Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TELAAH JURNAL
1.1 Review Jurnal
1.1.1 Penulisan
Penulisan jurnal sudah baik, tertera sumber jurnal yang berasal
dari Gulf Medical Journal, tahun terbit pada tahun 2012, penulis jurnal,
judul jurnal yang terdiri 7 kata namun tidak terdapat identitas jurnal.
a. Sumber Jurnal ։ Gulf Medical Journal
b. Tahun Terbit ։ 2012
c. Penulisan Jurnal ։ Judul dalam aturan penulisan karya tulis ilmiah
harus spesifik ringkas dan jelas “Kekerabatan, riwayat keluarga dan
faktor risiko dari epilepsi: sebuah studi kasus control”.
d. Nomor Identitas Jurnal: Tidak ada
e. Penulis
Hunza Khan, Abeer Mohamed, Zina-Al-Sakini, Kishwar Zulfiquar,
Ali Sohail, Rizwana B Shaikh, Shatha Al Sharbatti, Elsheba
Mathew
1.1.2 Abstrak
Abstrak pada jurnal ini cukup baik, karena pada abstrak terdapat
tujuan, metode, hasil, kesimpulan dan kata kunci namun kata kunci terdiri
dari 6 kata, kata kunci yang baik maksimal terdiri dari 5 kata. Jumlah kata
pada abstrak tidak lebih dari 250 kata yaitu 238 kata.
1.1.3 Pendahuluan
Pendahuluan pada penelitian ini disajikan dengan baik, menyajikan
gambaran umum mengenai topik seperti latar belakang, masalah, serta
tujuan dari penulisan artikel.
1.1.4 Metode
Penelitian ini sudah dijelaskan metode yang digunakan yaitu studi
kasus kontrol namun periode data yang diambil untuk penelitian tidak di

1
jelaskan. Kriteria inklusi hanya dijelasakan berdasarkan usia, untuk
kriteria eklusi tidak dijelaskan. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini sudah dicantumkan.

1.1.5 Hasil
Hasil penelitian di paparkan pada tabel analisis data dan tabel
karakteristik variabel.
1.1.6 Kesimpulan
Kesimpulan pada jurnal ini yaitu, tujuan dari penelitian dapat
terjawab dan mampu mengemukakan jawaban atas masalah dalam
tulisan.
1.1.7 Daftar Pustaka
Teknik dalam penulisan daftar pustaka ini adalah menggunakan
Vancouver style dengan jumlah sitasi sebanyak empat.

1.2 Analisa PICO


Elemen Deskripsi
Epilepsy is a neurological disorder that has a very
PROBLEM high incidence all across the world. Around 50
million people worldwide have epilepsy, with nearly
90% of them living in the developing countries. A
few studies have shown that there is a strong link
between epilepsy and consanguinity.
INTERVENTION, To assess the association between consanguinity and
EXPOSURE, family history in the risk of developing epilepsy
PROGNOSTIC later on in life. A case-control study was done with
FAKTOR 76 cases of epilepsy and 151 controls, based on the
records maintained at two tertiary care hospitals in

2
the UAE.
However, other studies do show a positive
COMPARISON correlation between the two. One study, by
Ramasundrum and Tan, stated that there was an
increased risk of epilepsy in children whose parents
have entered into consanguineous marriages and
have been diagnosed with idiopathic and
cryptogenic epilepsy10. This strongly suggests an
inheritance pattern in these types of epilepsy. The
study by Mehndiratta in Iran on 181 children and
adolescents (up to 18 years) also shows that
consanguinity is a risk factor for epilepsy. It showed
that consanguinity in parents of the epilepsy patients
was significantly higher when compared to the
general population, indicating that consanguinity is a
risk factor for epilepsy. Overall, 33.7 % were first
cousins, and 20.7% were second cousins11. In a
study done by AlGazali et al. on the patterns of
central nervous system anomalies and
consanguineous marriages, it was found that a high
frequency of the CNS disorders were caused by
recessive genes, some disorders being extremely rare
and even not mentioned in the literature12. In a
study carried out by Chandra V the results indicated
that consanguinity increases the frequency of rare
recessive CNS disorders in a population13. Our
study did not significantly indicate a similar result.
This could have been due to the small sample size as

3
well as the limited number of consanguinity amongst
our cases.
OUTCOME Our study revealed that family history did have . to
30 years (35.5%), and the least in the age group 31
to 40 years (9.2%). Out of a total of 151 controls, the
were observed in the age group 11 to 20 years
(26.5%), and the least in the age group 0 to 10 years
(11.3%). There was no gender predominance
observed in our study. Among the cases almost half
of the patients were from the South Asian countries,
which included India, Pakistan, Bangladesh and Sri
Lanka. A similar pattern was seen among the
controls. 17.1% among the cases had a positive
history of consanguinity while 31% among controls
had a similar history. Among the cases 56.6% had a
positive family history of epilepsy, whereas among
the controls only 6.6% had a positive family history.

1.3 Critical Apprasial


1. Validity

1. Apakah alokasi pasien dilakukan secara acak dan dijelaskan Ya


secara rinci?

2. Apakah semua variabel luaran diambil pada populasi yang Ya


sama?

3. Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup panjang dan Tidak


lengkap?

4. Apakah semua kelompok diperlakukan sama? Ya

4
1. Apakah alokasi pengambilan sampel dilakukan secara acak dijelaskan secara
rinci?
Ya , pada penelitian ini di jelaskan mengenai cara pengambilan
sampel, jurnal ini membahas lokasi pengambilan sampel dan cara
mendiagnosis sampel yang dmasukan dalam kriteria untuk penelitian.
Paragraf jurnal yang mendukung :
A case-control study was done with 76 cases of epilepsy and 151
controls, based on the records maintained at two tertiary care hospitals in the
UAE. The ratio of cases to controls was 1:2. A case was defined as a
diagnosed case of idiopathic epilepsy in a person younger than 45 years of
age, as given in hospital records. The cases were selected using consecutive
sampling, where every record that fulfilled the case definition was included in
the study; controls were patients with no epilepsy from hospital records, who
were selected using judgmental sampling.
2. Apakah semua variabel luaran diambil pada populasi yang sama?
Ya, dalam jurnal tertera bahwa pengambilan sampel dilakukan di dua
Rumah Sakit di UAE.
Paragraf jurnal yang mendukung :
A case-control study was done with 76 cases of epilepsy and 151
controls, based on the records maintained at two tertiary care hospitals in the
UAE.
3. Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup panjang dan lengkap?
Tidak, penelitian ini tidak menjelaskan periode waktu penelitian.
Penelitian ini hanya menjelaskan metode penelitian yang digunakan yaitu
metode penelitian case control. Metode ini menganalisis hubungan kausal
dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome)
terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (factor resiko).

5
Paragraf jurnal yang mendukung :
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif
dengan desain penelitian potong lintang. Penelitian ini dimulai sejak bulan
Januari-Mei 2017. Sampel yang diambil merupakan seluruh perawat yang
bekerja sepenuh waktu di Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta Utara,
4. Apakah semua kelompok diperlakukan sama?
Ya, pada penelitian ini semua pasien di seleksi sesuai kriteria inklusi
dan eklusi.
Paragraf jurnal yang mendukung :
A case-control study was done with 76 cases of epilepsy and 151
controls, based on the records maintained at two tertiary care hospitals in the
UAE. The ratio of cases to controls was 1:2. A case was defined as a
diagnosed case of idiopathic epilepsy in a person younger than 45 years of
age, as given in hospital records.

6
BAB II
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL

2.1 Kekurangan Jurnal


Pada jurnal ini tidak dijelaskan periode pengambilan data penelitian dan
tidak dicantumkan juga untuk identitas dari jurnal.
2.2 Kelebihan Jurnal
Kelebihan jurnal ini adalah dapat menjelaskan tentang metode penelitian
yang digunakan, cara pengambilan sampel dan dapat membuktikan adanya
hubungan antara kekerabatan, riwayat keluarga dengan terjadinya epilepsy dari
literature yang sudah ada.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada jurnal ini dapat memberikan informasi tentang adanya hubungan
antara kekerabatan, riwayat keluarga dengan epilepsy dengan resiko
terjadinya epilepsy. Metode penelitian ini yaitu studi case control yang
menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu
menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi
penyebab (factor resiko). Penulisan cukup baik, validitas tidak valid, jadi
tidak bisa dipergunakan sebagai patokan dan acuan dalam praktek di Rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai