Anda di halaman 1dari 8

GERAKAN SURYA NAMASKAR SEBAGAI

METODE PENAPISAN DASAR ANAK USIA DINI

Oleh
Kadek Aria Prima Dewi PF
1

1
Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
primadewipf@gmail.com

Abstract

Parents always want their children to grow into smart children, for that parents make
various efforts to realize the desire, such as adding hours to learn children, also choose the best
school according to parents. In fact, not all of these efforts have achieved maximum results,
there are still children who experience slow learning, lack of fighting power, no discipline to
run their daily activities, and so forth. It is important to obtain a child’s readiness profile, one
of which is by screening methods. In this research we will describe a screening method that
takes one of the asanas yoga movements namely the namaskar solar movement. This movement
involves aspects of basic observations in children, including balance, knee strength, and neck
as an indicator of the form of motion control, emotion and communication of children.

Keywords: Yoga Asanas, Surya Namaskar, Screening, Early Childhood Education

Abstrak

Orang tua senantiasa ingin agar anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, untuk itu
orangtua melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan keinginan tersebut, seperti menambah
jam belajar anak, juga memilihkan sekolah yang terbaik menurut orang tua. Faktanya tidak
semua usaha tersebut memperoleh hasil yang maksimal, masih terdapat anak yang mengalami
lambat belajar, kurang memiliki daya juang, tidak disiplin menjalankan aktivitas harian mereka,
dan sebagainya. Penting sekali memperoleh profil kesiapan belajar anak, salah satunya dengan
melakukan metode penapisan. Pada penelitian ini akan diuraikan sebuah metode penapisan
yang mengambil salah satu gerakan yoga asanas yakni gerakan surya namaskar. Gerakan
ini melibatkan aspek-aspek observasi mendasar pada anak, meliputi keseimbangan, kekuatan
lutut, serta leher sebagai indicator bentuk kendali gerak, emosi dan komunikasi anak.

Kata Kunci: Yoga Asanas, Surya Namaskar, Penapisan, Pendidikan Anak Usia Dini

I. PENDAHULUAN terstuktur tentang kesiapan anak dalam


Usia dini merupakan masa kritis belajar. Kesiapan belajar anak masuk
bagi perkembangan individu (Susilo sekolah merupakan modal pertama untuk
& Gabrielle, 2015: 1). Oleh karenanya mengikuti proses kegiatan belajar di
diperlukan sebuah usaha yang lebih sekolah. Semakin besar kesiapan belajar
terencana yang dapat menyediakan yang dimiliki anak maka semakin besar
lingkungan belajar yang kondusif untuk anak memiliki kemampuan mengikuti
tumbuh kembangnya. Usaha tersebut poses kegiatan belajar di sekolah.
dapat dilakukan dengan melakukan Sebaliknya semakin kecil kesiapan belajar
observasi atau pengamatan secara yang dimiliki anak maka semakin kecil

68 GERAKAN SURYA NAMASKAR SEBAGAI


METODE PENAPISAN DASAR ANAK USIA DINI
anak memiliki kemampuan mengikuti telah mampu berjalan di titian tanpa
poses kegiatan belajar di sekolah (Rifai terjatuh, dapat memegang alat tulis
& Fahmi, 2017: 129). dengan benar, mulai dapat memusatkan
Terkait dengan kesiapan sekolah, pandangannya pada benda-benda kecil
Hurlock (dalam Sulistiyaningsih, 2005) dan mengkoordinasikan mata dan
menyatakan bahwa kesiapan bersekolah tangannya sehingga mampu melakukan
terdiri dari kesiapan secara fisik dan aktivitas tertentu (mengancingkan baju
psikologis, yang meliputi kesiapan sendiri, menyusun balok-balok, dllnya.)
emosi, sosial dan intelektual. Seorang Pada perkembangan motorik halus : anak
anak dikatakan telah memiliki kesiapan mampu membuat coretan-coretan yang
fisik bila perkembangan motoriknya lebih bermakna (orang, rumah, mobil,
sudah matang, terutama koordinasi antara bunga, dllnya). Pada aspek kemandirian
mata dengan tangan (visio-motorik) : ketergantungan pada orangtua atau
berkembang baik. Pada kenyataanya orang dewasa lain mulai berkurang
setiap orang tua selalu berkeinginan yang dapat terlihat dari mampunya
agar anaknya cerdas, sehingga dapat anak untuk makan sendiri, sehabis main
melalui masa-masa belajar dengan mampu membereskan mainan sendiri,
lancar. Banyak upaya dilakukan orang tua mandi sendiri dllnya. Pada kemampuan
untuk mewujudkan keinginan itu, seperti konsentrasi : anak mampu memusatkan
dengan menambah jam belajar anak, dan perhatiannya pada satu hal sehingga
memilihkan sekolah yang terbaik menurut mampu tekun mengerjakan satu hal. Pada
orang tua. Tapi, terkadang hasilnya tak aspek sosial : anak mampu berbagi dan
juga maksimal. Anak-anak masih lambat bermain bersama teman-temannya. Pada
belajar, kurang daya juangnya, tidak aspek kognitif : anak senang berbicara
disiplin menjalankan aktivitas harian dan pertanyaan anak juga mulai rumit
mereka, dan banyak lagi masalah yang (tidak hanya menggunakan kata tanya
dijumpai dalam pendidikan anak. “apa” namun sudah berkembang menjadi
William dan Schellenberger kata tanya “mengapa”.
menunjukkan bahwa seorang anak Untuk dapat mempersiapkan anak
tidak serta merta dapat berpikir dengan siap belajar dan bersekolah, maka salah
komprehensif tanpa melalui tahapan- satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
tahapan tertentu yang berkaitan dengan memperoleh profil tersebut adalah dengan
perkembangan usia mereka. Dibutuhkan melakukan penapisan secara terstuktur
kematangan saraf secara bertahap yang sehingga kendala-kendala anak untu
akan menyiapkan struktur otak anak memasuki jenjang sekolah dapat segera
sehingga memiliki fungsi eksekutif di atasi. Dewasa ini kegiatan penapisan
yang sempurna. Priyanto (dalam dilakukan dengan mengajak mengikuti
Delviana, 2017: 125-126)) menguraikan kurang lebih 12 gerakan yang dapat
beberapa kriteria kesiapan sekolah anak, menunjukkan titi-titik keseimbangan
yaitu: Pada perkembangan fisik : anak anak yang belum tercapai, juga bentuk

PRATAMA WIDYA, VOL. 3, NO. 1, 2018 69


Kadek Aria Prima Dewi PF
kendali anak pada gerakan-gerakan dasar penting dilakukan, mengingat kesiapan
seperti merangkak, mendongak, tumpu belajar anak dapat diihat dari bagaimana
dan sebagainya. Dalam proses penapisan anak mampu mengendalikan otot-ototnya,
tersebut, anak cenderung cepat merasa yang nantinya akan berdampak kepada
lelah karena demikian banyak gerakan perkembangan kemampuan kognitif.
yang harus dilakukan dan diulang. Hal ini digambarkan secara rinci dalam
Sehingga data yang diperoleh senantiasa piramida belajar William & Shellenbeger.
berubah-ubah, dan menyulitkan untuk
melakukan penarikan kesimpulan. Untuk
itu diperlukan sebuah metode baru dalam
melakukan penapisan, yang tujuannya
tetap mampu memberikan gambaran
profil ana, namun jumlah gerakannya
tidak terlalu banyak sehingga anak tidak
cepat merasa lelah. Pada penelitian ini
akan digambarkan metode penapisan
dengan mengimplementasikan gerakan Gambar 1. Pyramid of Learning
surya namaskar pada anak usia dini, William & Shelenbeger
(Sumber: Anne Gracia Tatalaksana Penapisan,
untuk memperoleh profil kesiapan belajar 2018)
anak yang komperhensif.
Gambar ini menjelaskan bahwa
II. PEMBAHASAN seorang anak tidak serta merta dapat
Penapisan adalah proses berpikir dengan komprehensif tanpa
observasi terstruktur untuk mengamati melalui tahapan-tahapan tertentu yang
perkembangan kerja otak melalui berkaitan dengan perkembangan usia
perkembangan kendali yang meliputi mereka. Dibutuhkan kematangan saraf
kendali gerak, emosi dan komunikasi secara bertahap yang akan menyiapkan
(Pardamean & Gracia, 2018: 1). Kegiatan struktur otak anak sehingga memiliki
penapisan dapat dilakukan oleh guru fungsi eksekutif yang sempurna. Sistem
dengan syarat guru mampu membangun sensori adalah bagian PERTAMA yang
komunikasi dengan anak, mampu harus dibangkitkan dengan memberikan
mengendalikan suasana serta memiliki stimulasi agar dapat memasuki tahap
kemampuan pengamatan indikator pada KEDUA yang bertanggung jawab
anggota tubuh. terhadap pengembangan sensori motor,
Adapun hal-hal yang harus tahap KETIGA di mana terdapat
diperhatikan atau diamati dalam kegiatan pengembangan perceptual motor, dan
penapisan adalah gerakan keseimbangan tahap KEEMPAT adalah kognitif/intelek.
antara bagian kanan dan kiri tubuh anak, Jika setiap tahap diberikan stimulasi
gerak sandi, gerakan mata, serta mimik yang tepat, maka target seorang anak
wajah. Kegiatan penapisan ini menjadi memiliki daya pikir tingkat tinggi akan

70 GERAKAN SURYA NAMASKAR SEBAGAI


METODE PENAPISAN DASAR ANAK USIA DINI
terwujud. Namun, karena keinginan instan (sebelas) gerakan tersebut di atas,
sebagian besar orang dewasa, seringkali memiliki kelemahan karena memerlukan
tahapan–tahapan tersebut terlewatkan, banyak waktu karena cukup banyak
dimana stimulasi diberikan secara acak/ gerakan yang harus dilakukan oleh
tak beraturan tanpa pemahaman tepat, anak, dengan berbagai jenis instruksi
mengakibatkan banyak bagian yang pada kemampuan anak yang beragam
seharusnya disiapkan untuk mendukung dan kelas yang cukup heterogen.
fungsi eksekutif otak menjadi tidak siap. Diperlukan sebuah gerakan penapisan,
Tahapan kegiatan yang sesuai dengan yang sederhana dengan satu instruksi dan
piramida di atas, yaitu: 1) DC, PG, TK, SD: dapat melibatkan otot dan persendian
pada tahap ini kegiatan gerak berfungsi yang menjadi objek pengamatan.
untuk membangun sistem sensor anak; Gerakan yang dapat dilakukan
2) SD-SMP: pada tahap ini kegiatan sebagai metode penapisan adalah salah
gerak anak berfungsi untuk membangun satu gerakan yoga asanas yakni gerakan
sensory motor dan perceptual motor anak; surya namaskara. Surya namaskara
3) SMP-SMA: tahap kegiatan gerak anak adalah sikap badan yang sangat penting
berfungsi untuk membangun kognisi dilakukan sebelum melakukan āsana yang
intelektual anak. berikutnya. Surya namaskara terdiri dari
Pendidikan anak usia dini sebagai dua belas sikap badan, masing-masing
pendidikan pertama yang dilaksanakan berhubungan dengan salah satu dari dua
secara terencana dan sistematis, idealnya belas lambang zodiak. Satu putaran yang
memperhatikan aspek-aspek pemberian lengkap dari Surya namaskara dua belas
stimulasi yang tepat sesuai dengan sikap badan yang dilakukan dua kali
tahap perkembangan. Faktanya masih berturut-turut.
banyak anak pada jenjang usia dini, Gerakan surya namaskara
belum mendapatkan stimulasi yang tepat memberikan sejumlah manfaat umum dan
sehingga dapat meghambat kesiapan memiliki pengaruh yang sangat kuat pada
belajar anak ke jenjang yang lebih tinggi. semua jaringan tubuh seperti kelenjar
Untuk itu kegiatan penapisan penting endokrin, peredaran darah, pernafasan,
untuk dilakukan, guna dapat memperoleh pencernaan, dan juga untuk peningkatan
gambaran profil kesiapan belajar anak konsentrasi. Dibawah ini dijelaskan
dan jenis stimulasi yang dapat diberikan kedua belas gerakan yang dimaksud.
sesuai dengan tahap perkembangannya.
Proses penapisan yang dilaksanakan 1. Praṇamāsana (Sikap Berdoa)
dewasa ini meliputi observasi pada Berdiri tegak dengan kedua kaki
aktivitas jalan rapat, jalan silang, tumpu dibuka satu kali lebar bahu. Kedua telapak
tunduk, berdiri dongak, berdiri tunduk, tangan diletakkan secara bersamaan di
berdiri kanan kiri, tumpu 4 kanan, tumpu depan dada. Kendorkan seluruh tubuh.
4 kiri, tumpu dongak, tumpu tunduk, Pandang lurus ke depan.
penapisan dengan observasi pada 11

