OLEH :
AHMAD GIFFAR DANTO PUTRO (1010313065)
AMALIA AMELINA AZMY (1010313022)
ARZIA RAHMI (101031102)
SYAFRIDA YULIA ROSA (1010311016)
PRESEPTOR :
Dr. Masrul Syafri, Sp.PD, Sp.JP (K)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endokarditis infektif merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba
pada endokardium jantung atau pada endotel pembuluh darah besar yang ditandai
oleh adanya vegetasi. Infeksi biasanya terjadi pada katup jantung, namun dapat
juga terjadi pada defek septal, korda tendinea, atau endokardium mural (Alwi et
al, 2009).
Insiden di Negara maju berkisar antara 5,9 - 11,6 per 100.000 populasi (Alwi
et al, 2009). Di Amerika Serikat pada tahun 2009 kejadian EI adalah sekitar 12,7
kasus per 100.000 orang per tahun. Angka ini telah meningkat secara signifikan
dari 5 dekade sebelumnya dimana 2-4 kasus per 100.000 orang per tahun
(Slipczuk et al, 2013). Endokarditis infektif lebih sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan dengan rasio 1,6 sampai 2,5. Sekitar 36-75 % pasien
dengan endokarditis infektif katup asli memiliki faktor predisposisi seperti
penyakit jantung rematik, penyakit jantung kongenital, prolaps katup mitral,
penyakit jantung degeneratif, atau penyalahgunaan narkoba intravena (PNIV).
Sekitar 7-25 % kasus melibatkan katup prostetik. Faktor predisposisi tidak dapat
diidentifikasikan pada 25-47 % pasien (Alwi et al, 2009).
Endokarditis infektif dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
virus, ataupun fungi. Pada endokarditis katup asli dengan kerusakan atau
abnormal
katup
sebelumnya,
mikroorganisme
tersering
yang
menjadi
Aureus,
Enterococci,
grup
HACEK
(Haemophilus,
Actinobacillus,
anoreksia,
penurunan berat
badan,
lemas,
pusing
myalgia,
berkeringat pada malam hari, batuk dan nyeri dada. Kemudian adanya tanda
kelainan vaskular seperti ptechiae, splinter hemorrhages, osler node, dan janeway
lesion (Alwi et al, 2009).
Penatalaksanaan kasus endokarditis infektif biasanya berdasarkan terapi
empiris, sementara menunggu hasil kultur. Pemilihan antibiotika pada terapi
empiris dengan melihat kondisi pasien dalam keadaan akut atau subakut (Riensya,
2013).
Prognosis pada endokarditis infektif dipengaruhi oleh empat faktor utama,
yaitu karakteristik pasien, ada atau tidak adanya komplikasi jantung dan nonjantung, organisme penginfeksi, dan temuan ekokardiografi (ESC, 2012). Angka
mortalitas mencapai 100% pada pasien yang tidak tertangani dengan baik dan 2025% pada pasien dengan penatalaksaan yang komprehensif (Lilly, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, sifat beragam dan epidemiologi yang berkembang
mengakibatkan penegakan diagnosis menjadi suatu tantangan. Riwayat perjalanan
penyakit dan manifestasi klinis endokarditis infektif sangat bervariasi sesuai
dengan mikroorganisme penyebab dan ada atau tidak penyakit jantung
sebelumnya. Dengan mengetahui profil endokarditis infektif diharapkan dapat
ditegakkan diagnosis lebih dini sehingga dapat ditatalaksana dengan baik dengan
prognosis lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,
tatalaksana, komplikasi, dan prognosis bagi penderita endokarditis infektif.
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami definisi, etiologi, patofisiologi, gejala
klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis bagi penderita
endokarditis infektif.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan dan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas
mengenai endokarditis infektif bagi penulis.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai endokarditis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Endokarditis dfsinfektif merupakan penyakit yang disebabkan infeksi
mikroba pada endokardium jantung atau pada endotel pembuluh darah besar yang
ditandai oleh adanya vegetasi. Infeksi biasanya terjadi pada katup jantung, namun
dapat juga terjadi pada defek septal, korda tendinea, atau endokardium mural
(Alwi et al, 2009).
2.2 Epidemiologi
Insidens di negara maju berkisar antara 5,9 sampai 11,6 episode per 100.000
populasi. Endokarditis biasanya lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
perempuan dengan rasio 1,6 sampai 2,5. (Sudoyo, 2010)
Di negara berkembang, insiden dari endokardiis bervariasi dari 1.5 hingga 6.2
kasus per 100,000 populasi per tahun. Di tahun akhir 1980 an di area metropolitan
United States (Philadelphia), endocarditis timbul pada 9.3 orang per 100,000
populasi pertahun. Setengah dari kasus ini merupakan konsekues dari penggunaan
obat injeksi. Insiden endokarditis meningkat pada orang-orang tua. Angka
kumulatif dari endokardiis katup prostetik adalah 1.5 hingga 3.0% pada 1 tahun
setelah enggantian katup dan 3 hingga 6% pada 5 tahun; resiko menjadi lebih
besar selama 6 bulan pertama setelah penggantian katup (Harrison, 2003).
2.3 Etiologi
Berbagai jenis bakteri penyebab yang berbeda berhubungan dengan
manifestasi klinis yang juga berbeda. Hal ini terkait karena jalur dari masuknya
bakteri berbeda-beda. Rongga mulut, kulit dan saluran pernapasan merupakan
jalur masuk primer untuk streptococcus viridans, staphylococcus, dan organisme
HACEK
(Haemophilus,
Actinobacillus,
Cardiobacterium,
Eikenella,
kumpulan kriteria mayor dan minor yang digunakan untuk menegakkan diagnosis
endokarditis infektif. Menurut kriteria Duke, diagnosis EI dapat berupa diagnosis
pasti, kemungkinan, dan pasti bukan (J. S, et al, 2000).
Diagnosis endokarditis infektif (J.S, et al 2000) dikatakan pasti jika kriteria
patologis atau klinis berikut terpenuhi :
1. Salah satu dari kriteria patologis ini ditemukan :
- Histologi atau kultur vegetasi kardiak, vegetasi yang terembolisasi,
ditemukan mikroorganisme dari abses intrakardiak
- Endokarditis aktif (J. S, et al, 2000)
2. Salah satu kombinasi kriteria klinis ini ditemukan :
- 2 kriteria klinis mayor
- 1 kriteria mayor dan 3 kriteria minor
- 5 kriteria minor (J. S, et al, 2000)
Diagnosis endokarditis infektif dikatakan memungkinkan jika salah satu
kombinasi kriteria klinis berikut ditemukan :
Kriteria Mayor
1. Kultur darah positif dengan mikroorganisme khas endokarditis infektif,
didefinisikan sebagai berikut :
o
Mikroorganisme
diperoleh dari
sesuai
dengan
endokarditis
infektif
yang
2. Bukti adanya
ditunjukkan dengan
Abses, atau
Kriteria Minor :
1. Faktor predisposisi : lesi kardiak yang diketahui, penyalahgunaan obat
suntik intravena
2. Demam > 38 C
3. Bukti embolisme : emboli arterial, infark pulmonal, Janeway lessions,
perdarahan konjungtival
4. Masalah imunologis : glomerulonefritis, Osler's nodes, Roth's spots, faktor
Rheumatoid
Bukti mikrobiologis : kultur darah positif (yang tidak memenuhi kriteria mayor)
atau bukti serologis akan adanya infeksi mikroorganisme sesuai dengan EI tapi
tanpa kriteria mayor yang memuaskan (J. S, et al, 2000).
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan endokarditis telah dimudahkan, dikeluarkan beberapa
guidelines yaitu : American Heart assiciation (AHA) dan European Society of
Cardiology (ESC). Rekomendasi yang dianjurkan kedua pedoman ini pada
prinsipnya hampir sama. Penelitian menunjukan bahwa terapi kombinasi penisilin
ditambah aminoglikosida membasmi kuman lebih cepat daripada penisilin saja.
Regimen terapi yang pernah diteliti antara lain:
2.8 Komplikasi
Komplikasi Endokarditis dapat menyebabkan beberapa komplikasi utama
yaitu:
1. Stroke dan kerusakan organ. Pada endokarditis, gumpalan bakteri dan sel
fragmen (vegetasi) terbentuk pada jantung anda di area terjadinya infeksi.
Gumpalan ini dapat membebaskan diri dan melakukan perjalanan ke otak, paruparu, organ perut, ginjal atau bagian ekstremitas. Hal ini dapat menyebabkan
berbagai masalah, termasuk stroke atau kerusakan pada organ atau jaringan lain.
2. Infeksi di bagian lain tubuh anda. Endokarditis dapat menyebabkan anda
mengembangkan kantong nanah yang terkumpul (abses) di bagian lain dari tubuh
Anda, termasuk otak, ginjal, limpa atau hati. Abses dapat berkembang di otot
jantung itu sendiri, menyebabkan detak jantung yang abnormal. Abses yang parah
mungkin memerlukan operasi sebagai cara pengobatan.
3. Gagal jantung. Jika tidak diobati, endokarditis dapat merusak katup jantung
anda dan merusak lapisan dalam hati secara permanen. Hal ini dapat
menyebabkan jantung anda bekerja lebih keras untuk memompa darah, akhirnya
menyebabkan gagal jantung - suatu kondisi kronis di mana jantung tidak dapat
memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Jika infeksi
berlangsung terus menerus dan tidak diobati, biasanya dapat berakibat fatal.
2.9 Prognosis
Endokarditis akut yang disebabkan oleh S. aureus memiliki angka kematian
yang tinggi 40%, kecuali saat berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba
intravena. Endokarditis yang disebabkan oleh Streptococcus memiliki angka
kematian sekitar 10%. Sebagian besar prognosis bergantung pada terjadi atau
tidaknya komplikasi yang menyertai. (Ismudiati, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
1. Admin.
2016.
Endokarditis.
Diunduh
dari