Anda di halaman 1dari 7

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.

2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN VITAMIN C


DENGAN STATUS ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR
(WUS) DI LINGKUNGAN AMPERA UTARA DESA SEKIP
KECAMATAN LUBUK PAKAM
Dini Lestrina
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

ABSTRAK
Kata Kunci : Pengetahuan gizi, asupan
Anemia gizi merupakan salah satu vitamin C, status anemia,
masalah gizi yang belum dapat ditang- WUS
gulangi sampai saat ini, dibuktikan de-
ngan masih tingginya prevalensi anemia PENDAHULUAN
di beberapa daerah, seperti di sumatera
Utara dengan prevalensi sebesar 78,4%, Dalam rangka mewujudkan derajat
di Kecamatan Kintab, Kalimantan Selatan kesehatan diperlukan upaya pemeliharan
dengan prevalensi 65,3% dan di Desa kesehatan dan peningkatan kesehatan
Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam dalam bentuk peningkatan kesehatan
sebesar 82,2%. Anemia gizi adalah salah satunya dibidang gizi. Untuk men-
keadaan dimana kadar hemoglobin darah capai hal tersebut memerlukan usaha
lebih rendah dari nilai normal. perbaikan dan peningkatan gizi masya-
Tujuan penelitian adalah untuk me- rakat yang merupakan salah satu faktor
ngetahui hubungan pengetahuan gizi dan yang menentukan kualitas hidup dan
asupan vitamin c dengan status anemia produktivitas (Setyaningsih, 2008).
WUS di Lingkungan Ampera Utara Desa Saat ini masih terdapat empat
Sekip Kecamatan Lubuk Pakam. Jenis masalah kesehatan nasional yaitu Gang-
penelitian deskriptif analitik dengan de- guan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY),
sain Cross Sectional. Populasi adalah anemia gizi, kekurangan vitamin A dan
semua WUS yang berusia 20-35 tahun, kekurangan energi protein. Anemia Gizi
sedangkan sampel adalah bagian dari merupakan salah satu masalah gizi yang
populasi. Penentuan sampel dilakukan sering terjadi pada Wanita Usia Subur
dengan kriteria inklusi sehingga diperoleh (WUS). Hal ini disebabkan oleh pola
sampel sebesar 73 orang. Pengumpulan makan yang salah serta pengetahuan
data dengan wawancara menggunakan yang kurang tentang asupan zat besi
kuesioner, food recall 24 jam selama 3 yang baik untuk memenuhi kebutuhan
hari tidak berturut-turut dan pemeriksaan tubuh. Faktor lain juga disebabkan karena
kadar Hb dengan metode cyanmethe- kurangnya pengetahuan akan bahayanya
moglobin. anemia gizi sehingga WUS cenderung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengalami anemia gizi besi.
prevalensi anemia sebesar 74% lebih Anemia gizi adalah suatu keadaan
tinggi dibandingkan dengan penelitian dimana kadar hemoglobin, hematokrit,
Argana, dkk (2004) dan lebih rendah di- dan sel darah merah dalam tubuh lebih
bandingkan dengan penelitian Nurhayati, rendah dari nilai normal, sebagai akibat
dkk (2013). Faktor yang menyebabkan dari defisiensi salah satu atau beberapa
tingginya prevalensi anemia ini adalah usur makanan yang esensial yang dapat
kurangnya pengetahuan gizi WUS ten- mempengaruhi timbulnya defisiensi ter-
tang anemia dan rendahnya asupan sebut (Sulistyoningsih, 2011).
vitamin C dari makanan yang dikomsumsi Anemia gizi terjadi karena makanan
sehari-hari. Oleh karena itu perlu yang dikonsumsi kurang mengandung
peningkatan pengetahuan WUS dengan besi terutama dalam bentuk besi-hem
meningkatkan penyuluhan melalui ke- sehingga tidak memenuhi kebutuhan
giatan yang dinaungi oleh Puskesmas tubuh yang berperan dalam pembentukan
setempat. hemoglobin tubuh. Di samping itu pada
545
Dini Lestrina : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Vitamin C ........................................

wanita karena terjadinya kehilangan dengan meningkatkan asupan makan


darah dalam tubuh karena haid dan yang bergizi dan seimbang dan me-
persalinan (Almatsier, 2011). menuhi kebutuhan individu.
Kejadian anemia pada WUS me-
rupakan masalah kesehatan masyarakat Tujuan Umum :
terbesar. Di Amerika sekitar 12% wanita Mengetahui hubungan pengetahuan
usia subur dan 11% wanita hamil usia gizi dan asupan vitamin C dengan status
subur mengalami anemia. Di Indonesia anemia pada WUS di Lingkungan
prevalensi di kalangan remaja 57,1%, Ampera Utara desa Sekip Kecamatan
wanita usia subur ( 27,9%), dan ibu hamil Lubuk Pakam.
(40,1%) (Utama, 2013). Menurut Arisman
(2009), saat ini perkiraan prevalensi METODE PENELITIAN
anemia secara global adalah sekitar 51%.
Argana dkk (2004) melakukan penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian
tentang kadar hemoglobin pada wanita Penelitian ini dilaksanakan di
usia 20-35 tahun di Kalimantan Selatan Lingkungan Ampera Desa Sekip
dengan hasil penelitian dimana rata-rata Kecamatan Lubuk Pakam pada Maret-
kadar Hb wanita tersebut sebesar 11,4 Juni 2014.
g/dl dan prevalensi anemia sebesar
65,3%. Dari sampel yang menderita 2. Jenis dan Desain Penelitian
anemia 53,3% tergolong tingkat anemia Jenis penelitian adalah obser-
ringan dan 12% anemia sedang. vasional dengan rancangan cross
Sedangkan nilai rerata nasional, kadar sectional (potong lintang).
hemoglobin pada perempuan dewasa
adalah 13 g/dl, dimana sebanyak 17 3. Instrumen Penelitian
provinsi mempunyai nilai rerata kadar Instrumen atau alat penelitian yang
hemoglobin pada perempuan di bawah digunakan adalah kuesioner atau daftar
nilai rerata nasional, provinsi Sumatera pertanyaan terstruktur untuk mengumpul-
Utara menduduki peringkat pertama kan data primer meliputi pengetahuan
dengan prevalensi anemia pada WUS gizi, sedangkan untuk mengetahui
sebesar 15,6% (Riskesdas, 2007). asupan vitamin C digunakan formulir food
Penelitian Nurhayati, dkk, 2013 di Desa recall 24 jam. Pengukuran kadar Hb
Paluh Kemiri, ditemukan juga WUS menggunakan metoda cyanmethe-
menderita anemia sebesar 82,2%. moglobin.
Masih tingginya anemia pada WUS
disebabkan rendahnya pengetahuan dan 4. Populasi dan Sampel Penelitian
kurangnya asupan zat besi, dan asupan Populasi adalah semua WUS yang
vitamin C yang memiliki fungsi sebagai berusia 20-35 tahun berjumlah 393 yang
alat transpor dari zat besi. Pada pene- semuanya berada di Lingkungan Ampera
litian Argana, dkk (2004) ditemukan Utara Desa Sekip Kecamatan Lubuk
bahwa vitamin C merupakan faktor do- Pakam. Penentuan sampel menggunakan
minan yang menyebabkan anemia pada kriteria inklusi yaitu tidak sedang
WUS, begitu juga pada penelitian menstruasi, tidak sedang hamil, tidak
Nurhayati, dkk (2013) juga ditemukan sedang sakit dan tidak mengkonsumsi
asupan vitamin C (82,2%) pada tingkat tablet tambah darah. Dari skrining yang
kurang dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) dilakukan diperoleh sampel dengan
yang dianjurkan. jumlah 73 orang WUS.
Upaya penanggulangan anemia
sangat tergantung pada partisipasi aktif 5. Teknik/Cara Pengumpulan Data
masyarakat yang berdasar pada analisis Pengumpulan data dalam penelitian
cermat perubahan perilaku yang berupa ini dilakukan dengan cara, yaitu :
penilaian pengetahuan, sikap dan praktek a) Data pengetahuan gizi diperoleh
(PSP) yang ada di masyarakat. dengan wawancara dengan alat
Perubahan perilaku sangat dipengaruhi bantu kuesioner berbentuk per-
oleh pengetahuan yang merupakan do- tanyaan pilihan ganda dengan
main penting untuk terbentuknya tindakan alternatif jawaban a, b, dan c.
seseorang (Setyaningsih, 2008). Pening- Setiap jawaban yang benar diberi
katan Kadar hemoglobin dapat diperoleh skor 2, sedang jawaban yang
546
Dini Lestrina : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Vitamin C ........................................

kurang diberi skor 1 dan jawaban pengukuran kadar Hb kemudian di-


yang salah diberi skor 0. kelompokkan menjadi tiga kategori,
b) Data asupan vitamin C diperoleh yaitu:
dengan metode wawancara se- a. Tidak anemia, bila kadar Hb ≥
cara langsung pada sampel pe- 12 gr/dl
nelitian, menggunakan alat bantu b. Anemia, bila kadar Hb < 12 gr/dl
formulir food recall 24 jam. Food
recall dilakukan selama 3 hari, d) Asupan vitamin C adalah jumlah
dengan hari yang tidak berturutan. rata-rata konsumsi perhari dari ba-
c) Data kadar Hb diperoleh dengan han makanan yang mengandung
melakukan pengambilan darah vitamin C, dikategorikan : (sumber:
sampel oleh tenaga profesional di Almatsier, 2001)
bidangnya (tenaga analis). a. Baik : ≥100% dari AKG
Pemeriksaan kadar Hb dengan b. Kurang : <100% dari AKG
menggunakan metode cyanmethe-
moglobin. Pemeriksaan arah di- 7. Pengolahan dan Analisis data
lakukan di RSUD Deli Serdang. Data yang telah diperoleh kemudian
diolah dengan menggunakan program
6. Definisi Operasional komputer dengan langkah-langkah :
a) Pengetahuan WUS Tentang - Analisa data Univariat, untuk
anemia melihat gambaran dan karekteristik
Pengetahuan WUS tentang setiap variabel independent
anemia adalah kemampuan sam- (bebas) serta variabel dependen
pel dalam menjawab pertanyaan- (terikat)
pertanyaan berkaitan dengan ane- - Analisa data Bivariat, untuk melihat
mia mengenai asupan/intake hubungan antara variabel bebas
makanan, pengertian, gejala/tanda, dan variabel terikat. Untuk menguji
penyebab, bahaya/akibat serta hubungan masing-masing variabel
upaya pencegahan anemia gizi digunakan uji Chi square pada taraf
besi ibu. Pengetahuan wanita usia kepercayaan 95%.
subur (WUS) tentang anemia di-
peroleh dengan menggunakan alat HASIL PENELITIAN
bantu kuesioner, dimana jawaban
dalam kuesioner tersebut telah 1. Karakteristik WUS
diberi skor. Berdasarkan skor ter- a) Usia
sebut maka pengetahuan gizi Usia merupakan satuan waktu
dikategorikan menjadi : yang mengukur waktu keberada-
a. Pengetahuan Gizi Baik, jika an suatu makhluk hidup.
skor > 33 Soetardjo dalam Almatsier (2011)
b. Pengetahuan Gizi Cukup, jika mengatakan bahwa perhitungan
skor 26-33 usia ada 2, yaitu usia kronologis
c. Pengetahuan Gizi Kurang, jika (usia menurut tahun) dan usia
skor < 26 biologis (usia menurut tingkat
proses menua). Umur biologis
b) Kadar Hb yang berjalan terlalu cepat ba-
Data kadar Hb wanita usia nyak dipengaruhi oleh kebiasaan
subur (WUS) diperoleh dengan makan yang kurang seimbang,
cara melakukan pengambilan kurang baiknya pemeliharaan ke-
darah pada wanita usia subur sehatan serta kurangnya aktivitas
untuk diukur kadar Hb nya melalui mental dan fisik. Dalam penelitian
metode Cyanmethemoglobin. ini, perhitungan usia yang dipakai
adalah usia kronologis. Berdasar-
c) Status Anemia kan hasil pengolahan data di-
Status anemia ditentukan ber- ketahui bahwa usia WUS pada
dasarkan hasil dari pemeriksaan rentang 20-25 tahun sebesar
kadar Hb WUS. Pemeriksaan 43,8%, rentang 31-40 tahun
kadar Hb dengan menggunakan sebesar 41,20% dan rentang 26-
metode Cyanmethoglobin. Hasil 30 tahun sebesar 15%.
547
Dini Lestrina : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Vitamin C ........................................

