Anda di halaman 1dari 23

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MR
Tanggal Lahir : 14 Februari 2013
Umur : 1 tahun 6 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
BBL : 3900 gram
PBL : Lupa
BB masuk : 6,8 kg
TB masuk : 73 Cm
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Tolaki
Alamat : Angata, Konsel.
No. RM : 40 54 27

B. ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu penderita
Keluhan utama : Sesak
Anamnesis Terpimpin :
- Anak laki laki usia 1 tahun 6 bulan masuk ke IGD dengan keluhan utama
sesak yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien tidak
sampai biru ketika sesak. Pasien batuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, berlendir (+) warna bening.
- Demam (+) sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, kejang (-), menggigil
(-)
- mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali 2 hari sebelum masuk rumah sakit isi
lendir, nafsu makan menurun (++).
- BAB normal
- BAK lancar, warna kuning

1
- Riwayat kontak dengan penderita batuk (+)
- Riwayat penyakit sebelumnya pasien sering demam tinggi selama
berbulan bulan dan pasien juga berulang kali kejang. Pasien juga sering
batuk dan flu.
Riwayat imunisasi
- BCG 1X, DPT 3x, Hepatitis B 3x, polio 3x.
Riwayat lahir
- Lahir di rumah sakit, di tolong oleh dokter , proses kelahiran secara seksio
sesarea dengan indikasi bayi besar, usia kehamilan cukup, Berat Badan
Lahir 3900, dan Panjang Badan Lahir lupa. Ibu memelihara banyak kucing
dirumah.
Riwayat penyakit :
- Pasien usia 8 bulan dirawat dirumah sakit dikarnakan sering mengalami
demam tinggi dan juga sering kejang hingga tidak sadarkan diri.
- Pasien didiagnosis hidrocephalus oleh dokter ketika usia 9 bulan lebih.
Kepala pasien mulai membesar pada usia 9 bulan dan dioprasi pada usia
10 bulan.
Riwayat makanan :
- Riwayat minum asi sampai usia 8 bulan sebanyak 30 cc yang kemudian
seiring dengan pertambahan usia jumlahnya dinaikkan hingga mencapai
90 cc, namun karna asi ibu sudah tidak mencukupi maka pasien diberikan
tambahan susu formula.
- pada usia 10 bulan setelah operasi pasien diberikan makanan tambahan
lain yaitu bubur nasi, ikan gabus sebanyak 1 ekor yang sebesar telapak
tangan dibagi 3 untuk pagi, siang, dan malam, sayur yang berupa bayam,
wortel, dan kentang serta susu formula.
- Berat badan mulai tidak naik setelah operasi hidrocephalus
- Pasien mulai malas makan setelah lebaran tahun 2014. Jadi makanan
pasien sekarang hanya susu formula yang diberikan melalui sonde.

2
Riwayat keluarga :
- Anak pertama dan tidak memiliki adik.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit berat, gizi kurang (73,1%), apatis
Tekanan darah :-
Nadi : 96 kali/menit
Pernapasan : 40x/menit
Suhu : 36,5oc
Berat badan : 6,8 kg
Tinggi badan : 135 cm
Pucat : (+)
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Tonus : meningkat
Turgor : jelek
Busung/edema : (-)
Keadaan spesifik
Kulit : Turgor jelek. Wasting (+), baggie pants (+),
kering(+)
Gigi :

---1 1--
---- ----

Kepala :
Wajah : old man face (-)
Bentuk : Makrocephal
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah tercabut
UUB : Sudah menutup
Telinga : Otorhea (-)
Mata : cekung (-), bitot spot (-), pupil bulat isokor dengan
diameter ± 3mm kanan kiri, refleks cahaya (-)

