Anda di halaman 1dari 7

JURNAL READING

Seminar Keperawatan Maternitas


RSUD RAA Soewondo Pati

Disus

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Anisya Eka Aprilina
2. Ilham Arifiyanto
3. Leila Anggry E.
4. Ririn Ayu S. N.
5. Rizka Amalia
6. Mita Nur F.
7. Puput Puji R.
8. Sheila Firdayani

Prodi : Pendidikan Profesi Ners

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


Tahun Pelajaran 2021 / 2022
Efektifitas Pemberian Transfusi Darah dalam Meningkatkan Perfusi Jaringan
Perifer Akibat Anemia

Febry Aplorina Lima , Dr M.Margaretha U.W.,S.Kp, MHSc2 , Pius Selasa, S.Kep.,Ns.,MSc3


Latar Belakang: Anemia adalah : Suatu Kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki laki dan perempuan. Untuk pria,
anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5gr% dan pada wanita hemoglobin kurang
dari 12,0 gr% ( Proverawaty,2010) Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Efektifitas tindakan
pemberian transfusi darah dalam meningkatkan perfusi jaringan perifer akibat anemia pada pasien Ny W.U di
ruang Teratai RSUD Prof DR. W.Z Johannes Kupang Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian Deskriptif dengan desain studi kasus, yaitu peneliti ingin menggambarkan studi kasus tentang
efektifitas pemberian transfusi darah dalam meningkatkan perfusi jaringan perifer akibat anemia Hasil :
Setelah dilakukan penelitian tentang efektifitas pemberian transfusi darah dalam meningkatkan perfusi
jaringan perifer akibat anemia disimpulkan hasil bahwa perfusi jaringan perifer dapat meningkat setelah
dilakukan pemberian transfuse darah. Kesimpulan: Transfusi darah secara umum bertujuan mengembalikan
serta mempertahankan volume normal peredaran darah, mengganti kekurangan komponen sel darah
meningkatkan oksigenasi jaringan serta memperbaiki fungsi homeostatis tubuh.Peran perawat sangat penting
dalam pemberian transfusi darah, karena pasien yang menderita anemia terjadi gangguan perfusi jaringan
perifer sehingga dengan penatalaksanaan pemberian transfusi darah yang tepat dapat meningkatkan perfusi
jaringan perifer pada pasien dengan Anemia.

Kata kunci : Transfusi darah, Anemia


dilakukan evaluasi baik, evaluasi proses
maupun evaluasi akhir untuk memastikan
1. PENDAHULUAN
apakah tindakan pemberian transfusi darah
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana
telah efektif meningkatkan perfusi jaringan
jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang
dari normal.Kondisi ini berbeda antara laki-laki dan perifer. Berdasarkan angka kejadian anemia
diatas dan pentingnya peran perawat dalam
perempuan. Untuk pria, anemia didefinisikan
sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gr/dl tindakan pemberian Transfusi darah maka
penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
dan pada wanita kurang dari 12,0 gr/dl.Anemia
bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, tentang ”Efektifitas tindakan Pemberian
Transfusi DarahDalam Meningkatkan perfusi
melainkan merupakan gejala awal dari suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Gejala yang jaringan perifer akibat anemia Di ruang
Teratai RSUD Prof. Dr.W.Z Johannes Kupang“
sering dialami antara lain : lesu, lemah, pusing, mata
berkunang-kunang, dan wajah pucat ( Indartanti, 2. Konsep Dasar Anemia
2015). Penyebab anemia antara lain defisiensi zat Pengertian Anemia Anemia adalah :
gizi, penyakit infeksi kronis ( TBC, HIV, dan Suatu Kondisi medis dimana jumlah sel darah
merah atau hemoglobin kurang dari normal.
keganasan), perdarahan, dan hemolitik
( penghancuran sel darah merah). Gejala anemia Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda
pada laki laki dan perempuan. Untuk pria,
tidak bisa diabaikan tanpa ada penanganan yang
baik dan tepat.Kondisi ini berdampak pada anemia didefinisikan sebagai kadar
hemoglobin kurang dari 13,5gr% dan pada
gangguan fisiologi tubuh dimana hemoglobin (Hb)
yang rendah dapat menyebabkan berkurangnya wanita hemoglobin kurang dari 12,0 gr%
( Proverawaty,2010) World Health
oksigen yang diikat untuk dibawa ke jaringan dan
dengan demikian menyebabkan terganggunya Organization ( WHO) menyebutkan Anemia
adalahSuatu kondisi jumlah sel darah merah
perfusi jaringan, akibatnya dapat menghambat
metabolism sel dan mengganggu fungsi kerja tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
tubuh.
organorgan dan system. Penduduk dunia yang
mengalami anemia berjumlah sekitar 30 % atau 2,10 Anemia Defisiensi Besi ( ADB ) adalah
anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat
milyar orang yang sebagian besar tinggal didaerah
tropis Prevalensi Anemia secara global sekitar 51%. besi yang dibutuhkan untuk sintesis
hemoglobin. Menurut Dallman, Anemia
Di Indonesia menujukkan angka prevalensi anemi
secara Nasional pada semua kelompok umur 21,70% defisensi adalah anemia karena kekurangan
zat besi sehingga konsentrasi hemoglobin
( Kemenkes RI, 2015), berdasarkan data profil
Dinkes Kota Kupang prevalensi anemia menurut menurun dibawah 95% dari nilai hemoglobin
rata-rata dari umur dan jenis kelamin yang
penduduk perkotaan di Kota Kupang untuk
perempuan 19,0 %, Laki- laki 8,1 % dan anak-anak sama.
19,4 %. (Riskesdas, 2017), berdasarkan data 3. Konsep Dasar Transfusi Darah
kejadian anemia pada ibu bersalin dengan Hb <11 Transfusi darah adalah Proses
gr/dl di Rsud Prof Dr. W.Z Johannes kupang tahun pemindahan atau pemberian darah dari
2018 sebesar 193 orang atau sekitar 62,3%. seseorang ( donor ) kepada orang lain
Peran perawat sangat penting dalam proses ( resipien ) . Transfusi bertujuan
pemberian transfusi darah karena perawat yang mengganti darah yang hilang akibat
bertanggung jawab dalam proses perawatan klien perdarahan, luka bakar, mengatasi
selama 1x 24 jam. Peran perawat tersebut shock dan mempertahankan daya tahan
dilaksanakan melalui pendekatan proses tubuh terhadap infeksi ( Setyati, 2010 )
keperawatan yang meliputi pengkajian, penegakkan Secara umum transfusi darah bertujuan
diagnosa keperawatan perencanaan, pelaksanaan mengembalikan serta mempertahankan
dan evaluasi. Pengkajian dilakukan sebelum, selama volume normal peredaran darah,
transfusi dan sesudah pemberian transfusi. mengganti kekurangan komponen
Pengkajian pra transfusi meliputi informasi dari seluler darah, meningkatkan oksigenasi
pasien, pengukuran tanda tanda vital, sedangkan jaringan, serta memperbaiki fungsi
pengkajian selama transfusi perawat perlu mengkaji homeostasis pada tubuh.
warna kulit serta tanda tanda vital pasien, serta Dasar- dasar pemberian transfusi darah
respon pasien selama pemberian transfusi untuk Secara rasional dasar- dasar pemberian
mengetahui adanya reaksi alergi. Data hasil transfusi darah adalah pemilihan bahan
pengkajian sangat dibutuhkan untuk menetapkan transfusi yang tepat, jumlah sesuai
diagnosa keperawatan.Diagnosa keperawatan tentu dengan kebutuhan, pada saat yang
dapat ditegakkan dengan benar apabila data tepat dengan cara yang tepat dan
dikumpulkan secara akurat.Dengan demikian waspada efek samping yang terjadi
perawat dapat menyusun rencana intervensi dan Faktor terpenting dalam pemberian
melaksanakannya secara baik dan benar.Seperti transfusi darah adalah sebagai berikut:
halnya pada tahap pengkajian, maka perencanaan Keputusan melakukan transfusi harus
dan implementasi pun dilakukan sejak selalu berdasarkan penilaian yang tepat
sebelum,selama dan setelah pemberian transfusi dari segi klinis penyakitdan hasil
darah. Seluruh langkah-langkah akan terus pemeriksaaan laboratorium. Seseorang
membutuhkan darah jika jumlah sel komponen antara pewawancara dengan
darahnya tidak mencukupi untuk menjalankan responden
fungsinya secara normal. Sel darah merah c. Dokumentasi Teknik dokumentasi
indikatornya adalah hemoglobin ( Hb) . Indikasi dipergunakan untuk melengkapi
transfusi secara umum adalah bila kadar HB sekaligus menambah keakuratan,
menunjukkan kurang dari 7 gr/dl ( Hb normal kebenaran data atau informasi
pada pria adalah 13-18 gr/dl sedangkan pada yang dikumpulkan dari bahan-
perempuan adalah 12- 16 gr/dl ( WHO dalam bahan dokumentasi yang ada di
Arisman, 2014 Adapun kerugian atau efek lapangan serta dapat dijadikan
samping transfusi darah menurut Rocca dan bahan dalam pengecekan
Otto pada tahun 2009 adalah dapat keabsahan data.
menimbulkan terjadinya Flebitis, anafilaktik, 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
emboli udara, ke;lebihan sirkulasi, demam, a. Hasil Studi kasus dilakukan
ultikaria, infeksi yang ditularkan melalui pada Ny W.U dengan diagnosa
transfusi ( AIDS) kontaminasi bakteri, medis Anemia di ruang Teratai
cytomegalovirus ( CMV) hepatitis. Efek RSU Prof DR W.Z Johnnes
pemberian tetesan terlalu cepat adalah terjadi Kupang
kelebihan sirkulasi dengan gejala dispnoe, b. Pengkajian Keperawatan
dada seperti ditekan gelisah, sakit kepala Nama Pasien Ny W.U dirawat
hebat, tensi, nadi respirasi meningkat. diruang Teratai Bed 9 dengan
4. METODOLOGI PENELITIAN diagnosa medis Anemia, No MR
Jenis dan rancangan studi Laporan studi kasus 42 22 50, tanggal masuk RS 27
ini menggunakan metode observasional Januari 2020 Jam 08.30 Wita,
deskriptif dengan rancangan studi kasus yang Tanggal pengkajian 27 Januari
dilakukan dengan tujuan utama untuk 2020 Jam 09.00 Wita. Identitas
memaparkan atau membuat gambaran pasien : Nama NY W.U, Jenis
tentang studi keadaan secara objektif Kelamin Perempuan, umur 50
(Notoatmojo, 2012). Dalam menyusun studi tahun, tanggal lahir 01-06-
kasus ini penulis menggunakan 1963, status perkawinan syah,
metodeobservasional deskriptifterhadap Agama Kristen protestan,suku
tindakan pemberian transfusi darah dengan bangsa Sabu, pendidikan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri terakhir SMP, pekerjaan Ibu
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, Rumah Tangga, alamat Kelapa
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Lima, penanggung jawab Tn
Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit M.U pekerjaan nelayan
Umum Daerah Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang. hubungan dengan klien istri
Pelaksanaan penulisan ini dilaksanakan pada alamat Kelapa Lima Riwayat
bulan Januari 2020. Kesehatan:Pengkajian tingkat
Metode pengumpulan data adalah teknik atau kesadaran composmentis,
cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk Verbal 5, motorik 6 Eye 4,
mengumpulkan data, serta instrumen Keluhan utama: Lemas sejak 3
pengumpulan data adalah alat bantu yang minggu yang lalu lokasi di
dipilih dan digunakan oleh penulis dalam seluruh tubuh. Riwayat
kegiatannya mengumpulkan data agar Keluhan utama: mulai
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih dirasakan tanggal 21 Januari
mudah. Dalam studi kasus ini, penulis 2020, sifat keluhan kelemahan
bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai dan tidak dapat melakukan
pengumpul data. Prosedur yang dipakai dalam aktifitas dan perlu dibantu,
pengumpulan data yaitu : Observasi, keluhan lain yang menyertai
Wawancara, dan Dokumentasi, mata kunang-kunang, mual.
a. Observasi Observasi adalah teknik Factor pencetus yang
pengumpulan data yang dilakukan menimbulkan serangan bila
melalui pengamatan, dengan disertai bangun tidur, keluhan tidak
pencatatan-pencatatan terhadap bertambah atau berkurang,
keadaan atau perilaku obyek sasaran. upaya yang dilakukan untuk
Dalam hal ini penulis melakukan mengatasi masalah klien
pengamatan langsung berkaitan dengan langsung dibawa ke IGD.
keefektifan tindakan pemberian transfusi Pemeriksaan fisik : Tanda-
darah tanda vital: Tekanan darah
b. Wawancara Wawancara merupakan 80/50 mmhg, Nadi: 87 x/menit,
metode pengumpulan data dengan cara pernapasan 20 x/menit, suhu
bertanya langsung (berkomunikasi badan 35,5 x/menit.
langsung) dengan responden. Dalam Data Laboratorium dan
berwawancara terdapat proses interaksi diagnostic: tgl 26 Jan 2020 Hb
7,3 g/dl, jumlah eritrosit 3,24 10^6/ul, membawa darah tersebut, tehnik
Hematokrit 25,6 jumlah leukosit 18,27 menghangatkan darah sebelum masuk
10^3/ul, Eosinofil 0,2 %, Neutrofil ketubuh pasien, dan memberikan
88,0%, Limfosit 99,0 % informed consent pada pasien dan
Dari hasil pengkajian didapatkan data keluarga terkait tindakan pemberian
subyektif klien mengatakan badannya transfusi. Pemberian premedikasi
terasa lemah dan pusing,mata sebelum darah masuk ketubuh pasien
berkunang. Data Obyektif klien dilakukan secara tepat sesuai dengan
terlihat pucat, lemah, acral dingin, standar operasional prosedur di Rumah
konjungtiva anemis, TTV : TD 80/60 sakit ( Hafifiah, 2019).
mmhg, suhu 35,5 °c N 92x/menit, RR Pada tahap intra transfusi menurut hasil
20 x/menit, Sao2 98% CRT < 3 detik, penelitian Rahmatul.,Neyla., dan Risa
HB 7,3 gr/dl hematokrit 25,6, Masalah (2016) langkah-langkah yang harus
ketidakefektifan perfusi jaringan dilakukan (1) Jelaskan tujuan dan
perifer, penyebab penurunan prosedur (2) cuci tangan dan pakai
konsentrasi Hb dalam darah.. sarung tangan (3) lakukan pemasangan
infuse jika pasien belum terpasang infus
Diagnosa keperawatan Penentuan diagnosa dengan cairan yang dipakai yaitu Nacl
keperawatan yang dialami berdasarkan hasil 0,9 % (4) siapkan komponen darah yang
pengumpulan data adalah ketidakefektifan diberikan (5) teliti ulang label atau
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan komponen darah yang diberikan (6) cek
penurunan konsentrasi Hb dalam darah yang tanda tanda vital dan keadaan umum
ditandai dengan pasien mengatakan badannya pasien (7) pindahkan selang transfusi
terasa lemah, pusing mata berkunang kunang, dan dari cairan infuse Nacl ke
Pasien terlihat pucat, lemah, acral teraba komponen darah sesuai kebutuhan (8)
dingin,TTV : TD 80/60 mmhg, suhu 35,5 °c N atur atau hitung tetesan sesuai
92x/menit, RR 20 x/menit, Sao2 98% CRT < 3 kebutuhan (9) pasang label (10)
detik, HB 7,3 gr/dl hematokrit 25,6.% perhatikan reaksi atau respon pasien
6. Pembahasan dan observasi pasien untuk melihat
Pada tinjauan teori menurut proverawaty 2010 adanya syok atau reaksi alergi (11)
anemia merupakan suatu kondisi dimana beritahukan kepada pasien tindakan
jumlah sel darah merah atau hemoglobin telah selesai. Selama dilakukan study
kurang dari normal sehingga tidak mencukupi kasus di ruang teratai RSUD Prof DR W.Z
untuk kebutuhan tubuh yang mengakibatkan Johannes sudah dilakukan sesuai
terhambatnya kerja organ organ penting yang prosedurPada Tahap Intra transfusi atau
dimanifestasikan dengan keadaan Lesu, Cepat selama pemberian transfusi tubuh yang
lelah, palpitasi, Takikardi, Sesak napas saat paling orang mengalami reaksi. Reaksi
beraktifitas, angina pectoris sakit kepala , terjadi berupa demam, pusing, gatal-
Pusing, telinga mendenging, mata berkunang- gatal atau ultikari dan menggigil serta
kunang , kelemahan otot, irritabilitas, lesu, ada juga yang mengalami komplikasi
serta perasaan dingin pada ekstremitas, reaksi hemolitik dan dengan reaksi itu
epitel : Warna Pucat dan gangguan mukosa, dokter menginstruksikan untuk
elastisitas kulit menurun, serta rambut tipis menghentikan transfusi atau
dan halus. Pengobatan untuk kondisi ini memberikan transfusi dengan
bervariasi salah satunya yaitu transfusi darah. mengganti jenis darah yang lain dan ini
Pada saat study kasus nyata pasien yang biasanya dilakukan pada ibu yang
dirawat diruang Teratai RSU Prof DR W.Z menjalani sectio caesarea( SC) Menurut
Johannes Kupang yang MRS pada tanggal 26 Desmawaty (2013) kebanyakan reaksi
Januari 2020 didapati klien datang dengan Transfusi terjadi 15-30 menit
keluhan badan lemah. Riwayat Keluhan utama: transfusi.Walaupun selama
mulai dirasakan tanggal 21 Januari 2020, sifat melaksanakan prosedur tindakan ini
keluhan kelemahan dan tidak dapat pasien tidak ada yang mengalami reaksi
melakukan aktifitas dan perlu dibantu, keluhan transfusi hendaknya perawat harus siap
lain yang menyertai mata kunang-kunang, melakukan tindakan sesuai SOP.
intervensi yang dilakukan salah satunya yaitu Menurut Widodo ( 2016) setelah darah
pemberian transfusi darah. Berdasarkan hasil ditransfusikan kepada pasien harus
penelitian (Asih, Devy& Ifa, 2019) diobservasi secara cermat pada 5-10
menunjukkan bahwa ketercapaian transfusi menit pertama sejak transfusi
darah bukan hanya pada saat pemberian diberikan.. pemeriksaan tanda vital
transfusi tetapi dimulai dari tahap pra transfusi setelah darah dimasukkan kedalam
yang dimulai dari cara perlakuan darah mulai tubuh diperlukan untuk mengamati
dari keluarnya darah dari bank darah berapa reaksi transfusi yang berkaitan dengan
lama standar darah di perjalanan menuju reaksi imunologis. Pada reaksi hemolitik
ruang perawatan, tehnik dan metode dan alergi pasien bisa mengalami shock
sehingga perlu pengawasan terhadap tanda sehingga mempermudah proses
tanda vital. Pada saat study kasus nyata pasien pembelajaran lebih lanjut
Ny W.U yang dirawat diruang Teratai RSU Prof c. Bagi penulis Diharapkan penulis
DR W.Z Johannes Kupang pasien yang mampu memahami lebih dalam
diberikan transfusi darah tidak mengalami tentang pengkajian, perencanaan,
reaksi alergi maupun reaksi hemolitik, dan pada pasien yang mengalami
tetap mengikuti prosedur memonitor tanda gangguan perfusi jaringan perifer
tanda vital selama 15 menit selama transfusi serta tindakan keperawatan
diberikan. Nova, Titin dan Helda ( 2020) kolaboratif pemberian transfusi
mengemukakan Tahap post transfusi darah
merupakan tahap akhir, tahap pengawasan d. Bagi perawat Ruangan Diharapkan
dan pendokumentasian. Hasil penelitian yang perawat ruangan mampu
telah dilakukan pada tahap ini adalah peran melakukan tindakan secara benar
perawat dalam memperhatikan reaksi atau dan tepat sesuai SOP yang ada.
komplikasi dari pemberian transfusi. Penting
seorang perawat untuk memantau respon 8. DAFTAR PUSTAKA
pasien serta mendokumentasikan dengan Asih., Devi Rahmayanyi., &Ifa
lengkap, dan melakukan kolaborasi Hafifah ( 2019) . Gambaran Intervensi
pengambilan sampel darah untuk menilai atau Keperawatan Sebelum Pelaksanaan
memantau kefektifan tindakan pemberian Transfusi Darah. Jurnal
transfusi darah. Desmawati.(2013). System
7. Kesimpulan hematology dan imunologi. Jakarta: in
Transfusi darah merupakan salah satu terapi media Dallman PR. Nutritional anemia.
dengan cara pemberian darah lengkap atau D Edisi ke-20 AM, Hoffman JIE dalam
komponen darah seperti plasma, sel darah Rudolph,1996 Daniel A., & Dini
merah, atau trombosit melalui jalur IV Nurbaety ( 2019). Gambaran
( Kiswari,2015). Transfusi darah secara umum Ketercapaian Transfusi Darah Sesuai
bertujuan mengembalikan serta Standar Operasional Prosedur Pada
mempertahankan volume normal peredaran Pasien Tallasemia Mayor Rumah Sakit
darah, mengganti kekurangan komponen sel Umum Daerah Ciamis.Jurnal Ilmu
darah meningkatkan oksigenasi jaringan serta Keperawatan
memperbaiki fungsi homeostatis tubuh.Peran Handayani dan
perawat sangat penting dalam pemberian Hariwibowo.2010.Buku Ajar Asuhan
transfusi darah, karena pasien yang menderita Keperawatan pada pasien dengan
anemia terjadi gangguan perfusi jaringan gangguan Sistem Hematologi. Jakarta.
perifer sehingga dengan penatalaksanaan Salemba Medika.
pemberian transfusi darah yang tepat dapat Hanafie, A.2016 Anemia Dan
meningkatkan perfusi jaringan perifer pada Transfusi Sel Darah Merah Pada Pasien
pasien dengan Anemia. Oleh karena itu Kritis. Jurnal Kedokteran
perawat dituntut untuk dapat menentukan Nusantara.Volume 39.Nomor 3.Edisi
membuat rencana dan melakukan tindakan September 2016. Jakarta Penerbit
keperawatan sebelum pemberian transfusi Erlangga,2014 Kiswari, R.
darah yaitu persiapan mulai dari pengambilan Hematology dan Transfusi. Jakarta
darah dari bank darah, menjaga suhu selama Penerbit
perjalanan dari ke bank darah ke ruangan Erlangga,2014 Nova Yustisia., Titin
perawatan, mengidentifikasi pasien dan darah Aprilatutini.,
yang akan dipasang serta informed consent, Helda Desfianty ( 2020). Studi
pada tahap intra transfusi yang dilakukan Kualitatif Prosedur Pemasangan
perawat yaitu menyiapkan alat dan pasien Transfusi Darah Pada Pasien Anemia.
serta melakukan premedikasi sesuai instruksi, Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
melakukan pengukuran tanda tanda vital Bengkulu Proverawaty,
sedan melakukan pemasangan darah sesuai Atikah, 2011. Anemia dan Anemia
SOP yang ada, serta pada tahap post transfusi kehamilan, Yogyakarta : Nuha Medika.
atau tahap akhir tindakan keperawatan yaitu Rekam Medik RSU Prof DR W.Z
mengawasi reaksi atau komplikasi dari Johannes kupang a/n Ny W.U. Ruangan
transfusi serta melakukan pengukuran TTV Teratai. (2020)
serta melakukan pendokumentasian. WHO.(2007). Patient Identification
Saran patien safety Solutions.Diakses pada 28
a. Bagi pasien Diharapkan pasien mendapat Agustus 2020 pukul 21.15 WITA.Dalam
asuhan keperawatan sesuai dengan http:// www.who.int/patientsafety/PS
kebutuhannya Solution/patientsafety.
b. Bagi institusi pendidikan Diharapkan
adanya literature - literatur yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai