Anda di halaman 1dari 9

KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No.

3 September 2021

Jurnal Kumara Cendekia

https://jurnal.uns.ac.id/kumara

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI


DENGAN KESIAPAN SEKOLAH ANAK USIA 5-6 TAHUN

Anindya Nugraheni1, Anayanti Rahmawati1, Adriani Rahma Pudyaningtyas1


1Program Studi PG – PAUD, Universitas Sebelas Maret

anin.heni@gmail.com, anayanti_r@staff.uns.ac.id, adriani.rahma@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Kesiapan sekolah merupakan kemampuan dasar yang dimiliki anak dalam berbagai kemampuan dan keterampilan
agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan mengikuti kegiatan disekolah. Kemampuan dasar
lain yang diperlukan anak merupakan kemampuan untuk mengatur diri dari segi emosi, kognisi, dan perilaku, akan
berdampak terhadap kesiapan sekolah anak. Regulasi diri anak yang berkembang baik, akan memudahkan anak
dalam menyiapkan keterampilannya di sekolah pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
regulasi diri dengan kesiapan sekolah anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Sampel penelitian sejumlah 100 anak usia 5-6 tahun di TK segugus 5
Kenangan, Banaran, Boyolali. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner yang akan diuji validitasnya oleh
bantuan expert judgement dan dan diuji reliabilitasnya menggunakan metode alpha croncbach’s dengan bantuan
SPSS 15 for windows. Teknik analisi data dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa pertama, nilai koefisien korelasi sebesar 0,591 dan menunjukkan hubungan positif yang
artinya apabila kesiapan sekolah semakin baik, maka regulasi diri anak usai 5-6 tahun semakin baik pula yang
artinya anak semakin berkembang dalam menunda perilaku, kecenderungan atau keinginan, mempertahankan
perhatian, mematuhi aturan sosial, mengontrol dan mengatur emosi mereka. Kedua, uji hipotesis menunjukkan
angka 0,000<0,05 maka H0 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa kesiapan sekolah dengan regulasi diri anak usia 5-
6 tahun. Regulasi diri berhubungan dengan kesiapan sekolah karena regulasi diri merupakan salah satu bekal anak
untuk bisa beradaptasi dengan lingkannya sehingga mendukung kesiapan sekolah anak. Hal tersebut penting
karena anak yang telah memiliki kesiapan untuk sekolah akan memperoleh keuntungan dan kemajuan dalam
perkembangan selanjutnya. Selain itu, regulasi diri anak-anak prasekolah, termasuk kepatuhan dan kontrol diri
mereka, dapat memengaruhi keberhasilan siswa seperti yang diharapkan, anak-anak untuk mengikuti peraturan
kelas dan arahan guru, berbagi mainan, dan menunggu giliran mereka.
Kata Kunci: regulasi diri, kesiapan sekolah, anak usia dini

ABSTRACT
School readiness is a basic ability that children have in various abilities and skills so that children are able to
adapt to the school environment and participate in school activities. Another basic ability that children need is the
ability to self-regulate in terms of emotions, cognition, and behavior, which will have an impact on children's
school readiness. Self-regulation of children who develop well, will make it easier for children to prepare their
skills at school as well.This study aims to determine the relationship between self-regulation with school readiness
of children aged 5-6 years. The design of this research is to use a quantitative approach with the type of
correlation research. The research sample was 100 children aged 5-6 years in a group of 5 Kenangan
Kindergarten, Banaran, Boyolali. The data collection technique uses a questionnaire whose validity will be tested
by the help of expert judgment and and tested for reliability using the Croncbach's alpha method with the help of
SPSS 15 for windows. The data analysis technique in this study uses parametric statistics. The results of data
analysis show that first, the correlation coefficient value is 0.591 and shows a positive relationship, which means
that if school readiness is getting better, then the self-regulation of children after 5-6 years is getting better, which
means that children are increasingly developing in delaying behavior, tendencies or desires, maintaining
attention, obey social rules, control and regulate their emotions. Second, the hypothesis test shows the number
0.000 <0.05 then H0 is rejected. This proves that school readiness with self-regulation of children aged 5-6 years.
Self-regulation is related to school readiness because self-regulation is one of the provisions for children to be
able to adapt to their environment so as to support children's school readiness. This is important because children
who already have readiness for school will benefit and progress in further development. In addition, preschool