3
Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), edem
palpebra (-)
Hidung : Rinorhea (+), pernafasan cuping hidung (-)
Bibir : Kering (-), Pucat (-)
Lidah : Kotor (-), Pucat (-), Tremor (-)
Mulut : Stomatitis (-) kandidiasis (-)
Tenggorok : Hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Leher : Kaku kuduk (-),
Dada
Paru-paru :
Inspeksi : Simetris Kiri = Kanan , Retraksi intercostal dan
subcostal (-), iga gambang(+)
Palpasi : Sela iga simetris Kiri = Kanan
Pelebaran sela iga (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : ronkhi basah halus +/+ pada
kedua lapangan paru, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak nampak
Palpasi : Iktus cordis teraba
Batas jantung : Batas kiri Linea Midclavicularis sinistra
: Batas kanan Linea parasternalis dekstra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II, murni regular
Souffle : (-)
Thrill : (-)
Abdomen :
Inspeksi : agak cekung, ikut gerak napas.
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : Timpani (+), pekak hepar (+)

4
Palpasi : massa tumor (-), cubitan perut lambat
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Limpa : Tidak Teraba
Hepar : Tidak Teraba
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
Anggota gerak : akral dingin(+), atrofi otot (+), edema (-), baggy
pants (+), capilary refill time < 2detik
Kekuatan : ↓ ↓
↓ ↓

Tonus :
↑ ↑
↑ ↑

Tasbeh : (-)
Col. vertebralis : skoliosis (-), gibbus (-)
Reflex patologis : (-)
D. DIAGNOSA KERJA
1. Bronchopneomonia
2. Protein energi malnutrisi – Marasmus
3. Hidrocephalus post Oprasi
E. ANJURAN PEMERIKSAAN
- Darah rutin
- Kimia darah
- Foto thorax
- Pemeriksaan apusan darah tepi
F. PENATALAKSANAAN
R/ IVFD D5 ½ NS 10 tpm (makrodrips)
O2 1/2 L/menit nasal
Ampicillin 4x40mg
Gentamisin 1x35 mg

5
Ambroxol drop 3 x 0,2 cc
Paracetamol drop 4 x 0,7cc
Resomal 34 ml/30 menit selama 2 jam pertama.
Vitamin b compleks 2 x ½ tab
Vitamin c 2 x 50 mg
Asam folat 5 mg/hari
Vitamin a 200.000 SI (1 kapsul merah)
G. RESUME
Anak laki laki usia 1 tahun 6 bulan masuk ke IGD dengan sesak yang
dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien tidak sampai biru ketika
sesak. Pasien batuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, berlendir (+) warna
bening. Demam (+) sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, kejang (-),
menggigil (-). mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali 2 hari sebelum masuk rumah
sakit isi lendir, nafsu makan menurun (++). BAB normal BAK lancar, warna
kuning. Riwayat kontak dengan penderita batuk (+). Riwayat penyakit
sebelumnya pasien sering demam tinggi dan pasien juga berulang kali kejang.
Pasien sering batuk dan flu. Riwayat imunisasi yaitu BCG 1X, DPT 3x, Hepatitis
B 3x, polio 3x.
Riwayat lahir yaitu pasien lahir di rumah sakit, di tolong oleh dokter , proses
kelahiran secara seksio sesarea dengan indikasi bayi besar, usia kehamilan cukup,
Berat Badan Lahir 3900, dan Panjang Badan Lahir lupa. Ibu memelihara banyak
kucing dirumah.
Riwayat penyakit yaitu Pasien usia 8 bulan dirawat dirumah sakit dikarnakan
sering mengalami demam tinggi dan juga sering kejang hingga tidak sadarkan
diri.
Pasien didiagnosis hidrocephalus oleh dokter ketika usia 9 bulan lebih. Kepala
pasien mulai membesar pada usia 9 bulan dan dioprasi pada usia 10 bulan.
Riwayat minum asi sampai usia 8 bulan sebanyak 30 cc yang kemudian
seiring dengan pertambahan usia jumlahnya dinaikkan hingga mencapai 90 cc,

6
namun karna asi ibu sudah tidak mencukupi maka pasien diberikan tambahan susu
formula.
Pada usia 10 bulan setelah operasi pasien diberikan makanan tambahan lain
yaitu bubur nasi, ikan gabus sebanyak 1 ekor yang sebesar telapak tangan dibagi 3
untuk pagi, siang, dan malam, sayur yang berupa bayam, wortel, dan kentang serta
susu formula. Berat badan mulai tidak naik setelah operasi hidrocephalus
Pasien mulai malas makan setelah lebaran tahun 2014. Jadi makanan pasien
sekarang hanya susu formula yang diberikan melalui sonde.
Pasien merupakan anak pertama dan tidak memiliki adik.
Pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum, Sakit berat, gizi kurang
(73,1%), apatis, Nadi 110x/ menit, Pernapasan 30x/menit, tonus meningkat dan
turgor jelek serta pucat (+). Pada pemeriksaan Kulit didapatkan turgor jelek,
wasting (+), baggie pants (+), kering(+). Mata cekung (-), bitot spot (-), pupil
bulat isokor dengan diameter ± 3mm kanan kiri, refleks cahaya (-). Pemeriksaan
hidung rinorhea (+), pemeriksaan inspeksi paru ditemukan iga gambang(+),
Auskultasi ditemukan ronkhi basah halus +/+ pada kedua lapangan paru. Pada
pemeriksaan abdomen hepar tidak teraba. Pemeriksaan Anggota gerak ditemukan
akral dingin (+), atrofi otot (+), baggy pants (+), capilary refill time < 2detik.
H. FOLLOW UP
TANGGAL KELUHAN INSTRUKSI DOKTER
3 agustus 2014 - KU : sakit berat, IVFD D5 ½ NS 10 tpm
gizi kurang , apatis. (makrodrips)
S : Sesak (+) O2 1/2 L/menit nasal
- Batuk (+),lendir Ampicillin 4x40mg
(+) Demam (-), Gentamisin 1x35 mg
- Nafsu makan Ambroxol drop 3 x 0,2 cc
menurun Vitamin b compleks 2 x ½
- BAK BAB Biasa tab
O : N : 96 x/menit, S Vitamin c 2 x 50 mg
: 36,5 0C, P : 40 Asam folat 5 mg/hari
x/menit, Vitamin a 200.000 SI (1

7
- Ronchi basah halus kapsul merah)
+/+

4 agustus 2014 - KU : sakit berat, IVFD D5 ½ NS 10 tpm


gizi kurang, apatis. (makrodrips)
S : Sesak (-) O2 1/2 L/menit nasal
- Batuk (+), lendir Ambroxol drop 3 x 0,2 cc
(+) Demam (-), Vitamin b compleks 2 x ½
muntah 1x (+) tab
- Nafsu makan Vitamin c 2 x 50 mg
menurun Asam folat 5 mg/hari
- BAB normal Vitamin a 200.000 SI (1
- BAK biasa kapsul merah)
O : N : 92 x/menit, P
: 40x/menit, S :
36.50C,
- Ronchi basah halus
-/-
5 agustus 2014 - KU : sakit berat, IVFD D5 ½ NS 10 tpm
gizi kurang 64%, (makrodrips)
apatis. O2 1/2 L/menit nasal
S : Sesak (+), Cefotaxime 170mg/12 jam
cyanosis (+) Ambroxol drop 3 x 0,2 cc
- Batuk (+), lendir Vitamin b compleks 2 x ½
(+) Demam (-), tab
akral dingin (+) Vitamin c 2 x 50 mg
- Nafsu makan Asam folat 5 mg/hari
menurun Vitamin a 200.000 SI (1
BAK BAB Biasa kapsul merah)

8
O : N : 90 x/menit, P
: 40x/menit, S :
36,70C
Ronchi basah halus
+/+
6 agustus 2014 - KU : sakit sedang, IVFD D5 ½ NS 10 tpm
gizi kurang, sadar. (makrodrips)
S : Sesak (+) O2 1/2 L/menit nasal
- Batuk (+), lendir Cefotaxime 170mg/12 jam
(+) Demam (-) Ambroxol drop 3 x 0,2 cc
- Nafsu makan Vitamin b compleks 2 x ½
menurun tab
- BAB tiap selesai Vitamin c 2 x 50 mg
minum, ampas dan Asam folat 5 mg/hari
berwarna pucat Vitamin a 200.000 SI (1
seperti dempul. kapsul merah)
O : N : 132
x/menit, P :
48x/menit, S :
36,40C,

7 agustus 2014 - KU : sakit sedang, IVFD D5 ½ NS 10 tpm


gizi kurang, sadar. (makrodrips)
S : Sesak (+) O2 1/2 L/menit nasal
- Batuk (+), lendir Cefotaxime 170mg/12 jam
(+) Demam Ambroxol drop 3 x 0,2 cc
(+),perut kembung Paracetamol drop 4 x 0,7cc
(+), Vitamin b compleks 2 x ½
- Nafsu makan tab
menurun Vitamin c 2 x 50 mg

9
- BAB 6x, ampas Asam folat 5 mg/hari
dan berwarna pucat Vitamin a 200.000 SI (1
seperti dempul. kapsul merah)
O : N : 130x/menit,
P : 60x/menit, S :
37,70C,
8 agustus 2014 - KU : sakit berat, IVFD D5 ½ NS 10 tpm
gizi kurang, apatis. (makrodrips)
S : Batuk (+), O2 1/2 L/menit nasal
lendir (+), Cefotaxime 170mg/12 jam
demam(+), sesak Ambroxol drop 3 x 0,2 cc
(+), bab masih Paracetamol drop 4 x 0,7cc
pucat Vitamin b compleks 2 x ½
O : N : 120x/menit, tab
p : 40x/menit, s: Vitamin c 2 x 50 mg
38,0oc, Asam folat 5 mg/hari
Vitamin a 200.000 SI (1
kapsul merah)
9 agustus 2014 - KU : sakit berat, Pulpak
gizi buruk, sadar.
S : Batuk (+),
lendir (+),
demam(+), sesak
(+), bab pucat(+),
lendir(+)
O : N : 120x/menit,
p : 46x/menit, s:
39,1oc, TD : 110/70
mmhg,

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di indonesia. KEP disebabkan
karna defisiensi makronutrient. Marasmus adalah KEP yang disebabkan
kekurangan energy yang memiliki tanda tanda anak mengalami badan kurus
kering,rambut rontok, dan flek hitam Pada kulit. 2
B. Epidemologi
Dinegara sedang berkembang dan miskin, malnutrisi merupakan penyebab
utama pada anak dan secara tidak langsung sebagai penyebab. Menurut perkiraan
Reutlinger dan hydn, saat ini terdapat ± 1 milyar penduduk dunia yang
kekurangan energi sehingga tidak mampu melakukan aktivitas fisik dengan baik. 2
C. Etiologi
KEP diseabkan oleh masukan energi dan Protein yang sangat kurang dalam
makanan sehari-hari dengan jangka waktu yang cukup lama. Pada umumnya KEP
disebabkan oleh :3
- Faktor kemiskinan
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan pendamping ASI
- Pengetahuan mengenai pemeliharaan lingkungan yang sehat.
Marasmus berawal dari masukan kalori yang tidak cukup karena diet yang
tidak cukup, karna kebiasaan makan yang tidak tepat seperti mereka yang
hubungan orang tua-anak terganggu, atau karena kelainan metabolikatau
malformasi kongenital serta infeksi kronik atau kelainan organ tubuh lainnya.1
D. Patologi dan patogenesis
KEP merupakan manifestasi dari kurangnya asam protein dan energi
dalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi
(AKG), dan biasanya juga disertai adanya kekurangan dari beberapa nutrisi
lainnya. Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan
asupan nutrisi yang pada umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi,

11
pendidikan sertarendahnya pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisisekunder
bila kondisi masalah nutrisi seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit
utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan bawaan,
infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik yang
mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun
dan/atau meningkatnya kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat akan
menyebabkan mobilisasi berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan
kalori demi penyelamatan hidup, dimulai dengan pembakaran cadangan
karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses
katabolik. Kalau terjadi stress katabolic (infeksi) maka kebutuhan akan
protein meningkat sehingga dapat menyebabkan defisiensi protein yang
relative, kalau kondisi ini terjadi pada saat status gizi masih diatas -3 SD (-
2SD, -3SD), maka terjadilah kwashiorkor (malnutrisi akut/“decompensated
malnutrition”). Pada kondisi ini, penting peranan radikal bebas dan anti
oksidan. Bila stress katabolik ini terjadi pada saat status gizi dibawah -3SD,
maka akan terjadi marasmik-kwashiorkor. Kalau kondisi kekurangan ini terus
dapat teradaptasi sampai dibawah -3SD maka akan terjadilah marasmik
(malnutrisi kronik/compensated malnutrition). Dengan demikian pada KEP
dapat terjadi gangguan pertumbuhan atrofi otot, penurunan kadar albumin
serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, penurunan
berbagai sintesa enzim.4
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis marasmus yaitu :
- Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua (old man face)
- Cengeng, rewel
- Degenerasi hebat jaringan lemak subkutan dan atrofi otot (Wasting)
- Tidak ada edema
- Tulang rusuk tampak terlihat jelas
- Kelainan kulit / rambut ringan dan jarang
- Diare berulang tetapi lebih ringan

12
- Terlihat tulang belakang lebih menonjol dan di temukan baggy pants.
- Resistensi tubuh rendah
F. Langkah Diagnostik
1. Gejala klinis
- Anamnesis : (terutama mengenai makanan, tumbuh kembang serta
penyakit yang pernah di derita)
- Pemeriksaan fisis yang memberikan adanya tanda tanda malnutrisi
dan berbagai defisiensi vitamin.
2. Antropometrik
Termasuk didalamnya adalah BB/U (berat badan menurut umur),
TB/U (tinggi badan menurut umurnya), LLA/U (lingkar lengan atas
menurut umur), BB/TB (berat badan ideal menurut tinggi badan),
LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan)
3. Pemeriksaan penunjang
Gula darah, preparat apusan darah, hemoglobin dan hematokrit, urin
rutin/kultur, feses rutin, foto rontgen, pemeriksaan albumin dan serum
feritin.

G. Tatalaksana
Penanganan umum meliputi 10 langkah dan terbagi dalam 4 fase
yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjut

13
a. Fase Stabilisasi
Pada fase ini, peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap dengan
tujuan memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi stabil. Formula
hendaknya hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil, rendah serat dan sering. Setiap

14
100 ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram. Diberikan makanan formula 75
(F 75). Resomal dapat diberikan apabila anak diare/ muntah/ dehidrasi, 2 jam
pertama setiap ½ jam selanjutnya 10 jam berikutnya diselang seling dengan F75.
Pada fase ini diberikan ½ TKTP (80% kebutuhan normal). (5,6)
Tabel 1. Kebutuhan zat gizi fase stabilisasi.(7)
Zat Gizi Stabilisasi (hari ke 1-7)
Energi 80-100 kkal/kgBB/hari
Protein 1-1,5 gram/kgBB/hari
Cairan cairan 130ml/kgBB/hari
Fe Sulfas ferosus 200mg + 0,25 mg
asam folat, sirup besi 150 ml.
Vitamin A
- Bayi < 6 bulan ½ kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (warna biru)
- Bayi 6-11 bulan 1 kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (warna biru)
- Balita 12-60 bulan 1 kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah)
Vitamin lain
Zinc
- Kalium
- Natrium
- Magnesium
Mineral lain Pemberiannya dicampur dengan F75, F100 dan F135
- Vitamin C
- Vitamin B
kompleks
- Asam folat

b. Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak
(cathup). Diberikan F100, setiap 100 ml F100 mengandung 100 kal dan protein
2,9 gram. Pada masa transisi diberi makanan ¾ TKTP (150% kebutuhan normal).

15
Tabel 2. Kebutuhan zat gizi fase transisi.(7)
Zat Gizi Transisi (hari ke 8-14)
Energi 100-150 kkal/kgBB/hari
Protein 2-3 gram/kgBB/hari
Cairan 150ml/kgBB/hari
Fe Sulfas ferosus 200mg + 0,25 mg
asam folat, sirup besi 150 ml.
Vitamin A
- Bayi < 6 bulan ½ kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (warna biru)
- Bayi 6-11 bulan 1 kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (warna biru)
- Balita 12-60 bulan 1 kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah)
Vitamin lain Diberikan sebagai multivitamin Diawali 5 mg,
- Vitamin C selanjutnya 1
- Vitamin B mg/hari
kompleks
- Asam folat
Mineral lain Pemberiannya dicampur dengan F75, F100 dan F135
- Zinc
- Kalium
- Natrium
- Magnesium

c. Fase Rehabilitasi
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar pertumbuhan anak. Diberikan
setelah anak sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi
berdasarkan BB< 7 kg diberi MP ASI dan BB ≥ 7 kg diberi makanan balita.
Diberikan makanan formula 135 (F 135) dengan nilai gizi setiap 100 ml F135
mengandung energi 135 kal dan protein 3,3 gram. Pada tahap ini diberi makanan
TKTP penuh (150-200% kebutuhan normal) . (6,7)

16
Tabel 3. Kebutuhan zat gizi fase rehabilitasi.(5)
Zat Gizi Rehabilitasi (minggu ke 2-6)
Energi 150-200 kkal/kgBB/hari
Protein 3-4 gram/kgBB/hari
Cairan 150 – 200 ml/kgBB/hari
Fe Berikan awal selama 4 minggu.
Vitamin A
- Bayi < 6 bulan ½ kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (warna biru)
- Bayi 6-11 bulan 1 kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (warna biru)
- Balita 12-60 bulan 1 kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah)
Vitamin lain Diberikan sebagai multivitamin
- Vitamin C
- Vitamin B kompleks
- Asam folat
Mineral lain Pemberiannya dicampur dengan F75, F100 dan F135
- Zinc
- Kalium
- Natrium
- Magnesium

d. Fase tindak lanjut


Dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh, bila BB/TB atau
BB/PB ≥ -2 SD, tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria selera makan sudah
baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan, ada perbaikan kondisi mental,
anak sudah dapat tersenyum, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai
umurnya, suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37, 7 °C, tidak muntah atau diare,
tidak ada edema, terdapat kenaikan BB sekitar 50g/kg BB/minggu selama 2
minggu berturut-turut. Mineral Mix dapat diberikan sebagai nutrisi gizi buruk
yang terbuat dari bahan yang terdiri dari KCl, tripotasium citrat, MgCl2.6H2O, Zn
asetat 2H2O dan CuSO4.5H2O, bahan ini dijadikan larutan. Mineral mix ini
dikembangkan oleh WHO dan telah diadaptasi menjadi pedoman Tatalaksana

17
Anak Gizi Buruk di Indonesia. Mineral mix digunakan sebagai bahan tambahan
untuk membuat Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal) dan Formula
WHO. (6,7)

Tabel 4. Komposis Mix Campuran. (6,7)


Zat Gizi Kadar Satuan

KCl 1,792 Gram


Tripotasium Citrat 0,648 Gram
MgCl2.6H2O 0,608 Gram
Zn asetat 2H2O 0,0656 Gram
CuSO4.5H2O 0,0112 Gram

Tabel 5. Tiap kemasan dimaksudkan untuk membuat 20ml larutan (7)


Bahan Makanan Per 1000 ml F75 F100 F135
Formula WHO
Susu skim bubuk Mg 25 85 90
Gula pasir Mg 100 50 65
Minyak sayur Mg 30 60 75
Larutan elektrolit Ml 20 20 27
Tambahkan air Ml 1000 1000 1000
s/d
Nilai Gizi
Energi Kkal 750 1000 1350
Protien G 9 29 33
Laktosa G 13 42 48
Kalium Mmol 36 59 63
Natrium Mmol 6 19 22
Magnesium Mmol 4,3 7,3 8
Seng Mg 20 23 30
Tembaga Mg 2,5 2,5 3,4

18
% Energi Protein - 5 12 10
% Energi Lemak - - 36 63 67
Osmolaritas Mosml 413 419 508

(1) Mencegah dan mengatasi hipoglikemi.


Hipoglikemi jika kadar gula darah < 54 mg/dl atau ditandai suhu tubuh
sangat rendah, kesadaran menurun, lemah, kejang, keluar keringat dingin, pucat.
Pengelolaan berikan segera cairan gula: 50 ml dekstrosa 10% atau gula 1 sendok
teh dicampurkan ke air 3,5 sendok makan, penderita diberi makan tiap 2 jam,
antibotik, jika penderita tidak sadar, lewat sonde. Dilakukan evaluasi setelah 30
menit, jika masih dijumpai tanda-tanda hipoglikemi maka ulang pemberian cairan
gula tersebut. (6,7)
(2) Mencegah dan mengatasi hipotermi.
Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35°C , aksila 3 menit atau rectal 1 menit.
Pengelolaannya ruang penderita harus hangat, tidak ada lubang angin dan bersih,
sering diberi makan, anak diberi pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos
kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru), cepat ganti
popok basah, antibiotik. Dilakukan pengukuran suhu rectal tiap 2 jam sampai
suhu > 36,5°C, pastikan anak memakai pakaian, tutup kepala, kaos kaki. (6,7)
(3) Mencegah dan mengatasi dehidrasi.
Pengelolaannya diberikan cairan Resomal (Rehydration Solution for
Malnutrition) 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dengan 5 ml/kgBB
setiap 30 menit secara oral dalam 2 jam pertama. Selanjutnya 5-10 ml/kgBB untuk
4-10 jam berikutnya, jumlahnya disesuaikan seberapa banyak anak mau, feses
yang keluar dan muntah. Penggantian jumlah Resomal pada jam 4,6,8,10 dengan
F75 jika rehidrasi masih dilanjutkan pada saat itu. Monitoring tanda vital, diuresis,
frekuensi berak dan muntah, pemberian cairan dievaluasi jika RR dan nadi
menjadi cepat, tekanan vena jugularis meningkat, jika anak dengan edem,
edemnya bertambah. (6,7)

19
(4)Koreksi gangguan elektrolit.
Berikan ekstra Kalium 150-300mg/kgBB/hari, ekstra Mg 0,4- 0,6
mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah garam (Resomal) . (6,7)
(5)Mencegah dan mengatasi infeksi.
Antibiotik (bila tidak ada komplikasi : kotrimoksazol 5 hari, bila ada
komplikasi amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam 5 hari. Monitoring komplikasi
infeksi seperti hipoglikemia atau hipotermi . (6,7)
(6)Mulai pemberian makan
Segera setelah dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi dan
mencukupi kebutuhan energi dan protein. Prinsip pemberian makanan fase
stabilisasi yaitu porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energi 100
kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari untuk
penderita marasmus, marasmik kwashiorkor atau kwashiorkor dengan edem
derajat 1,2, jika derajat 3 berikan cairan 100 ml/kgBB/hari. (6,7)
(7)Koreksi kekurangan zat gizi mikro
Berikan setiap hari minimal 2 minggu suplemen multivitamin, asam folat
(5mg hari 1, selanjutnya 1 mg), zinc 2 mg/kgBB/hari, cooper 0,3 mg/kgBB/hari,
besi 1-3 Fe elemental/kgBB/hari sesudah 2 minggu perawatan, vitamin A hari 1
(<6 bulan 50.000 IU, 6-12 bulan 100.000 IU, >1 tahun 200.000 IU). Jangan
memberikan zat besi pada masa stabilisasi karena dapat memperburuk keadaan
infeksi, diberikan pada saat anak sudah mau makan dan berat badannya sudah
mulai naik. (6,7)
(8) Memberikan makanan untuk tumbuh kejar Satu minggu perawatan fase
rehabilitasi, berikan F100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100ml,
modifikasi makanan keluarga dengan energi dan protein sebanding, porsi kecil,
sering dan padat gizi, cukup minyak dan protein.
(9) Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
Mainan digunakan sebagai stimulasi, macamnya tergantung kondisi, umur
dan perkembangan anak sebelumnya. Diharapkan dapat terjadi stimulasi
psikologis, baik mental, motorik dan kognitif.

20
(10) Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah.
Setelah BB/PB mencapai -1 SD dikatakan sembuh, tunjukkan kepada orang
tua frekuensi dan jumlah makanan, berikan terapi bermain anak, pastikan
pemberian imunisasi boster dan vitamin A tiap 6 bulan. (8)
H. KOMPLIKASI
Anak kurang gizi lebih rentan terhadap infeksi, terutama sepsis,
pneumonia, dan gastroenteritis. Hipoglikemi biasa terjadi sesudah masa puasa
berat, tetapi dapat juga merupakan tanda sepsis, Hipotermia dapat menandai
infeksi atau, dengan bradikardi dapat menandai penurunan kecepatan metabolik
untuk menghemat energi. Bradikardi dan curah jantung yang buruk memberi
kecenderungan pada anak kurang gizi untuk menderita gagal jantung, yang
diperburuk oleh beban cairan atau zat terlarut akut. Defesiensi vitamin dapat juga
mempersulit malnutrisi. Defesiensi vitamin A biasa terjadi dinegara berkembang
dan merupakan penyebab penting perubahan respons imun dan peningkatan
morbiditas (misalnya, infeksi dan kebutaan) dan mortalitas (terutama akibat
campak). Bergantung pada usia onset dan durasi malnutrisi, anak kurang gizi
dapat menderita pertumbuhan kerdil permanen (dari malnutrisi dalam rahim, masa
bayi atau remaja). Kehilangan lingkungan (sosial) dapat berinteraksi dengan
pengaruh malnutrisi hingga terjadi gangguan perkembangan dan fungsi kognitif
lebih lanjut.(6,7,9)
I. PROGNOSIS
Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian
sering disebabkan oleh karena infeksi, sering tidak dapat dibedakan antara
kematian karena infeksi atau karena malnutrisi sendiri. Prognosis tergantung dari
stadium saat pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun
kelihatannya pengobatan adekuat, bila penyakitnya progesif kematian tidak dapat
dihindari,mungkin disebabkan perubahan yang irreversibel dari set-sel tubuh.(5,7,8)

21
DAFTAR PUSTAKA
1. Gangguan Nutrisi. In:E Richard, K Robert, M Ann, editors. Ilmu
Kesehatan Anak (Nelson Texbook of Pediatrics). Edisi 15. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1996. Hal. 211-214
2. A Evawany. Kurang Energi Protein (Protein Energy Malnutrition).
[online]. 2004. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3741/1/fkmgizi-
evawany.pdf
3. U Dyah. Kurang Energi protein. [online].Available
from:URL:www.kurang-energi-protein-pdf.pdf
4. H Boerhan, I Roedi, N Siti. Kurang Energi protein. [online]. Available
from: URL:www.pediatric.com
5. Tershakovec, AM dan Stallings VA. 2010. Nutrisi Pediatri dan Gangguan
Nutrisi. Dalam Nelson Esensi Pediatri Ed. 4. EGC. Jakarta.
6. Almatsier sunita . 2005 . Prinsip Dasar Ilmu Gizi. GM . jakarta indonesia
7. Dr. arisman, MB. 2010. Buku ajar ilmu gizi “gizi dalam daur kehidupan”.
EGC. Jakarta : Indonesia
8. Razak Adni A, Made I A, G, Budiningsar Dwi.2009. Pola asuh ibu
sebagai faktor risiko kejadian kurang energi protein (KEP) pada anak
balita.UGM;Yogyakarta.[Cited:22mei
2013].(http://www.ijcn.or.id/index.php?option=com_content&view=article
&id=52&Itemid=55).
9. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Standar pelayanan medik. Makassar :FK
UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin sudirohusodo. 2009.

22
Bagian Ilmu Kesehatan Anak LAPORAN KASUS
Fakultas Kedokteran Agustus 2014
Universitas Haluoleo

MARASMUS

Oleh :
Zurezki Yuana Yafie, S.Ked

Pembimbing :
dr. Hj. Musyawarah, Sp.A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014

23

Anda mungkin juga menyukai