Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP PENINGKATAN KADAR

HEMOGLOBIN PADA MAHASISWI S1 KEPERAWATAN


REGULER DENGAN ANEMIA DI INSTITUT
MEDIKA Drg. SUHERMAN TAHUN 2019
*Ani Nurfaidah
(110315337)
aninurfaidah97@gmail.com
*Alumni sarjana keperawatan Institut Medika Drg. Suherman Cikarang Bekasi

ABSTRAK
Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umumnya
terjadi ketika kadar sel darah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. WHO
menyebutkan bahwa 818 juta anak-anak dan perempuan yang dipengaruhi oleh
anemia, sebagian besar dinegara berkembang. Setiap tahun 1 juta meninggal
remaja dan anak-anak (0-4) dan wanita hamil adalah dengan satu estimasi global
Prevalensi dari 43% dan 51% berturut-turut. Anemia terjadi sering pada negara
berkembang dan Negara Industri. berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada 64 mahasiswi S1 Kperawatan Reguler dengan melakukan
pengukuran kadar hemoglobin pada 10 mahasiswi didapatkan 80% mengalami
kadar hemoglobin dibawah normal yang mengindikasikan terjadinya anemia.

Tujuan : Mengetahui Pengaruh Pemberian Madu Terhadap Peningkatan Kadar


Hemoglobin Pada Mahasiswi S1 Keperawatan Reguler Dengan Anemia Di
Institut Medika Drg. Suherman Tahun 2019

Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada pre eksperiment design
dengan rancangan one group pre-test post-test. Populasi pada penelitian ini yaitu
seluruh mahasiswi S1 keperawatan reguler dengan anemia berjumlah 20. Sampel
yang diambil sebanyak 20 responden dengan menggunakan total sampling yang
mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi. Insrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat ukur hemoglobin yaitu GCHb, sendok makan dan lembar
ceklis. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa
uji T-test dengan nilai signifikan α < 0,05.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar hemoglobin sebelum


diberikan madu terendah adalah 9,5 gr/dl tertinggi adalah 1,8 gr/dl. Kadar
hemoglobin sesudah diberikan madu terendah adalah 9,8 gr/dl tertinggi adalah
14,7 gr/dl.

Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian madu hutan dengan peningkatan kadar


hemoglobin pada mahasiswi S1 Keperawatan reguler.

Saran : Diharapkan bagi mahasiswi keperawatan reguler khususnya agar lebih


mengkonsumsi banyak makanan (daging, ikan, ayam, hati, telur dan sayuran hijau
seperti daun katuk, daun kelor, daun singkong, bayam) yang dapat meningkatkan
kadar hemoglobin dan mengkonsumsi zat besi jika dengan suplemen
menimbulkan banyak efek samping maka dapat menggunakan penatalaksanaan
non farmakologi yaitu pemberian madu

Kata Kunci : Anemia, Peningkatan Kadar Hemoglobin, Madu


PENDAHULUAN
Anemia masih dianggap sebesar 26,50%, pada wanita usia

suatu masalah kesehatan sampai saat subur sebesar 26,9%, pada ibu hamil

ini. Menurut (WHO) anemia muncul sebesar 40,1% dan pada balita

karena kekurangan zat besi. Penyakit sebesar 47,0%.

ini menempati urutan teratas Hemoglobin (Hb) merupakan

penyebab kematian. Diperkirakan 4- parameter yang digunakan untuk

5 miliyar penduduk dunia (sekitar menetapkan prevalensi anemia.

66-80% penduduk dunia) menderita Hemoglobin merupakan senyawa

anemia karena kekurangan zat besi pembawa oksigen pada sel darah

(Badriah 2011, dalam Supratiknyo merah. Kandungan hemoglobin yang

2014). rendah mengindikasikan anemia

Data Survei Kesehatan (Supariasa, 2012). Menurut Arisman

Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 dampak negatif yang ditimbulkan

menyatakan bahwa prevalensi oleh anemia adalah daya tahan tubuh

anemia pada balita sebesar 40,5%, berkurang sehingga menyebabkan

ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas tubuh mudah terserang penyakit,

sebesar 45,1%, remaja putri usia 10- serta kemampuan kinerja intelektual

18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19- juga menurun (Widyastuti dan

45 tahun sebesar 39,5%. Wanita Hardiyanti, 2010 dalam Mulyadi

mempunyai risiko terkena anemia 2014).