PRATAMA WIDYA, VOL. 3, NO. 1, 2018 71


Kadek Aria Prima Dewi PF
Nafas: 3. Pādahastāsana (Sikap tangan
Secara perlahan nafas dihembuskan. sampai kaki)
Membungkuk ke depan sampai jari-
Manfaatnya: jari tangan atau kedua tangan menyentuh
Membentuk suatu keadaan konsentrasi tanah pada tiap sisi atau di depan kedua
dan ketenangan dalam persiapan untuk kaki. Coba untuk mencium lutut. Kedua
melakukan latihan dan menghadapi alam lutut tetap lurus tanpa ditekuk, dan
semesta (Saraswati, 2002: 16). konsentrasikan pandangan pada lutut.
Pada gerakan ini anak dikondisikan untuk Nafas:
berkonsetrasi, sehingga focus untuk Hembuskan nafas selama membungkuk
mengikuti kegiatan penapisan dan dapat kedepan.
mengikuti instruksi yang diberikan oleh
guru atau fasilitator. Manfaat:
Dapat melenyapkan atau mencegah
2. Hasta Uttanāsana (Sikap Kedua sakit perut dan juga berbagai penyakit
Lengan Terangkat) perut lainnya. Mengurangi kelebihan
Angkat kedua lengan diatas kepala. lemak pada daerah perut, memperbaiki
Kedua lengan direnggangkan menurut pencernaan, melancarkan peredaran
lebar bahu masing-masing, kedua telapak darah. Membuat tulang belakang menjadi
tangan bisa disatukan atau dihadapkan lemas (Saraswati, 2002: 18).
keatas. Tekuk kepala dan tubuh bagian Poin observasi ada pada lengan bergerak
atas ke belakang, pandang sejauh dari axial tubuh searah gerakan kepala
mungkin ke belakang. Pinggul sedikit serta gangguan keseimbangan.
diangkat keatas.
Nafas: 4. Aṡva Sancalanāsana (Sikap
Tarik nafas ketika mengangkat tangan menunggang kuda)
keatas. Letakkan kedua tangan pada kedua
sisi kaki, tekuk lutut kaki kanan sambil
Manfaat: melempar kaki yang sebelah kiri sejauh
Merenggangkan isi rongga perut, mungkin ke belakang. Jempol dan lutut
menghilangkan kelebihan lemak, dan kaki kiri menyentuh lantai, jari kaki
memperbaiki pencernaan. Melatih otot- kiri ditekuk. Panggul dicondongkan ke
otot lengan dan bahu, menyelaraskan depan, lengkungkan tulang belakang
urat-urat syaraf, tulang belakang, dan dan menengadah. Tubuh dalam keadaan
membuka seluruh bilik paru-paru seimbang.
(Saraswati, 2002: 17). Nafas:
Poin observasi atau indikator yang dapat Tarik nafas ketika merentangkan kaki kiri
diamati adalah badan bergoyang, kaki ke belakang dan mendongak keatas.
bergeser, postur dan mimik wajah.

