slimesebagai upaya untuk meningkatkan kekuatan
dalam.Dengan hal ini penulis mengharapkan memegang pensil anak cerebral palsy. Media ini
supayadapat lebih memahami serta dapat dianggap paling efektif karena jika dibandingkan
membandingkan antara peningkatan kemampuan dengan media lain, media ini dianggap tidak
motorik halus dan motorik kasar anak cerebral berbahaya bagi anak, teksturnya yang lunak ketika
palsy. diremas dan mudah di bentuk sesuai dengan bentuk
yang kita inginkan.
METODE Anak dengan cerebral palsy akan
Artikel ilmiah ini merupakan jenis literature mengembangkan kemampuan bereksplorasi,
review, yaitu suatu studi pustaka yang mengkaji memiliki rasa ingin tahu, inisiatif, dan kreatif pada
hasil temuan, bahan penelitian maupun teori untuk saat media slime ini digunakan untuk peningkatan
membangun kerangka berpikir ilmiah. Adapun motorik halusnya. Melalui pengamatan yang
literatur review ini bertujuan untuk membahas dilakukan motorik halus dan motorik kasar yang di
ragam media terapi gerak pada anak cerebral palsy. amati pada anak, akan diketahui bahwa anak
Hasil penelitian yang dikaji merupakan hasil memiliki masalah pada motorik halus misalnya
penelitian dari berbagai media terapi yang masalah untuk memegang alat tulis dengan baik.
mempunyai hasil signifikan meningkatkan Terdapat dua siklus dengan delapan kali
kemampuan motorik halus dan kasar anak cerebral pertemuan yang peneliti lakukan dalam penelitian
palsy. dengan media slime ini, dengan empat tahap pada
masing-masing siklus tersebut. Empat tahap yang
PEMBAHASAN dimaksud antara lainyaitu perencanaan, tindakan,
Motorik Halus observasi dan refleksi. Tahap-tahap dalam siklus ini
Beberapa penelitian penulis jadikan dasar dan dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil yang
sumber referensi dalam bahasan artikel ini. sesuai dengan data dan fakta di lapangan. Hasil
Penelitian-penelitian berbentuk jurnal tersebut yang diperoleh perlu dianalisis dengan data yang
penulis kumpulkan dan analisis untuk mengetahui didapatkan adalah berupa data kualitatif yang diolah
metode dan tahapan dalam peningkatan kemampuan dari hasil empat tahap yang telah dilaksanakan
anak cerebral palsy. Beberapa penelitian yang sebelumnya. Nantinya akan diperoleh data (yang
penulis jadikan referensi didapatkan dari berbagai dalam hal ini dapat ditampilkan dapat bentuk grafik)
sumber yang memiliki kaitan erat dengan dunia yang beragam sesuai dengan kategori yang ada, dan
pendidikan khusus, dan juga anak cerebral palsy. digambarkan dengan kalimat atau kata-kata
Muarifah & Nurkhasanah (2019) dalam (Windasari & Hasan, 2019).
jurnalnya yang berjudul “Identifikasi Keterampilan Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis
Motorik Halus Anak” mengungkapkan bahwa terhadap data dari penelitian yang berlangsung
Masalah yang tak jarang terjadi menurut hasil selama dua siklus dengan delapan kali pertemuan ini

156
Prosiding Seminar Nasional FIP 2020 Halaman: 155-159
ISBN 978-602-50898-7-9

adalah mampu menunjukkan peningkatan pada dan juga meremas plastisin tersebut. Dengan
kemampuan memegang alat tulis pada anak intervensi yang dilakukan secara terus menerus,
cerebral palsy. Dengan menariknya media yang jemari sang anak perlahan akan terbiasa digerakkan,
digunakan pada penelitian ini, anak menjadi lebih sehingga akan mempengaruhi kemampuan lainnya
bersemangat saat proses pembelajaran. Dalam yang berkaitan dengan motorik halus. Tahap
upaya meningkatkan kemampuan memegang alat terakhir yaitu dilaksanakan tes kembali seperti
tulis salah satunya pensil, peneliti dengan telaten ditahap awal, untuk melihat hasil dari program
membantu anak untuk memegang pensil. Peneliti intervensi yang telah diberikan kepada anak dengan
akan membiasakan jemari anak terlebih dahulu cerebral palsy (Yarsiah & Kasiyati, 2019).
menggunakan slime yang selanjutnya terus Selain dua media yang digunakan dalam dua
diperhatikan perkembangan kemampuan motorik penelitian sebelumnya, terdapat satu penelitian lagi
halus pada jarinya. Setelah kemampuan tersebut yang cukup menarik untuk penulis analisis dalam
dirasa cukup matang, maka peneliti akan mulai upaya mengembangkan kemampuan motorik halus
mengajarkan anak cerebral palsy untuk memegang pada anak cerebral palsy. Penelitian yang telah
pensil dengan baik dan benar. dilakukan oleh Novita (2016), menggunakan media
Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kirigami untuk membantu motorik halus anak CP
peningkatkan kemampuan motorik halus juga dapat agar lebih baik. Kirigami merupakan penggabungan
dilakukan dengan media plastisin. Yarsiah & dari seni melipat dan menggunting kertas. Kegiatan
Kasiyati (2019), telah melakukan penelitian dengan yang dilakukan dalam pelaksanaan kirigami ini
plastisin.Metode yang digunakan adalah single adalah dengan melipat kertas secara simetris,
subject research (SSR) dengan media yangchampir kemudian baru digunting atau dipotong.
serupa dengan media slime namun dengan tekstur Dalam penelitian ini, peneliti penggunakan
dan kepadatan yang berbeda. Penelitian ini kertas origami sebagai media untuk anak. Kertas
menunjukkan bahwa media plastisin juga efektif origami yang memiliki banyak varian warna akan
dalam upaya mengembangkan kemampuan motorik menarik minat anak sehingga tidak akan
halus anak cerebral palsy. membuatnya jenuh. Disamping membantu
Plastisin termasuk ke dalam salah satu alat meningkatkan kemampuan anak pada motorik
peraga yang bisa digunakan oleh guru untuk halusnya, anak juga akan dapat mengembangkan
membantu pembelajaran di kelas. Penggunaan kreatifitasnya lewat pelaksanaan kirigami ini
plastisin ini dapat memberikan pengalaman belajar (Novita, 2016).
yang seru, inovatif, dan menyenangkan bagi anak- Sama dengan sebelumnya yang menggunakan
anak. Penelitian ini juga terfokus pada peningkatan media slime, metode classroom action research
motorik halus pada koordinasi mata dan tangan. digunakan dalam penelitian ini. Terdapat dua siklus
Mengingat potensi motorik halus dalam koordinasi dengan empat tahap yang dilakukan peneliti dalam
mata dan tangan masih bisa di kembangkan maka melakukan penelitian yaitu melakukan perencanaan,
ada harapan kemampuan kerja otot-otot jari tangan kemudian pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi,
masih bisa dilatih (Yarsiah & Kasiyati, 2019). dan yang terakhir refleksi. Setelah empat tahap
Peneliti menggunakan studi dokumentasi dan tes tersebut dilaksanakan, peneliti melakukan analisis
perbuatan sebagai teknik pengumpulan data pada terhadap data-data yang telah diperoleh.
penelitian ini. Di tahap awal, anak akan diberi Hasil yang ditunjukkan dari penelitian ini adalah
semacam tes sehingga peneliti bisa mengetahui terlihatnya peningkatan kemampuan sang anak baik
kemampuan awal motorik halus anak. Kemudian di pada siklus pertama maupun kedua. Selain itu
tahap selanjutnya yaitu pemberian intervensi. Disini perkembangan kemampuannya makin terlihat
digunakan media plastisin yang telah disiapkan signifikan setelah dilakukan modifikasi dalam
untuk memulai upaya agar terjadi peningkatan pelaksanaan kirigami yang dapat dilihat setelah
dalam kemampuan motorik halusnya. Anak akan siklus kedua dilakukan. Kesimpulan yang
diminta oleh sang peneliti agar memainkan plastisin didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan,
tersebut, mengubah bentuknya, memijat, memilin, menunjukkan hasil yang positif dengan berhasilnya