162
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

children's self-regulation, including their obedience and self-control, can influence student success as expected,
children to follow class rules and teacher directions, share toys, and wait their turn.
Keywords: self-regulation, school readiness, early childhood

163
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

PENDAHULUAN perilaku, pikiran dan emosinya agar


Kesiapan sekolah menurut dapat diterima oleh lingkungannya.
Hurlock (1978) mencakup kesiapan Hasil penelitian Sulistiyaningsih
fisik dan psikologis, yang terdiri dari (2005) menyatakan bahwa pentingnya
kesiapan sosial, emosi dan intelektual. kesiapan sekolah anak karena anak
Anak dinyatakan sudah memiliki akan mendapatkan kemajuan dan
kesejahteraan fisik jika perkembangan keuntungan dalam perkembangan
motoriknya cukup matang, dari motorik selanjutnya jika dia sudah memiliki
kasar dan motorik halus terutama kesiapan sekolah. Selain itu, regulasi
koordinasi antara tangan dengan mata diri anak-anak prasekolah, termasuk
(visio-motorik) yang berkembang kepatuhan dan kontrol diri mereka,
dengan baik. dapat memengaruhi keberhasilan siswa
Dimensi kesiapan sekolah seperti yang diharapkan, anak-anak
menurut Fayezz, dkk. (2006) ada enam untuk mengikuti peraturan kelas dan
yang perlu diperhatikan yaitu arahan guru, berbagi mainan, dan
pengetahuan akademis, kemampuan menunggu giliran mereka (McClelland,
berfikir, kematangan sosio-emosional, 2000).
kesejahteraan fisik, disiplin diri dan Hasil observasi dan wawancara
keterampilan komunikasi. yang telah dilaksanakan peneliti
Pentingnya kesiapan sekolah dibeberapa TK di gugus 5 Kenanga
anak karena anak akan mendapatkan Banaran Boyolali, pada anak usia 5-6
kemajuan dan keuntungan dalam tahun menunjukkan adanya tingkat
perkembangan selanjutnya jika dia kesiapan sekolah anak yang beragam.
sudah memiliki kesiapan sekolah Terdapat anak yang sudah mencapai
(Sulistiyaningsih, 2005). Kita akan tahap kesiapan sekolah terlihat dari cara
kesusahan mengajarkan sesuatu pada anak mengontrol dirinya untuk
anak apabila belum adanya kesiapan menyelesaikan kegiatan terlebih dahulu
dan kematangan (Srinahyani, 2017). sebelum ikut bermain bersama
Kesiapan sekolah dipengaruhi temannya di luar ruangan,
oleh berbagai faktor, faktor yang paling mengendalikan perilakunya dengan
berpengaruh yaitu kondisi internal anak cara menaati peraturan-peraturan yang
menurut Kustimah (2016) faktor sudah disepakati di sekolah seperti
kesiapan sekolah anak sebagai berikut : mengantri saat mencuci tangan,
1) kesehatan fisik, yaitu kesehatan anak membuang sampah pada tempatnya,
yang baik dengan gizi yang seimbang; membereskan kembali mainan yang
2) usia, ketika usia anak sudah cukup sudah selesai digunakan bermain.
matang untuk bersekolah dianggap Anak yang mencapai standar
perbendaharaan kata dan koordinasi rata-rata kesiapan sekolah dapat dilihat
motoriknya sudah siap; 3) tingkat dari regulasi dirinya. Perilaku tersebut
kecerdasan, anaak dituntut untuk dapat ditandai ketika anak mulai bisa
menyelesaikan masalahnya sesuai menahan godaan untuk bermain
dengan kecerdasannya masing-masing; bersama temannya ketika dia belum
4) motivasi, anak yang memiliki menyelesaikan kegiatan, namun
motivasi yang baik biasanya didasari terkadang anak lalai untuk bermain dan
oleh tujuan tertentu dalam melakukan ketika ingat jika kegaiatan yang dia
kegiatan; dan 5) regulasi diri. Menurut lakukan belum selesai dia akan kembali
Hurlock (1978), anak yang mempunyai menyelesaikan kegiatannya.
regulasi diri yang baik dapat mengatur Regulasi diri adalah proses atau
kemampuan dalam kepribadian untuk
164
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

