Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.

D KEHAMILAN
DENGAN ANEMIA DI POLI KEBIDANAN RSUD ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas


Keperawatan Maternitas

Utia Khaira
P1337420923036 (Aceh)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. D Kehamilan dengan Anemia di
Poli Kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Disusun Oleh : Utia Khaira
NIM : P1337420923036
Program Studi : Profesi Ners

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini telah dibaca dan disetujui oleh Clinical
Instruktut (CI) dan Dosen Pembimbing

Banda Aceh, 27 Oktober 2023


Menyetujui,

1. Clinical Instruktur (CI) : Ratna Fitri, SST

2. Dosen Pembimbing Aceh : Dr. Halimatussakdiah, S.Kp, M.Kep.,Sp.Mat

3. Dosen Pembimbing Semarang: Elisa, S.Kep., Ns.,M.Kep

Mengetahui, Mahasiswa yang bersangkutan

Utia Khaira S.Tr.Kep


KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. KONSEP ANEMIA
1. Definisi
Anemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan jumlah masa eritrosit yang
ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit.
Sintesis hemoglobin memerlukan ketersediaan besi dan protein yang cukup dalam
tubuh. Protein berperan dalam pengangkutan besi ke sumsum tulang untuk
membentuk molekul hemoglobin yang baru ( Nasruddin dkk, 2021).
Anemia adalah suatu kondisi turunnya kadar hemoglobin (Hb) hematokrit dan
eritrosit dengan jumlah di bawah nilai normal. Menurut Rahyani, dkk (2020) kategori
anemia dibedakan dalam tiga kategori, antara lain:
1) Anemia ringan dengan kadar Hb di bawah 10 g/DL
2) Anemia sedang dengan kadar Hb 7-8 g/DL
3) Anemia berat dengan kadar Hb di bawah 6 g/DL
2. Etiologi
Etiologi anemia didasari oleh penyebab anemia, ada dua faktor penyebab
gejala anemia yakni kurangnya pasokan oksigen ke jaringan diseluruh tubuh dan
terjadi hipovolemia pada seseorang yang mengalami perdarahan akut (Oehadian,
2012). Selain yang disebutkan di atas masalah gizi juga sangat berpengaruh pada
kesehatan, gizi kurang pada ibu hamil salah satunya menyebabkan anemia, hal ini
dapat meningkatkan terjadinya komplikasi pada ibu dan menghambat pertumbuhan
janin yang dikandung. Penelitian ini menunjukan bahwa status gizi mempengaruhi
besarnya angka anemia sehingga dapat menyebabkan BBLR (Lestari, 2021).
3. Jenis-jenis Anemia
Anemia memiliki jenis yang dapat dibedakan berdasarkan penyebab, berikut
klasifikasi anemia berdasarkan penyebab : (Pratami, 2019)
1) Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia pada umumnya yang sering
terjadi, anemia ini memiliki kondisi sel darah merah yang normositik dan
hipokromik. Pemberian asupan zat besi yang adekuat merupakan tindakan dalam
menangani anemia defisiensi besi. Penanganan ini dapat dilakukan dengan
memberikan preparat zat besi baik oral maupun parenteral, yang umum diberikan
adalah sulfas ferosus atau glukonas ferosus dengan dosis 3-5 x 0,20 mg.
Pemberian secara parenteral dilakukan jika ibu mengalami masalah saluran cerna
yang menyebabkan secara oral tidak dapat ditoleransi dan ini merupakan paling
cepat.
2) Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik termasuk anemia dengan karakteristik sel darah
makrositik, yang terjadi dikarenakan defisiensi asam folat, malnutrisi, infeksi
kronis, atau kekurangan vitamin B12 yang menyebabkan anemia pernisiosa dan
akhirnya menjadi anemia megaloblastik. Hal ini ditangani dengan pemberian
asam folat 15-30 mg per hari, vitamin B12 3x1 tablet per hari atau sulfat ferosus
3x1 tablet per hari dan pada kasus yang berat lebih baik dilakukan tranfusi darah.
3) Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik terjadi karena ketidakmampuan sumsung tulang
belakang menjalankan fungsinya dalam membentuk sel darah merah. Belum
diketahui penyebab pasti anemia jenis hipoplastik baik primer atau idiopatik serta
sulit untuk ditangani. Anemia hipoplastik sekunder diakibatkan oleh infeksi berat,
pajanan racun kimiawi, rontgen atau radiasi.
4) Anemia hemolitik (anemia sel sabit)
Anemia hemolitik disebabkan oleh sel darah merah yang hancur sebelum
terjadi pembentukan sel darah baru hal ini disebabkan oleh faktor
intrakorpuskular atau faktor instrinsik dan faktor ekstrakorpuskular atau faktor
ekstrinsik. Gejala utama pada anemia ini adalah rasa lelah, lemah atau anemia
dengan gambaran darah abnormal
4. Manifestasi klinis
Kondisi dengan anemia akan mengalami tanda gejala yang dirasakan dan
didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik secara objektif maupun subyektif. Tanda
gejala umum antara lain saat beraktivitas dan istirahat dirasakan sesak nafas, fatigue,
terjadi hiperdinamik (denyut nadi kuat, detak jantung kuat dan roaring in the ears)
(Oehadian, 2012). Selain yang telah disebutkan sebelumnnya, jika anemia telah
terjadi lama dengan kadar Hb sangat rendah akan menimbulkan gejala asimtomatik
antara lain letargi, nafas pendek atau sesak saat beraktivitas, terasa ringan pada
kepala dan palpitasi (Sudargo, dkk, 2018).
Saat dilakukan pemeriksaan gejala yang dapat diperhatikan dengan mudah
seperti tampak pucat pada telapak tangan, kuku dan membran mukosa pada mulut
dan konjungtiva. Sirkulasi hiperdinamik yakni takikardi, pulse yang tidak dapat
dirasakan dan aliran murmur sistolik, gagal jantung hingga perdarahan pada retina
(Sudargo, dkk, 2018).
5. Patofisiologi
Anemia sering ditemui pada masa kehamilan, diakibatkan oleh selama masa
kehamilan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil semakin meningkat. Kurangnya
pengetahuan ibu menjadi salah satu penyebab anemia akibat kurang terpapar
pengetahuan mengenai nutrisi yang di butuhkan selama kehamilan. Selain itu, anemia
pada kehamilan juga dapat diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya : kekurangan
zat besi, banyak kehilangan darah, proses penghancuran eritrosit sebelum waktunya
dalam tubuh, dan peningkatan zat besi pada ibu hamil.
Peningkatan plasma terjadi dalam proses kehamilan yang dapat menyebabkan
peningkatan volume darah dan sel darah merah. Peningkatan plasma lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan sel darah merah sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi hemoglobin yang mengakibatkan terjadinya pengenceran darah sehingga
dapat ditetapkan masalah keperawatan yaitu perfusi perifer tidak efektif. Akibatnya
transport oksigen dan nutrisi pada sel akan terganggu serta dapat mengakibatkan ibu
sering merasa lemah, letih, lesuh dan sering merasa ngantuk (Irianti dkk, 2013).
Defisiensi zat besi, Depresi sumsum
Eritrosit B12, Fe kengenital atau akibat
obat-obatan

