Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN NY.

E DENGAN KASUS ANEMIA+


MOLENA DI RUANG IGD RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
Oleh. Eka Santika Butiati
Latar Belakang % dengan penderita pada anak- anak
sebesar 26,4 % dan 18,4 pada dewasa
Anemia yaitu suatu keadaan dimana
(Yustisia et al., 2020). Ada beberapa faktor
berkurangnya hemoglobin dalam tubuh.
yang dapat menyebabkan anemia antara
Hemoglobin yaitu metaloprotein di dalam
lain adalah status gizi, menstruasi, dan
sel darah merah yang mengandung zat besi
sosial ekonomi. Hasil Riset Kesehatan
yang fungsinya sebagai pengangkut
Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013
oksigen dari paru - paru ke seluruh
menunjukkan pravelensi anemia pada usia
tubuh(Malikussaleh, 2019 ). Menurut
5-14 tahun sebesar 26,4% (DeLoughery,
(Yustisia et al., 2020) Anemia bukan
2014).Indonesia merupakan salah satu dari
merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
45 negara yang banyak mengalami anemia.
melainkan merupakan gejala awal suatu
Pada tahun 2014, Negara yang tergolong
penyakit atau gangguan fungsi tubuh.
tengah berkembang ini baru menempati
Gejala yang sering dialami antara lain: lesu,
peringkat ke 30, dengan jumlah penduduk
lemah, pusing, mata berkunang-kunang,
yang pernah menderita anemia sebanyak
dan wajah pucat. Anemia merupakan suatu
3,2 juta jiwa (Banjarnahor, 2019).
penyakit yang tidak bisa diabaikan, jika
tidak ditangani dengan baik akan Laporan Kasus
mengakibatkan dampak negative bagi
Ny. E, usia 59 tahun, datang ke IGD pada
kesehatan tubuh. Salah satu dampaknya
tanggal 17 Febuari 2023 dengan keluhan
antara lain jika hemoglobin ( Hb ) dan sel
lemas, nyeri dibagianperut atas dan BAB
darah merah sangat rendah dapat
berdarah sejak 4 bulan yang lalu. Ny. E
mengakibatkan kinerja pengangkutan
didiagnosa Molena. Lalu dilakukan cek
oksigen menjadi berkurang. Kondisi ini
darah dan diberikan cairan NACL 0,15%
yang dapat mengakibatkan kerja organ-
1500cc/24 jam. Pada saat pengkajian
organ penting , salah satunya otak (Yustisia
ditemukan beberapa data yaitu terdapat
et al., 2020).
nyeri tekan dibagian perut bawah, dengan
Masalah kesehatan dunia terutama keluhan utama lemas. Berdasarkan data
negara berkembang diperkirakan 30 % dari observasi dan pemeriksaan fisik pada
penduduk dunia mengalami anemia. pasien ditemukan yaitu keadaan umum
Anemia pada remaja putri sampai saat ini lemah dan kesadaran composmentis dengan
masih cukup tinggi, menurut World Health GCS 15. Pada pemeriksaan tanda vital
Organization ( WHO ) ( 2013 ),pravelensi 115/62mmHg.. Pada infeksi pasien
anemia dunia sekitar 40 – 88 %. Jumlah frekuensi pernafasan pasien yaitu 20x/mnt,
penduduk Remaja ( 10 – 19 ) di Indonesia tidak terdapat napas cuping hidung,
sebesar 26, 2 % yang terdiri dari 50 % lali- N:55x/menit SPO2:99%, Suhu:36,7.
laki dan 49,1 % perempuan(Neli Agustin & Kekuatan ekstremitas atas 5/5, kekuatan
Maani, 2019). Anemia dapat dialami pada ekstremitas bawah 4/4. Hasil laboratium:
masyarakat dari berbagai umur dan jenis HB: 5,0 (13,0-16,0 g/dL), Eritrosit: 3,03
kelamin. Menurut data hasil Riset juta/uL (4,5-5,5 juta/uL), Leukosit:
Kesehatan Dasar ( Riskesdas) tahun 2013, 6720/uL (5000-10000/uL), hematokrit
prevelensi anemia di Indonesia adalah 21,7 17,9% (45-55%). Trombosit 710000/uL
(150000-400000/uL), ureum 16 mg/dL (8- suplay oksigen. Setelah diberikan asuhan
25 mg/dL), kreatinin 0,73 mg/dL (0,5-1,5 keperawatan diharapkan perfusi jaringan
mg/dL). Natrium 130 mEql/L (135-153 perifer efektif, kemampuan beraktivitas
mEq/L). Kalium 4,0 mEq/L (3,5-5,1 meningkat.
mEq/L). Kalsium 1,09 mEq/L (8,5-10,5
Pembahasan
mEq/L). GDS: 80. Hasil Laboratium Feses:
warna: Merah Konsintensi: lembek Pus: Ketidakefektifan perfusi jaringan tidak
Negatif Darah: Positit Lendir: Negatif efektif Perfusi perifer tidak efektif
Lekosit: 3 -5 Eritrosit: Banyak Sel Epitel: merupakan penurunan sirkulasi darah pada
Positip 1 Telur Cacing: Negatif Amoeba: level kapiler yang dapat mengganggu
Negatif Kista Amoeba: Negatif Bakteri: metabolisme tubuh (Tim Pokja SDKI, DPP,
positif Lemak: Negatif Sel ragi: Negatif 2017). Penurunan suplai darah mengawali
Amilum tinja: Negatif Serat makanan: terjadinya hipoksia jaringan, kondisi
Negatif. demikian menjadikan oksigen dalam
jaringan berkurang sehingga
Menurut keluarga klien sebelumnya tidak
mempengaruhi aktivitas vaskuler dan
pernah bilang bahwa BAB nya berdarah,
seluler jaringan.Sehingga menimbulkan
keluarga mengetahui saat klien tiba tiba
masalah keperawatan ketidakefektifan
lemas, dan saat pas mau di bawa ke RS
perfusi jaringan perifer. Diagnosis
klien baru bilang ke keluarga. Klien makan
ditegakkan dari data mayor yang
tidak ada pantrangan, tidak memiliki
mendukung diantaranya lesu dan lemas,
riwayat penyakit sebelumnya. Klien
telapak tangan klien tampak pucat, pusing,
mendapat Terapi: Nacl tpm, omeprazol.
gemeteran (Tim Pokja SDKI, DPP, 2017).
Dari hasil pengkajian didapatkan diagnosa Diagnosis Ketidakefektifan perfusi
keperawatan, kekurangan volume cairan, jaringan perifer yang berhubungan dengan
resiko perfusi tidak efektif , intoleransi penurunan konsentrasi hemoglobin dan
aktivitas penurunan suplay oksigen dapat ditegakkan
karena keluhan utama yang sedang dialami
Hasil
klien dari data mayor diantaranya pengisian
Resiko Ketidak seimbangan cairan kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau
tidak teraba, akral teraba dingin, warna
Kekurangan volume cauiran adalah kulit pucat, turgor kulit menurun.Dari data
penurunan cairan intravaskuler, intestinal minor penyembuhan luka lambat.Diagnosis
dan intraseluler. Keadaan ini mengacu pada ini penulis dijadikan prioritas diagnosis
dehidrasi, yaitu kehilangan cairan saja karena kerusakan pada jaringan perifer
tanpa perubahan natrium. Dehidrasi menujukkan data objektif lemas, pusing,
merupakan kehilangan cairan dan elektrolit gemetaran, pucat dan hasil laboratorium
melalui feses. Setelah diberikan asuhan hemoglobinnya 5.0 gr% dan harus diterapi
keperawatan diharapkan asupan cairan transfusi darah 4 bag yang bertujuan
meningkat, haluran uriene menurun. meningkatkan kadar Hb, dan mengganti
Implementasi yang diberikan selama 1 hari pendarahan yang hilang. (bara, 2019).
masa perawatan adalah manajemen cairan. Penulis memprioritaskan diagnosa
Ketidakefektifan perfusi jaringan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
perifer sebagian sebagai diagnosa utama karena
dalam pemenuhan sirkulasi tubuh pada
Berhubungan dengan penurunan bagian fisiologis menurut hirarki maslow
konsentrasi hemoglobin dan penurunan
dan sangat diperlukan dalam proses diabaikan, jika tidak ditangani dengan baik
kehidupan untuk metabolisme tubuh hal ini akan mengakibatkan dampak negative bagi
perlu diperhatikan dalam memenuhi kesehatan tubuh. Salah satu dampaknya
kebutuhan fisiologis sirkulasi tubuh antara lain jika hemoglobin ( Hb ) dan sel
diagnosa Perfusi perifer tidak efektif darah merah sangat rendah dapat
berhubungan dengan penurunan mengakibatkan kinerja pengangkutan
konsentrasi Hb dan penurunan suplay oksigen menjadi berkurang. Kondisi ini
oksigen ditegakkan agar masalah tersebut yang dapat mengakibatkan kerja organ-
terselesaikan (Hygeia, 2016). organ penting , salah satunya otak (Yustisia
et al., 2020).
Manajemen cairan, pemantauan hidrasi
seperti frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, Pada kasus ini didapatkan diagnosa
mukosa, kelembabab, tugor kulit dan untuk keperawatan, resiko ketidakefektifan
cek darah rutin (SDKI, 2018) pementauan
diatas bertujuan agar cairan terpenuhi karna perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi
bila tidak dipenuhi dapat menahayakan. Hb dan penurunan suplay oksigen. Resiko
Kesimpulan ketidakseimbangan cairan
Anemia bukan merupakan suatu diagnosis Setelah dilakukan transfusi darah terhadap
atau penyakit, melainkan merupakan gejala pasien anemia terdapat perbaikan kondisi
awal suatu penyakit atau gangguan fungsi pasien diharapkan hb meningkat, lemas
tubuh. Gejala yang sering dialami antara berkurang dan hidrasi seperti frekuensi
lain: lesu, lemah, pusing, mata berkunang- nadi, kekuatan nadi, akral, mukosa,
kunang, dan wajah pucat. Anemia kelembabab, tugor kulit dapat teratasi.
merupakan suatu penyakit yang tidak bisa

Anda mungkin juga menyukai