mengendalikan perilaku, pikiran, emosi, terkadang bertentangan terhadap kata


hasrat dan dorongan dari rangsangan hatinya atau keinginannya, mampu
luar diri yang sesuai dengan cita-cita mengarahkan perilaku ke hal baik,
dan tuntutan (Bauer & Morrisson, mampu bersabar, dan juga memperbaiki
2012). Sedangkan regulasi diri pada perilaku yang kurang tepat demi
anak dapat diartikan sebagai kapasitas mencapai suatu tujuan yang diinginkan,
anak untuk menunda perilaku, semua ini berhubungan dengan regulasi
kecenderungan atau keinginan, diri setiap anak. Regulasi diri membuat
mempertahankan perhatian, mematuhi anak mengerti seperti apa keinginan
aturan sosial, mengontrol dan mengatur dari orang-orang disekitarnya, dan anak
emosi mereka (Pangestuti, dkk., 2019). akan berusaha untuk berperilaku seperti
Charlesworth (2011) juga berpendapat yang diharapkan lingkungannya.
bahwa regulasi diri merupakan Meningkatkan pengembangan
kemampuan untuk berinteraksi dengan regulasi diri pada anak usia dini sangat
orang lain, mengendalikan emosi, penting karena memiliki peran kunci
menjauhi perilaku yang tidak pantas dalam pembelajaran, pengembangan
atau proaktif, serta diharapkan menjadi dan sosialisasi. Regulasi diri
anak yang mandiri. Anak usia berkembang pada anak usia dini dan
prasekolah yang cenderung lebih secara positif mempengaruhi perilaku
prososial biasanya bisa mengatur sosial yang positif, kesiapan sekolah,
perilakunya dengan baik. prestasi akademik dan kemampuan
Pengembangan regulasi diri untuk menunjukkan empati yang lebih
pada anak 5-6 tahun sangat dibutuhkan besar (Ursache, dkk., 2011). Hasil
karena pada masa ini anak acapkali penelitian Eisenberg, dkk. (2014)
ingin memutuskan, melakukan, regulasi diri penting untuk kesiapan dan
menunjukkan kemampuan dan keberhasilan sekolah anak dilihat dari
memaksakan keinginanya. kualitas perilaku mereka di sekolah,
(Wahyuningtyas, 2015). Apabila anak hubungan mereka dengan guru dan
telah mengerti aturan, anak akan dapat teman sebaya. Pentingnya regulasi diri
terarah dalam regulasi diri, karena anak untuk kesiapan sekolah anak dilihat dari
akan mengetahui mana perbuatan yang kualitas perlilaku dan hubungan anak
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. dengan guru dan teman sebaya dan juga
Jika aturan dapat dipahami dan berpengaruh pada pengaturan kelas
tertanam pada anak, maka anak akan seperti halnya penelitian menurut Blair,
lebih bisa menjauhi perbuatan yang dkk. (2015) hubungan regulasi diri
tidak diperbolehkan dan akan dengan kesiapan sekolah juga terlihat
melakukan hal yang diperbolehkan. dalam penelitian tentang peran sosial
Regulasi diri pada anak anak dalam pengaturan ruang kelas.
misalnya waktu di kelas bisa tenang dan
ketika anak ingin meminta izin atau Pengertian Kesiapan Sekolah Anak
ingin berbicara anak akan mengangkat Fayez, dkk. (2016) menyatakan
tangannya, anak juga dapat kesiapan sekolah yaitu kesiapan pribadi
mengendalikan emosinya untuk tidak (sumber daya manusia) yang dimiliki
menangis yang berlebihan dan juga oleh seorang anak untuk di bawa ke
dapat fokus atau mempertahankan sekolah yang dapat membantunya untuk
perhatian pada tugas-tugas tertentu menyesuaikan diri dengan tantangan-
(Bandy & Moore, 2010). Seharusnya tantangan di prasekolah/taman kanak-
anak mampu dalam mengontrol dirinya, kanak.
mengendalikan perilakunya yang
165
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Hurlock, 1978). Regulasi diri


Kesiapan Sekolah mempengaruhi kesiapan sekolah anak
Terdapat berbagai faktor (Sa’ida, 2018). Hal tersebut karena
internal yang mempengaruhi kesiapan regulasi diri meliputi kemampuan
sekolah anak diantaranya: 1) Kesehatan mengontrol emosi dan perilaku sosial
Fisik merupakan hal yang sangat pada anak yang merupakan point
menunjang anak untuk kesiapan masuk penting agar anak dapat
sekolah dilihat dari kesehatan yang baik mengembangkan dan memposisikan
dari asupan gizi yang seimbang diri pada situasi apapun sebagai bekal
(Kustimah, 2016). Anak yang sehat ke jenjang sekolah pada tahap
dapat lebih mudah memahami apa yang selanjutnya
diajarkan dan dapat berbaur dengan
baik, lincah dan semangat. 2) Usia anak Pengertian Regulasi Diri
merupakan faktor yang penting untuk Bandy dan Moore (2010)
masuk sekolah dasar. Menurut Janke berpendapat bahwa regulasi diri adalah
(Kustimah, 2016) usia anak 6 tahun kemampuan dengan efek menyeluruh
merupakan usia yang cukup matang atas kemampuan individu dalam
untuk anak bersekolah karena pada usia toleransinya atas keinginan atau
ini anak cukup banyak memiliki kebutuhan yang tidak tercapai,
perbendaharaan kata, dapat kekecewaaan dan kegagalan, serta
mengungkapkan ide atau pikirannya, langkah menuju kesuksesan. Pangestuti,
motorik dan panca indra anak telah dkk. (2007) berpendapat regulasi diri
terkoordinir dengan baik. 3) Tingkat anak dapat diartikan sebagai
Kecerdasan. Anak dituntut untuk kemampuan anak untuk menunda
menyelesaikan tugas-tugas dan perilaku, kecenderungan atau
memahami instruksi pada suatu keinginan, mempertahankan perhatian,
kegiatan, setiap anak akan memiliki mematuhi aturan sosial, mengontrol dan
penyelesaian masalahnya masing- mengatur emosi mereka. Charlesworth
masing menggunakan kecerdasan yang (2011) juga berpendapat bahwa regulasi
mereka miliki, karena kecerdasan setiap diri merupakan kemampuan utnuk
anak berbeda-beda (Kustimah, 2016). mengatur emosi, berinteraksi dengan
4) Motivasi yang baik dalam diri anak orang lain secara baik, menjauhi
umumnya membuat anak bahagia dan perilaku yang tidak sesuai atau proaktif,
mampu melakukan aktivitas yang serta dibentuk untuk menjadi anak yang
dilandasi oleh tujuan tertentu mandiri.
(Kustimah, 2016). 6) Regulasi diri anak
yang baik akan menjukkan sikap anak Aspek-aspek Regulasi Diri
yang mudah diatur, mengerti perasaan Menurut Pangestuti, dkk.
orang lain, mampu bersabar saat (2019), aspek-aspek regulasi diri
menunggu giliran, dapat mendengarkan mencakup; fokus perhatian, kontrol
ketika oranglain sedang berbicara, perilaku, motivasi diri, otonomi mandiri
berani dan merasa nyaman saat tidak dan kontrol emosional. Regulasi diri
bersama orangtuanya, bisa mengontrol dalam aspek-aspek ini berfungsi dan
amarahnya, tidak egosentris, dapat berkembang secara saling tergantung
meregulasi diri dengan baik, tetapi saling mempengaruhi sebagai
mengetahui mana tanggung jawabnya, suatu sistem.
mampu mandiri melakukan Pendapat lain disampaikan oleh
aktivitasnya, menerima sosok guru Bandy, Kristin, dan Moree (2010) yang
sebagai pelindungnya disekolah menyatakan bahwa terdapat 2 (dua)
166
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