paling tinggi terutama pada remaja Untuk mengatasi

putri. Angka prevalensi anemia di permasalahan kekurangan zat gizi

Indonesia, yaitu pada remaja wanita besi yang mengakibatkan kadar


hemoglobin menurun, secara Kandungan lainnya yaitu terdapat

farmakologis Pemerintah glukosa 75%, asam organik sebesar

memberikan Tablet Tambah Darah 8%, protein, enzim, garam mineral

(TTD) adalah suplemen gizi 18%, vitamin, biji renik, minyak,

penambah darah berbentuk tablet/ kandungan zat besi yang tinggi yang

kaplet/ kapsul yang diberikan setiap dapat mengobati penyakit anemia

minggu dengan jumlah dalam satu serta mengandung antibiotik.

tahun (52 butir), namun setelah Madu mengandung banyak

diberikan Tablet Tambah Darah mineral, tingginya kadar zat besi erat

(TTD) ada yang tidak di minum hubungannya dengan kandungan

dengan alasan rasa dan bau tidak hemoglobin. Beberapa kandungan

enak dan ada efek samping seperti mineral dalam madu adalah Belerang

mual-muntah dan feses mengeras dan (S), Kalsium (Ca), Tembaga (Cu),

berwarna kehitaman (Riskesdas, Mangan (Mn), Besi (Fe), Fosfor (P),

2018). Klor (Cl), Kalium (K), Magnesium

Pengobatan alternatif lainnya (Mg), Yodium (I), Seng (Zn), Silikon

untuk mengatasi anemia dapat (Si), Natrium (Na), Molibdenum

memberikan terapi farmakologis (Mo), dan Aluminium (Al). Eugene

yang berasal dari bahan alam yaitu and Nelson (2014) menyebutkan

madu, dimana madu mengandung dalam penelitian ilmiahnya bahwa

mineral - mineral penting seperti sejak ribuan tahun yang lalu madu

kalsium, fosfor, potasium, sodium, telah dikenal karena sifat gizi dan

besi, magnesium, dan tembaga. penyembuhannya yang


menakjubkan. Madu mengandung oksigen ke jaringan. (Brunner &

mineral penting yang membantu Sudarth, 2015)

dalam produksi hemoglobin. Dalam ilmu medis dijelaskan

Berdasarkan penelitian yang bahwa anemia terjadi karena kondisi

dilakukan oleh Nur Islamiyah (2017) jumlah sel darah merah atau jumlah

pada remaja putri dalm pemberian hemoglobin yang tidak sesuai dari

madu dengan dosis 28 gram/hari, jumlah normal. Fungsi hemoglobin

memberikan pengaruh yang adalah mengantarkan oksigen dari

signifikan terhadap peningkatan paru-paru ke seluruh bagian tubuh.

hemoglobin, diperoleh p value Apabila produksi hemoglobin kurang

(0,002) < α (0,05). dari jumlah normal maka kebutuhan

ANEMIA oksigen dalam tubuh tidak tercukupi

Anemia adalah istilah yang maka dalam kondisi seperti inilah

menunjukan renahnya hitung sel arah seseorang dinyatakan mengalami

merah dan kadar hemoglobin dan anemia. Jumlah normal sel darah

hematokrit dibawah normal. Anemia merah pada laki-laki ditetapkan

bukan merupakan suatu penyakit, mengalami anemia apabila tingkat

melainkan merupakan pencerminan hemoglobinnya kurang dari 13,5

keadaan suatu penyakit atau gram/dl sedangkan pada wanita

gangguan fungsi tubuh. Secara adalah krang dari 12 gram/dl. (Nisya,

fisiologis, anemia terjadi apabila dkk. 2017)

terdapat kekurangan jumlah Penyebab utama anemia pada

hemoglobin untuk mengangkut wanita adalah kurang memadainya


asupan makanan sumber Fe, Hemoglobin (Hb) merupakan

sedangkan kebutuhan Fe meningkat parameter yang digunakan untuk

karena kehilangan darah saat menetapkan prevalensi anemia.

menstruasi. Penyebabnya dapat Hemoglobin merupakan senyawa

bermacam-macam, seperti pembawa oksigen pada sel darah

perdarahan hebat, kurangnya kadar merah. Kandungan hemoglobin yang

zat besi dalam tubuh, kekurangan rendah mengindikasikan anemia

asam folat, kekurangan vitamin B12, (Supariasa, 2012). Berkurangnya

cacingan leukimia (kanker darah jumlah hemoglobin dalam darah

putih), penyakit kronis dan dapat berdampak pada menurunnya

sebagainya. produktivitas kerja ataupun

HEMOGLOBIN menurunkan kemampuan untuk

Hemoglobin merupakan berkonsentrasi dengan baik sehingga

protein berupa pigmen merah akan menurunkan prestasi belajar

pembawa oksigen yang kaya zat besi. (Depkes RI, 2010 dalam Noor

Hemoglobin memiliki daya gabung Cholifah 2018).

terhadap oksigen untuk membentuk Kadar hemoglobin normal

hemoglobin dalam sel darah merah. akan berbeda pada setiap kelompok

Dengan dimulainya fungsi tersebut usia:

maka oksigen dibawa dari paru ke Tabel 2.1 Batas normal kadar

jaringan. (Syaifuddin, 2011 dalam hemoglobin berdasarkan usia

Supratiknyo 2011).
Hb cairan yang menyerupai sirup yang
Kelompok Umur
(gr/dl)
6 bulan 11 dihasilkan oleh lebah madu. Madu
–6
Anak tahun memiliki rasa yang manis yang tidak
6 – 14 12
tahun sama dengan gula atau pemanis
Laki- 13
laki lainnya. Rasa manis itu berasal dari
Remaja/De
Wanita 11
wasa cairan manis (nectar) yang terdapat
Hamil
Wanita 12
Sumber : Kemenkes RI (2015) pada bunga yang dihisap oleh lebah”.

dalam Arini (2018) Khasiat dari madu dalam

Penurunan kadar Hemoglobin kesehatan adalah multikhasiat dalam

berdampak yang tidak baik bagi menyembuhkan penyakit anemia,

individu maupun bagi masyarakat penyakit infeksi saluran pernafasan,

karena menurunkan kualitas manusia penyakit paru-paru (TBC), madu

dan dan menghambat pembangunan bermanfaat untuk otot jantung,

bangsa. Selain itu prevalensi anemia karena mengandung suatu zat yang

yang tinggi berkontribusi besar dapat mengurangi efek penuaan,

terhadap angka kematian ibu, bayi memulihkan vitalitas, dan

lahir prematur dan bayi dengan berat menurunkan kolesterol. Selain tinggi

lahir rendah (Syatriani & Aryani, vitamin, mineral, dan antioksidan

2010 dalam Fahrul Azmy 2018). properti, juga terdapat beberapa zat

MADU dalam madu yang memiliki sifat

Menurut F,M sakri (2015 antibiotik yang kuat serta membantu

dalam Nuraini 2017) mengemukakan dalam penyembuhan jaringan mati,

bahwa “Madu merupakan sebuah luka, bisul dan masih banyak lagi
khasiatnya dalam dunia kesehatan Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi

(Hotnida 2011 dalam Rista 2014). (Fe), Fosfor (P), Klor (Cl), Kalium

Kandungan madu terdiri dari (K), Magnesium (Mg), Yodium (I),

asam organik (asam glikolat, asam Seng (Zn), Silikon (Si), Natrium

format, asam laktat, asam sitrat, asam (Na), Molibdenum (Mo), dan

asetat, asam oksalat, asam malat, dan Aluminium (Al)), vitamin (Vitamin

asam tartarat), asam amino yang ada dalam kandungan madu,

(berkaitan dengan protein tubuh. diantaranya vitamin B2 (riboflavin),

Selain asam amino nonesensial, ada B5 (asam pantotenat), B6

juga asam amino esensial, (piridoksin), vitamin A, vitamin C,

diantaranya lysin, histadin, triptofan, vitamin K, dan betakaroten).

dan beberapa jenis asam amino Secara umum, madu berkhasiat

lainnya), mineral (Kandungan untuk menyembuhkan berbagai jenis

mineral yang ada dalam madu alam penyakit, tetapi satu jenis madu akan

tergantung dari sari bunga yang lebih berkhasiat menyembuhkan

dihisapnya. Banyaknya kandungan suatu penyakit tertentu, salah satunya

zat besi, tembaga, dan mangan akan madu hutan (multiflora) dimana

membuat madu menjadi berwarna madu ini baik untuk dikonsumsi

gelap, sedangkan tingginya kadar zat sehari-hari, terutama untuk pelajar

besi erat hubungannya dengan dan mahasiswa, para eksekutif, dan

kandungan hemoglobin. Beberapa pra pekerja keras, karena bermanfaat

kandungan mineral dalam madu untuk memperlancar fungsi otak dan

adalah Belerang (S), Kalsium (Ca), meningkatkan daya tahan tubuh.


Selain itu, bermanfaat juga untuk diberikan perlakuan dan dilakukan

menyembuhkan rematik, mengobati pengukuran akhir setelah diberikan

luka bakar, mengobati anemia, perlakuan (Sugiyono, 2017).

meningkatkan nafsu makan, dan Variabel terikat yang diteliti adalah

mengatasi tekanan darah rendah. peningkatan kadar hemoglobin

Madu berkhasiat menghasilkan mahasiswi S1 keperawatan reguler.

energi, meningkatkan daya tahan Sedangkan variabel bebas yang akan

tubuh, dan stamina. Madu cepat diteliti adalah pemberian madu.

berdifusi melalui darah, dan karena Populasi dalam penelitian ini adalah

itu merupakan sumber energi yang mahasiswi S1 keperawatan reguler

cepat. Madu mendukung dengan anemia yang berjumlah 22

pembentukan darah serta responden. Sampel dalam penelitian

membersihkan darah. Selain itu, juga ini berjumlah 20 responden

ada efek positif dalam mengatur dan berdasarkan kriteria inklusi dan

membantu peredaran darah tetap eksklusi.

lancar (Shaikh, 2015 dalam Yuliarti Instrumen yang digunakan

2015). dalam penelitian ini adalah dengan

METODE PENELITIAN menggunakan alat ukur hemoglobin

Pada penelitian ini metodeyang yaitu GCHb dan lembar ceklis

digunakan adalah pre-eksperiment Analisis data dilakukan

design dengan rancangan one group secara univariat dan bivariat

pretest-postest penelitian dengan menggunakan uji T-test dengan nilai

dilakukan pengukuran awal sebelum signifikan alpha 5% (α = 0,05)


dengan uji T-test sebagai jumlah paling sedikit berada di

alternatifnya. rentang 9,1-10,0 sebanyak 4

HASIL responden (20%).

1. Analisis Univariat Tabel 3 Kadar hemogloin


Tabel 1 Karakteristik
sesudah diberikan madu
responden bedasarkan asupan
(n=20)
nutrisi (n=20)
Variabel f % Kadar f %
Hemoglobin
Asupan Nutrisi
9,1 – 10,0 1 5%
Baik 5 25 10,1 – 11,0 2 10 %
Kurang 15 75 11,1 – 12,0 7 35 %
12,1 – 13,0 7 35 %
Sumber : data primer (2019)
13,1 – 14,0 2 10 %
Tabel 2 Kadar hemoglobin 14,1 – 15,0 1 5%
Sumber : data primer (2019)
sebelum diberikan madu
Berdasarkan data
(n=20)
distribusi frekuensi sesudah
Kadar f %
Hemoglobin diberikan madu, mahasiswi
9,1 – 10,0 4 20 %
10,1 - 11,0 9 45 % dengan jumlah paling banyak
11,1 - 12,0 7 35 %
berada di rentang 11,1-12,0
Sumber : data primer (2019)
sebanyak 7 responden (35%) dan
Berdasarkan data
12,1-13,0 sebanyak 7 (35%).
distribusi frekuensi sebelum
Jumlah paling sedikit berada di
diberikan madu, mahasiswi
rentang 9,1-10,0 sebanyak 1
dengan jumlah paling banyak
responden (5%) dan 14,1-15,0
berada pada rentang 10,1-11,0
sebanyak 1 responden (5%).
sebanyak 9 responden (45%) dan
2. Analisis Bivariat Medika Drg. Suherman tahun
Tabel 4 Hasil analisis kadar
2019.
hemoglobin sebelum dan
PEMBAHASAN
sesudah pemberian madu (n=20)
Karakteristik responden
Variabel Mean Std. P value
Hasil penelitian yang
deviasi
Kadar dilakukan didapatkan asupan nutrisi
hemoglobin
sebelum 10,790 0,6569 terbanyak pada kategori kurang yaitu
diberikan
madu
0,000 sebanyak 15 (75%) mahasiswi dari
Kadar
hemoglobin 20 mahasiswi.
sebelum 12,250 1,0841
diberikan Hasil penelitian yang
madu
Sumber : data hasil uji T (2019) diperoleh, mahasiswi dengan asupan

Berdasarkan data pada nutrisi kurang dan mengalami

tabel 4 didapatkan bahwa hasil anemia, hal ini dikarenakan

uji statistik dengan mahasiswi sering mengkonsumsi

menggunakan uji T didapatkan makanan siap saji, yang sedikit

nilai p value = 0,000, maka ada memiliki kandungan zat besi (fe),

pengaruh yang signifikan. vitamin dan mineral.

Dengan demikian disimpulkan Pengaruh pemberian madu

bahwa ada pengaruh pemberian terhadap peningkatan kadar

madu terhadap peningkatan hemoglobin

kadar hemoglobin pada Hasil penelitian yang

mahasiswi keperawatan reguler dilakukan di Institut Medika Drg.

dengan anemia di Institut Suherman didapatkan hasil uji


statistik dengan menggunakan uji T (daging, ikan, ayam, hati, telur

didapatkan rata-rata proses dan sayuran hijau seperti daun

peningkatan kadar hemoglobin katuk, daun kelor, daun

adalah 1,46 gr/dl. Hasil uji statistik singkong, bayam) yang dapat

dengan uji Paired Sample T Test meningkatkan kadar hemoglobin

diperoleh nilai p value = 0,000 dan mengkonsumsi zat besi jika

dengan nilai α = < 0,05, maka nilai p dengan suplemen menimbulkan

value < α sehingga H0 ditolak maka banyak efek samping maka

artinya terdapat perbedaan yang dapat menggunakan

madu dan sesudah diberikan madu. penatalaksanaan non

KESIMPULAN farmakologi yaitu pemberian

Hasil penelitian didapatkan madu.

bahwa ada pengaruh pemberian 2. Bagi Institusi Pendidikan

madu terhadap peningkatan kadar Lebih meningkatkan

hemoglobin pada mahasiswi kualitas pembelajaran terkhusus

S1keperawatan reguler dengan metodologi penelitian kesehatan

anemia di Institut Medika Drg. sehingga mahasiswa mampu

Suherman tahun 2019. melakukan penelitian yang baik

SARAN dan benar dan memperbanyak

1. Bagi Mahasiswi bahan bacaan mengenai madu

Dari penelitian ini, dan anemia sebagai dasar

mahasiswi agar lebih penelitian ini dan penelitian

mengkonsumsi banyak makanan selanjutnya.


3. Bagi peneliti selanjutnya 2. Sugiyono. 2017. Metode
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Peneliti selanjutnya dapat
3. Suzanne C, dkk. 2015.
menjadi acuan dalam melakukan
Keperawatan Medikal Bedah
penelitian lebih mendalam Brunner & Sudarth Edisi 8 Vol
2. Jakarta : EGC
mengenai penanganan yang
4. Aru W. Sudoyo, dkk. 2009.
terjadi di masyarakat dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi
V Jilid II. Jakarta : Interna
mengatasi kejadian anemia
Publishing
dengan meneliti variabel lain
5. Jenita. 2016. Metodologi
yang belum diteliti dan Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta : Pustaka Baru
melakukan pengembangan Press.
mengenai madu sebagai
6. Muttaqin, Arif. 2012. Asuhan
alternatif dalam mengatasi Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem
anemia sehingga penguatan Kardiovaskular dan Hematologi.
Jakarta: Salemba Medika
penelitian terwujud dengan

menggunakan populasi dan 7. Yuliarti, Nurheti. 2015. Khasiat


Madu untuk Kesehatan dan
sampel ditempat yang berbeda. Kecantikan. Yogyakarta: Rapha
Publishing
DAFTAR PUSTAKA
8. Drs. Moch. Imron TA, MM,
MBA. 2014. Metodologi
1. Dr. H. Masriadi, SKM., S.Pd.I., Penelitian Bidang Kesehatan.
S.Kg., M.Kes., MH. 2016. Jakarta : Sagung Seto.
Epidemiologi Penyakit Tidak
9. Sugeng Jitowiyono, Ners, M.Sc.
Menular. Jakarta : Trans Info 2018. Asuhan Keperawatan
Media pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press
10. Dwi Budhi. 2017. Tumpas
Penyakit Sehat & Awet Muda.
Yogyakarta : Cemerlang
Publishing.

11. Brunner dan Suddarth. 2015.


Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.

12. M. Sopiyudin Dahlan. 2012.


Langkah-langkah Membuat
Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta : Sagung Seto

13. Riskesdas. 2018. Laporan


Riskesdas Nasional.

Anda mungkin juga menyukai