Kekurangan bahan
Umur eritrosit pendek baku pembuat sel Pembuatan
akibat penghancuran sel darah merah hematopoitik
darah merah berhenti atau
berkurang

Anemia

Hb menurun (<10g/dL)

Gastrointestinal Ketidaktahuan penyebab kardiovaskular


penyakit

Gangguan mengabsorbsi Kontraksi arteriole


nutrien yang diperlukan Defisit
untuk pembentukan sel pengetahuan
darah merah
Pengurangan aliran darah
dan komponennya ke organ
tubuh yang kurang (anggota
Defisit nutrisi
gerak), penambahan aliran
darah ke otak dan jantung

Pengiriman oksigen
Intoleransi
dan nutrien ke sel
aktivitas
berkurang

Perfusi perifer tidak


efektif

(Saferi & Wijaya, 2013)


B. ANEMIA KEHAMILAN
1. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan hasil pemeriksaan
kadar hemoglobin dalam darah di bawah nilai normal 11,0 g/dL pada trimester I dan
III atau kadar hemoglobin di bawah nilai normal pada trimester II sebesar 10,5 g/dL.
Kejadian hemodilusi pada trimester II yang menyebabkan terjadi perbedaan nilai
batas normal kadar hemoglobin di setiap trimester (Pratami, 2019). Sedangkan
kondisi ibu hamil yang tidak anemia yaitu dengan kadar hemoglobin sebesar ≥ 11
g/dl untuk trimester I dan III, ≥10,5 g/dl untuk trimester II.
2. Etiologi anemia dalam kehamilan
Anemia saat kehamilan penyebab terbesar yakni kondisi kekurangan besi
(anemia defisiensi besi) akibat kurangnya unsur besi pada makanan, gangguan
reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau banyaknya besi terbuang dari tubuh seperti
saat perdarahan (Astutik, 2018).
Beberapa penyebab anemia pada kehamilan antara lain yaitu:
a. Faktor yang mendasar
1) Sosial ekonomi
Perilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial
ekonomi, sekitar 2/3 wanita hamil di negara maju yaitu hanya 14%.
2) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk
kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.
3) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi.
Persepsi seseorang tersebut dapat menentukan sikap dan tindakan yang akan
dilakukan (Marmi, dkk, 2012). Pendidikan adalah proses perubahan perilaku
menuju kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Seorang ibu khususnya ibu
hamil yang memiliki pendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola
konsumsinya. Apabila pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang
diperoleh akan tercukupi, sehingga dapat terhindar dari masalah anemia.
Apabila ibu hamil tidak dapat memilih asupan zat gizi yang bagus untuk
tumbuh kembang janin, maka dapat terjadi anemia atau komplikasi lain
(Marmi, dkk, 2012).
4) Budaya
Faktor sosial budaya setempat juga berpengaruh pada terjadinya anemia.
Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak berdasarkan kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga, serta pantangan
yang harus diikuti oleh kelompok khusus misalnya ibu hamil, bayi, ibu nifas
merupakan kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat yang menghambat
terciptanya pola hidup sehat dimasyarakat.
b. Faktor tidak langsung
1) Usia Ibu
Usia ibu hamil adalah salah satu faktor penyebab anemia pada ibu hamil.
Usia dibawah 20 tahun berpotensi anemia karena faktor biologis yang
dialami seperti organ reproduksi yang belum matang dan emosi yang labil
serta finansial yang belum mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Sedangkan usia diatas 35 tahun sangat mungkin mengalami penurunan daya
tahan tubuh sehingga rentan terinfeksi pada masa kehamilan yang dapat
menyebabkan anemia (Astutik, 2018).
2) Paritas
Paritas ibu hamil yang merupakan banyaknya frekuensi ibu melahirkan
menjadi faktor penyebab tidak langsung terjadinya anemia. Semakin sering
ibu melahirkan memungkinkan ibu kurang memperhatikan asupan nutrisi
sedangkan banyak nutrisi yang diperlukan dan akan terbagi untuk ibu dan
janin. Hal ini menyatakan bahwa jumlah paritas lebih dari 3 merupakan salah
satu faktor penyebab terjadi anemia, terlalu sering hamil dapat menguras
cadangan zat besi ibu. Kondisi ibu tidak sehat disebabkan oleh satunya
adalah terlalu banyak anak atau >3 disebut multigravida (Kemenkes, 2015).
3) Usia kehamilan
Perhitungan usia kehamilan dilakukan dengan menggunakan Rumus Neagele,
yang merupakan perhitungan dari Hari Pertama Haid Terakhir sampai hari
perhitungan usia kehamilan dilakukan. Usia kehamilan dikategorikan dalam
batasan minggu, yaitu :
a. Trimester I : 0-12 minggu
b. Trimester II : 13-27 minggu
c. Trimester III : 28-40 minggu
Pada usia kehamilan trimester pertama dua kali lebih berpotensi terjadi
anemia dibandingkan dengan trimester kedua dan usia kehamilan trimester
ketiga tiga kali lebih berpotensi mengalami anemia dibandingkan trimester
kedua. Penyebab anemia pada trimester pertama yakni mual muntah di pagi
hari, kehilangan selera makan, serta pada usia kehamilan 8 minggu dimulai
hemodilusi yang terjadi hingga usia kehamilan trimester kedua. Sedangkan
pada trimester ketiga disebabkan oleh diperlukannya zat besi dan nutrisi lebih
banyak dalam proses pertumbuhan janin hingga menurunkan cadangan zat besi
ibu (Tadese, 2017).
4) Status gizi
Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan
janin. Kekurangan gizi dapat menyebabkan ibu menderita anemia, suplai darah
yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga
janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena
itu, pemantauan gizi ibu hamil sangat penting dilakukan (Melorys dan Nita,
2017).
c. Faktor langsung
1) Penyakit infeksi
Perdarahan patologis akibat penyakit atau infeksi parasit seperti cacingan dan
saluran pencernaan juga berhubungan positif terhadap anemia. Darah yang
hilang akibat infestasi cacing bervariasi antara 2-100 cc/hari, tergantung
beratnya infestasi. Anemia yang disebabkan karena penyakit infeksi, seperti
seperti malaria, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan cacingan terjadi
secara cepat saat cadangan zat besi tidak mencukupi peningkatan kebutuhan
zat besi (Listiana, 2016).
3. Penatalaksanaan
Menurut Sari (2013) penanganan anemia adalah sebagai berikut:
1) Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya
perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi, dan 400 mg asam folat peroral
sekali sehari.
2) Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral
sekali sehari.
3) Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg (20
ml) intravena atau 2x10 ml intramuskularTransfusi darah kehamilan lanjut dapat
diberikan walaupun sangat jarang. diberikan walaupun sangat jarang diberikan
mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin.
WHO merekomendasikan pemberian suplemen zat besi secara zat besi oral
umum dengan dosis 60 mg zat besi oral harian selama 6 bulan di area yang memiliki
prevalesi anemia defisiensi zat besi kurang dari 40%. Pemberian suplemen ini
dilanjutkan selama 3 bulan post partum di area yang memiliki prevalesi anemia zat
besi lebih dari 40%. Dosis pemberian zat besi oral yang di rekomendasikan untuk
mengatasi kekurangan zat besi adalah 100-200 mg setiap hari. Konsumsi suplemen zat
besi setiap hari berkaitan erat dengan peningkatan kadar hemoglobin ibu sebelum dan
sesudah pelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang
berkepanjangan. Ibu yang mengonsumsi suplemen zat besi atau asam folat, baik
harian maupun intermiten, tidak menunjukkan perbedaan efek yang signifikan.
Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi
meningkatkan kadar Hb. Kadar Hb lebih dari 11,0 g/dL pada saat persalinan sering
kali terjadi akibat pemberian zat besi parenteral dan bukan zat besi oralPemberian zat
besi intramuskular akan menghasilkan parameter fisiologi darah yang lebih baik dari
pada pemberian zat besi oral. Pemberian zat besi intravena menghasilkan parameter
fisiologi darah yang lebih baik dari pada pemberian zat besi zat besi oral sering kali
menimbulkan efek samping mual dan sembelit. Pemberian suplemen mengkonsumsi
zat besi oral pada dosis pengobatan mengalami efek samping, seperti mual, muntah,
konstipasi, atau diare. Ibu hamil yang menderita anemia berat mungkin memerlukan
transfusi darah, yang terkadang tidak memberi peningkatan kondisi yang signifikan.
Selain itu, transfusi darah juga menimbulkan resiko, baik ibu maupun janin.
Pemberian suplemen zat besi rutin pada ibu hamil yang tidak menunjukkan tanda
kekurangan zat besi dan memiliki kadar Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi
dampak positif, yaitu prevalesi anemia selama hamil dan enam minggu post partum
berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb lebih dari 13,0 g/dl
lebih sering terjadi pada ibu yang mengonsumsi suplemen zat besi atau asam folat
setiap hari dibandingkan ibu yang tidak mengonsumsi suplemen. Risiko
hemokonsentrasi selama trimester I dan III lebih tinggi pada ibu yang mendapat
suplemen zat besi harian. Akan tetapi, signifikansi klinis hemokonsentrasi masih
belum jelas. Pemberian sulfas ferosus dianjurkan sebagai terapi lini pertama anemia
defisiensi zat besi. Jika ibu tidak menoleransi sulfas ferosus formula lain dapat
digunakan (Pratami, 2016).
4. Pemeriksaan Penunjang
Tes darah awal biasanya termasuk jumlah darah lengkap (CBC). Hasil dapat
menunjukkan: Hemoglobin (Hb) - mungkin normal pada awal penyakit tetapi lama
akan berkurang dan memperburuk keadaan anemia. Normal Hb 11,0 g/dl pada
trimester satu dan tiga, Hb 10,5 g/dl pada trimester inester stu dn dua (Proverawati,
2018).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada kehamilan terdiri atas pengkajian riwayat kehamilan secara
menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium (Reeder, Martin, Griffin,
2011).
1. Riwayat kehamilan secara menyeluruh pengkajian riwayat klien meliputi (Reeder,
Martin, Griffin, 2011):
a. Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota keluarga di rumah,
Berat badan, tinggi badan)
b. Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti penyakit yang
dapat diturunkan secara genetik).
c. Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid terakhir (HPHT).
d. Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan, persalinan,
neonatal, dan post partum/nifas
e. Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal kehamilan)
f. Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan kafein (minum kopi
dan teh)
g. Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif)
h. Rencana persalinan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai
perawat dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah,
nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil yang dilakukan meliputi
pemeriksaan (Reeder, Martin, Griffin, 2011):
a. Kepala dan leher lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut. Lalu
palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?
b. Dada dan jantung lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop daerah
jantung dan paru–paru
c. Payudara inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area
payudara dan axilla di seluruh kuadran
d. Kulit Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum
e. Ekstremitas lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan reflex
hammer
f. Abdomen lakukan pengukuran Tinggi Fundus Uterus (TFU), lakukan palpasi
abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang diauskultasi
dengan USG Doppler dalam trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar
10 dan 12 minggu. Denyut jantung janin normal berada antara 120 x/menit sampai
160 x/menit
g. Vagina vulva lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan pada
mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/keputihan
h. Panggul komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksaan
untuk meraba dimensi pembesaran rahim internal. Informasi ini membantu
memperkirakan usia kehamilan, baik mengkonfirmasikan Taksiran Persalinan (TP)
berdasar HPHT atau menyediakan informasi dalam HPHT tertentu. Hal ini penting
untuk menentukan TP akurat sedini mungkin dalam kehamilan karena banyak
keputusan intervensi yang berkaitan dengan waktu dan pengelolaan kehamilan
didasarkan pada usia kehamilan yang ditentukan oleh TP tersebut. Pelvimetri klinis
(pengukuran dimensi dari tulang panggul melalui palpasi selama pemeriksaan
panggul internal) dapat dilakukan selama pemeriksaan awal panggul. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi setiap variasi dalam struktur panggul yang mungkin
menghambat atau menghalangi janin melewati panggul tulang selama kelahiran
vagina.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan
data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk mengidentifikasi risiko
yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin, 2011). Pemeriksaan laboratorium yang
sering dilakukan antara lain pemeriksaan golongan darah, ultrasonografi (USG),
pemeriksaan urin (apakah terdapat proteinuri atau glukosuria), pemeriksaan
hemoglobin, pemeriksaan hematocrit, pemeriksaan eritrosit, dan pemeriksaan
trombosit.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif
2. Defisit pengetahuan
3. Intoleransi aktivitas
C. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Perfusi perifer Perfusi perifer Perawatan sirkulasi (1.02079)
tidak efektif (L.02011) Observasi
(D.0009) Setelah dilakukan 1. Periksa sirkulasi perifer (mis.
asuhan keperawatan Nadi perifer, edema,
1x24 jam diharapkan pengisian kapiler, warna,
masalah perfusi perifer suhu, ankle-brachial index)
tidak efekrif dapat 2. Identifikasi factor risiko
teratasi dengan kriteria gangguan sirkulasi (mis.
hasil: Diabetes, perokok, orang tua,
1. Warna kulit pucat hipertensi dan kadar
menurun kolesterol tinggi)
2. Edema perifer 3. Monitor panas, kemerahan,
menurun nyeri, atau bengkak pada
3. Nyeri ekstremitas ekstremitas
menurun Terapeutik
4. Pengisian kapiler 1. Hindari pemasangan infus atau
membaik pengambilan darah di area
5. Turgor kulit keterbatasan perfusi
membaik 2. Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
3. Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada
area cedera
4. Lakukan pencegahan infeksi
5. Lakukan perawatan kaki dan
kuku
6. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti merokok
2. Anjurkan berolahraga rutin
3. Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit
terbakar
4. Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
5. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
6. Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat
beta
7. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis. melembabkan kulit
kering pada kaki)
8. Anjurkan program rehabilitasi
vaskular
9. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
10. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilang rasanya)
Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan (I.12383)
pengetahuan (L.12111) Observasi
(D.0111) Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi kesiapan dan
keperawatan 1x24 jam kemampuan menerima informasi
diharapkan tingkat 2. Identifikasi factor – factor yang
pengetahuan meningkat dapat meningkatkan dan
dengan kriteria hasil: menurunkan motivasi perilaku
1. Perilaku sesuai anjuran hidup bersih dan sehat
meningkat Terapeutik
2. Verbalisasi minat dalam 1. Sediakan materi dan media
belajar meningkat pendidikan kesehatan
3. Kemampuan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
menjelaskan sesuai kesepakatan
pengetahuan tentang 3. Berikan kesempatan untuk
suatu topic meningkat bertanya
4. Perilaku sesuai dengan Edukasi
pengetahuan 1. Jelaskan factor resiko yang dapat
5. Pertanyaan tentang memperngaruhi kesehatan
masalah yang dihadapi 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
menurun
3. Ajarkan strategi yang dapat
6. Persepsi yang keliru
digunakan untuk meningkatkan
terhadap masalah
perilaku hidup bersih dan sehat
menurun
7. Perilaku membaik

Intoleransi Toleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178)


aktivitas (L.05047) Observasi
(D0056) Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi gangguan fungsi
keperawatan selama 1x24 tubuh yang mengakibatkan
jam diharapkan toleransi kelelahan
aktivitas meningkat 2. Monitor kelelahan fisik dan
Kriteria hasil : emosional
1. Frekuensi nadi meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Saturasi oksigen 4. Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan selama
3. Kemudahan dalam melakukan aktivitas
melakukan aktivitas Terapeutik
sehari-hari meningkat 1. Sediakan lingkungan nyaman
4. Kekuatan tubuh bagian dan rendah stimulus (mis.
atas meningkat cahaya, suara, kunjungan)
5. Kekuatan tubuh bagian 2. Lakukan latihan rentang garak
bawah meningkat pasif dan/ atau aktif
6. Keluhan lelah menurun 3. Berikan aktivitas distraksi yang
7. Dyspnea saat beraktivitas menenangkan
menurun 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat
8. Tekanan darah membaik tidur, jika tidak dapat
9. Frekuensi napas membaik berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan mengubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan
makanan
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. D KEHAMILAN
DENGAN ANEMIA DI POLI KEBIDANAN RSUD ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH

Nama Mahasiswa : Utia Khaira


NIM : P1337420923036
Tempat Praktik : Poli Kebidanan
Tanggal : 23-27 Oktober 2023

A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. D
2. Umur : 26 thn 5 bln 20 hr
3. Alamat : Indrapuri, Aceh Besar
4. Agama : Islam
5. Suku bangsa : Aceh
6. Status perkawinan : Kawin
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Pendidikan : S1
B. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
No Tahun Jenis Jenis Penolong BB Keadaan Masalah
kelamin persalinan lahir kehamilan
- - - - - - -

C. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Masalah ginekologi: Tidak ada masalah
2. Riwayat KB: Tidak ada
D. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. HPHT : 30 Juli 2023
2. Taksiran partus: 07 April 2024
3. Berat badan sebelum hamil : 48 kg
Tgl TD TB/BB TFU Presentasi DJJ Usia Keluhan Data
Janin Gestasi Lain
25/10/ 109/82 152 cm/51 kg 13,8 Kepala 145 12 Mual dan -
2023 mmHg cm x/menit minggu pusing
2 hari

E. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


1. Status obstetri : G: 1 P: 0 A: 0
2. Usia kehamilan: 12 minggu 2 hari
3. Keadaan umum: Baik
4. Kesadaran : Composmentis
5. Tanda-tanda vital : TD: 109/82 mmHg, Nadi: 88 X/menit, S: 36,4 oC, RR: 22 X/menit
6. Kepala/leher
a. Kepala : rambut hitam sedikit rontok, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
b. Mata : tidak cekung, simestris kiri dan kanan, pupil isokor, sklera anikterik,
konjungtiva anemis, fungsi penglihatan baik, dan reaksi terhadap cahaya baik
c. Hidung : tidak ada sinus dan polip, tidak ada pendarahan, tidak terdapat sekret,
penciuman baik
d. Mulut : bibir kering, mukosa lembab, gigi lengkap,
e. Telinga : simetris, tidak ada kelainan, terdapat serumen, tidak ada nyeri dan
peradangan, pendengaran baik
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, tidak ada distensi vena
jugularis
7. Dada
a. Jantung : bunyi jantung I lebih besar dari bunyi jantung II
b. Paru : suara vesikuler
c. Payudara : areola kecoklatan, tidak ada benjolan
d. Puting susu : menonjol
e. Pengeluaran ASI : tidak ada
8. Eliminasi:
a. BAK: Urin berwarna kuning, 5-6 kali sehari
b. BAB: 1 kali sehari
9. Istirahat/kenyamanan
a. Pola tidur: kebiasaan tidur dahulu 7-8 jam, saat ini 6-7 jam
b. Keluhan ketidaknyamanan: Tidak ada
10. Mobilisasi/latihan
a. Tingkat mobilisasi : Dapat dengan mandiri dan dibantu suaminya saat merasa
lemah dan letih
b. Latihan senam : Tidak ada
11. Nutrisi dan Cairan
a. Asupan nutrisi: Tercukupi, nafsu makan baik
b. Cairan: Tercukupi
12. Keadaan mental
a. Adaptasi psikologis : Ny. D dan suami merasa senang menanti anak
pertamanya. Ny. D juga mengatakan takut terjadi sesuatu dengan kandungannya
karena anemia
b. Penerimaan terhadap kehamilan : menerima kehamilan dengan baik
13. Abdomen
a. Uterus
1) Tingkat Fundus Uteri :13,8 cm (1/3 diatas simfisis)
2) Kontraksi : Tidak ada
3) Leopold I : Tidak teraba
4) Leopold II : Tidak teraba
5) Leopold III : Tidak teraba
6) Leopold IV : Tidak teraba
b. Pigmentasi
1) Linea nigra : -
2) Striae : Tidak ada
3) Fungsi pencernaan : Baik
14. Perineum dan genital
a. Vagina : Nromal, Varises tidak ada
b. Kebersihan : Bersih
c. Keputihan :
1) Jenis/warna : Bening
2) Konsistensi : Kental
3) Bau : Tidak menyengat
4) Hemorrhoid : Tidak ada
15. Ekstremitas
c. Ekstremitas atas
1) Edema : Tidak ada
2) Varises : Tidak ada
b. Ekstremitas bawah
1) Edema : Tidak ada
2) Varises : Tidak ada
3) Reflex patella : reflek patella +/+
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hemoglobin 9,4 g/dL

G. KESIMPULAN
Ny. D dengan anemia pada kehamilan saat dikaji mengeluh mudah pusing, lemah dan
letih sehingga Ny.D takut terjadi sesuatu dengan kehamilannya
DAFTAR MASALAH (RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN)
No Tanggal/jam Data Fokus Etiologi Masalah
Keperawatan

1 25 Oktober DS: Menurunnya kadar Perfusi perifer


2023, 11.00i. Pasien mengeluh hemoglobin dalam tidak efektif
WIB pusing dan mata darah
berkunang-kunang

DO:

- Keadaan umum
baik
- Konjungtiva
tampak anemis
- CRT < 3 detik
- Hb: 9,4 g/dL
- TD: 110/70 mmHg
- N: 85 x/menit
- RR: 20 x/menit
- Suhu : 36,7 °C
2 25 Oktober DS: Ketidakseimbangan Intoleransi
2023, 11.00 - Pasien mengatakan antara suplai dan Aktivitas
WIB lemah dan mudah kebutuhan oksigen
lelah saat
beraktivitas

DO:
- Tampak berjalan
dibantu suaminya
- Tampak lesu
- Hb: 9,4 g/dL
- TD: 110/70 mmHg
- N: 85 x/menit
- RR: 20 x/menit
- Suhu : 36,7 °C

PRIORITAS MASALAH
1. Perfusi perifer tidak efektif b/d Menurunnya kadar hemoglobin dalam darah
2. Intoleransi aktivitas b/d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

INTERVENSI
No Tanggal Diagnosa Tujuan/Kriteria hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
1. 25/10/2023 Perfusi Perfusi perifer (L.02011) Perawatan sirkulasi
perifer Setelah dilakukan asuhan (1.02079)
tidak keperawatan 1x24 jam Observasi
efektif diharapkan masalah 1. Periksa sirkulasi
(D.0009) perfusi perifer tidak efekrif perifer (mis. Nadi
dapat teratasi dengan perifer, edema,
kriteria hasil: pengisian kapiler,
1. Warna kulit pucat warna, suhu, ankle-
menurun brachial index)
2. Edema perifer menurun 2. Identifikasi factor
3. Nyeri ekstremitas risiko gangguan
menurun sirkulasi (mis.
4. Pengisian kapiler Diabetes, perokok,
membaik orang tua,
5. Turgor kulit membaik hipertensi dan
kadar kolesterol
tinggi)
3. Monitor panas,
kemerahan, nyeri,
atau bengkak pada
ekstremitas
Terapeutik
1. Hindari pemasangan
infus atau pengambilan
darah di area
keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet
pada area cedera
4. Lakukan pencegahan
infeksi
Edukasi
1. Anjurkan
berolahraga rutin
2. menggunakan obat
penurun tekanan
darah,
antikoagulan, dan
penurun kolesterol,
jika perlu
3. Anjurkan
mengonsumsi tablet
Fe
4. Anjurkan diet
tinggi zat besi
5. Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan (mis.
Rasa sakit yang
tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilang
rasanya)
2. 25/10/2023 Intoleransi Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
aktivitas (L.05047) (I.05178) Observasi
(D.0056) Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi
keperawatan selama 1x24 jam gangguan fungsi
diharapkan toleransi aktivitas tubuh yang
meningkat mengakibatkan
Kriteria hasil : kelelahan
1. Frekuensi nadi meningkat 2. Monitor kelelahan
2. Kemudahan dalam fisik dan emosional
melakukan aktivitas sehari- 3. Monitor pola dan
hari meningkat jam tidur
3. Kekuatan tubuh bagian atas 4. Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan
4. Kekuatan tubuh bagian selama melakukan
bawah meningkat aktivitas
5. Keluhan lelah menurun Terapeutik
1. Lakukan latihan
rentang garak pasif
dan/ atau aktif
2. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
3. Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
2. Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan
mengubungi
perawat jika tanda
dan gejala
kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan

IMPLEMENTASI
Tgl Kode Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi

25/10/ D.0009 1. Memeriksa sirkulasi S: Pasien mengatakan mau diberikan


2023 perifer (Nadi perifer, tablet Fe dan akan mengonsumsi diet
edema, pengisian tinggi zat besi sesuai anjuran
kapiler, warna, suhu,
ankle-brachial index) O:
2. Memonitor panas, - Keadaan umum baik
kemerahan, nyeri, atau - Konjungtiva tampak anemis
bengkak pada ekstremitas - CRT < 3 detik
3. Menghindari pengukuran - Hb: 9,4 g/dL
tekanan darah pada - TD: 110/70 mmHg
ekstremitas dengan - N: 89 x/menit
keterbatasan perfusi - RR: 20 x/menit
5. Menganjurkan berolahraga - Suhu : 36,5 °C
rutin
6. Memberikan tablet Fe A: Masalah belum teratasi
untuk meningkatkan kadar
hemoglobin P: Intervensi dihentikan
7. Memberitahu cara minum
tablet Fe dengan benar
yaitu 1 kali sehari
8. Menganjurkan diet tinggi
zat besi yaitu bayam,
daging merah, hati, dan
kacang-kacangan
25/10/ D.0056 1. Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan mampu melakukan
2023 gangguan fungsi tubuh aktivitas secara bertahap
yang mengakibatkan
kelelahan O:
2. Memonitor kelelahan - Keadaan umum baik
fisik dan emosional - Tampak berjalan dengan perlahan
3. Memfasilitasi tempat - Tampak lesu
duduk jika tidak dapat - Hb: 9,4 g/dL
berpindah atau - TD: 110/70 mmHg
berjalan - N: 89 x/menit
4. Menganjurkan istirahat - RR: 20 x/menit
dengan tenang - Suhu : 36,5 °C
5. Menganjurkan
melakukan aktivitas A: Masalah teratasi sebagian
secara bertahap
P: Intervensi dihentikan
KONTRAK BELAJAR (LEARNING CONTRACT)

Nama : Utia Khaira NIM : P1337420923036

Ruang : Poli Kebidanan Stase : Keperawatan Maternitas

Capaian Strategi / Referensi Hasil yang Waktu


pembelajaran Metode diharapkan
pembelajara
Tujuan umum: n
Untuk mencapai PPNI, (2018). Selama pembelajaran 1 minggu,
tujuan tersebut Standar klinik saya akan pada 23-27
Setelah menjalankan praktek saya akan Intervensi menunjukkan Oktober 2023
klinik di Poli Kebidanan melakukan: Keperwatan kemampuan saya dalam
selama 1 minggu, saya Indonesia mengelola pasien dan
mampu/kompeten dalam 1. Mencari (SIKI). Edisi 1. melakukan asuhan
memberikan asuhan sumber bacaan Jakarta. keperawatan pada Ibu
keperawatan pada Ibu hamil yang relevan Persatuan hamil dengan anemia
dengan anemia, meliputi: 2. Diskusi via Perawat dengan bukti sebagai
zoom, via Indonesia. berikut:
1. Mengkaji riwayat video call
kesehatan pasien. WhataApp, PPNI, (2018). 1. Disetujuinnya
2. Mengkaji riwayat bersama dosen Standar kontrak belajar dan
kesehatan dahulu pembimbing Diagnosa laporan
3. Komunikasi dan 3. Berkonsultasi Keperawatan pendahuluan berupa
melakukan tindakan dengan CI, Indonesia.edisi WOC sebelum
yang berhubungan perawat dan 1. Jakarta. praktek
dengan melakukan dosen Persatuan 2. Tercapainya
perawatan pada Ibu pembimbing Perawat kegiatan praktek
hamil dengan anemia 4. Ikut Indonesia sesuai kontrak
4. Melakukan berpartisipasi 3. Terpenuhinya target
pengumpulan data langsung dalam PPNI, (2018). kompetensi klinik
pemeriksaan fisik pada melakukan Standar Luaran 4. Tersusunnya laporan
pasien perawatan pada Keperwatan kasus berdasarkan
5. Melakukan intervensi pasien baik Indonesia. Edisi masalah yang sesuai
dan implementasi pada dengan 1. Persatuan dengan pasien
pasien pembimbing Perawat
6. Melakukan evaluasi akademik Indosensia
pada pasien ataupun CI Jakarta.
Ruangan. Persatuan
Perawat
Indonesia
Semarang, 27 Oktober 2023
Penyusun

(Utia Khaira)

Menyetujui,
1. Preceptor : (Ratna Fitri, SST)

2. Dosen Pembimbing Aceh : (Dr. Halimatussakdiah, S.Kp, M.Kep.,Sp.Mat)

3. Dosen Pembimbing Semarang: (Elisa, S.Kep., Ns.,M.Kep)


DAFTAR HADIR PRAKTEK

Nama : Utia Khaira

NIM : P1337420923036

Ruang : Poli Kebidanan (RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh)

Stase : Keperawatan Maternitas

Jam Paraf
Ruang Hari/Tanggal
Datang Pulang Mahasiswa Karu/CI

Senin/
Poli Kebidanan 08.00 17.00
23-10-2023

Selasa/
Poli Kebidanan 08.00 17.00
24-10-2023

Rabu/
Poli Kebidanan 08.00 17.00
25-10-2023

Kamis/
Poli Kebidanan 08.00 17.00
26-10-2023

Jumat/
Poli Kebidanan 08.00 17.00
27-10-2023
FORM LAPORAN AKTIFITAS HARIAN (LOGBOOK)
Nama : Utia Khaira

NIM : P1337420923036

Ruang : Poli Kebidanan

Stase : Keperawatan Maternitas

Tanggal/ Tanda Tangan


No Kegiatan
Pukul Pembimbing

1 23/10/2023
08.15 - Melakukan pendaftaran pada pasien
08.30 - Mengukur berat badan dan tinggi badan

08.40 - Cek tanda-tanda vital pada pasien

10.00 - Membantu pemasangan CTG Ny. D

11.00 - Membantu mengganti perban Ny. S

12.00 - Membereskan dan melakukan perawatan set GV


- Persiapan pulang
16.45

2 24/10/2023
08.10 - Melakukan pendaftaran pada pasien
08.20 - Mengukur berat badan dan tinggi badan

08.40 - Cek tanda-tanda vital pada pasien

11.00 - Membantu melakukan papsmears Ny.R

13.00 - Mengukur tinggi fundus uteri Ny.P

15.00 - Memasang EKG pada Ny.I


16.45 - Persiapan pulang
3 25/10/2023
08.10 - Melakukan pendaftaran pada pasien
08.15 - Mengukur berat badan dan tinggi badan

09.00 - Cek tanda-tanda vital pada pasien

10.00 - Mengganti verban Ny.M

11.00 - Mengkaji dan memberikan implementasi pada Ny. D

12.00 - Menghitung DJJ dengan doppler

15.00 - Menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL)


16.45 - Persiapan pulang
4 26/10/2023
08.10 - Melakukan pendaftaran pada pasien

08.30 - Mengukur berat badan dan tinggi badan

08.40 - Cek tanda-tanda vital pada pasien

11.00 - Menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL)

13.00 - Membantu melakukan papsmear Ny. N

15.00 - Membereskan alat/instrumen dan membawa ke CSSD

16.45 - Persiapan pulang


5 27/10/2023
08.10 - Melakukan pendaftaran pada pasien
08.30 - Mengukur berat badan dan tinggi badan
08.40 - Cek tanda-tanda vital pada pasien
11.00 - Mengganti verban Ny. R
15.00 - Membereskan alat/instrumen dan membawa ke CSSD
16.45 - Persiapan pulang
Daftar Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Klinik

Nama : Utia Khaira

NIM : P1337420923036

Ruang : Poli Kebidanan

Stase : Keperawatan Maternitas

No Hari/tanggal/jam Keterampilan keterangan Tanda


yang dilakukan Tangan
1 2 3 4 Preceptor

1 23/10/2023 Vital Sign’s pada 


pasien
08.40 WIB

2 23/10/2023 Pemeriksaan  
CTG
10.0 WIB

3 24/10/2023 Membantu   
melakukan
11.00 WIB
papsmear
4 24/10/2023 Mengukur tinggi  
fundus uteri
13.00 WIB
5 25/10/2023 Menghitung DJJ  
dengan doppler
12.00 WIB

6 25/10/2023 Menghitung hari 


perkiraan lahir
15.00 WIB
(HPL)

KETERANGAN :
1. Target kompetensi ketrampilan klinik diisi sesuai dengan list target yang terdapat dalam buku panduan
ners.
2. Kolom Keterangan pencapaian diisi dengan:
Menguasai teori: (1)
Melihat atau mendemontrasikan: (2)
Melakukan atau menerapkan dengan bimbingan atau supervisi : (3)
Menguasai teori dan melakukan tindakan dengan mandiri tanpa supervisi: (4)

Anda mungkin juga menyukai