157
Ragam Media Terapi Gerak Pada Anak Cerebral Palsy: Literatur Review
Setia Budi, Hida Afiyah

metode kirigami untuk meningkatkan kemampuan Terapi dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan
motorik halus. dengan pemberian gerakan sctretching dan diiringi
Motorik Kasar metode Halliwick pada aquatic therapy. Dari terapi
Terdapat beberapa penelitian yang menjelaskan ini dapat dilihat bahwa hasil atau dampak yang
mengenai metode yang digunakan dalam upaya ditimbulkan cukup memuaskan, yaitu di daerah otot
peningkatan kemampuan motorik kasar. Berbeda spastis yang mendapatkan terapi menunjukkan
dengan motorik halus yang medianya merupakan pengurangan spastisitas.
benda-benda sederhana, media yang digunakan Metode lainnya yang telah dijelaskan pula dalam
dalam peningkatan kemampuan motorik kasar ini salah satu penelitian adalah menggunakan papan
akan lebih kompleks. titian untuk meningkatkan kemampuan motorik
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arifuddin kasar. Penelitian dengan metode SSR (Single Subject
(2015) bahwa kemampuan motorik kasar anak Research) ini dilakukan oleh Sausan, Zulmiyetri, &
cerebral palsy dapat ditingkatkan dengan metode Armaini (2015) terhadap seorang anak yang
hydrotheraphy dengan media air. Menurutnya memiliki kekurangan dalam keseimbangan berjalan.
spastisitas menjadi permasalahan yang paling umum Setelah melakukan pengamatan terhadap sang anak,
pada kasus anak cerebral palsy terkhusus tipe peneliti tertarik untuk meningkatkan motorik kasar
spastikquadriplegi yang ia teliti. Spastisitas sang anak dengan menggunakan papan titian.
merupakan gangguan motorik yang antara lain Papan titian ialah permainan yang dapat melatih
berupa ketegangan otot pada keempat anggota keseimbangan anak. Umumnya terbuat darikayu
gerak, juga menyebabkan terhambatnya ringan dan kuat, sehingga permainan ini dapat
pertumbuhan dan perkembangan motorik pada anak dengan mudah dipindahkan dari tempat satu ke
yang menyebabkan anak terbatas untuk melakukan tempat lainnya. Anak yang saat memainkan
kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh anak permainan ini terlihat kurang memiliki
seusianya. keseimbangan, akan dapat menyebabkan anak ragu
Sebelum pelaksanaan terapi, terlebih dahulu untuk aktivitas fisik lainnya yang memerlukan
dilakukan pemeriksaan fisioterapi terhadap anak kestabilan tubuh. Misalnya anak akan memilih
dengan meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, untuk tidak ikut dalam permainan yang memiliki
inspeksi (statis dan dinamis), palpasi, perkusi, unsur memanjat dan berlari atau permainan lain
permeriksaan gerakdasar, nyeri, kekuatan otot, yang dimainkan anak seusianya. Hal ini dikarenakan
pemeriksaanreflek, pemeriksaan spastisitas, ketidakyakinan anak khususnya dengan cerebral
pemeriksaan fungsi motorik kasar (GMFM), Index palsy karena khawatir tidak dapat melakukan hal
Functional Measure (FIM), dan pemeriksaan seperti teman-temannya.
fungsi skala keseimbangan (pediatricberg balance Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian
scale). Setelah didapatkan hasil dari pemeriksaan, kuantitatif menggunakan metode eksperimen
barulah terapi mulai dilaksanakan. berbentuk Single Subject Research (SSR).
Arifuddin (2015) melaksanakan terapi yang Percobaan yang diperlukan cukup banyak melihat
disebut dengan aquatic therapy untuk mengatasi peneliti melakukan penelitian sebanyak dua puluh
dan mengatasi kekakuan otot pada anggota gerak tujuh kali. Adapun hasil yang diperoleh dari data
anak dengan cerebral palsy. Terapi yang dilakukan yang telah didapatkan saat penelitian berlangsung,
memiliki tujuan yang berdampak cukup baik dalam pada kondisi baseline anak menampakkan
peningkatan kemampuan motorik kasar anak. Terapi kemampuan yang bisa dikatakan masih rendah.
ini mengupayakan agar spastisitas pada anak Berlanjut saat dilakukan intervensi, terdapat
cerebral palsy spastik dapat berkurang dan juga perubahan data yang diketahui menunjukkan adanya
mengembangkan kemampuan fungsional anak yaitu peningkatan kemampuan anak yang sudah mulai
kemampuan berdiri dan berjalan. Dengan tujuan mampu menyelesaikan poin-poin kemampuan, juga
tersebut, diharapkan akan terjadi peningkatan pada tidak disertai dengan tekanan dari peneliti. Dari hal
kemampuan fungsionalnya. tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa metode
papan titian ini cukup efektif untuk meningkatkan

158
Prosiding Seminar Nasional FIP 2020 Halaman: 155-159
ISBN 978-602-50898-7-9

kemampuan motorik kasar pada anak cerebral DAFTAR PUSTAKA


palsy. Arifuddin, E. (2015). Penatalaksanaan
hydrotherapy pada anak cerebral palsy spastic
PENUTUP quadriplegy dengan gangguan kemampuan
Simpulan fungsional berdiri dan berjalandi yayasan sayap
Berdasarkan kajian yang telah penulis lakukan ibu (ysi)yogyakarta.
terhadap beberapa media baik dalam upaya Muarifah, A., & Nurkhasanah, N. (2019).
peningkatan motorik kasar ataupun motorik halus, Identifikasi Keterampilan Motorik Halus Anak.
hasil yang ditunjukkan dari hasil penelitian Journal of Early Childhood Care and Education,
membuktikan bahwa adanya keberhasilan dari 2(1), 14. https://doi.org/10.26555/jecce.v2i1.564
media-media tersebut. Novita, G. C. (2016). Peningkatan Keterampilan
Metode-metode tersebut dapat membantu dalam Motorik Halus Melalui Kirigami Pada Siswa
upaya peningkatan kemampuan motorik anak Cerebral Palsy Tipe Spastik Di Slb Rela Bhakti I.
1–11.
cerebral palsy. Namun terkadang beberapa faktor
seperti kurangnya intensitas pertemuan dengan sang Sausan, G., Zulmiyetri, & Armaini. (2015).
anak membuat upaya tersebut menjadi kurang Meningkatkan motorik kasar melalui papan
titian bagi anak cerebral palsy kelas i di slb
maksimal. Media yang digunakan dalam penelitian-
lubuk kilangan padang. 4(September), 111–122.
penelitian tersebut mudah diperoleh oleh
masyarakat sehingga harapan peneliti untuk dapat Septiana, V. T., & Widiastuti, A. A. (2020).
mempermudah dalam upaya peningkatan Dukungan Orang Tua dalam Mengembangkan
Motorik Kasar Anak Cerebral Palsy pada Anak
kemampuan motorik anak cerebral palsy dapat Usia Dini. 4(1), 172–180.
tercapai. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.298
Dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik
Windasari, & Hasan, Y. (2019). Penggunaan Media
halus anak cerebral palsy, slime dan plastisin, juga
Slime untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak
kertas origami sangat mudah didapatkan. Namun Cerebral Palsy di SLB 1 Panti , Pasaman Timur
ketika proses terapi dilakukan, lakukan pengawasan , Padang. 4(1), 95–102.
terhadap sang anak dengan baik. Begitupun dalam
Yarsiah, D. D., & Kasiyati. (2019). Efektivitas
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak Plastisin Untuk Meningkatkan Keterampilan
cerebral palsy dengan media air dan papan titian. Motorik Halus Pada Anak Cerebral Palsy Di Slb
Diperlukan pengawasan eksktra terhadap sang anak Bina Bangsa. 7, 103–109.
agar tidak terjadi sesuatu yang dikhawatirkan.
Dengan demikian kemungkinan didapatkan hasil
yang baik dari upaya perkembangannya bisa
didapatkan.
Saran
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
penulis menuliskan beberapa saran :
1. Lakukan penelusuran lebih lanjut untuk
mengetahui lebih dalam mengenai beberapa hal
yang telah ditulisan dalam penelitian ini.
2. Pelaksanaan terapi sebaiknya dilakukan dengan
perencanaan yang matang, dan dengan media
yang dirasa paling sesuai.
3. Senantiasa lakukan pengawasan ketika terapi
dilakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal
yang akan menimbulkan dampak buruk terhadap
anak.

159

Anda mungkin juga menyukai