72 GERAKAN SURYA NAMASKAR SEBAGAI


METODE PENAPISAN DASAR ANAK USIA DINI
Manfaat: 6. Astāngga Namaskāra (Pemberi
Memijat organ-organ perut dan hormat dengan 8 anggota badan)
memperbaiki fungsinya. Otot-otot kaki Tekuk lutut kelantai, letakkan dada
akan diperkuat. Keseimbangan urat syaraf dan dagu kelantai, pertahankan agar pantat
akan tercapai (Saraswati, 2002: 19). tetap berada diatas. Kedua tangan, dagu,
Poin observasi atau ondikator yang dapat dada, lutut dan jari kaki menyentuh lantai
diamati adalah badan bergoyang, badan serta tulang belakang dilengkungkan.
bertumpu pada telapak tangan, gerakan Nafas:
koordinatif antara kaki dan tangan, Nafas tetap dalam penghembusan seperti
keseimbangan, kaki bergeser, postur dan parvatāsana hanya pada tahap ini
mimik wajah. penarikan nafas dan penghembusan nafas
berubah bergantian.
5. Parvatāsana (Sikap gunung)
Kaki kanan diletakkan dibelakang Manfaat:
dan berdampingan dengan kaki kiri. Menguatkan otot kaki dan lengan serta
Perlahan angkat pantat keatas sedikit memperkuat otot dada beserta perut
demi sedikit dan rendahkan posisi kepala (Saraswati, 2005: 21).
dan letakkan diantara kedua lengan, Poin observasi atau indikator yang dapat
sehingga tubuh membentuk segitiga diamati adalah badan bertumpu pada
dengan lantai. Letakkan tumit pada lantai telapak tangan, serta lutut, keseimbangan,
pandangan diarahkan ke lutut lehernya postur dan mimik wajah.
dilipat kedalam.
Nafas: 7. Bhujaṅgāsana (Sikap ular kobra)
Nafas dihembuskan selama meluruskan Rendahkan pinggul sementara
kaki dan membungkukan tubuh. mendorong dada kedepan dan keatas
dengan bertumpu pada lengan, sampai
Manfaat: tulang belakang melengkung kedua kaki
Menguatkan syaraf dan otot-otot pada dibelakang jangan dilipat atau diluruskan
kedua lengan dan kaki. Melenturkan kedepan dan kepala didongakkan keatas.
tulang belakang, pada arah yang Kaki dan perut bagian bawah tetap berada
berlawanan menuju sikap sebelumnya dilantai dan lengan menyokong tubuh.
dan lebih jauh membantu membuatnya Nafas:
lemas. Menyelaraskan urat syaraf tulang Tarik nafas ketika mendongakkan kepala
belakang dan melancarka peredaran serta keatas dan membuka rongga dada ketika
meningkatkan konsentrasi (Saraswati, melengkungkan tulang belakang.
2005: 20).
Poin observasi atau indikator yang Manfaat:
dapat diamati adalah badan bergoyang, Perut ditekan, membantu menekan
badan bertumpu pada telapak tangan, darah yang berhenti dari organ-organ
serta telapak kaki, keseimbangan, kaki perut dan mendorong aliran darah
bergeser, postur dan mimik wajah.

PRATAMA WIDYA, VOL. 3, NO. 1, 2018 73


Kadek Aria Prima Dewi PF
segar. Sikap ini sangat bermanfaat bagi 10. Pādahastāsana (Sikap tangan
semua penyakit perut, termasuk ketidak sampai kaki)
mampuan mencerna dan sembelit. Posisi ini mengulang posisi 3.
Melengkungkan punggung melatih tulang Letakkan kaki kiri sejajar dengan kaki
belakang, membuat otot-otot lemas dan kanan dan luruskan, tekuk kedepan dan
meningkatkan konsentrasi (Saraswati, naikan pantat saat kepala diletakkan
2005: 22). pada lutut. Kedua tangan tetap diletakkan
Poin observasi atau indikator yang dapat disamping kaki (Saraswati, 2002: 25).
diamati adalah badan bertumpu pada Poin observasi ada pada lengan
telapak tangan, keseimbangan, postur dan bergerak dari axial tubuh searah gerakan
mimik wajah. kepala serta gangguan keseimbangan.

8. Parvatāsana (Sikap gunung) 11. Hasta Uttanāsana (Sikap kedua


Posisi ini mengulang posisi 5. lengan terangkat)
Pertahankan agar lengan dan lutut lurus. Posisi ini mengulang posisi 2.
Sementara menggunakan bahu sebagai Angkat atau jantaikan tangan diatas
titik putar, angkat pantat dan turunkan kepala. Kedua tangan bisa disatukan atau
kepala lipat lehernya, pandangan kelutut telapak tangannya dihadapkan keatas.
(Saraswati, 2002: 23). Lengkungkan punggung dan angkat
Poin observasi atau indikator yang sedikit pinggulnya (Saraswati, 2002: 26).
dapat diamati adalah badan bergoyang, Poin observasi atau indikator yang
badan bertumpu pada telapak tangan, dapat diamati adalah badan bergoyang,
serta telapak kaki, keseimbangan, kaki kaki bergeser, postur dan mimik wajah.
bergeser, postur dan mimik wajah.
12. Praṇamāsana (Sikap berdoa)
9. Aṡva Sancalanāsana (Sikap Posisi ini mengulang posisi 1.
menunggang kuda) Turunkan kedua tanggan dan cakupkan
Posisi ini mengulang posisi 4. kedua tangan di depan dada (Saraswati,
Tarik kaki kanan kedepan, dan letakkan 2002: 27).
kaki kanannya tepat ditengah-tengah
kedua tangan. Secara perlahan letakkan III. PENUTUP
lutut kiri kelantai dan dorong panggul Penapisan merupakan proses
kedepan. Lengkungkan tulang belakang observasi terstuktur untuk mengamati
dan pandang sejauh mungkin ke belakang perkembangan kendali gerak, emosi dan
(Saraswati, 2003: 24). komunikasi untuk mendapatkan profil
Poin observasi atau ondikator yang kesiapan belajar anak dan dapat mecapai
dapat diamati adalah badan bergoyang, kemampuan berpikir yang kritis. Kegiatan
badan bertumpu pada telapak tangan, penapisan penting dilakukan karena
gerakan koordinatif antara kaki dan anak pada usia dini menerima stimulus
tangan, keseimbangan, kaki bergeser, yang beraga, sehingga kemampuan dan
postur dan mimik wajah.

74 GERAKAN SURYA NAMASKAR SEBAGAI


METODE PENAPISAN DASAR ANAK USIA DINI
kesiapan belajar masing-masing anak Saraswatī, Svāmī Satya Prakās. 2005.
berbeda-beda. Kegiatan penapisan yang Pātañjali Rāja Yoga (J.B.A.F.
biasanya dilakukan dilakukan secara Mayor Polak Penerjemah).
parsial, yang menyebabkan anak cepat Surabaya: Parāmita.
kelelahan dan tidak mampu menerima Togu Pardamean & Anne Gracia, 2018,
instruksi, sehingga diperlukan metode Tata Laksana Kegiatan Penapisan,
yang lebih singkat dan kompleks. Gerakan tp.
surya namaskar merupakan salah satu
gerakan yoga yang terdiri atas 6 gerakan
inti, yang dilaksanakan secara berulang
selama dua periode. Gerakan ini dapat
memberikan data observasi yang lengkap
untuk memperoleh profil kesiapan belajar
anak mencapai kemampuan kognitif yang
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Delviana, Evi. (2017). Mempersiapkan
Anak Masuk Sekolah Dasar dalam
Jurnal JDP Volume 10, Nomor 2,
Juli 2017.
Sulistiyaningsih, W. (2005). Kesiapan
Bersekolah Anak Ditinjau Dari
Jenis Pendidikan Pra Sekolah Anak
dan Tingkat Pendidikan Orangtua.
Jurnal Psikologia. Volume 01 – Juni
2005. Universitas Sumatera Utara.
Susilo,& Yessica Diana Gabreila, 2015,
Kesiapan Bersekolah Anak Taman
Kanak kanak dan Komunikasi
Ibu-Anak, Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya http://
repository.wima.ac.id/7745/1/
K esiapan%20Bersekolah%20
anak%20TK%20%28Dicky%20
%26%20Yessyca%291.pdf tangal
akses 23 Maret 2018.
Sarasvatī, Svāmī Satyānanda. 2002.
Āsana Praņāyāma Mudrā Bandha.
Surabaya: Pāramita.

PRATAMA WIDYA, VOL. 3, NO. 1, 2018 75


Kadek Aria Prima Dewi PF

Anda mungkin juga menyukai