b) Pendidikan asupan vitamin C dapat dilihat


Pendidikan adalah salah satu pada Tabel 2.
pintu untuk memudahkan pening-
katan pengetahuan seseorang. Tabel 2. Distribusi WUS menurut
Adapun WUS di lingkungan Asupan Vitamin C
Ampera Utara Desa Sekip me- Asupan n %
miliki tingkat pendidikan yang ber- Vitamin C
variasi, dimana sebesar 61,10% Baik 9 12,3
berada pada pendidikan SMA/ Kurang 64 87,7
sederajat. Jumlah 73 100

c) Suku c). Status Anemia WUS


Suku atau etnis yang melekat Status anemia merupakan suatu
pada individu dapat mencirikan gambaran dari hasil pemeriksaan
suatu gambaran pola makan dari kadar Hb darah. Distribusi WUS
individu tersebut. Sebagian besar menurut status anemia dapat
WUS di Lingkungan Ampera de- dilihat pada Tabel 3.
ngan suku Jawa (91,8%)
Tabel 3. Distribusi WUS menurut
d) Pekerjaan Status Anemia
Pekerjaan merupakan salah satu Status Anemia n %
sumber penghasilan, dari peng- Tidak Anemia 19 26
olahan diketahui bawha sebagian Anemia 54 74
besar WUS adalah ibu rumah Jumlah 73 100
tangga (84%).
3. Analisis Bivariat
e) Pekerjaan Suami
a). Hubungan Pengetahuan dengan
Suami WUS memiliki pekerjaan
Status Anemia WUS
sebagai pedagang (42,5%), Dari pengolahan data diperoleh
buruh (34,2%), bekerja serabutan hasil penelitian dimana penge-
(17,2%) dan wiraswasta (5,5%).
tahuan cukup diikuti oleh tidak
anemia dan tidak anemia masing-
2. Analisis Univariat
masing sebesar 50%. Sedangkan
a). Pengetahuan Gizi WUS
WUS dengan pengetahuan gizi
Pengetahuan merupakan domain kurang diikuti anemia sebesar
yang sangat penting dalam ter- 78,75 dan tidak anemia sebesar
bentuknya perilaku seseorang
21,3%. Untuk lebih jelasnya
termasuk perilaku makan. Gam-
dapat dilihat pada Tabel 4.
baran pengetahuan gizi WUS
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 4. Hubungan Pengetahuan
dengan Status Anemia
Tabel 1. Distribusi WUS menurut WUS
Pengetahuan Gizi Pengetahuan Status Anemia Jumlah
Pengetahuan n % Tidak Anemia
Baik 0 0 Anemia
Cukup 12 16,4 N % n % n %
Kurang 61 83,6 Cukup 6 50 6 50 12 100
Jumlah 73 100 Kurang 13 21,3 48 78,7 61 100
Jumlah 19 26 54 74 73 100
b). Asupan Vitamin C Kesimpulan : Ho ditolak, Ha diterima,
Vitamin C memiliki fungsi untuk dimana p value (0,038)
membantu penyerapan zat besi. < α (0,05
Asupan yang baik dapat me-
ningkatkan kadar Hb. Kecukupan Hasil uji statistik dengan uji Chi
vitamin C bagi WUS sebesar 75 Square memberikan kesimpulan
mg/hari. Distribusi WUS menurut bahwa ada hubungan antara
pengetahuan gizi dengan status
548
Dini Lestrina : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Vitamin C ........................................

anemia WUS di Lingkungan Ampera Ampera yang memiliki pengetahuan


Utara Desa Sekip. gizi yang baik, pengetahuan gizi
tersebar pada kategori kurang yang
b). Hubungan Asupan Vitamin C paling banyak (83,6%). Hal ini sejalan
dengan Status Anemia WUS dengan penelitian Nurhayati, dkk
Hubungan asupan vitamin C (2013) dimana di Desa Paluh Kemiri
dengan status anemia WUS ditemukan juga WUS dengan penge-
dapat dilihat pada tabel 5. Dari tahuan kurang sebesar 76,7%.
Tabel 5 tersebut diketahui bahwa Pengetahuan merupakan domain
asupan vitamin C pada kategori yang penting dalam terbentuknya
kurang diikuti dengan status ane- perilaku seseorang termasuk perilaku
mia sebesar 73,4%. Nilai asupan dalam pemilihan bahan makanan yang
vitamin C minimum sebesar 23,3 sesuai dengan kebutuhan WUS. Ada
mg/hari dan nilai maksimum se- beberapa alasan yang disampaikan
besar 121,03 mg/hari. WUS tentang perilaku makan, bahwa
makan yang cukup dengan lauk pauk
Tabel 5. Hubungan Asupan Vitamin seadanya sudah mencukupi, ter-
C dengan Status Anemia kadang makan hanya ditemani
WUS dengan kerupuk. Dan satu hal yang
Asupan Status Anemia Jumlah menarik yang ditemui pada WUS
Vitamin Tidak Anemia adalah perilaku minum teh yang cukup
C Anemia sering. Menurut teori teh memiliki zat
N % n % n % tanin yang dapat menghambat
Baik 2 22,2 7 77,8 9 100 penyerapan dari zat besi.
Kurang 17 26,6 47 73,4 64 100 Dari hasil analisis jawaban WUS
Jumlah 19 26 54 74 73 100
untuk setiap pertanyaan tentang
Kesimpulan : Ho ditolak, Ha diterima, anemia, diketahui sebagain besar
dimana p value (0,781) > WUS (57,1%) tidak dapat menjawab
α (0,05) dengan benar apa yang dimaksud
dengan anemia, begitu juga dengan
Hasil uji statistik dengan uji Chi Square tanda-tanda anemia maka sebesar
memberikan kesimpulan bahwa tidak ada 53,2% WUS tidak dapat menjawab
hubungan antara asupan vitamin C dengan benar. Yang lebih memberat-
dengan status anemia WUS di kan lagi ternyata lebih dari 80% WUS
Lingkungan Ampera di Lingkungan Ampera Utara tidak
Utara Desa Sekip. mengetahui dengan baik apa gejala
dan dampak jika WUS menderita
PEMBAHASAN anemia. Dari gambaran ini jelaslah
pengetahuan WUS masih kurang
Dari hasil pengolahan data dapat padahal jika ditinjau dari segi pen-
diketahui bahwa angka anemia pada didikan maka WUS sebagian besar
WUS di Lingkungan Ampera Utara cukup (61,1%) dengan tingkat pendidikan
tinggi yaitu sebesar 74 %, jika di- SMA. Untuk ini tentunya sangat perlu
bandingkan dengan penelitian Argana ditingkatkan penyuluhan-penyuluhan
(2004) angka aemia ini masih berada di tentang gizi agar pengetahuan WUS
atas penelitian tersebut yaitu 65,3% dan dapat ditingkatkan.
lebih rendah dibandingkan dengan pene-
litian Nurhayati, dkk (2013) yaitu sebesar 2. Hubungan Asupan Vitamin C dengan
82,2%. Tingginya angka anemia ini dengan Status Anemia WUS
disebabkan beberapa hal, yaitu : Faktor lain yang dapat menye-
babkan rendahnya status anemia
1. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan pada WUS adalah asupan zat gizi
Status Anemia WUS yang meliputi asupan protein, zat besi
Salah satu faktor yang menjadi dan vitamin C. Dalam penelitian ini
penyebab anemia adalah kurangnya diketahui bahwa asupan vitamin C
pengetahuan tentang anemia gizi tidak memiliki hubungan dengan
dimana dari hasil penelitian diketahui status anemia WUS, hal ini tidak
bahwa tidak ada WUS di Lingkungan sejalan dengan penelitian Argana
549
Dini Lestrina : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Vitamin C ........................................

(2004) yang menemukan asupan Argana, Guntur, Kusharisupeni, Diah M.


vitamin C menjadi faktor dominan Utari. 2004. Vitamin C sebagai faktor
penyebab anemia gizi pada WUS, dominan untuk kadar hemoglobin
juga tidak sejalan dengan penelitian pada wanita usia 20 - 35 tahun.
Nurhayati, dkk (2013) yang juga Jurnal Kedokteran-Trisakti, Jakarta.
menemukan asupan vitamin C men-
jadi faktor penyebab anemia pada _________________. 2007. Laporan
WUS. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun
Namun begitupun, dari analisis 2007. Badan Penelitian dan pe-
asupan vitamin C diketahui bahwa ngembanagan Kesehatan RI.
rata-rata asupan vitamin C WUS (52,9 Jakarta.
mg/hari) masih kurang dari angka
kecukup gizi yang dianjurkan yaitu 75 Hastono, S. P. 2001. Analisis Data.
mg/hari. Dengan status asupan yang Fakultas Kesehatan Masyarakat
kurang ini kemungkinan akan me- Universitas Indonesia. Jakarta.
ningkatkan jumlah penderita anemia di
Lingkungan Ampera Utara. Hasil ana- Khomsan, A. 2000. Teknik Pengukuran
lisis dari kuesioner juga menguatkan Pengetahuan Gizi. Institut Pertanian
kemungkinan ini karena sebanyak Bogor
52% WUS kurang mengetahui jenis
buah-buahan yang mengandung tinggi Mulyawati, Y. 2003. Perbandingan Efek
vitamin C. Suplementasi Tablet Tambah Darah
Dengan Dan Tanpa Vitamin C
KESIMPULAN DAN SARAN Terhadap Kadar Hemoglobin Pada
Pekerja Wanita Di Perusahaan
Kesimpulan Plywood, Jakarta 2003. Pasca-
1. Prevalensi WUS yang menderita sarjana.Universitas Indonesia.Thesis
anemia di Lingkungan Ampera Utara
Desa Sekip sebesar 74%. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
2. Pengetahuan gizi WUS sebesar Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
83,6% pada tingkat kurang, terutama Jakarta.
pada pengetahuan tentang gejala dan
dampak dari anemia gizi. Notoatmodjo, S. 2010a. Ilmu Perilaku
3. Asupan vitamin C WUS sebesar Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
87,7% pada tingkat kurang.
4. Pengetahuan gizi yang kurang men- Notoatmodjo, S. 2010b. Promosi
jadi faktor penyebab yang signifikan Kesehatan Teori dan Aplikasi.
terjadinya anemia pada WUS di Rineka Cipta. Jakarta.
Lingkungan Ampera Utara Desa
Sekip. Nurhayati, I., D. Lestrina, R. Oppusunggu.
5. Asupan vitamin C tidak menjadi faktor 2013. Hubungan pengetahuan gizi,
utama penyebab terjadinya anemia asupan protein, vitamin C, zat besi
gizi pada WUS di Lingkungan Ampera dan pendapatan keluarga dengan
Utara Desa Sekip. status anemia pada Wanita Usia
Subur (WUS) di Desa Paluh Kemiri
Saran Kecamatan Lubuk Pakam. Jurnal
Perlu peningkatan pengetahuan Wahana Inovasi, Vol.2 Nomor 2,
WUS tentang anemia dengan mening- Universitas Islam Sumatera Utara.
katkan penyuluhan-penyuluhan kesehat-
an melalui instansi Pemerintah seperti Nursanyoto, H. 1992. Ilmu Gizi, Zat Gizi
Puskesmas setempat. Utama. PT Golden Terayon Press.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu


Gizi, Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
550
Dini Lestrina : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Vitamin C ........................................

Oppusunggu, R. 2009. Pengaruh


Pemberian Tablet Tamba Darah
(Fe) Terhadap Produktifitas Kerja
Wanita Pensortir Daun Tembakau Di
PT.X Kabubaten Deli Serdang.
Prosiding Kongres Nasional Ke XIV
Persagi dan Temu Ilmiah. Surabaya.

Proverawati, A. 2011. Anemia dan


Anemia Kehamilan. Nuha Medika.
Yogyakarta.

Rahmawati, I., dkk. 2007. Pengaruh


Penyuluhan Dengan Media Audio
Visual Terhadap Peningkatan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Ibu Balita Gizi Kurang dan Buruk di
Kabupaten Kotawaringin Barat
Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia.

Setyaningsih, S. 2008. Pengaruh


Interaksi, Pengetahuan dan Sikap
terhadap Praktek Ibu dalam
Pencegahan Anemia Gizi Besi Balita
di Kota Pekalongan. Universitas
Diponegoro. Semarang. Skripsi.

Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk


Kesehatan Ibu dan Anak. Penerbit
Graha Ilmu. Yogyakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2004.


Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Tarwoto, Ns dan Wasnidar. 2007. Anemia


Pada Ibu Hamil. Trans Info Media.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai