Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sains Riset (JSR)

p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X


http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU PADA ANAK YANG


MENGALAMI PENYAKIT KRONIS

Julinar (1), Mufakkir (2)


1,2
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama,
Aceh Besar
e-mail: mufakkirdp@gmail.com

ABSTRACT

Chronic disease is a condition that affects daily functioning for three months or more and occurs
within one year. Chronic illness generally refers to a physical, emotional, or developmental
condition that affects a child for a long period. Emotional control in children is a tendency to hide
and suppress negative emotions such as anger, depression, or anxiety. This study uses a
quantitative descriptive method with a cross-sectional approach. Data collection methods used
were PSC-17 questionnaires and interviews. As for the sample of this study 20 respondents.
Sampling in this study using the Total Sampling technique. The conclusion of the study found that
the types of leukemia, thalassemia, and chronic kidney disease as a whole did not experience
behavioral disorders and the assessment showed that there was a tendency for normal respondents
who did not experience interference based on the total score but experienced problems in one of
the behavioral disorders such as aspects of Internalization, Attention, Externalization, and Total
score.
Keywords: Chronic Disease, Emotional Control, Behavioral Tendency

ABSTRAK

Penyakit kronis merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi fungsi harian selama tiga bulan atau
lebih dan terjadi dalam satu tahun. Penyakit kronis umumnya merujuk pada kondisi fisik, emosi,
atau perkembangan yang memengaruhi anak untuk jangka waktu yang lama. Kontrol emosi pada
anak merupakan kecenderungan untuk menyembunyikan dan meredam emosi negatif seperti
marah, depresi atau kecemasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner PSC-17
dan wawancara. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini 20 responden. Sampling dalam
penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Kesimpulan hasil penelitian didapatkan bahwa
Jenis penyakit leukemia, Thalassemia, dan Ginjal Kronik secara keseluruhan tidak mengalami
gangguan perilaku dan penilaian menunjukkan bahwa adanya kecenderungan respoden normal
yang tidak mengalami gangguan berdasarkan dari hasil skor total tetapi mengalami masalah di
salah satu gangguan perilaku seperti aspek Internalisasi, Atensi, Eksternalisasi, dan Skor total.
Kata kunci: Penyakit Kronis, Kontrol Emosi, Kecenderungan Perilaku.

Pendahuluan dari orang ke orang. Penyakit kronis


Penyakit kronis didefinisikan oleh umumnya merujuk pada kondisi fisik, emosi,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai atau perkembangan yang memengaruhi anak
penyakit durasi yang lama, umumnya lambat untuk jangka waktu yang lama. Banyak jenis
dalam perkembangan dan tidak ditularkan kondisi dapat dianggap kronis, termasuk

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 760
Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

yang mengarah pada kebutuhan akan obat terhadap kontrol emosi pada penderita
resep; layanan medis tambahan; terapi fisik, dengan penyakit kronis.
pekerjaan, atau bicara; atau perawatan untuk Berdasarkan Penelitian menunjukkan
masalah emosional, perkembangan, atau bahwa anak-anak dengan kondisi sistem saraf
perilaku. Penyakit kronis seperti epilepsi, pusat dan gangguan sensorik mungkin lebih
thalassemia, gagal ginjal kronik, leukemia rentan mengalami masalah psikososial.
dan beberapa penyakit kronis lainnya. Penelitian lain yang telah diteliti
Penyakit kronik dapat dikategorikan sebagai mendapatkan hasil uji korelasi mengenai
penyakit tidak menular. perilaku sakit dengan kualitas hidup remaja
Populasi anak-anak dan remaja dengan thalasemia di Poliklinik Hemato-Onko
penyakit kronis meningkat di seluruh dunia. menunjukan adanya hubungan yang
Di Amerika Serikat, sekitar 14% dari signifikan dan korelasi hubungan yang
populasi memiliki penyakit kronis, dan 9,6% lemah. Pada penelitian lain yang telah diteliti
memiliki dua atau lebih penyakit kronis. Di tidak mendapatkan hubungan antara
Brazil, sebuah studi menunjukkan hasil yang gangguan perilaku dengan usia awitan
serupa pada anak usia 0 hingga 5 tahun 9,1%, kejang. Kami menduga karena sebagian
pada anak usia 6 hingga 13 tahun 9,7%, dan besar usia awitan kejang subjek >5 tahun.
remaja berusia 14 hingga 19 tahun 11% Jayashree dkk menemukan pasien dengan
memiliki penyakit kronis. Dua belas masalah usia awitan kejang <5 tahun mengalami
kronis diselidiki. Namun, bidang hematologi, gangguan perilaku lebih besar dibandingkan
kesehatan mental, psikiatri, dan gangguan anak usia awitan kejang >5 tahun.
perkembangan tidak dimasukkan, supaya Berdasarkan banyaknya faktor yang
tidak dapat meningkatkan persentase. dapat mengakibatkan gangguan perilaku dan
Sebanyak 6-12% anak mengalami emosi terhadap penyakit kronis pada anak,
penyakit kronik. Pada kelompok ini beberapa maka peneliti tertarik untuk meneliti apa
di antaranya dapat beradaptasi dengan baik, hubungan gangguan perilaku dan emosi
namun sisanya tidak dan mengalami terhadap penyakit kronis pada anak di Rumah
gangguan sosial, psikologi dan pendidikan Singgah.
yang terkadang lebih berat dari keterbatasan
fisik akibat penyakitnya. Faktor yang Metode
memperberat di antaranya adalah adanya Jenis penelitian yang digunakan adalah
keterbatasan aktivitas sehari-hari dan luaran penelitian deskriptif kuantitatif dengan
yang belum jelas. Namun pada praktik klinik, desain cross sectional, yaitu semua variabel
aspek psikososial kurang menjadi perhatian diukur pada waktu satu kali penelitian saja.
karena lebih terfokus pada proses untuk Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2020.
mengontrol penyakitnya sampai terbukti Penelitian dilakukan di Rumah Singgah yang
adanya gangguan pada aspek non organik. beralamat di Jl. Sepat, Gampong Lambaro
Kontrol emosi pada anak merupakan Skep, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
kecenderungan untuk menyembunyikan dan Populasi adalah suatu wilayah
meredam emosi negatif seperti marah, generalisasi yang terdiri atas obyek atau
depresi atau kecemasan. Relaksasi subyek yang mempunyai kualitas dan
merupakan salah satu intervensi keperawatan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
untuk mengatur emosi dan menjaga peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
keseimbangan emosi sehingga emosi pasien kesimpulannya. Populasi yang akan
tidak berlebihan dan tidak terjadi pada tingkat digunakan pada penelitian ini adalah anak
intensitas tinggi. Tujuannya untuk mengalami penyakit kronis yang terapi di
mengidentifikasi pengaruh teknik relakasi

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 761
Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Rumah Singgah C-Four Kota Banda Aceh Tabel di atas menunjukkan golongan
yang berjumlah 87 orang. usia yang paling banyak adalah pada rentang
Metode pengambilan sampel pada data usia 4-7 tahun dan 12-15 tahun dengan
penelitian ini menggunakan Total Sampling. jumlah yang sama yaitu sebanyak 7 orang.
Total Sampling adalah teknik penentuan Sedangkan dari segi jenis kelamin yang
sampel bila semua anggota populasi mendominasi adalah perempuan.
digunakan sebagai sampel yang sesuai
kriteria inklusi. Tabel 2. Responden penyakit leukemia yang
Kriteria inklusi dalam peneltian ini mengalami gangguan emosi dan perilaku
adalah anak di Rumah Singgah C-Four Kota Karakteristik Responden Penilaian
Jenis Skor
Banda Aceh dengan diagnosa leukemia, No Umur
Kelamin
Penyakit
Total
I A E
talasemia, gagal ginjal kronik atau epilepsy 1 4 Perempuan Leukemia 16 4 8 4
yang bersedia menjadi responden penelitian 2 12 Perempuan Leukemia 12 5 6 1
3 17 Laki-laki Leukemia 13 5 4 4
dan menandatangani surat persetujuan. 4 4 Perempuan Leukemia 13 5 7 1
Sedangkan kriteria Eksklusi adalah 5 8 Laki-laki Leukemia 13 3 5 5
6 5 Perempuan Leukemia 10 4 5 1
responden yang tidak kooperatif dan 7 4 Perempuan Leukemia 16 4 8 4
responden yang memiliki riwayat penyakit 8 9 Laki-laki Leukemia 19 6 7 6
kongenital. Varibel yang diteliti dalam
penelitian ini berupa variabel independen Berdasarkan tabel dapat diketahui
(bebas) yaitu: variabel yang mempengaruhi bahwa dari nilai total skor dari 8 responden
atau yang menjadi sebab perubahannya atau yang mengalami penyakit leukemia terdapat
timbulnya variabel dependen, dalam hal ini 3 orang (37.5%) kemungkinan mengalami
adalah penyakit kronis. Sedangkan variabel gangguan perilaku dari total skor. Sedangkan
dependen (terikat) yaitu: gangguan emosi dan berdasarkan nilai skor tabel penilaian
perilaku. Adapun instrumen yang digunakan terdapat 4 orang (50%) mengalami gangguan
dalam penelitian ini adalah melalui perilaku Internalisasi dan 4 orang (50%) yang
pembagian kuesioner PSC-17 yang mengalami gangguan perilaku Atensi.
digunakan untuk menilai gangguan emosi
dan perilaku pada anak yang mengalami Tabel 3. Responden penyakit Thalassemia
penyakit kronis. yang mengalami gangguan emosi dan
perilaku
Karakteristik Responden Penilaian
Hasil dan Pembahasan No Umur
Jenis
Penyakit
Skor
I A E
Hasil Kelamin Total
1 4 Laki-laki Thalassemia 10 3 5 2
Berikut adalah hasil dari Analisis 2 4 Laki-laki Thalassemia 8 2 5 1
Univariat. 3 6 Perempuan Thalassemia 9 4 5 0
4 14 Laki-laki Thalassemia 10 5 5 0
5 13 Perempuan Thalassemia 11 4 6 1
Tabel 1. Karakteristik responden 6 12 Laki-laki Thalassemia 11 5 5 1
7 17 Perempuan Thalassemia 10 3 6 1
berdasarkan kelompok usia dan jenis 8 15 Perempuan Thalassemia 17 4 6 7
kelamin
Karakteristik Jumlah ( % ) Berdasarkan tabel diatas diketahui
Kelompok Usia bahwa dari 8 responden yang mengalami
4 - 7 tahun 7 (35%) penyakit thallesemia terdapat 1 orang
8 - 11 tahun 2 (10%) (12.5%) kemungkinan mengalami gangguan
12 - 15 tahun 7 (35%) perilaku dari nilai skor total dan terdapat 2
>16 tahun 4 (20%) orang mengalami gangguan perilaku
Jenis Kelamin Internalisasi dan 1 orang yang mengalami
Laki-laki 8 (40%) gangguan perilaku Eksternalisasi.
Perempuan 12 (60%)

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 762
Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Tabel 4. Responden penyakit Ginjal Kronis subjek seperti mengalami perubahan-


yang mengalami gangguan emosi dan perubahan fisik yang terjadi setelah
perilaku menjalani kemoterapi seperti mengalami
Karakteristik Responden Penilaian
Jenis
kebotakan, sering mengalami mual, dan
No Umur Penyakit Skor I A E
Kelamin penurunan berat badan.
1 17 Perempuan Ginjal Kronik 20 9 10 0
2 15 Perempuan Ginjal Kronik 15 7 8 0 Adapun rutinitas pengobatan terapi
3
4
17
13
Perempuan Ginjal Kronik
Laki-laki Ginjal Kronik
18
17
8
8
8
7
1
0
kognitif perilaku cenderung mampu
mengurangi kecemasan ketika menghadapi
Berdasarkan tabel diatas diketahui prosedur medis pada anak penderita
bahwa terdapat 4 orang (50%) yang leukemia. Hasil observasi dan wawancara
mengalami jenis gangguan perilaku dilihat menunjukkan bahwa terdapat perubahan
dari nilai skor, sedangkan pada jenis positif pada anak, yaitu anak menjadi lebih
gangguan perilaku Internalisasi terdapat 4 kooperatif dalam menjalani prosedur medis,
orang (50%) mengalami gangguan, dan mampu menjalin interaksi dengan petugas
terdapat 4 orang (50%) mengalami gangguan medis lebih bersemangat dan optimis, serta
perilaku atensi. berkurangnya perilaku memberontak,
menangis ataupun histeris sehingga anak
Pembahasan mampu melewati fase-fase pengobatan.
Karakteristik responden pada Berdasarkan hasil total skor penderita
penelitian ini berfokus terhadap anak-anak penyakit thalassemia diperoleh bahwa
dengan variabel umur dan jenis kelamin. di terdapat 8 responden yang mengalami
dominasi usia 4 – 5 tahun dan 12 – 15 tahun penyakit thalessemia 7 orang dinyatakan
dengan jumlah yang sama sebanyak 7 orang. normal dan terdapat 1 orang kemungkinan
Sedangkan jenis kelamin di dominasi oleh mengalami gangguan perilaku. Sedangkan
perempuan sebanyak 12 orang. berdasarkan hasil skor penilaian terdapat 2
Berdasarkan hasil total skor untuk orang yang mengalami gangguan perilaku
penderita penyakit leukemia dari 8 responden Internalisasi dan satu orang mengalami
yang mengalami penyakit leukemia terdapat gangguan perilaku Eksternalisasi. Suatu
5 orang dinyatakan normal dan terdapat 3 penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10
orang kemungkinan mengalami gangguan responden yang mempunyai kecemasan yang
perilaku. Sedangkan berdasarkan hasil skor tinggi dari aspek kecemasan. Hal ini ditandai
penilaian terdapat 4 orang yang mengalami dengan kekhawatiran, merasa gelisah,
gangguan Internalisasi dan 4 orang yang perasaan tidak berdaya karena hidupnya
mengalami gangguan perilaku Atensi. hanya bergantung pada transfusi darah dan
Suatu penelitian menujukkan bahwa penyuntikan desferal untuk mengeluarkan
hasil analisis terlihat bahwa subjek kelebihan zat besi yang menumpuk di dalam
menunjukkan gejala-gejala fisik dan tubuh akibat transfusi darah. Kecemasan
psikologis. Gejala fisik seperti lemah, mudah yang dialami oleh responden pada umumnya
lelah, susah berjalan, botak, dan mengalami berkembang ke perasaan takut dan khawatir,
penurunan berat badan. Perasaan sedih, takut, ketakutan dan kekhawatir tersebut meliputi
cemas dirasakan oleh subjek setelah ketakutan tidak bisa meneruskan cita-cita
mengetahui bahwa ia menderita leukemia. atau harapan dari responden maupun
Pada saat divonis menderita leukemia, subjek keluarga, ketakutan hal yang buruk akan
belum mampu menerima kondisinya karena menimpa pada diri responden seperti
masih ingin melanjutkan sekolah. kematian.
Pengobatan oral dan kemoterapi banyak Peneliti lain juga melakukan penelitian
memberikan efek samping pada kondisi fisik hal yang sama mendapatkan hasil bahwa

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 763
Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

reaksi psikososial terhadap penyakit ginjal kronik hidup dalam kecemasan,


dikalangan anak-anak dengan kasus kelelahan fisik, ketidakpastian mengenai
Thalassemia terlihat dalam kategori reaksi prognosis, dan masalah finansial.
psikososial sedang. Masalah utama adalah
responden tidak sepenuhnya menerima Simpulan dan Saran
thalassemia sebagai bagian dari kehidupan Kesimpulan
mereka, karenanya diperlukan upaya untuk Berdasarkan hasil penelitian dan
menangani masalah reaksi psikososial analisis data yang dilakukan di Rumah
terhadap penyakit dengan program bantuan Singgah yang beralamat di Jl. Sepat,
psikososial untuk anak-anak dengan Gampong Lambaro Skep, Kec. Kuta Alam,
thalassemia melalui kelompok bantu diri. Kota Banda Aceh maka dapat disimpulkan
Program ini diharapkan dapat memberikan bahwa:
penguatan emosional pasien thalassemia, 1. Jenis penyakit leukemia, Thalassemia,
sehingga ada penerimaan yang thalassemia dan Ginjal Kronik secara keseluruhan
adalah bagian dari kehidupan mereka. tidak mengalami gangguan perilaku
Berdasarkan hasil total skor penderita perilaku.
penyakit ginjal kronik diperoleh bahwa 2. Adanya kecenderungan respoden normal
bahwa keseluruhan responden yang yang tidak mengalami gangguan
mengalami penyakit ginjal kronik berdasarkan dari hasil skor total tetapi
mempunyai kemungkinan mengalami mengalami masalah di salah satu
gangguan perilaku. Sedangkan berdasarkan gangguan perilaku seperti aspek
skor penilaian terdapat 4 orang yang Internalisasi, Atensi, Eksternalisasi, dan
mengalami gangguan perilaku Internalisasi Total skor.
dan 4 orang yang mengalami gangguan
perilaku Atensi. Suatu penelitian Keterbatasan
menunjukkan bahwa perubahan fisik dan Berdasarkan pada pengalaman
aktivitas fisik yang dialami pasien gagal langsung peneliti dalam proses penelitian ini,
ginjal terminal merupakan akibat dari ada beberapa keterbatasan yang dialami dan
kerusakan ginjal dan proses hemodialisis dapat menjadi beberapa faktor yang agar
yang dijalani. Perubahan tersebut dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti
mempengaruhi kehidupan mereka seperti selanjutnya dalam menyempurnakan
kulit wajah hitam, gigi rusak, badan kurus, penelitiannya karena penelitian ini sendiri
badan lemah, lemas dan cepat capek yang tentu memiliki kekurangan yang perlu di
berkontribusi pada menurunnya kualitas perbaiki dalam penelitian yang akan datang.
hidup. Perasaan dan gejolak emosional yang Beberapa keterbatasan dalam penelitian
dirasakan pasien gagal ginjal terminal adalah tersebut antara lain:
tidak terima dan ketakutan akan kematian, 1. Jumlah responden yang hanya 20 orang,
adanya perasaan tidak berdaya dan merasa tentunya masih kurang untuk
hidup tidak berguna. mengambarkan keadaan yang
Penelitian lain juga mengatakan bahwa sesungguhnya.
Kualitas hidup anak dengan penyakit gagal 2. Dalam proses pengambilan data,
ginjal kronik lebih rendah dibandingkan anak informasi yang didapatkan dari hasil
sehat, baik secara fisik, emosional, sosial, responden melalui kuesioner PSC-17 dan
maupun prestasi belajar. Mereka sering wawancara pada Rumah Singgah tidak
merasa cemas, takut dan tertekan sehingga ditemukan penyakit epilepsi.
mempengaruhi fungsi akademis di sekolah.
Selain itu orang tua anak penyakit gagal

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 764
Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

3. Penelitian ini dilakukan saat kondisi Chemical Information and Modeling.


pandemi sehingga kurang efektif untuk 2016;9(1):22.
meneliti ke publik.
Berdasarakan hasil penelitian dan Hutagaol EV. Peningkatan Kualitas Hidup
keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik
ini, maka peneliti dapat menyarankan Yang Menjalani Terapi Hemodialisa
beberapa hal sebagai berikut: Melalui Psychological Intervention Di
Saran kepada masyarakat luas, semoga Unit Hemodialisa Rs Royal Prima
hasil penelitian ini menjadi inspirasi untuk Medan Tahun 2016. Jurnal
tidak takut melakukan aktifitas senam JUMANTIK. 2017;2:44-7.
jantung, karena dapat membuat tubuh kita
menjadi sehat dan bugar. Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP,
Mangunatmadja I, Handryastuti S.
Saran Rekomendasi Penatalaksanaan Status
Saran kepada anak yang mengalami Epileptikus.; 2016.
gangguan emosi dan perilaku sebaiknya
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada Juliusson G, Hough R. Leukemia. Progess In
dokter psikiatri, agar ditindak lanjuti. Tumor Research. 2016;43:87-100.
Bagi peneliti lainnya diharapkan pada
saat dilakukan penelitian sebaiknya Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
dilakukan dengan menggunakan metode Jakarta: Balai Pustaka; 2005.
kuesioner terpimpin, agar lebih memudahkan
bagi responden untuk memberikan Kurniati M, Sari Ayu Indah. Hubungan
tanggapannya. Antara Kadar Ferritin Serum dengan
Kepada peneliti selanjutnya, Fungsi Kognitif Berdasarkan Mini
diharapkan untuk dapat menemukan ruang Mental State Examination (MMSE)
lingkup penelitian yang lebih luas, untuk Pada Penderita Thalassemia Mayor di
mendapatkan respoden yang lebih banyak. RSUD DR. H. Abdul Moelok
Saran bagi peneliti selanjutnya Lampung Tahun 2017. Ilmu
diharapkan dapat bekerja sama dengan Kedokteran Dan Kesehatan.
instansi pemerintah atau dinas kesehatan 2018;5(2):132-3.
dalam pengambilan responden. Bertujuan
hasil penelitian dapat dijadikan bahan Lahey. B. B. Psychology. New York: MC
evaluasi kepada instansi pemerintah atau Grow Hill; 2003.
dinas kesehatan dalam kebijakan.
Lavina A, Widodo DP, Nurdadi S, Tridjaja B.
Daftar Pustaka Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Alfalah C, Wisnumurti DA, Windiastuti E, et Gangguan Perilaku pada Anak
al. Pengaruh Kadar Hemoglobin Pre- Epilepsi. Sari Pediatri. 2015;16(6):409.
transfusi dan Feritin Serum terhadap
Pertumbuhan Fisik Pasien Thalassemia Mahabbati A. identifikasi anak dengan
β Mayor. Sari Pediatri. 2018;19(6):350. gangguan emosi dan perilaku. Jurnal
Pendidikan khusus. 2006;2:101-5.
Astarani, K. Siburian GG. Gambaran
Kecemasan Orang Tua Pada Anak Mardhiyah A, Widianti E. Hubungan
Dengan Thalasemia. Journal of Perilaku Sakit Dalam Aspek

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 765
Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Psikososial Dengan Kualitas Hidup Rusmil K. Kualitas Hidup Remaja Dengan


Remaja Thalasemia. 2017;5(1):38-47. Kondisi Penyakit Kronis. IDAI; 2013.
da Nóbrega VM, Silva ME de A,
Mawandha HG, Ekowarni E. Terapi Kognitif Fernandes LTB, Viera CS, Reichert AP
Perilaku Dan Kecemasan Menghadapi da S, Collet N. Chronic disease in
Prosedur Medis Pada Anak Penderita childhood and adolescence: Continuity
Leukemia. Jurnal Intervensi Psikologi. of care in the Health Care Network.
2009;1(1):75-92. Journal School Nurse. 2017;51:1-8.

Mulyani, Fahrudin A. Penderita Talasemia Sahreni R, Wahid I. Leukemia Limfositik


Mayor Di Kota Bandung. Informasi. Kronik pada Limfoma Non Hodgkin.
2011;16(03):157-76. Jurnal Kesehatan Andalas.
2019;8(1S):84.
Nasution ES. Penerimaan Diri Pada Anak
Dengan Leukemia Myeloblastik Akut. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar
Psikologi Pendidikan dan Metodologi Penelitian Klinis. 5th ed.
Pengembangan SDM. 2020;10(1):22- Jakarta: Sagung Seto; 2014.
35.
Sekartini R, TM PM. Penilaian Kualitas
Pabuti A, Sekarwana N, Trihono PP. Hidup Anak. IDAI; 2015.
Kelainan Kardiovaskular pada Anak
dengan Berbagai Stadium Penyakit Sinaga N. Dosis Obat Antiepilepsi pada
Ginjal Kronik. Sari Pediatri. Respons Awal Pengobatan Epilepsi.
2016;18(3):221. Buletin Farmatera. 2018;3(3):164-73.

Pardede SO, Chunnaedy S. Penyakit Ginjal Skinner N. Ilmu Kesehatan Masyarakat;


Kronik pada Anak. Sari Pediatri. 2003.
2009;11(3):199.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Perrin JM, Gnanasekaran S, Delahaye J. Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed
Psychological aspects of chronic health Methods). Bandung: Alfabeta; 2014.
conditions. Pediatri Review.
2012;33(3):99-109. Suwarba IGNM. Insidens dan Karakteristik
Klinis Epilepsi pada Anak. Sari
Renylda R. Kecemasan Orang Tua Pada Pediatri. 2011;13(2):124.
Anak Dengan Thalasemia Di Poli Anak
Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Vera R, Dewi MAR, Nursiah. Sindrom
Manap Kota Jambi Tahun 2015. Jurnal Epilepsi Pada Anak. Majalah
Ilmu Universitas Batanghari Jambi. Kedokteran Sriwijaya. 2014;46(1):72-
2018;18(1):110. 6.

Rosyanti L, Hadi I, Ibrahim K. Eksplorasi Walgito B. Psikologi Sosial. Yogyakarta:


Perubahan Fisik, Dan Gejolak Andi Yogyakarta; 2003.
Emosional Pada Pasien Gagal Ginjal
Terminal Yang Menjalani Wishwadewa WN, Mangunatmadja I, Said
Hemodialisis. Health Information. M, Firmansyah A, Soedjatmiko, S,
2018;10(2):37. Tridjaja B. Kualitas Hidup Anak

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 766
Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Epilepsi dan Faktor–Faktor yang


Mempengaruhi di Departemen Ilmu World Health Organization. Global Status
Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta. Report On Noncommunicable Diseases
Sari Pediatri. 2008;10(4):272. 2014.; 2014.

World Healt Organization. World Cancer Yunanda Y. Dukungan Orang Tua Dengan
Report. WHO Library Cataloguing Kualitas Hidup Anak Penderita
Public Data. 2011. Thalassemia. 2008.

Jurnal Sains Riset | Volume 11, Edisi Khusus , November 2021 767

Anda mungkin juga menyukai