Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN JOURNAL READING

Association Between Heart Failure and Clinical Prognosis in Patients with


Acute Ischemic Stroke : A Retrospective Cohort Study
Jose Luis Lozano Villanueva, Javier Francisco Torres Zafra, Fabián Cortés Muñoz,
Fernán del Cristo Mendoza, Beltrán, Jenny Carolina Sánchez Casas, Luis Alfonso Barragán Pedraza

Pembimbing:
dr. Syarly Melani, Sp.N

Disusun Oleh:
Risa Utami Sabrani (2019730152)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan hidayah-Nya sehingga journal reading ini dapat penulis selesaikan.
Pada journal reading ini menyajikan topik mengenai “Association between Heart
Failure and Clinical Prognosis in Patients with Acute Ischemic Stroke : A
Retrospective Cohort Study”. Adapun tujuan penulisan journal reading ini adalah
untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik stase saraf.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada


pembimbing penulis, yaitu dr. Syarly Melani, Sp.N. Besar harapan penulis
melalui journal reading ini, pengetahuan dan pemahaman penulis semakin
bertambah. Penulis menyadari bahwa penulisan tinjauan ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan journal reading ini. Atas bantuan dan segala
dukungan dari berbagai pihak, penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, Desember 2023

Penulis

i
A. Identitas Jurnal

1) Judul: Association between Heart Failure and Clinical Prognosis


in Patients with Acute Ischemic Stroke: A Retrospective Cohort
Study
2) Penulis: Jose Luis Lozano Villanueva, Javier Francisco Torres
Zafra, Fabián Cortés Muñoz, Fernán del Cristo Mendoza, Beltrán,
Jenny Carolina Sánchez Casas, Luis Alfonso Barragán Pedraza
3) Penerbit: Journal of Clinical Neurology
4) Tahun Publikasi: 2021
B. Pendahuluan
World Health Organzation mendefinisikan stroke sebagai
kedaruratan medis yang menetap lebih dari 24 jam dan terdapat defisit
neurologis fokal. Stroke disebabkan karena obstruksi pembuluh darah
pada kasus stroke iskemik dan karena cedera dinding arteri pada kasus
stroke hemoragik, yang akan menggangu aliran darah otak. Sekitar 5,5 juta
orang meninggal pada tahun 2016 akibat stroke, 2,7 juta di antaranya
menderita stroke iskemik.

1
2

Pada praktik klinis di lapangan banyak pasien yang terdiagnosis


akut stroke iskemik (AIS) dengan riwayat gagal jantung (HF). Gagal
jantung merupakan faktor presdiposisi obstruksi pembuluh darah otak
proksimal. Resiko berkembangnya AIS meningkat dua sampai tiga kali
lipat pada pasien HF. Maka penelitian ini bertujuan ingin mengetahui
hubungan antara gagal jantung dan prognosis klinis pada pasien stroke
iskemik akut.
C. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian observasional, kohort
retrospektif dan berbasis Rumah Sakit. Responden penelitian ini adalah
pasien yang didiagnosis stroke iskemik akut yang menjalani pengobatan di
Fundación Clínica Shaio in the city of Bogotá, Colombia pada 1 Januari
2008 sampai 31 December 2017. Stroke iskemik akut merupakan defisit
neurologis fokal yang terjadi antara 24 jam sampai 7 hari dengan adanya
bukti infark serebral pada pemeriksaan radiologi. Kriteria eklusi pada
penelitian ini adalah pasien AIS dengan penyakit neurologis penyerta yang
dapat merubah perjalanan penyakit AIS seperti transient ischemic attack,
epilepsi, migrain dan somatomorphic disorders.
Responden pada penelitan ini dibagi dua yaitu responden terpapar
yang merupakan pasien stroke iskemik akut dan diagnosis gagal jantung
dengan riwayat patologis atau penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri <40%
yang dilihat melalui hasil elektrokardiogram pada saat pasien dirawat di
Rumah Sakit. Responden yang kedua adalah responden tidak terpapar
yaitu pasien stroke iskemik akut tidak disertai penyakit gagal jantung.
Responden terpapar sebanyak 110 responden dan responden tidak terpapar
sebanyak 109 responden. Data pada penelitian ini berasal dari catatan
medis elektronik yang terdapat pada Rumah Sakit.
Penelitian ini menggunakan metode uji Wilcoxon untuk
membandingkan dua kelompok. Uji chi-square dan uji exact fisher untuk
variabel politomik. Hubungan antara gagal jantung dengan mortalitas di
Rumah Sakit menggunakan Hazard Ratio (HR) dengan interval
kepercayaan (CI) 95%. Hasil statistik yang dianggap signifikan adalah
3

P≤0,05, dengan interval kepercayaan 95%. Analisis statistik menggunakan


Stata versi 15.
D. Hasil
Penelitian melibatkan 219 responden yaitu 110 responden terpapar
dan 109 responden tidak terpapar. Pada Tabel 1 menunjukan karakteristik
masing-masing kelompok responden. Tidak ditemukan perbedaan
signifikan pada usia, jenis kelamin, rata-rata tekanan arteri, riwayat
aterosklerosis, small-vessel disease, kardioemboli, diabetes mellitus,
penyakit neurologi, stroke iskemik, hipertensi arterial, platelet
antiaggregation, dan merokok.
4

Frekuensi riwayat atrial fibrilasi dan antikoagulan pada responden


terpapar lebih tinggi dibandingkan respon tidak terpapar. Body Mass Index
(BMI) lebih tinggi pada tidak terpapar. Fraksi ejeksi ventrikel kiri lebih
buruk pada responden terpapar. Subtipe stroke iskemik akut menurut
klasifikasi TOAST antara kedua kelompok berbeda yaitu tipe AIS pada
terpapar adalah aterosklerosis pembuluh darah besar kemudian
kardioemboli dan untuk tipe AIS pada responden tidak terpapar adalah
aterosklerosis pembuluh darah besar kemudian oklusi pembuluh darah
kecil.
5

Tabel 2 menunjukan median tingkat keparahan penyakit diukur


menggunakan National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS)
didapatkan pada responden terpapar lebih buruk (16.1 vs. 9.2, p<0.0001).
Rata-rata hari rawat di Rumah sakit pada respon terpapar adalah 9 hari dan
tidak terpapar 7 hari. Kemudian, tingkat kekambuhan stroke di Rumah
Sakit tidak berbeda secara signifikan.

Gambar 1 menunjukan perbedaan kelangsungan hidup pada kedua


kelompok pada 3 hari pertama tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
6

Pada hari follow-up ke 8 probabilitas survival pada responden terpapar


86.39% dan 90.26% pada tidak terpapar. Pada hari ke 36 terlihat adanya
penurunan yang signifikan pada responden terpapar hingga 53.57%. Hasil
ini memperlihatkan bahwa fungsi kelangsungan hidup pada kelompok
terpapar lebih rendah dibanding kelompok tidak terpapar.
Hubungan antara HF dengan mortalitas di Rumah Sakit pada pasien
AIS

Pada tabel 3 menunjukan bahwa Resiko kematian secara signifikan


lebih tinggi pada responden terpapar. Adanya gagal jantung meningkatkan
risiko kematian sebesar 119% (95% CI=5-353%). Ketika peneliti
menambahkan variabel lain seperti usia, BMI, atrial fibrilasi, skor NIHSS,
subtipe stroke, riwayat kardio emboli, antikoagulan dan arterial hipertensi
didapatkan risiko kematian pada pasien menurun menjadi 92%. Hasil ini
mengindikasikan bahwa adanya gagal jantung meningkatkan faktor risiko
kematian yang signifikan pada pasien stroke iskemik akut.
E. Diskusi
Stroke iskemik adalah komorbid yang meningkat sebanyak dua
sampai tiga kali lipat pada pasien dengan gagal jantung diakibatkan
perubahan struktur fungsional dan struktural yang terjadi pada saat
perjalanan penyakit. Penelitian ini menemukan bahwa gagal jantung
berkaitan dengan peningkatan risiko kematian, hasil ini sejalan dengan
penelitian pada tahun 2007 yang mengatakan HF dengan AIS
meningkatkan dua kali lipat risiko kematian. Didapatkan bahwa median
skor NIHSS lebih tinggi pada responden terpapar hasil ini menunjukan
terdapat faktor intrinsik yang menyebabkan HF memicu trombotik dan
hilangnya fungsi neurologis dasar. Hal ini terlihat dari gambaran klinis
yang buruk meningkatkan skor NIHSS dan terjadi peningkatan risiko
kematian.
7

Prognosis AIS dipengaruhi oleh sirkulasi kolateral yang merupakan


pembuluh darah yang menjamin perfusi ke otak saat adanya perubahan
pada saluran pembuluh darah primer. Neuron di otak dapat bertahan jika
terdapat aliran kolateral yang optimal. Jika sistem kolateral rusak
menyebabkan outcome lebih buruk dan perluasan infark. Kecukupan
sirkulasi kolateral bergantung pada aliran darah serebral, yang signifikan
dapat diubah oleh penurunan tekanan perfusi karena HF. Terdapat dugaan
bahwa eksaserbasi HF mengakibatkan penurunan aliran darah melalui
arteri karotis dan basilar, yang selanjutnya mengakibatkan gangguan aliran
darah otak dan mempengaruhi rekrutmen kolateral.
Selain sirkulasi kolateral, atrial fibrilasi menyebabkan hasil klinis
pasien AIS lebih buruk. AF penyebab utama stroke pada pasien gagal
jantung, dikarenakan aritmia menyebabkan disfungsi kontraktil dan statis,
yang meningkatkan risiko tromboemboli, menghasilkan remodelling
struktur atrium dan peningkatan risiko oklusi pembuluh darah kecil. AF
sering terjadi pada penderita gagal jantung akan meningkatkan risiko
kematian dan skor NIHSS. Penderita AIS dengan HF menunjukan faktor
intrinsik yang menyebabkan hasil klinis lebih buruk dalam mortalitas dan
tingkat keparahan penyakit. Hal ini mungkin menjadi dasar mengapa hari
rawat pasien rata-rata 9 hari lebih lama dibandingkan pasien tanpa HF 7
hari. Pada penelitian ini memperlihatkan secara jelas bahwa hasil klinis
lebih buruk pada pasien stroke iskemik akut dengan gagal jantung, dengan
ini pentingnya pengobatan dalam mempertahankan fungsi jantung pada
pasien.
F. Kesimpulan
Seseorang yang mengalami stroke iskemik akut disertai dengan
gagal jantung memiliki hasil klinis yang lebih buruk seperti tingkat
keparahan penyakit, risiko kematian dan lama rawat di Rumah Sakit. Hal
ini disebabkan oleh hilangnya sirkulasi kolateral pada serebral pasien
gagal jantung. Gagal jantung, atrial fibrilasi dan stroke iskemik akut
berhubungan dengan outcome klinik rawat inap yang lebih buruk.

Anda mungkin juga menyukai