Disusun oleh :
dr. Reizky Muhar
Dokter Internsip RSUD Kota Bogor
Pembimbing
dr. Ramang Napu, Sp.JP, FIHA
dr. Agung Indra Darmawan, Sp.A
Pendamping :
dr. Puspo Edi Hapsari
dr. Edward Sarkawi, M.Kes.
Definisi
Epidemiologi
Saat ini, insidensi demam rematik menurun secara dramatis, sehingga turut
menurunkan risiko terjadinya IE pada orang dengan usia yang lebih muda. Kemajuan
dalam bidang medis juga turut memberikan kontribusi dalam menurunnya insidensi IE.
Sebagai contoh, berkurangnya penggunaan tunnelled catheters dan meningkatnya
penggunaan fistula arteriovenosus untuk hemodialisis kronik akan menurunkan risiko
infeksi pada aliran darah. Peningkatan kebersihan gigi dan mulut di negara-negara
berkembang juga dapat mempengaruhi insiden IE, namun hal ini masih dalam penelitian.
Studi insidensi IE masih terbatas dalam jumlah dan cakupan geografik. Insidensi
yang dilaporkan oleh survey-survey di Eropa Barat dan Olmsted County, Minnesota,
yaitu 10 kasus per 100.000 orang per tahun, dengan pengecualian sebuah analisis dari
Italia yang menunjukkan sedikit peningkatan insidensi yang signifikan secara statisik.
Predileksi jenis kelamin biasanya laki-laki lebih banyak terkena IE, hasil ini didapatkan
karena kontribusi dari IDU (injection drug users) yang kebanyakan adalah laki-laki.
Injection Drug Users (IDU) merupakan kategori yang termasuk dalam kelompok
yang memiliki risiko tinggi terkena IE. Modified Duke Criteria memasukkan IDU ke
dalam kriteria minor dalam diagnosis IE. Pasien dalam kelompok ini, yang lebih banyak
adalah laki-laki usia muda, dan yang sebelumnya sehat, tercatat dalam proprosi besar dari
kasus IE di fasilitas kesehatan di kota di negara-negara berkembang. Patogen predominan
yang biasanya terdapat pada IDU dengan IE adalah S.aureus, yang lebih jarang adalah
basil gram negatif aerob dan flora mulut anaerob dan aerob, infeksi polimikroba juga
didapatkan pada minoritas pasien. Infeksi jantung bagian kanan, terutama yang
melibatkan katup trikuspid pada pengguna heroin, pasien biasanya menunjukkan
komplikasi pulmonal, termasuk didalamnya adalah emboli septik pulmonal, IE bilateral ,
dengan komplikasi yang melibatkan baik sirkulasi pulmonal maupun sistemik. Meskipun
hasil dari pasien IDU dengan right-sided IE umumnya baik, namun pasien-pasien ini
berada dalam risiko rekurensi IE, khususnya bila mereka melanjutkan untuk
menggunakan obat-obatan injeksi dan bila dibutuhkan penggantian katup prostetik untuk
mengobati infeksi katup sebelumnya (Zipes, Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
Klasifikasi
Ada tiga cara yang berguna secara klinis untuk menentukan klasifikasi IE : (1)
perjalanan klinis, (2) host substrate, (3) mikroorganisme spesifik yang menginfeksi.
Klasifikasi kedua, yaitu berdasarkan host substrate dibagi menjadi (1) native
valve endocarditis, (2) prosthetic valve endocarditis, atau (3) endokarditis pada IDU.
Native valve endocarditis terdapat pada 60-80% pasien. Kontaminan kulit seperti
Staphylococcus epidermidis merupakan penyebab yang sering pada prosthetic valve
endocarditis, namun jarang menyebabkan native valve endocarditis. IDU memiliki
kecenderungan right-sided IE yang disebabkan oleh S.aureus.
Mikrobiologi
Banyak bakteri dan fungi yang dapat menyebabkan IE. Prevalensi dari patogen
yang menyebabkan IE berubah belakangan ini, hal ini disebabkan oleh perubahan
epidemiologi IE di negara-negara berkembang. Namun distribusi organisme yang
menginfeksi masih relatif sama, yaitu kokus gram positif (Zipes, Libby , Bonow, Mann,
& Tomaselli, 2019).
1. Streptococcus sp.
Viridans group streptocci (VGS) merupakan organisme predominan yang
menyebabkan IE. Presentasi tipikal dari grup ini adalah subakut, dengan gejala
infeksi muncul dalam hitungan minggu atau beberapa bulan. Gejala yang
dominan adalah low-grade fever, keringat malam dan fatigue. Organisme ini
normal ditemukan di dalam mulut manusia dan cenderung menyebabkan infeksi
dalam rentang waktu yang lambat. VGS memiliki beberapa spesies yang
berevolusi, termasuk di dalamnya adalah sanguis, oralis (mitis), salivarius,
mutans, intermedius, anginosus dan constellatus. Tiga spesies terakhir diketahui
juga sebagai grup Streptococcus anginosus atau S. milleri, memiliki
kecenderungan untuk menyebabkan terbentuknya abses dan metastasis fokus
infeksi baik di jantung maupun di lokasi ekstrakardiak pada pasien dengan IE.
VGS merupakan penyebab yang predominan dari infeksi native valve
yang didapat, baik pada negara berkembang maupun negara maju. Substrat
infeksi BGS adalah penyakit katup rematik. Sama seperti bakteri yang lain, VGS
resisten terhadap beberapa antibiotik. Resistensi VGS terhadap penisilin hanya
terdapat pada minoritas isolat IE.
Streptococcus beta hemolitikus biasanya menyebabkan presentasi IE
akut. Grup yang memiliki risiko tinggi terkena IE yang disebabkan oleh
streptococcus beta hemolitikus adalah pengguna obat injeksi dan orang lanjut
usia. Sering terjadi komplikasi dan biasanya melibatkan destruksi katup dan
biasanya terdapat infeksi diluar jantung, biasanya pada muskuloskeletal.
Prevalensi streptococcus beta hemolitikus yang menyebabkan IE adalah sebesar
10%. Streptococcus beta hemolitikus masih sensitif terhadap penisilin.
Streptococcus gallolyticus (dulu diketahui sebagai S.bovis) biasanya
ditemukan di saluran gastrointestinal. Saat S. gallolyticus diambil dari kultur
darah, baik berhubungan dengan IE maupun tidak, pemeriksaan untuk
mengetahui lesi saluran gastrointestinal yang mendasari, termasuk skrining
adanya kanker kolon harus dilakukan. Meskipun S.gallolyticus menyebabkan IE
kurang dari 10%.
IE yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae sangat jarang. Bila
S.pneumoniae menyebabkan IE, presentasi klinis biasanya menunjukkan
presentasi IE akut dan biasanya berhubungan juga dengan destruksi katup (Zipes,
Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
2. Staphylococcus sp.
Staphylococcus adalah kelompok kedua terbanyak dari kokus gram
positif yang diketahui menyebabkan IE. S.aureus adalah penyebab tersering pada
native dan prosthetic valve endocarditis. Presentasi klinis IE yang disebabkan
oleh S.aureus yaitu memiliki onset akut dan berhubungan dengan toksisitas
sistemik. Pada kasus infeksi jantung kiri, tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi,
meskipun dengan terapi yang tepat dan intervensi pembedahan. Infeksi jantung
kanan pada pengguna obat injeksi biasanya mengenai katup trikuspid, memiliki
angka kesembuhan yang lebih tinggi daripada infeksi jantung kiri, dan tingkat
mortalitas rendah, kecuali bila terjadi infeksi bilateral. Jumlah kasus IE yang
disebabkan oleh S.aureus semakin meningkat, beberapa disebabkan oleh
meningkatnya paparan terhadap sarana kesehatan. Tingkat resistensi S.aureus
terhadap oxacillin dan antibiotik lain meningkat, sehingga membuat terapi
semakin sulit (Zipes, Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
3. Enterococcus sp.
Prevalensi IE yang disebabkan oleh kelompok organisme ini menjadi dua
kali lipat pada orang lanjut usia bila dibandingkan dengan dewasa muda.
Mayoritas infeksi disebabkan oleh Enterococcus faecalis dan biasaya
berhubungan dengan abnormalitas traktus genitourinaria. Kelompok organisme
ini menyebabkan IE dengan presentasi yang subakut, terapi antibiotik untuk grup
ini memerlukan penicillin atau ampicillin dikombinasi dengan golongan
aminoglikosida, biasanya gentamicin. Multidrug-resistant enterococcal species
tertama Enterococcus faecium menyebabkan IE yang sulit disembuhkan,
termasuk didalamnya adalah golongan resisten vancomycin (Vancomycin-
reistant enterococci / VRE) (Zipes, Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
4. HACEK Organisms
HACEK adalah basil gram negatif yang terdiri dari spesies Haemophillus
(selain dari H. influenza); Aggregatibacter actinomycetemcomitans (sebelumnya
dikenal dengan Actinobacillus actinomycetemcomitans) dan Aggregatibacter
aphrophilus (sebelumnya dikenal sebagai Haemophilus aphrophilus)’
Cardiobacterium hominis; Eikenella corrodens; dan Kingella kingae dan
Kingella denitrificans. Organisme-organisme ini berkolonisasi di orofaring dan
traktus respiratorius atas, menyebabkan IE dengan presentasi subakut (Zipes,
Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
5. Aerobic Gram-Negative Bacilli
IE yang disebabkan oleh basil gram negatif aerobik jarang terjadi.
Kelompok ini termasuk Eschericia coli, Klebsiella spp., Enterobacter spp.,
Pseudomonas spp., dan lainnya. Pada IE yang disebabkan oleh kelompok ini,
pesentasi klinis biasanya akut dan terkadang menyebabkan toksisitas sistemik,
termasuk sepsis dan komplikasinya (Zipes, Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli,
2019).
6. Fungi
Fungi adalah penyebab IE yang sangat jarang. Identifikasi organisme ini
sulit, karena beberapa jenis fungi tidak tumbuh di media kultur darah rutin.
Meskipun media kultur selektif sudah digunakan, isolasi fungi masih sulit.
Sebagian besar kasus disebabkan oleh infeksi Candida spp. Infeksi ini biasanya
berhubungan dengan sarana kesehatan dan melibatkan katup jantung prostetik,
sering terjadi sebagai hasil infeksi kateter vena sentral. IDU merupakan
kelompok yang memiliki faktor risiko untuk terkena IE yang disebabkan oleh
fungi.
Presentasi klinis bervariasi dari akut hingga subakut. Komplikasi serng
terjadi dan intervensi pembedahan direkomendasikan, terutama pada infeksi yang
disebabkan oleh kapang seperti Aspergillus spp., (Zipes, Libby , Bonow, Mann,
& Tomaselli, 2019).
7. Culture Negative Endocarditis
Endokarditis kultur negatif ditemukan pada mayoritas kasus, hal ini dapat
terjadi karena pasien telah mendapatkan terapi antimikroba sehinga patogen tidak
dapat terisolasi dari darah (Zipes, Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Pasien dengan IE akut biasanya mengalami gejala yang akut dan progresif,
biasanya demam tinggi dan menggigil. IE subakut biasanya memiliki gejala low-grade
fever, diikuti dengan gejala konstitusional yang tidak spesifik, seperti fatigue, anorexia,
weakness, myalgia dan keringat malam. Gejala-gejala ini tidak spesifik untuk IE dan
sangat mirip dengan gejala influenza atau infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Diagnosis IE subakut memerlukan anamnesis yang lebih dalam, seperti menanyakan
adakah riwayat penyakit katup jantung atau kondisi lain yang merupakan faktor
predisposisi endokarditis, penggunaan obat injeksi, apakah pasien akhir-akhir ini
melakukan prosedur perawatan gigi, atau penyebab lain yang potensial menyebabkan
bakteremia.
Temuan fisik lainnya yang dapat timbul pada IE adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan emboli septik atau deposisi kompleks imun. Emboli sistem saraf pusat
terjadi pada lebih dari 40% pasien. Cedera pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nyeri
pinggang, hematuria, atau gagal ginjal. Infark paru-paru (emboli pulmonal septik) atau
infeksi (pneumonia) sering terjadi pada endokarditis jantung kanan.
Penemuan gejala di kulit berasal dari emboli septik atau vaskulitis kompleks
imun. Sebagai contoh, splinter hemorrhages berasal dari mikroemboli subungual,
bentuknya perdarahan kecil, longitudinal yang ditemukan di kuku. Stigmata perifer IE
lainnya adalah Janeway lesions yaitu berpa diskolorasi bulat, permukaan rata dan tidak
nyeri, umumnya ditemukan di telapak tangan dan kaki. Osler nodes adalah nodul
eritematosa kecil, ditemukan di jari tangan atau kaki. Roth spot yaitu emboli di retina,
mikroinfark yang tampak sebagai titik putih yang dikelilingi oleh area yang mengalami
perdarahan (Lily, 2016).
Gambar 4. Gejala Klinis Infective Endocarditis (Zipes, Libby , Bonow, Mann, &
Tomaselli, 2019)
Diagnosis
Pada tahun 1994, Durack dkk. mengajukan kriteria diagnosis, dikenal dengan
kriteria Duke untuk menegakkan diagnosis dari definite atau possible IE , dan juga
rejected diagnosis IE. Kriteria ini menggabungkan bukti histopatologis IE atau kriteria
klinis mayor, kultur darah positif dan bukti adanya keterlibatan endokardium, dengan
kriteria klinis minor untuk diagnosis definite IE. Kemudian beberapa uji klinis
menggunakan kriteria Duke untuk diagnosis IE, didapatkan bahwa sensitifitas sekitar
80%, dengan spesifisitas dan negative predictive value (NPV) melebihi 90% (Zipes,
Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
Pemeriksaan Penunjang
1. Mikrobiologi
Pada IE yang didapat dari komunitas, Staphylococcus aureus menajdi
organisme predominan lebih dari 40% kasus. IE karena MRSA banyak
ditemukan pada IE yang disebabkan oleh paparan sarana kesehatan.
2. Darah Rutin
Pemeriksaan darah biasanya abnormal pada IE. Pasien dengan IE
subakut, biasanya ditemukan anemia normositik normokromik dengan tingkat
keparahan bervariasi pada mayoritas pasien, dengan serum iron dan total iron
binding capacity yang rendah. Leukositosis dengan shift to the left hanya
ditemukan pada 50-60% pasien dan lebih umum ditemukan pada IE akut daripada
subakut. Leukopenia dapat ditemukan pada IE subakut dan biasanya terdapat juga
splenomegali. Trombositopenia dapat terjadi pada 10% pasien.
Laju endap darah biasanya meningkat pada pasien dengan IE, pada
penlitian ICE-PCS meningkat pada 61% pasien. C-reactive protein (CRP)
meningkat pada 60% pasien. Prokalsitonin (PCT) adalah protein yang meningkat
pada respon terhadap adanya stimulus proinflamasi, terutama pada infeksi bakteri
yang berat.
Peningkatan kreatinin serum terjadi pada 10-30% pasien dengan IE dan
mungkin disebabkan oleh alasan multifaktorial termasuk hipoperfusi ginjal dari
sepsis berat atau gagal jantung, infark emboli ginjal, immune complex-mediated
glomerulonephritis, dan toksisitas dari baik terapi antibiotik maupun kontras
yang digunakan untuk radiologi. Urinalisis biasanya menunjukkan adanya
hematuria dan proteinuria.
Troponin dapat naik disebabkan oleh adanya stres pada ventrikel yang
disebabkan gagal jantung, cedera miokardium dengan abses miokardium atau
infark emboli, atau septikemia sendiri. Peningkatan troponin I >0,4 ng/mL
meningkatkan risiko mortalitas pasien saat dirawat di rumah sakit dan
memerlukan penggantian katup segera. Bila troponin T meningkat ≥ 0,08 ng/mL ,
berhubungan dengan peningkatan risiko terbentuknya abses jantung , komplikasi
susunan saraf pusat, dan kematian yang disebabkan oleh IE. Peningkatan B-type
natriuretic peptide (BNP) ≥400 pg/mL berhubungan dengan meningkatnya
risiko 4 kali lipat terjadinya komplikasi pada IE, dengan pengecualian pasien
dengan disfungsi ventrikel kiri atau regurgitasi katup jantung sebelah kiri yang
berat. Peningkatan NT-proBNP ≥1500 pg/mL merupakan prediktor
diperlukannya intervensi pembedahan atau kematian dalam waktu 30 hari (Zipes,
Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
3. Elektrokardiografi
Elektrokardigrafi 12 sandapan (EKG) biasanya menunjukkan temuan
tidak spesifik pada pasien dengan IE yang tidak mengalami komplikasi. Karena
nodus atrioventrikular dan sistem konduksi intraventrikular proksimal dekat
dengan katup aorta, perluasan infeksi perivalvular dari lokasi ini sering
menyebabkan blok atrioventrikular baru atau bundle branch block (BBB).
4. Echocardiography
Selama beberapa dekade terakhir, echocardiography menjadi modalitas
imaging untuk diagnosis IE. Sensitivitas transthoracic echocardiography (TTE)
generasi awal adalah 40-60% untuk mendeteksi vegetasi native valve, dan lebih
rendah untuk deteksi vegetasi katup prostetik. Berkat kemajuan teknologi dalam
imaging untuk meningkatkan resolusi gambar, sensitivitas TTE sekarang
meningkat menjadi 82% dan dapat mencapai 89% bila gambar TTE kualitas
tinggi tersedia. Spesifisitas TTE untuk diagnosis IE adalah 70-90%.
TEE (Transesophageal echocardiography) dilakukan dengan high
frequency imaging. Sensitivitas TEE mencapai 90-100% dan spesifisitas diatas
90% (Zipes, Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019).
Gambar 8. Vegetasi Infective Endocarditis pada Katup Mitral
Prosetetik (Zipes, Libby , Bonow, Mann, & Tomaselli, 2019)
Penatalaksanaan