Pada hari pertama Pasien telah terdiagnosis HMD grade 2 berdasarkan gejala
klinis berupa gangguan pernafasan yang ditandai dengan retraksi dinding dada dan
peningkatan frekuensi nafas dan didukung oleh hasil rontgen lalu pasien telah di
tatalaksana. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang pasien didiagnosa NKB SMK + BBLR + RDS ec HMD grade 2 +
hiperbilirubinemia ec sepsis.
Pada hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh sepsis maka penatalaksanaan
utamanya dengan pemberian cefotaxim dan pertimbangkan fototerapi atau transfusi
tukar. Berdasarkan berat badan bayi maka indikasi dilakukan fototerapi pada
pasien usia gestasi 33 minggu dengan berat lahir 1538 gram dilakukan
fototerapi apabila bayi dengan bilirubin 6-8 mg/dL, pada pasien ini diperoleh
bilirubin 18 mg/dL. Evaluasi bilirubin idealnya dilakukan pengecekan ulang total
serum bilirubin, akan tetapi jika pada lokasi dengan keterbatasan alat penilaian klinis
kuning dapat dilakukan dengan pemeriksaan Kramer test yang memiliki tingkat
sensitivitas 76,92%, spesifitas 89,4%, dan akurasi 86,27% yang cukup baik dalam
menapis kuning pada neonatus.46 Pada pasien setelah mendapatkan fototerapi dengan
standar fototerapi 25 – 30 microW/cm2/nm, panjang gelombang UV-A (320 – 400 nm)
dan UV B (290 – 302 nm), durasi 24 jam, intensitas 4, jarak 45 cm. Kuning pada pasien
tersisa di wajah atau Kramer 1 dengan bilirubin 6,7 mg/dl.47