Disusun Oleh :
Pembimbing
dr.Hj. Hasmeinah Bambang, Sp.M.
Laporan Kasus
Judul:
Katarak Senilis Imatur ODS
Disusun Oleh:
Siti Sabrina, S.Ked
(712021006)
Telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Zat Yang Maha Indah dengan segala
keindahan-Nya, Zat Yang Maha Pengasih dengan segala Kasih Sayang-Nya,
yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk.
Alhamdulillah berkat kekuatan dan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Katarak Senilis Immatur ODS”
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
(KKS) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang di Bagian
Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. dr. Hj. Hasmeinah Bambang, Sp.M selaku pembimbing Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang yang telah memberikan masukan, arahan, serta bimbingan
selama penyusunan referat ini.
2. Orang tua dan saudara tercinta yang telah banyak membantu dengan doa
yang tulus dan memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan-rekan co-assistensi atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Lensa........................................................................................... 3
2.2. Fisiologi Lensa........................................................................................... 6
2.3. Metabolisme Lensa Normal....................................................................... 7
2.4. Tajam Penglihatan......................................................................................
2.5. Katarak....................................................................................................... 8
2.5.1. Definisi Katarak.............................................................................. 9
2.5.2. Epidemiologi Katarak.....................................................................
2.5.3. Klasifikasi Katarak.......................................................................... 10
2.5.4. Faktor Resiko Katarak..................................................................... 14
2.5.5. Patofisiologi Katarak Senilis........................................................... 14
2.5.6. Manifestasi Klinis Katarak.............................................................. 17
2.5.7. Penatalaksanaan Katarak................................................................. 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
6
lensa terutama asam amino aromatik, yaitu triptofan, fenil alanin dan tirosin dan
kemudian akan menimbulkan reaksi fotokimia sehingga terbentukradikal bebas
atau spesies oksigen yang bersifat sangat reaktif. Reaksi oksidatif ini akan
mengganggu struktur protein pada lensa sehingga terjadi cross linkantar dan intra
protein dan menambah jumlah high molecular weight protein yang menyebabkan
agregasi protein, kemudian akan menimbulkan kekeruhan lensa atau yang disebut
katarak.7
Menurut Amanda (2015), seseorang yang merokok 10 batang atau lebih per
harinya mempunyai risiko 2 kali lebih banyak mengalami katarak.7
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lensa dapat membiaskan cahaya karena indeks bias sekitar 1,4 pada sentral
dan 1,36 pada perifer. Hal ini berbeda dari dengan aqueous dan vitreus yang
mengelilinginya. Pada tahap tidak berakomodasi, lensa memberikan kontribusi
sekitar 15-20 dioptri (D) dari sekitar 60 D kekuatan konvergen bias mata manusia
rata-rata.11 Lensa terdiri dari 65% air dan 35% protein (tertinggi kandungan nya di
antara seluruh tubuh) dan sedikit sekali mineral. Kandungan kalium lebih tinggi
pada lensa dibanding area tubuh lainnya. Asam askorbat dan glutation terdapat
dalambentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh
darah, atausaraf pada lensa.9
7
8
8
9
2.5. Katarak
2.5.1. Definisi Katarak
Katarak berasal dari bahasa yunani katarrhakies, bahasa Inggris cataract
dan bahasa latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia
disebut bular karena penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang
keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa mata yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa mata
atau akibat kedua-duanya.5
9
10
10
11
11
12
2. Katarak kortikal
Katarak kortikal berhubungan dengan proses oksidasi dan
presipitasi protein pada sel-sel serat lensa. Katarak jenis ini biasanya
bilateral, asimetris, dan menimbulkan gejala silau jika melihat ke
arah sumber cahaya. Tahap penurunan penglihatan bervariasi dari
lambat hingga cepat. Pemeriksaan slitlamp berfungsi untuk melihat
ada tidaknya vakuola degenerasi hidropik yang merupakan
degenerasi epitel posterior, dan menyebabkan lensa mengalami
elongasi ke anterior dengan gambaran seperti embun.1,14,15
3. Katarak subkapsuler
Katarak ini dapat terjadi di subkapsuler anterior dan posterior.
Pemeriksaannya menggunakan slitlamp dan dapat ditemukan
12
13
13
14
normal kembali. Pada stadium ini akan terlihat lensa berwarna sangat
putih secara menyeluruh karena adanya deposit kalsium. 5,12,13
4. Katarak Hipermatur
Bila degenerasi masih berlanjut maka korteks lensa dapat mencair
dan keluar melalui kapsul lensa. Hal ini dapat mengakibatkan
pengeriputan lensa dan mencairnya korteks danakan menyebabkaan
nukleus turun kebawah (Katarak Morgagni) serta iris bergetar
(tremulans). Selain itu massa lensa yang keluardapat mengakibatkan
uveitis fakotoksik dan glaukoma fakolitik. 5,12,13
D. Berdasarkan Etiologi
1. Katarak Komplikata 5,12
Katarak komplikata timbul karena adanya penyakit intraokular,
penyakit di bagian tubuh lainnya (penyakit ekstraokular), dan faktor
lingkungan. Penyakit intraokular yang paling sering menyebabkan
kekeruhan lensa adalah iridosiklitis, glaukoma,ablasio retina, miopia
tinggi, uveitis. Biasaya kekeruhan lensahanya terdapat pada satu
mata.
Penyakit umum yang sering menimbulkan katarak adalah diabetes
mellitus, galaktosemia, hipoparatiroid, miotonia distrofia ,tetani
infantil. Bisanya timbul pada usia yang lebih muda danmengenai
14
15
15
16
16
17
17
18
B. Penatalaksanaan Bedah
Tujuan tindakan bedah katarak adalah untuk mengoptimalkan
fungsi penglihatan. Keputusan melakukan tindakan bedah tidak spesifik
tergantung dari derajat tajam penglihatan, namun lebih pada berapa besar
23
penurunan tersebut mengganggu aktivitas pasien. Indikasi lainnya
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS Nama : Neti Ruang : -
Umur : 56 tahun Kelas : -
25
26
Keluhan Tambahan : Mata kabur kanan dan kiri seperti berasap sejak 1 tahun
yang lalu dan silau saat melihat cahaya.
26
27
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 130/80
- Nadi : 90x/menit
- Laju Napas : 20x/menit
- Suhu : 36,6℃
Status Oftalmologis
OD OS
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus 2/60 2/60
2. Tekanan Intra Okuler 10,9 mmHg 12 mmHg
3. Kedudukan Bola Mata
Posisi Ortoforia Ortoforia
27
28
28
29
29
30
Pemeriksaan Penunjang:
Perencanaan pemeriksaan penunjang :
Pemberian midriatil dilanjutkan dengan pemeriksaan funduskopi
Daftar Masalah:
Pasien datang ke poli mata Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan
keluhan mata kanan kabur seperti berasap sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan disertai
30
31
mata silau saat melihat cahaya. Keluhan dirasai makin memberat namun keluhan
mata merah, mata berair dan mata nyeri disangkal.
Mata kiri juga mengeluh kabur seperti berasap sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan mata kiri juga disertai mata silau saat melihat cahaya. Keluhan dirasai
makin memberat namun keluhan mata merah, mata berair dan mata nyeri
disangkal. Keluhan riwayat darah tinggi, kencing manis juga disangkal. Keluhan
lain seperti mual dan muntah serta pusing tidak ada.
Pemeriksaan oftalmologi :
- VOD : 2/60
- VOS : 2/60
- TIO OD = 10,9 mmHg OS = 12 mmHg
- Lensa ODS keruh sebagian
- Shadow test ODS (+)
Daftar Masalah:
1. Mata kanan dan kiri kabur seperti melihat asap, silau jika melihat cahaya, gatal
dan berair
2. VOD : 20/60 VOS 20/60
3. TIO OD 10,9 mmHg/ OS 12,0 mmHg
4. Lensa ODS keruh sebagian
5. Shadow test ODS (+)
31
32
Tanda tangan,
BAB IV
ANALISA KASUS
32
33
lalu, penglihatan kabur dirasakan perlahan lahan yang semakin lama semakin
memberat. Pasien juga mengatakan jika penglihatan seperti berasap dan merasa
silau. Keluhan ini tidak disertai mata merah (-/-), seperti ada yang mengganjal
(-/-), Mata terasa gatal (-/-), nyeri (-/-), sakit kepala (-/-), dan mual muntah (-/-).
Pasien belum pernah mengalami operasi mata (-), riwayat memakai kacamata
baca (-), riwayat diabetes melitus (-), hipertensi (-), riwayat alergi (-), penyakit
mata lainnya (-), riwayat pemakaian obat-obatan (-), dan trauma pada mata (-).
Riwayat dalam keluarga memiliki penyakit katarak (-).
Pada pemeriksaan tampak kekeruhan pada lensa. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan, bahwa proses penuaan seseorang akan menyebabkan mulainya
pembentukan katarak terkait usia. Pada usia lebih dari 40 tahun perubahan lensa
akan mulai terjadi. Selama hidup, lensa akan terus berkembang dan
menghasilkan serabut–serabut lensa yang baru. Serabut lensa tua akan
mengalami degenerasi dan dipadatkan menuju nukleus. Selain itu protein–
protein yang terdapat pada lensa akan menjadi water insoluble sehingga dapat
33
34
Stadium katarak dibagi menjadi empat yaitu, Insipiens, Pada stadium ini,
lensa bengkak karena termasuki air, kekeruhan lensa masih ringan, visus
biasanya > 6/60. Pada pemeriksaan dapat ditemukan iris normal, bilik mata
depan normal, sudut bilik mata normal, serta shadow test negatif. Kedua,
stadium Imatur, pada tahap berikutnya, opasitas lensa bertambah dan visus
mulai menurun menjadi 5/60 sampai 1/60. Cairan lensa bertambah akibatnya
iris terdorong dan bilik mata depan menjadi dangkal, sudut bilik mata sempit,
dan sering terjadi glaukoma. Pada pemeriksaan didapatkan shadow test positif.
Ketiga, stadium matur, jika katarak dibiarkan, lensa akan menjadi keruh
seluruhnya dan visus menurun drastis menjadi 1/300 atau hanya dapat melihat
lambaian tangan dalam jarak 1 meter. Pada pemeriksaan didapatkan shadow
test positif. Keempat, stadium hipermatur, pada tahap akhir, korteks mencair
sehingga nukleus jatuh dan lensa jadi turun dari kapsulnya (Morgagni). Lensa
terlihat keruh seluruhnya, visus sudah sangat menurun hingga bisa mencapai 0,
dan dapat terjadi komplikasi berupa uveitis dan glaukoma. Pada pemeriksaan
didapatkan iris tremulans, bilik mata depan dalam, sudut bilik mata terbuka,
serta shadow test positif palsu.
34
35
BAB V
KESIMPULAN
35
36
DAFTAR PUSTAKA
36
37
1. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. 2014-2015 Basic
and clinical Science course. San Francisco, CA: American Academy of
Ophthalmology; 2015.
2. World Health Organization 2013.Blindness: Vision 2020
3. Cataracts statistics and data [Internet]. National Eye Institute; 2010
4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013
5. Ilyas S. Penglihatan turun perlahan tanpamata merah. Ilmu penyakit mata
(3rd ed). Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2007; p. 200-11
6. Ocampo VVD, Foster S, Talavera F, Rowsey JJ, Sheppard JD. Senile
cataract. 15 September 2005. Available
from:http://www.emedicine.com/oph/topic49.htm
7. Amanda Nazira, 2015. Dkk. Jurnal, Katarak Senilis, Risiko bagi orang
yang berusia lanjut.
8. Murril A.C, Stanfield L.D, Vanbrocklin D.M, Bailey L.I, Denbeste P.B,
DilomoC.R,et all.(2004).Optometric clinical practice guideline. American
optometricassociation: U.S.A
9. Vaugan G. D, Asbury T, Eva R.P. (2000).Oftalmologi umum.Bab.20 lensa
hal401-406. Edisi 14. Widya medika : Jakarta.
10. American Academy of Ophtalmology. Basic and clinical science
course.section 11. Lens and cataract.Singapore : 2010
11. Zorab, A. R, Straus H, Dondrea L. C, Arturo C, Mordic R, Tanaka S,et all.
(2005-2006).Lens and Cataract. Chapter 5 Pathology page 45-69. Section
11.American Academy of Oftalmology : SanFrancisco.
12. Paul Riordan–Eva,John P. Whitcher. Vaughan & Asbury’s General
Ophtalmology. 17 th Edition. Jakarta : EGC ; 2009
13. Probst LE, Tsai JH, Goodman GOD. Ophtalmology : Clinical and
SurgicalPrinciples. USA : SLACK incorporated ; 2012
14. Suhardjo SU, Agni AN. Ilmu Kesehatan Mata. 2nd ed. Yogyakarta:
Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada; 2012.
37
38
15. Khan MT, Jan S, Hussain Z, Karim S, Khalid MK, Mohammad L. Visual
outcome and complications of manual sutureless small incision cataract
surgery. Pak J Ophthalmol. 2010;26(1):32-8.
16. Lang, GK, Amann J, Gareis O, Lang GE, Racker D, Spraul
CW.Opthalmology a Short Textbook. New York : Thieme Stuttgart ; 2000
17. James B, Chew C, Bron A. Lectures Notes on Opthalmology.
9thEdition.Blackwell Science Ltd ; 2003
18. Pollreiz A, Erfurth US. Diabetic cataract : pathogenesis, epidemiology,and
treatment. J of Ophtalmology. 2010
19. National Eye Institute. Cataract in 2010. National Eye Institute ; 2010
20. World Health Organization. The known healt effect of UV. Geneva :WHO
; 2015
21. Graham HR, Mulrooney BC. Traumatic Cataract. US : America
Academyof Opthalmology ; 2014
22. Boyd Benjamin. Indiction for Surgery-Preoperative Evaluation. Dalam
:The Art and The Science of Catarct Surgery. Colombia : Highlight of
Ophtalmology ; 2001
23. Astari, P. Katarak: Klasikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi.
Cermin Dunia Kedokteran. 2018:45(10):748-753
38