Disusun Oleh :
Kelompok 9
Ns. Eva Rian Saputra, S.Kep
Ns. Khoerul Anwar, S.Kep
Ns. Julianto F. Laoli, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini insiden oleh Infeksi Endokarditis pada negara berkembang antara
1,9 hingga 10,0 tiap 100.000/tahun dan meningkat pada saat terjadi penurunan pada
berbagai penyakit katup. Di Denmark insiden terjadi pada 10 tiap 100.000/orang/tahun,
ekuivalen dengan 500 pasien/tahun (Rasmussen et al., 2012). Meskipun terjadi
perkembangan pada diagnosa dan metode terapeutik, kematian yang disebabkan oleh IE
mencapai 40% pada negara berkembang (Bjurman et al., 2012). Meskipun begitu
kejadian meningkat dengan peningkatan penggunaan intracardiac device implantation.
Infeksi endocarditis dapat menyerang setiap bagian pada endokardium tetapi yang lebih
karakteristik adalah pada katup jantung. Berdasarkan patologi Hallmark dari Infeksi
Endokarditis adalah vegetasi yang mengandung mikroorganisme.
Biasanya satu tipe, berada dalam fibrin, platelet dan berbagai host- derivate.
Berdasarkan percobaan pada hewan dengan infeksi katup jantung, terjadi
ketidaknormalan pada aliran darah hasil dari penyakit jantung atau device terpasang
pada jantung yang menyebabkan kerusakan endothelium dan mikrotrombus (Sandoe et
al., 2012).
Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk tentang prevalensi atau
insidensi penyakit endokarditis di Indonesia. Prevalensi yang ada hanya tentang jumlah
perkiraan prevalensi endokarditis di masyarakat adalah sekitar 5/100.000 penduduk
pertahun, dan meningkat menjadi 150-200/100.000 penduduk pertahun pada
penyalahgunaan obat intravena. Endokarditis lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Sekitar 50% kasus yang ada terjadi pada pasien dengan umur diatas 50 tahun (Ria et al.,
2012).
Diagnosis secara klinis sulit diketahui karena gejala yang tidak spesifik atau
pada komplikasi extra-cardia. Manifestasi klinis yang biasa terjadi adalah
haemorrhagic macular plaque, splinter haemorrhoge. Bakteri gram positif lebih
dominan sebagai penyebab infeksi seperti Streptococci dan Staphylococci (Sandoe et
al., 2012) Infeksi Endokarditis dapat disebabkan oleh berbagai macam dan jenis bakteri.
Infeksi Endokarditis yang disebabkan oleh C. Dipththeriae telah dilaporkan sebagai
penyakit agresif yang memerlukan pembedahan secara cepat (Muttaiyah et al., 2011).
Candida endokarditis sangat jarang tetapi satu yang sangat potensial menyebabkan
endokarditis. Candida sp. Biasanya memproduksi vegetasi yang besar pada katup
jantung dimana dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas (Patel et al., 2014).
Varietas yang besar telah dilaporkan, Staphylococcus lugdunensis menunjukkan
perkembangan yang signifikan dalam menebabkan endokarditis (Tsao et al., 2012).
2.1.2 Etiologi
Penyebab utama dari endokarditias infeksi (sekitar 80%) adalah jenis
mikroorganisme Streptococcus dan Staphylococcus. Proporsinya berbeda tergantung
katup jantung (asli atau buatan), sumber infeksi, usia, dan kondisi premorbid. Saat ini,
Staphylococcus yang paling sering diidentifikasi sebagai penyebab, mungkin karena
peningkatan proporsi kasus endokarditis infeksius yang berhubungan dengan tindakan
medis. Kasus endokarditias infeksius yang disebabkan oleh Streptococcus dalam rongga
mulut insidensnya menurun di negara-negara maju.
Jenis Endokarditis Infektif yang berbeda memiliki penyebab yang beragam dan
melibatkan patogen yang berbeda pula. Mikroorganisme yang dapat menimbulkan
penyakit ini paling banyak adalah Streptococcus viridans untuk endokarditis subakut,
dan Staphylococcus aureus untuk endokarditis infektif akut. Etiologi lain adalah
Streptococcus faecalis, streptokokus dan stafilokokus lain, bakteri gram negatif aerob
dan anaerob, jamur, virus, dan kandida. Faktor predisposisi endokarditis infeksius adalah
kelainan katup jantung, terutama penyakit jantung reumatik, katup aorta bikuspid,
prolaps katup mitral dengan regurgitasi, katup buatan, katup yang floppy pada sindrom
Marfan, tindakan bedah gigi atau orofaring yang baru, tindakan atau pembedahan pada
saluran urogenital atau saluran napas, pecandu narkotika intravena, kelainan jantung
bawaan, luka bakar, hemodialisa, penggunaan kateter vena sentral, dan pemberian
nutrisi parenteral yang lama.
Pembagian penyebab bisa juga berdasarkan jenis katup dan kondisi tertentu seperti :
a. Endokarditis Pada Katup Buatan
Pada tahap awal endokarditis ini (biasanya setelah pembedahan), memiliki
gambaran bakteriologis dan prognosis yang berbeda dengan endokarditis pada katup
buatan tahap akhir, yang mirip dengan gambaran pada endokarditis subakut pada katup
asli (alami/bukan buatan). Infeksi yang terjadi pada katup buatan biasanya berhubungan
dengan abses lokal, pembentukan fistula, atau luka operasi yang membuka kembali
(eviscemsi/dishiscence). Hal ini dapat mengakibatkan syok, gagal jantung. block
jantung, pengalihan darah menuju atrium kanan, tamponade perikardium, dan emboli
perifer ke sistem saraf pusat atau tempat lainnya. Endokarditis katup buatan tahap awal
dapat disebabkan oleh beberapa macam patogen, antara lain Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis. Mikroorganisme nosokomial ini biasanya resisten terhadap
methicillin (MRSA). Secara keseluruhan Coagulase-Negative Staphylococcus adalah
penyebab tersering Endokarditis pada katup prostetik (30%). Staphylococcus aureus
menyebabkan 17% Endokarditis katup buatan tahap awal dan 12% tahap akhir.
Corynebacterium, nonenterococcal streptococci, fungi (Candida albicans, Candida
stellatoidea, aspergillus species). Legionella, Haemophilus aphrophilus Actinobacillus
actinomycetemcomitans, Cardiobacterium hominis, Eikenella corrodens Kingella
kingae) merupakan mikroorganisme penyebab endokarditis katup buatan lainnya.
b. Pemeriksaan Echocardiography
2.5 Penatalaksanaan
Kesuksesan terapi sangat dipengaruhi oleh diagnosis dini dan penanganan
sesegera mungkin. Tujuan terapi adalah untuk membasmi mikroorganisme infektif
dan menangani seluruh komplikasi sekunder dengan menangani bakterimia,
menghilangkan sumber infeksi ekstrakardiak, mencegah kerusakan katup lebih lanjut,
menangani komplikasi kardiak seperti CHF atau aritmia, dan menangani komplikasi
ekstrakardiak. Terapi dilakukan secara intensif dengan obat-obat antimikroba dalam
waktu panjang dan didasarkan pada hasil uji sensitivitas. Untuk menangani infeksi
bakteri, pada penanganan awal dapat menggunakan antibiotik parenteral (secara IV)
agar konsentrasi antibiotik yang tinggi di dalam serum dicapai dengan cepat, selama
1-2 minggu. Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif terhadap penicillin
G , diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral untuk dua
minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek
sinergis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu.
Kuman streptokokous fecalis (post operasi obgin) relatif resisten terhadap penisilin
sering kambuh dan resiko emboli lebih besar. Oleh karena itu digunakan penisilin
bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G
12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis.
Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 - 12 gr/hari .
Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6 minggu. Bila kuman resisten
dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau
oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama
pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan
aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering
dikombinsaikan dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari , ampisilin dan karbenisilin.
Untuk penyebab jamur dipakai amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan
flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral dapat dipakai sendiri atau kombinasi.
Pada beberapa kasus, infektif endokarditis mungkin memerlukan penanganan
pembedahan dengan tujuan memperbaiki atau mengganti katup yang rusak dan
membuang vegetasi. Endokarditis infektif dengan vegetaci ukuran kurang dari 1 cm
biasanya akan sembuh dengan pemberian antibiotika selama 4-6 minggu. Sedangkan
untuk vegetasi yang berukuran lebih dari 1 cm dan tidak respon terhadap pemberian
antibiotika selama 3 minggu biasanya memerlukan terapi pembedahan. Terapi dan
prognosis pada endokarditis bergantung pada keadaan yang mendasari terjadinya
endokarditis dan sensitifitas organisme terhadap jenis antibiotika tertentu. Selain
pengobatan dengan antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai
seperti gagal Jantung, keseimbangan elektrolit, dan intake yang cukup .
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Data Subjektif
Pola aktifitas istirahat : keletihan, kelemahan
Pola eliminasi : riwayat ginjal atau gagal ginjal dan riwayat frekuensi
pemasukan urine menurun.
Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur atau parasit, trauma dada, kanker
yang menyebar ke dada, penyakit baru di gigi, pernah dilakukan
endoskopi GI/GU, pernah mendapat terapi sistim kekebalan contoh:
immunosupressin, SLE, penyakit kolagen.
Tindakan keperawatan :
Tindakan keperawatan
4. Berikan tindakan untuk rasa nyaman seperti perubahan posisi dan perubahan
aktifitas.
Rasional : Manifestasi klinik pada cardiac tamponade yang mungkin terjadi pada
perikarditis ketika akumulasi cairan eksudat pada rongga perikardial mengurangi
pengisian jantung dan cardiac output.
7. Evaluasi keluhan kelelahan, sesak napas, prepitasi, nyeri dada yang terus -
menerus. Catat adanya pertambahan suara pernapasan, demam.
Rasional : Manifestasi CHF akibat endokarditis (infeksi/disfungsi katub) atau
miokarditis (disfungsi otot-otot miokardial akut)
8. Kolaborasi dengan dokter Berikan terapi oksigen sesuai indikasi.Berikan terapi
sesuai indikasi seperti diuretika dan digitalis.Berikan antibiotika dan antimicroba
intravena.
Tindakan keperawatan
2. Kaji nyeri dada, dispnea yang tiba-tiba ditandai dengan takipnea, nyeri
pleuritis, cyanosis. Emboli arterial pada jantung atau organ penting lain dapat
terjadi sebagai akibat penyakit jantung atau disritmia kronik.
Rasional: Kongesti vena dapat menunjukan tempat trombus pada vena-vena
yang dalam dan emboli paru.
3. Observasi oedema pada ekstremitas. Catat kecendrungan / lokasi nyeri, tanda-
tanda Homan positif.
4. Observasi adanya hematuria yang ditandai oleh nyeri pinggang dan oliguria.
5. Catat keluhan nyeri perut kiri atas menjalar ke bahu, kelemahan lokal,
abdominalngiditas
Rasional : Pada bedrest yang lama (sering dilakukan oleh pasien dengan
endokarditis dan miokarditis) beresiko untk mengalami tromboemboli.Q
Tindakankeperawatan :
1. Kaji respon aktifitas pasien. Catat adanya/timbulnya dan perubahan keluhan
seperti kelemahan, kelelahan dan sesak napas saat beraktifitas. Miokarditis
menyebabkan imflamasi dan memungkinkan gangguan pada sel-sel otot yang
dapat mengakibatkan CHF.
2. Monitor denyut atau irama jantung /nada, takanan darah dan jumlah
pernapasan, sebelum/sesudah dan selama aktifitas sesuai kebutuhan. Membantu
menggambarkan tingkat dekompensasi jantung dan paru.
Tindakan keperawatan
1. Jelaskan effek emosi inflamasi pada jantung secara individual. Berikan
penjelasan mengenai gejala-gejala komplikasi dan tanda-tanda tersebut harus
segera dilaporkan pada petugas kesehatan seperti demam, peningkatan nyeri dada
yang luar biasa, bertambahnya keterbatasan beraktifitas.
Rasional :Untuk bertanggung jawab kepada kesehatannya, pasien membutuhkan
pengertian tentang penyebab khusus, tindakan dan efek jangka panjang yang
mungkin terjadi pada kondisi inflamasi, baik tanda dan gejala atau
komplikasinya.
Doenges Mariyn E, RN, BSN, MA, TS, Nursing Care Plans, Edition 3, F.A.Davis Company
Philadelpia, 1993.
Ignatavicius Donna D., Medical Surgical Nursing: a nursing process approach, Philadelpia
1991.
Soeparman, DR, Dr, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit FKUI, Jakarta
1987.