ENDOKARDITIS
Kelompok VI
Semba Anggen R
G1A009085
Rizka Oktaviana P
G1A009086
G1A009087
Dhyaksa Cahya P
G1A009088
Maulana Rizky Y
G1A009089
Saidatun Nisa
G1A009090
Kunangkunang PB
G1A009091
G1A009092
Fitri Yulianti
G1A009093
G1A009094
G1A009095
Nita Irmawati
G1A009096
Yuni Hanifah
G1A009097
Fawzia Merdhiana
G1A009098
Alifah Nurmala S
G1A009099
Handiana Samanta
G1A009100
Faidh Husnan
G1A009101
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, karena atas berkat
rahmatNya kami dapat menyelesaikan refrat yang merupakan salah satu tugas
praktikum
Patologi Anatomi
Blok
Kardiovaskuler. Kami
mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan refrat
ini.
Refrat ini berisikan pembahasan mengenai penyakit Endokarditis. Tujuan
dalam pembuatan refrat ini yaitu untuk memenuhi tugas praktikum Patologi
Anatomi Blok Kardiovaskuler dan sebagai media informasi bagi pembaca
terutama bagi orang yang belum atau kurang dalam pemahaman kesehatan yang
dikhususkan penyakit Endokarditis ini. Sehingga diharapkan refrat ini akan sangat
bermanfaat bagi kami khususunya dan bagi seluruh para pembaca pada umumnya.
Referat ini disusun berdasarkan referensi-referensi yang ada, serta dilengkapi
dengan berbagai gambar, foto dan bagan-bagan yang diharapkan dapat membantu
pemahaman pembaca
Akhir kata kami selaku penyusun laporan yaitu kelompok 6 berterimakasih
sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang membantu dan memohon maaf
jika ada kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Purwokerto, Mei 2011
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..
Kata Pengantar ................................................................................................
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Urgensi ............................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Definisi Endokarditis ...........................................................................
B. Etiologi .................................................................................................
C. Faktor resiko ........................................................................................
D. Patogenesis ...........................................................................................
E. Patofisiologi ........................................................................................
F. Gambaran Histopatologis ....................................................................
G. Penegakan Diagnosis ...........................................................................
H. Terapi Lama.........................................................................................
I. Terapi Baru ..........................................................................................
J. Komplikasi .. ....
K. Prognosis ...
Bab III Kesimpulan
Kesimpulan........................................................................................................
Daftar Pustaka..................................................................................................
1
2
3
4
6
6
8
10
11
12
15
17
20
21
23
24
25
BAB I
PENDAHULUAN
Penyebab yang paling umum endokarditis katup asli adalah kelompok
viridans Streptococcus, yang menyebabkan 50 persen dari episode endokarditis
dan biasanya ditemukan di saluran nafas (Alwi, 2007).
Insiden endokarditis infektif adalah sekitar 1,7-6,2 kasus per 100.000 pasientahun, meskipun tingkat lebih tinggi di-risiko seperti kohort pada pengguna
narkoba suntikan. Insiden tetap konstan selama 50 tahun meskipun perubahan
dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian. angka untuk kejadian serupa
antar Negara. Di Amerika Serikat dan Eropa Barat timbulnya komunitas-diperoleh
endokarditis asli-katup dalam studi-studi baru-baru ini sebagian besar adalah 1,76,2 kasus per 100.000 orang-tahun. Pria lebih sering terkena daripada perempuan
dan peningkatan pada pasien usia lanjut (25-50% kasus terjadi di lebih dari 60
detik) sering dikaitkan dengan penyakit lain, seperti diabetes, kanker, dan
alkoholisme. Di negara maju, penyakit jantung rematik, yang terjadi terutama di
kalangan anak muda, tetap merupakan kondisi yang paling sering jantung yang
mendasari predisposisi pasien untuk endokarditis infektif (Alwi, 2007).
Insidensi di Amerika Serikat berkisar antara 1,4 sampai 4,2 kasus per 1000
orang tiap tahun. Endokarditis infektif biasanya lebih sering pada laki-laki
dibandingkan perempuan dengan rasio sekitar 2:1. Epidemiologi endokarditis
infektif selama 50 tahun terakhir ini telah banyak berubah. Dahulu, sebagian besar
pasien endokarditis infektif mempunyai penyakit dasar seperti penyakit jantung
reumatik, penyakit jantung kongenital, sebagai kelainan endokard, namun dengan
meningkatnya
intervensi
medis,
surgikal
dan
yang
terpenting
adalah
operasi
jantung
untuk
mengkoreksi
kelainan
jantung
neurologis
endokarditis
berkisar
20%-40%,
hal
ini
akan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Endokarditis adalah suatu peradangan dari lapisan dalam jantung. Jenis
yang paling umum adalah endokarditis bakteri, terjadi ketika kuman masuk
ke dalam jantung. Kuman ini masuk melalui aliran darah dari bagian lain
tubuh, yang tersering adalah berasal dari mulut kemudian terbawa sirkulasi
sampai ke jantung. Bakteri endokarditis dapat merusak katup jantung, jika
tidak diobati maka dapat mengancam jiwa (U.S National Library of Health,
2010).
Endokarditis yang seringkali disebut sebagai Endokarditis Infektif (EI)
dapat didefinisikan sebagai infeksi mikroba pada permukaan endotel jantung.
Infeksi paling banyak mengenai katup jantung, namun dapat juga terjadi pada
lokasi defek septal, korda tendinea, atau endokardium mural (Sudoyo dkk,
2006).
B. ETIOLOGI
Endokarditis dari asal katanya adalah perdangan pada lapisan jantung
yaitu
pada
lapisan
miokardium.
Menurut
etiologinya
endokarditis
Sebenarnya etiologi dan patologi dari penyakit ini belum jelas. Namun
penyakit ini
dan
permukaan
mural
endokardium,
yang
menyebabkan
paling
sering
menyebabkan
Endokarditis
Infeksi
adalah
bakteri
oleh Streptococus
hemolitikus( Viridans).
nagatif-kaogulase,
contohnya
oleh
Staphylococcus
a.
Cedera yang terjadi pada kulit, lapisan mulut atau gusi (karena
mengunyah atau menggosok gigi), yang memungkinkan masuknya
b.
c.
lainnya.
Pembedahan tertentu, prosedur dalam penanganan gigi dan beberapa
prosedur medik juga dapat mempermudah bakteri untuk masuk ke
dalam aliran darah, contohnya adalah penggunaan infus intravena untuk
memasukkan cairan, makanan atau obat-obatan, sitoskopi (memasukkan
selang
untuk
memeriksa
kandung
kemih),
dan
kolonoskopi
e.
(katup mitralis) atau katup yang keluar dari ventrikel kiri (katup aorta).
Pemakaian katup jantung buatan
Dalam hal ini bakteri bisa masuk dan menjadi lebih kebal
terhadap pemberian antibiotik. Pada pengguna katup buatan, resiko
terbesar terjadinya endokarditis adalah selama 1 tahun setelah
pembedahan, setelah itu resikonya berkurang, tetapi tetap lebih tinggi
dari normal. Untuk alasan yang tidak diketahui, resiko selalu lebih
h.
menyebabkan
demam
tinggi,
menggigil,
gemetar
dan
D. PATOGENESIS
Mikrotrombi steril menempel pada endokardium yang rusak, diduga
menjadi nodus primer untuk adhesi bakteri. Faktor hemodinamik (stress
mekanik) dan proses imunologis berperan penting dalam kerusakan endokard.
Selanjutnya, kerusakan endotel menyebabkan deposisi fibrin dan agregasi
trombosit, sehingga terbentuk lesi nonbacterial thrombotic endocardial
(NBTE). Jika terjadi infeksi mikrorganisme yang masuk sirkulasi, maka
endokarditis nonbakterial akan menjadi EI. Setelah bakteri melekat pada plak
thrombus-trombosit, bakteri kemudian berproliferasi lokal dengan penyebaran
hematogen (Alwi, 2007).
Patologi Endokarditis
Patologi katup asli dapat lokal (kardiak) mencakup valvular dan
perivalvular atau distal (non kardiak) karena perlekatan vegetasi septic
dengan emboli, infeksi metastatic dan septicemia. Vegetasi biasanya melekat
pada aspek atrial katup atrioventrikular dan sisi ventricular katup semilunar,
predominan pada garis penutupan katup (Alwi, 2007). Pada katup prostetik,
Kuman masuk
Paling sering: melalui sal.napas bag.atas, alat genital,
sal.pencernaan, pembuluh darah, dan kulit)
Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi
Menimbulkan vegetasi
Thrombosis
E.
Fibrin
Ginjal
Jamur
besar
Infark
Ginjal
Sumbat
pemb.darah besar
Glomerulonefritis
Kulit
Sakit
Nyeri tekan
kebocoran
Infeksi dengan mudah meluas
ke jaringan sekitar
10
Abses miokard
Aneurisme
nekrotik
Mudah
terinfeksi ulang
Corda tendineae
ruptur
Kebocoran katup
(Japardi, 2002)
F. GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Dapat
ditemukan vegetasi yang rapuh berukuran 0,5 hingga 2 cm dan banyak
mengandung mikroba pada satu katup atau lebih. Vegetasi ini merupakan
penyebab kerusakan katup yang dibentuk oleh kolonisasi bakteri di katup.
Besar
dan
bentuk
vegetasi
ini
berbeda-beda
berdasarkan
jenis
terutama koloni bakteri seperti yang ditunjukkan oleh von Kossa) secara
signifikan berkorelasi dengan lesi yang mengandung streptokokus dan hadir
di sebagian besar (Gambar 2) (Jensen, 2010).
Gambar 1.
Dalam lapisan tebal fibrin, beberapa koloni Streptococcus suis hadir.
Koloni ditutupi oleh struktur seperti kapsul.
Sumber : Jensen, 2010.
Gambar 2.
Mineralisasi koloni yang mengandung streptokokus dan tertutup oleh
struktur seperti kapsul.
Sumber : Jensen, 2010.
12
Gambar 3.
Infiltrasi berat dengan kehadiran neutrofil
Sumber : Jensen, 2010.
Gambar 4.
Infiltrasi besar neutrofil (N) yang terletak di bawah lapisan fibrin (F).
Koloni bakteri terletak difus di tepi (B) secara mendalam di dalam lapisan
fibrin.
Sumber : Jensen, 2010.
13
Gambar 5.
Di samping daerah dengan mineralisasi (M) dalam lesi endokarditis
Streptococcus suis terinfeksi, reaksi granulomatosa dengan pembentukan sel
raksasa asing (G) hadir.
Sumber : Jensen, 2010.
G. PENEGAKAN DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosis pada pasien endocarditis terutama yang infektif
dapat dilakukan dengan cara melihat langsung pada gejala klinis pasien, yaitu
melihat tanda Oslerian yang terdiri dari manifestasi adanya tanda-tanda
backterimia atau fungemia, lalu adanya bukti bahwa telah terjadi valvulitis
(peradangan pada katup jantung), emboli, dan terjadinya penurunan system
imun pasien terutama pada bagian vaskularisasi (Baddour, 2005).
Selain pemeriksaaan fisik, anamnesis di sini juga memegang peranan
penting dalam penegakkan diagnosis. Keluhan seperti nyeri dada juga harus
dibedakan, apakah datangnya dari jantung dari organ lain (Tissieres et al,
2003).
Gold standard pada penegakkan diagnosis dari endocarditis infektif
tetap dari pemeriksaan patologi anatomi. Akan tetapi pada tahun 1994 telah
ditemukan sebuah criteria baru dari Duke University Medical Center yang
ditemukan oleh Durack dan temannya, sebuah skema alur diagnosis dari
endocarditis infektif yang disebut dengan Duke Criteria. Pada dasarnya, Duke
Criteria dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Definite Case
14
emboli
arteri,
mycotic
aneurysm,
telah digantikan dengan criteria dari Duke. Karena criteria Duke lebih
memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi dibanding criteria von Reyn
(Tissieres et al, 2003).
H. TERAPI LAMA
Penatalaksanaan kasus Endokarditis Infeksi biasanya berdasarkan terapi
empiris, sementara menunggu hasil kultur yang akan menentukan modifikasi
terapi. Namun, secara garis besar terapi yang diberikan yaitu: penicillin G 4x3
juta unit/hari selama 4 minggu, kemudian diteruskan gentamicin 3x1
mg/koagulan/hari selama 2 minggu (Japardi, 2002). Untuk memudahkan
dalam penatalaksanaan, telah dikeluarkan beberapa pedoman yaitu :
American Heart Association (AHA) dan European Society of Cardiology
(ESC). Rekomendasi yang dianjurkan kedua pedoman ini pada prinsipnya
hampir sama. Penelitian menunjukkan bahwa terapi kombinasi penisilin
ditambah aminoglikosida membasmi kuman lebih cepat daripada penisilin
saja. (Alwi, 2006)
Terapi Antimikroba Empiris pada Katup Asli (Native Valve) atau Katup
Jantung Prostetik
American Heart Association (AHA) (2005)
Katup Asli (Native Valve)
Ampicillin-sulbaktam 12 gr/24 jam dalam 4 dosis
terbagi
+ gentamisin sulfat 3 mg/kg/24 jam IV dalam 3 dosis
terbagi atau
Vankomisin 30 mg/kg/24 jam IV/IM dalam 2 dosis
terbagi
+ gentamisin sulfat 3 mg/kg/24 jam IV/IM dalam 3
dosis terbagi
+ siprofloksasin 1000 mg/24 jam per oral atau 800
mg/24 jam IV dalam 2 dosis terbagi
Katup Prostetik (<1 tahun)
Vankomisin 30 mg /kg/24 jam dalam 2 dosis terbagi
+ gentamisin sulfat 3 mg/kg/24 jam IV/IM dalam 3
dosis terbagi
+ sefepim 6 gr/24 jam IV dalam 3 dosis terbagi
+ rifampisin 900 mg/24 jam peroral/IV dalam 3 dosis
terbagi
European Society of Cardiology (ESC) (2004)
Katup Asli (Native Valve)
16
4-6 minggu
4-6 minggu
4-6 minggu
4-6 minggu
4-6 minggu
6 minggu
2 minggu
6 minggu
6 minggu
4-6 minggu
2 minggu
4-6 minggu
4-6 minggu
2 minggu
maka terapi yag
Lama
Kekuatan
Minggu Rekomendasi
IA
4
2
IA
IB
IB
2
4
IB
IB
IB
Lama
Minggu
Oxacillinsusceptible strains
17
Kekuatan
Rekomendasi
Nafcillin
atau
oxacillin
Ditambah
Tambahan opsional
Gentamisin sulfat
Untuk pasien alergi
penisilin
Cefazolin
Ditambah
Tambahan opsional
Gentamisin sulfat
Oxacillin-resistant
strains
Vankomisin
3-5 hari
IA
IB
3-5 hari
IB
Oxacillinsusceptible strains
Nafcillin
atau
oxacillin
Ditambah
Rifampin
Ditambah
Gentamisin sulfat
Oxacillin-resistant
strains
Vankomisin
Ditambah
Rifampin
Ditambah
Gentamisin
Lama
Kekuatan
Minggu Rekomendasi
>6
>6
>6
IB
IB
>6
2
Terapi Surgikal
Intervensi Surgikal dianjurkan pada beberapa keadaan antara lain
(Alwi, 2006) :
a. Vegetasi menetap setelah emboli sistemik : vegetasi pada katup
mitral anterior, terutama dengan ukuran >10 mm atau ukuran
vegetasi meningkat setelah terapi antimikroba 4 minggu
18
b.
c.
d.
e.
TERAPI BARU
Untuk mempertimbangkan bukti sebelumnya yang menyimpang, saat
ini pada tahun 2009 Kardiologis Eropa merekomendasikan sebuah buku yang
khusus diterbitkan untuk mendiagnosis, upaya pencegahan, dan pengobatan
pada penyakit infeksi endokarditis. Dalam buku ini, ditemukan perubahan
perubahan yang penting mengenai antimikroba profilaksis untuk mengobati
endokarditis yang disebabkan oleh S. aureus dan indikasinya untuk
pengobatan. Karena bukti yang lemah tentang obat profilaksis sebagai
pencegahan, buku ini merekomendasikan profilaksis hanya digunakan pada
pasien yang memiliki resiko tinggi terhadap infeksi endokarditis yaitu pasien
dengan penggunaan katup prostetik atau bahan prostetik yang digunakan
untuk perbaikan jantung, pasien dengan endokarditis sebelumnya dan pasien
dengan penyakit jantung bawaan (Plicht, 2010).
Pengobatan endokarditis yang disebabkan oleh S. aureus dengan
gentamisin tambahan sebelumnya dianjurkan tetapi sekarang ini penggunaan
gentamisin hanya sebagai opsi tambahan saja karena efek nefrotoksiitasnta.
Strain methicillin-resisten daptomycin merupakan alternatif yang mungkin
untuk penggunaan vankomisin. Namun, pada strain yang rentan terhadap
methicillin, antibiotik beta-lactamic lebih disukai daripada penggunaan
vankomisin karena hasil yang lebih baik. Buku ini menjelaskan waktu
definitif dan resiko konstelasi pada pengobatan bedah infeksi endokarditis.
Sebagai contoh, syok kardiogenik karena refrakter lesi katup pengobtannya
harus diberikan intervensi darurat dalam waktu 24 jam. Indikasi lainnya yaitu
infeksi yang tidak terkontrol dan pencegahan terjadinya emboli yang
diidentifikasi sebagai kegawatdaruratan atau pilihan tergantung pada situasi
klinis (Plicht, 2010).
J.
KOMPLIKASI
19
20
K. PROGNOSIS
Sebelum era antibiotika, endokarditis selalu menyebabkan kematian.
Dengan makin berkembangnya penemuan tentang antibiotika dan teknik
bedah jantung, endokarditis mempunyai prognosis yang lebih baik
(Hersunarti, 1996).
Endokarditis mempunyai prognosis yang buruk bila:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Endokarditis adalah suatu peradangan dari lapisan dalam jantung. Jenis yang
paling umum yaitu endokarditis bakteri dan terjadi saat kuman masuk ke
2.
dalam jantung.
Etiologi endokarditis digolongkan menjadi 2 yaitu Endokarditis Trombotik
3.
4.
5.
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu definite case, possible case, rejected case.
Terapi lama yang digunakan untuk endokarditis yaitu dengan penicillin G 4x3
juta unit/hari selama 4 minggu, kemudian diteruskan gentamicin 3x1
6.
22
7.
8.
abses,
emboli
paru,
pneumonia,
pneumotoraks,
empiema,
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, I. 2006. Endokarditis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Alwi, Idrus. 2007. Endokarditis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Hal 1588, 1590,1702
Baddour, Larry M. Et al. 2005. Infective Endocarditis: Diagnosis, Antimicrobial
Therapy, and Management of Complications: A Statement for Healthcare
Professionals From the Committee on Rheumatic Fever, Endocarditis, and
Kawasaki Disease, Council on Cardiovascular Disease in the Young, and the
Councils on Clinical Cardiology, Stroke, and Cardiovascular Surgery and
Anesthesia, American Heart Association: Endorsed by the Infectious
Diseases Society of Americ. Dallas : AHA (American Heart Association).
111;e394-e434. URL : http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/111/23/e394
diakses tanggal 19 Mei 2011.
Ceccarelli, G., G. dEttorre, and V. Vullo. 2011. Purulent Meningitis as an
Unusual Presentation of Staphylococcus aureusEndocarditis: A Case
Report and Literature Review. Hindawi. Vol 2011: 1-5. Diakses tanggal 19
mei
2011
di
website:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3085484/
Hersunarti, Nani B. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : FKUI. Hal 241.
Hollinger, Laura ; Lynda Perryman; Michael J. Reardon. 2010. Endocarditis with
Left Ventricular Cutaneous Fistula after Aortic Root Replacement with a
Valved Conduit, Texas Heart Institute Journal. 2 : 230-233. Diakses
tanggal 19 mei 2011 di website: http://web.ebscohost.com/ehost/detail?
23
vid=6&hid=9&sid=9c13403d-2514-46b4-94363b70904fa049@sessionmgr14&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d
%3d#db=mnh&AN=20401302
Japardi, Iskandar. 2002. GEJALA NEUROLOGIS ENDOKARDITIS
BAKTERIAL.Medan: FK Bagian Bedah USU. Diakses pada tanggal 20 Mei
2011
di
website:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1993/1/bedahiskandar
%20japardi13.pdf
Jensen, Henrik E. et all. 2010. Histologic and Bacteriologic Findings in Valvular
Endocarditis of Slaughter-Age Pigs. Journal of Veterinary Diagnostic
Investigation,
22:
921-927.
Diakses
di
http://vdi.sagepub.com/content/22/6/921.full.pdf+html pada 21 Mei 2011.
Kumar; cotran; robbins. 2007. Buku ajar patologi. Jakarta: EGC hal 425-426
Mitchell, Richard N., Kumar, Abbas dan Fausto. 2009. Robbins and Cotran :
Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta : EGC.
Sudoyo, Aru W, dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (ed.5) Jilid 2, Jakarta:
Balai Penerbit FKUI. hal 1702-1703
Tariq, M et al. 2009. Clinical Profile and Outcome of Infective Endocarditis at the
Aga Khan University Hospital. International Journal of Collaborative
Research on Internal Medicine & Public Health. 1(3):84-99. Diakses
tanggal 21 Mei 2011 di website: www.iomcworld.com/ijcrimph/files/v01n03-01.pdf
Tissieres, Pierre. Et al. Value and Limitations of the von Reyn, Duke, and
Modified Duke Criteria for the Diagnosis of Infective Endocarditis in
Children. Illimois : American Academy of Pediatrics. 2003;112;e467 URL :
http://pediatrics.aappublications.org/content/112/6/e467.full.pdf+html diakses
tanggal 22 Mei 2011.
U.S National Library of Medicine (2010, Juni 13). MedlinePlus Trusted Health
Information
for
You.
Retrieved
May
18,
2011,
from
http://www.nlsm.nih.gov/medlineplus/endocarditis.html
24