Anda di halaman 1dari 11

1

HUBUNGAN STAGING KANKER PARU DENGAN SKALA NYERI PADA


PASIEN KANKER PARU YANG DI RAWAT DI BAGIAN PARU RSUP DR M
DJAMIL PADANG

Dosen Pengampuh :Ns.Dita Amita,S.Kep,.M,Kep

Disusun oleh

Kelompok 7:

1. Septia Ginarti (2212614086)


2. Mutiara Emalda (2212614055)
3. Gita Lestari (2212614031)
4. Devi Novitasari (2212614021)

STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU PRODI KEPERAWATAN

No. Item Ringkasan Jurnal Analisis


2

1 Abstrak Anemia merupakan  Ya sudah Dari penelitan yang


salah satu masalah sudah dilakukan abstrak sudah
gizi pada remaja memuat semua yang ada di
putri. Anemia daLam jurnal. Penelitian ini
adalah suatu sangat jelas dan dapat dipahami
keadaan ketika maksud,tujuan akan penelitian
kadar itu dilakukan.
hemoglobin dalam
darah kurang dari
nilai normal
(<12gr/dl) pada
wanita yang
ditandai dengan
gejala klinis, yaitu

lesu, lemah, pusing,


mata berkunang-
kunang, dan wajah
pucat.

2 Latar Belakang Anemia adalah •


suatu keadaan  Iya sudah karena data yang
dimana disajikan sudah sesui dengan
jumlah sel darah penelitian jurnal dan sudah
merah atau kadar
relevan karena sudah jelas,
hemoglobin
mudah dimengerti, dan
(Hb) di dalam
mudah dipahami
darah lebih rendah
 Iya , karena dalam
daripada nilai
*penelitian jurnal sudah
normal untuk dirumuskan sangat jelas dan
kelompok orang sudah sesuai dengan kasus
menurut umur yang ada.
 Iya sangat bermafaan
dan jenis kelamin.
bagi para penderita
Pada orang sehat prnyakit anemia
butir-butir  Agak menantang karna
penelitian mengangkat
darah merah
tentang hubungan antara
3

mengandung status gizi dan pola makan


hemoglobin, yaitu dengan kejadian anemia
pada remaja purti
sel darah merah
yang bertugas •
untuk membawa
oksigen serta zat
gizi lain seperti
vitamin dan
mineral ke otak
dan ke jaringan
tubuh. Kadar
Hb normal pada
laki-laki dan
perempuan

terdapat
perbedaan. Kadar
Hb untuk pria
anemia yaitu
kurang dari 13,5
g/dl, sedangkan
kadar Hb pada
wanita kurang dari
12 g/dl.1,2
Anemia dapat
menimbulkan
beberapa gejala
klinis.
3 Metodologi Penelitian ini  sesuai karena
bertujuan untuk penelitian
mengunakan data
mengetahui
seluler dan rekam
medik yang ada di
hubungan status rsup padang
gizi dan pola langsung
 instrumen yang digunakan
makan dengan
valid sesuai dengan data
kejadian anemia
4

pada remaja putri yang tersedia dan actual


di SMA Negeri 97
Jakarta. Desain

penelitian ini
adalah kuantitatif
dengan pendekatan
cross sectional.
Subyek penelitian
ini sebanyak 188
remaja

putri dipilih secara


stratified random
sampling. Analisis
bivariat
menggunakan uji
chi-square dengan
tingkat

kepercayaan 95%.
4 Hasil Hasil penelitian - Iya disajikan dapat
menunjukkan bahwa dipahami sesuai dengan
37 responden (41,6%) data yang ada dan jelaskan
memiliki pola makan
de ngan rinci sehingga
teratur dan berstatus
mudah untuk dipahami
anemia,52 responden
(58,4%)tidak
mengalami anemia.
Remaja

dengan pola makan


tidak teratur yang
mengalami anemia
sebanyak63
Responden
5

(63,6%) dan 36
responden (36,4 %)
tidak
mengalami anemia.
Dari hasil uji
Continuity
Correction diperoleh
nilai p= 0,004 (p value

<0,05) sehingga dapat


disimpulkan ada
hubungan antara pola
makan terhadap
kejadian

anemia dengan nilai


OR= 0,407
5 Pembahasan Remaja merupakan  pembahasan yang
transisi dari masa dilakukan sesuai dengan
penelitian yang ada
kanak-kanak ke masa  iya ada beberapa
dewasa yang ditandai pendapat yang tersedia
dari penelitian penyakit
dengan sejumlah ini
 penelitian dengan
perubahan biologis,
mengunakan sampel yang
kognitif, dilakukan oleh sebagian
peneliti
dan emosional. Oleh
karena itu, masa
remaja

adalah masa yang


lebih banyak
membutuhkan

energi dan
membutuhkan nutrisi
dua kali lipat
6

pada masa
pertumbuhan daripada
tahun-tahun

yang lain. 1,6 Usia


remaja dibagi menjadi
dua

periode, yaitu periode


masa puber pada usia
12-

18 tahun yang terdiri


atas masa prapubertas,

masa pubertas usia


14-16 tahun, dan masa
akhir

pubertas usia 17-18


tahun dan periode
remaja

adoleses pada usia 19-


21 tahun.2 Menurut
data

Riskesdas, prevalensi
anemia defisiensi besi

banyak ditemukan
pada remaja
perempuan

sebesar 22.7 %,
sedangkan anemia
defisiensi

besi pada remaja laki-


laki sebesar 12.4 %.7
7

Remaja putri lebih


beresiko menderita

anemia daripada
remaja putra setiap
bulannya

mengalami
menstruasi, sering kali
menjaga

penampilan, ingin
mendapatkan tubuh
ideal

sehingga berdiet dan


mengurangi makan.
Pola

menstruasi yang tidak


normal dapat

menyebabkan anemia
karena terjadi

pengeluaran darah
yang berlebih,
sehingga

hemoglobin yang
terkandung dalam
darah juga

ikut terbuang.8

6 Kesimpulan Kesimpulan dari • Kesimpulan sudah sesuai


penelitian ini, sebagai dengan penelitian karena
sudah menjelaskan
berikut Karakteristik bahwasanya tidak ada
hubungnan yang bermakna
usia responden antara staging paru paru
dengan skala myeri yang di
menunjukan bahwa
alami
dari 188 responden
8

berusia

12-16 tahun. Status


gizi pada remaja putri

menunjukan bahwa
sebagian besar
memiliki

IMT normal. Pola


makan remaja putri

menunjukan bahwa
sebagian besar
memiliki

pola makan tidak


teratur. Kejadian
anemia pada

remaja putri
menunjukan bahwa
sebagian besar

berstatus anemia. Dari


hasil bivariate dapat

disimpulkan bahwa
ada hubungan antara
status

gizi dengan kejadian


anemia dan ada
hubungan

antara pola makan


dengan kejadian
anemia.

7 Implikasi pada penelitian ini  hasil penelitian bisa dilakukan


ditujukan dalam praktik keperawatan
karena penelitian itu sendiri
terutama bagi remaja didapat dari hasil rekam
9

putri hendaknya lebih medik di rumah sakit

memperhatikan jenis  menurut kami saran untuk


makanan, frekuensi tenaga kesehatan agar bisa
meningkat penelitian guna
makan, dan jumlah untuk meningkatkan mutu
kerja pelayana kesehatan.
makanan yang
dimakan

supaya dapat
mencegah terjadinya
anemia dan

meminum tablet
tambah darah apabila
sudah

merasakan tanda dan


gejala anemia supaya

tidak mengakibatkan
dampak yang lebih
serius.

Pola makan yang sehat


dari remaja tidak lepas

berperan orang tua


yang hendaknya
mengawasi

menyediakan menu
makanan yang bergizi

seimbang supaya gizi


yang diperlukan oleh

tubuh bisa terpenuhi


seperti zat besi. Selain
itu, pihak sekolah juga
membantu perubahan

perilaku hidup sehat


10

dengan memberikan

informasi lewat
penyuluhan maupun

pembuatan kantin
sehat.


11

Anda mungkin juga menyukai