aspek pada regulasi diri, antara lain: 1) Teknik pengambilan sampel


Cognitive self-regulaion, merupakan yang digunakan dalam penelitian ini
sejauh mana kemampuan anak dalam adalah non-probability sampling
merencanakan pemikirannya ke depan dengan sampling jenuh. Sampling jenuh
dan mengendalikan pemikiran dan adalah teknik penentuan sampel dengan
mengevaluasi perilakunya agar mampu semua anggota populasi dijadikan
menyesuaikan perilaku dirinya di sampel. Jadi, Sampel penelitian
lingkungannya. 2) Social-emotional sejumlah 100 anak usia 5-6 tahun di TK
self-regulation adalah pengendalian segugus 5 Kenangan, Banaran, Boyolali
emosi agar menghambat respon negatif yaitu TK Aisyiyah 1 Boyolali, TK
terhada suatu hal yang tidak disukainya, Aisyiyah 5 Boyolali, TK Aisyiyah 6
seperti menahan amarah. Boyolali, TK Almabrur Boyolali, TK
Muslimat NU 1 Boyolali dan TK
METODE PENELITIAN Kemala Bhayangkari 62 Boyolali.
Penelitian ini dilakukan di TK Teknik untuk pengumpulan data
segugus 5 Kenangan, Banaran, Boyolali variabel bebas berbentuk skala
yaitu TK Aisyiyah 1 Boyolali, TK kuesioner yang disusun Fayez, dkk.
Aisyiyah 5 Boyolali, TK Aisyiyah 6 (2006) yang telah diadaptasi oleh
Boyolali, TK Almabrur Boyolali, TK Rahmawati, dkk. (2018). Kuesioner
Muslimat NU 1 Boyolali dan TK kesiapan sekolah terdiri dari 6 item
Kemala Bhayangkari 62 yang yang telah dijabarkan menjadi 42 item.
dilaksanakan selama 13 bulan, dimulai Pengisian kuesioner kesiapan sekolah
dari bulan Desember 2019 hingga bulan akan dilakukan oleh guru berdasarkan
Januari 2021. Pelaksanaan penelitian data perkembangan anak disekolah.
dimulai dari pengajuan judul, Menggunakan skala likert modifikasi
penyusunan proposal, validasi proposal, dengan rentang nilai sebagai berikut: 4
pengurusan surat izin penelitian, = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1
pelaksanaan penelitian, pengumpulan = Belum.
data dan pengolahan data, penyusunan Variabel terikat menggunakan
laporan, ujian skripsi dan revisi skripsi. teknik pengumpulan data skala
Penelitian ini merupakan kuesioner yang diadaptasi dari jurnal
penelitian kuantitatif korelasi. internasional yang ditulis oleh (Bandy
Penelitian ini dilaksanakan untuk & Moore, 2010). Kuesioner regulasi
mencari hubungan antara variabel diri ini terdiri dari 3 item yang telah
regulasi diri dengan variabel kesiapan dijabarkan menjadi 13 item penyataan
sekolah anak. Terdapat dua variabel yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu
dalam penelitian yaitu regulasi diri untuk kategori favorable terdiri dari 4
sebagai variabel bebas dan kesiapan item pernyataan sedangkan untuk
sekolah sebagai variabel terikat. Untuk kategori unfavorable terdiri dari 9 item
lebih jelasnya dapat dilihat pada pernyataan. Pengisian kuesioner
kerangka berpikir sebagai berikut: regulasi diri akan dilakukan oleh guru
berdasarkan data perkembangan anak
disekolah. Menggunakan skala likert
Regulasi diri Kesiapan
modifikasi dengan rentang nilai sebagai
(X) sekolah berikut : 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 =
(Y) Cukup, 1 = Belum.
Uji analisis data pada penelitian
ini menggunakan uji korelasi pearson
Gambar 1. Bagan 1 Variabel X dan Y product moment dengan bantuan
167
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

SPSS15 for windows dengan ketentuan Boyolali, TK Almabrur Boyolali, TK


yang digunakan jika nilai signifikansi di Muslimat NU 1 Boyolali dan TK
dapat ≤0,05 maka terdapat korelasi Kemala Bhayangkari 62 Boyolali
antar variabel (hipotesis diterima). mendapatkan hasil analisis bahwa
terdapat hubungan antara kesiapan
HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah dengan regulasi diri anak usia
Hasil uji hipotesis korelasi 5-6 tahun.
pearson product moment menggunakan Fayez, dkk. (2016)
SPSS 15 for windows adalah sebagai menyampaikan bahwa kesiapan sekolah
berikut: merupakan sumber daya kesiapan
Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis pribadi yang dapat dibawa oleh anak ke
sekolah untuk membantunya
Nilai menyesuaikan diri dengan tantangan di
p Hasil Koefisi sekolahnya. Kesiapan sekolah
P Analisi en membantu anak untuk merasa nyaman
s Korelas dengan lingkungan sekolahnya,
i sehingga anak yang mempunyai
Uji kesiapan sekolah yang baik akan mudah
p <0,05 0,000 0,591
Hipotesis beradaptasi dengan lingkungan sekolah
Berdasarkan tabel di atas di barunya. Kesiapan sekolah anak
dapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000. memiliki beberapa dimensi utama yaitu
Nilai dignifikasi 0,000<0,05 maka H0 kesehatan fisik, pengetahuan akademis,
ditolak. Jadi terdapat hubungan antara perkembangan motorik, kemampuan
kesiapan sekolah dengan regulasi diri berpikir dasar, keterampilan
anak usia 5-6 tahun. komunikasi, kematangan sosio-
Nilai koefisien korelasi yang emosional, dan disiplin diri. Disiplin
didapatkan berdasarkan perhitungan diri merupakan aspek yang
dengan korelasi pearson product berhubungan dengan kompetensi dan
moment sebesar 0,591. Nilai tersebut kemampuan seorang anak dalam
tergolong dalam kategori sedang yaitu mengatur dan mengikuti peraturan
antara 0,40- 0.599. Artinya hubungan seperti apa yang diharapkan
antara kesiapan sekolah dengan regulasi lingkungan.
diri anak usai 5-6 tahun tergolong Penelitian Blair, dkk. (2015)
sedang. Hal tersebut membuktikan melanjutkan penelitian mereka terkait
bahwa kesiapan sekolah dengan dengan regulasi diri anak-anak dengan
regulasi diri anak usai 5-6 tahun kesiapan untuk bersekolah. Hasil terdiri
memiliki hubungan di antara angka 0 menyatakan bahwa ada faktor internal
dan 1 atau tidak mutlak positif ke angka yang penting untuk mengidentifikasi
1 karena banyaknya faktor-faktor yang kesiapan sekolah anak-anak, seperti
dapat mempengaruhi kesiapan sekolah adanya regulasi diri yang tepat untuk
anak, tidak hanya regulasi diri saja. mengikuti instruksi, mengendalikan
Kesiapan sekolah ialah emosi dan hanya transisi
kemampuan dasar yang anak miliki periode. Mereka bahkan mengatakan
dalam berbagai kemampuan dan bahwa kemampuan regulasi diri sendiri
keterampilan untuk menunjang lebih penting daripada kapasitas
keterampilannya di sekolah. Penelitian intelijen. Bukti menunjukkan peran
mengenai kesiapan sekolah yang regulasi diri, termasuk fungsi eksekutif
dilakukan di TK Aisyiyah 1 Boyolali, dan sosial dan kemampuan pengaturan
TK Aisyiyah 5 Boyolali, TK Aisyiyah 6 emosi dalam kesiapan sekolah dan
168
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

prestasi sekolah awal, telah terus arahan guru, berbagi mainan, dan
bertambah selama dekade terakhir atau menunggu giliran mereka.
lebih. Hubungan regulasi diri dengan
kesiapan sekolah juga terlihat dalam SIMPULAN
penelitian tentang peran anak Simpulan pada penelitian ini
perkembangan sosial dalam konteks ialah terdapat adanya hubungan
pengaturan ruang kelas. kesiapan sekolah dengan regulasi diri
Smith-Donald, dkk. (2007) anak usia 5-6 tahun. Kedua variabel
menjelaskan bahwa hubungan sebab memiliki hubungan yang sedang karena
akibat antara regulasi diri dan kesiapan nilai koefisien korelasi sebesar 0,591
sekolah tidak diragukan lagi kompleks dan menunjukkan hubungan positif
dan dua arah. Misalnya, kurangnya yang artinya apabila kesiapan sekolah
perhatian dan rangsangan kontrol yang berhubungan dengan penyesuaian
rendah mungkin menghambat diri dengan tantangan-tantangan di
kemampuan siswa untuk menyerap prasekolah/ tamankanak-kanak semakin
informasi baru secara efisien di ruang baik atau adaptif, maka, regulasi diri
kelas, sementara kesulitan dalam atau kemampuan mengontrol emosi dan
informasi pemrosesan dapat perilaku anak usai 5-6 tahun semakin
menyebabkan anak gelisah dan baik pula. Begitu pula sebaliknya
mengalihkan perhatiannya dari artinya apabila kesiapan sekolah
pengajaran di kelas. semakin buruk, maka, regulasi diri anak
Kesimpulan pada penelitian usai 5-6 tahun semakin buruk pula.
tentang hubungan antara kesiapan
sekolah dengan regulasi diri anak usia DAFTAR PUSTAKA
5-6 tahun adalah kesiapan sekolah Bandy, T., & Moore, K., A. (2010).
memiliki hubungan yang sedang Assessing self - regulation: a
dengan regulasi diri anak usia 5-6 guide for out-of-school time
tahun. Hubungan yang terjadi adalah program practitioners. Journal
searah, artinya apabila kesiapan sekolah Research to Result Trends
semakin baik, maka, regulasi diri anak Child, (2010), 1-8.
usai 5-6 tahun semakin baik pula.
Begitu pula sebaliknya Artinya apabila Bauer, I., & Baumeister, R. (2011).
kesiapan sekolah semakin buruk, maka, Handbook of self regulation,
regulasi diri anak usai 5-6 tahun research, theory, and
semakin buruk pula. Hasil penelitian application second edition.
didukung oleh penelitian London & New York: The
Sulistiyaningsih (2005) yang Guilford Press.
mengungkapkan bahwa pentingnya
kesiapan sekolah anak karena anak Blair, C. & Raver C. C. (2015). School
akan mendapatkan kemajuan dan readiness and self-regulation: a
keuntungan dalam perkembangan developmental psychobiological
selanjutnya jika dia sudah memiliki approach. Annual Review of
kesiapan sekolah. Selain itu, regulasi Psychology, 66(1), 711–731.
diri anak-anak prasekolah, termasuk
kepatuhan dan kontrol diri mereka, Charlesworth, R. (2011).
dapat memengaruhi keberhasilan siswa Understanding child
seperti yang diharapkan, anak-anak development. USA: Wadsworth.
untuk mengikuti peraturan kelas dan

169
KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021

Eisenberg, N., Hofer, C., & Vaughan, J.


(2007). Effortful control and its Smith-Donald, R., Raver, C. C., Hayes,
socioemotional consequences in T., & Richardson, B. (2007).
j j gross (ed.), handbook of Preliminary construct and
emotion regulation. New York: concurrent validity of the
Guilford Press. preschool self-regulation
assessment (psra) for field-based
Fayez, M., Ahmad, J. F., & Oliemat, E. research. Early Childhood
(2016). Jordanian kindergarten Research Quarterly, 22(2), 173–
and 1st-grade teachers’ beliefs 187.
about child-based dimensions of
school readiness. Journal of Srinahyani. (2017). Kesiapan
Research in Childhood bersekolah anak taman kanak-
Education, 30(3), 293-305. kanak kelompok B ditinjau dari
lembaga pendidikan dan tingkat
Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan pendidikan orang tua. Sej, 7(4),
anak. Jakarta: Erlangga. 474-488

Kustimah. (2008). Gambaran kesiapan Sulistiyaningsih, W. (2005). Kesiapan


anak masuk sekolah dasar bersekolah anak ditinjau dari
ditinjau dari hasil test nst jenis pendidikan pra sekolah
(nijmeegse schoolbekwaamheids anak dan tingkat pendidikan
test). Bandung: Universitas orangtua. Jurnal Psikologia,
Padjadjaran. 1(1).

Mcclelland, M. M., Morrison, F. J., & Ursache, A., Blair, C., & Raver, C.C.
Holmes, D. L. (2000). Children (2011). The promotion of self-
at risk for early academic regulation as a means of
problems: the role of learning- enhancig schoolreadiness and
related social skills. Early early achievement in children at
Childhood Research Quarterly, risk for school failure. Child
15, 307–329. Development Prespectives.,
6(2), 112-128
Pangestuti, R., Kadiyono, A.L.,
Cahyadi, S., & Agustiani, H. Wahyuningtyas, D. P. (2015).
(2019). Modifiying the Mengembangkan regulasi diri
instrumen of self-regulation in melalui pemberian penghargaan.
early childhood assessment. Jurnal Pendidikan Usia Dini,
Jurnal Pendidikan Usia Dini. 9(1), 93-106.
12(1), 114-127.

Rahmawati, A. Tairas, M.M.W, &


Nawangsari, N.A.F. (2018).
Children's school readiness
based on teachers' and parents'
perceptions. International
Journal of Pedagogy and
Teacher Education (IJPTE),
2(1), 201-212.
170

Anda mungkin juga menyukai