Anda di halaman 1dari 3

Tugas MKU Filsafat Ilmu, Etika Penelitian dan Keterampilan BAB I Usilan Riset

Oleh: Ineu Nopita


NIM: 13022222004

Komplikasi Perioperatif dan Luaran Klinis pada Pasien Penyakit Jantung Bawaan
Sianotik yang Menjalani Operasi Abses Serebri

1.Pendahuluan

Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini angka kejadian beberapa penyakit non infeksi
semakin menonjol, salah satunya adalah penyakit jantung bawaan pada anak. Suatu hal yang
mencolok dan sekaligus menarik adalah bahwa insidens penyakit jantung bawaan di pelbagai
tempat di seluruh dunia adalah lebih kurang sama dan menetap dari waktu ke waktu. Banyak
studi di negara maju maupun di negara berkembang menunjukkan bahwa insidens penyakit
jantung bawaan berkisar di antara 6-10 per 1000 kelahiran hidup dengan rerata 8 per 1000
kelahiran hidup. 1.2.3.4

Yang Nampak berbeda adalah distribusi jenis penyakit jantung bawaan di rumah sakit
rujukan oleh karena di negara maju dengan beberapa pengecualian, praktis semua telah dapat
dideteksi dalam masa bayi, bahkan pada masa neonates, sedang di negara berkembang masih
banyak yang dibawa berobat setelah anak besar. Hal ini juga mengandung arti bahwa banyak
neonates dan bayi muda dengan penyakit jantung bawaan yang berat telah meninggal
sebelum sempat diperiksa oleh dokter, belum terdiagnosis. Dengan perkataan lain distribusi
jenis penyakit jantung bawaan pada rumah sakit rujukan di negara berkembang jauh dari
kenyataan yang ada dalam populasi. Dengan pelaksanaan Jaminan Pelayanan Kesehatan
Nasional jumlah konsultasi rujukan oleh puskesmas, dokter umum, dokter spesialis anak ke
konsultan jantung anak semakin meningkat. Hal ini dapat meningkatkan jumlah bayi dan
anak dengan kelainan jantung bawaan yang dahulu tidak terdiagnosis menjadi terdiagnosis
dan potensial untuk diobati sesuai dengan kelainannya.1,2,3,4

Dengan berkembangnya teknologi kedokteran dan teknik operasi, maka diagnosis


penyakit jantung bawaan sianotik menjadi meningkat. Kelompok pasien ini memiliki risiko
tinggi untuk tindakan operasi dan pembiusan. Selain itu juga bisa meningkatkan risiko
perioperative dengan angka mortalitas 16-19%, sehingga perlu persiapan optimal untuk
menghindari risiko perioperative.5,6

Komplikasi neurologis yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit jantung
kongenital sianotik adalah abses serebri sebesar 5-18% dan kelainan serebrovaskular lainnya
yang disertai dengan mikrotrombus sebesar 13.6%. Defisit neurologis yang muncul adalah
akibat dari terjadinya tekanan tinggi intrakranial akibat abses serebri yang membesar. Gejala
awal yang sering muncul berupa mual, muntah sampai dengan penurunan kesadaran akibat
meningkatnya tekanan tinggi intrakranial, yang bisa menyebabkan dehidrasi akibat
pemberian mannitol yang bersifat diuretik sehingga menyebabkan penurunan volume
intravaskular. Selanjutanya bisa menyebabkan hiperviskositas, thrombosis, sianotik, dan
menyebabkan kolaps nya system hemodinamik. Stres akibat dari demam, sepsis dan kejang
sering terjadi akibat adanya abses serebri yang pada akhirnya menjadi sianotik. Selanjutnya
penurunan kesadaran itu sendiri bisa menyebabkan depresi nafas dan hiperkarbia, atau
bahkan terapi hiperventilasi yang semula dilakukan untuk menurunkan tekanan tinggi
intracranial, bisa menyebabkan cardiac shunt fraction. Disisi lain kondisi immune
compromise bisa menyebabkan multiple abses cerebri dan tidak jarang terjadi rupture abses
yang masuk ke dalam ventrikel menyebabkan ventriculitis, sehingga meningkatkan
morbiditas. 7,8

Pada studi sebelumnya telah dilakukan penilaian faktor risiko yang muncul pada
pasien ini. Meskipun telah dilakukan penelitian tentang risiko perioperative pada kelompok
pasien ini, namun masih sedikit studi yang dilakukan terkait dengan monitor tindakan
anestesia secara kontinu selama operasi, terutama pada pasien dengan sianotik,
hiperviskositas, dan kelainan koagulasi darah. Dalam studi ini dilakukan dua perlakuan,
yaitu monitored anesthesia care (MAC) dan general anesthesia (GA) selama dilakukan
tindakan operasi abses cerebri. Oleh karena itu pada studi ini akan dilakukan evaluasi dengan
cara membandingkan antara MAC dan GA selama perioperative dan luaran klinis pada pasien
kelainan jantung kongenital sianotik yang disertai dengan abses serebri.

2.Rumusan Masalah

2.1.Bagaimana perbedaan luaran pasien PJB yang menjalani operasi abses serebri dengan
MAC atau GA?

2.2. Membandingkan karakteristik perioperatif pasien yang menjalani operasi abses serebri
dengan MAC atau GA
Daftar Pustaka

1. Yogen Singh. Diagnosis and management of critical congenital heart defects in


infants. Paediatrics and Child Health. Volume 32, Issue 9, September 2022, Pages
332-338
2. Iyer PU, Moreno GE, Caneo LE, Faiz T, Shekerdemian LS, Iyer KS. Management of
late presentation congenital heart disease. Cardiology in the Young (2017), 27(Suppl.
6), S31–S39

3. Zhang Lihua. Epidemiology of Congenital Heart Disease in Jinan, China from 2005 to
2020: A time Trend Analysis. Frontiers in Cardiovascular medicine. April 2022,
Volume 9, Article 815137.
4. JM Chinawa, KD Adiele et el. Timing of cardiac surgery and other intervention
among children with congenital heart disease: A review article. Journak of cardiology
and Cardiovascular Medicine. ISSN 2575-0143
5. Mameli, C., Genoni, T., Madia, C., Doneda, C., Penagini, F. and Zuccotti, G., 2019.
Brain abscess in pediatric age: a review. Child's Nervous System, 35(7), pp.1117-
1128.
6. Bokhari, S.S. and Qureshi, M.A., 2020. Incidence and Predisposing factors of Brain
Abscess in Children at a Tertiary Care Center Dera Ghazi Khan. Pakistan Journal Of
Neurological Surgery, 24(4), pp.357-362.
7. Lakhani, M., Memon, R.S. and Khan, F., 2020. Brain abscess: a rare complication in a
child with tetralogy of fallot. IDCases, 22, p.e00954.
8. Moorthy, R.K. and Rajshekhar, V., 2008. Management of brain abscess: an overview.
Neurosurgical focus, 24(6), p.E3.

Anda mungkin juga menyukai