Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PEMBERIAN SUSU KURMA PADA IBU

HAMIL ANEMIA TERHADAP PENINGKATAN


KADAR HEMOGLOBIN

Di susun oleh :
Siti Maryam Subekti
19116017
LATAR BELAKANG
Anemia merupakan keadaan yang ditandai dengan rendahnya kadar
hemoglobin atau berkurangnya jumlah mutu sel darah merah, yang berfungsi
sebagai sarana transportasi zat gizi serta oksigen untuk proses fisiologis dan
biokimia jaringan tubuh (Himawan, 2013).
Anemia juga menjadi salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia
terutama negara berkembang. Anemia banyak terjadi pada masyarakat
terutama pada remaja. Kejadian anemia pada remaja putri sampai saat ini
masih cukup tinggi yaitu sebesar 30% (WHO, 2013).
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu
21,7%, untuk penderita anemia berumur 15-24 tahun sebesar 18,4%
(Kemenkes RI, 2014). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012
menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri usia 10-18 tahun
sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5% (Kemenkes RI, 2013).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam asuhan
kebidanan, pada “pengaruh susu kurma pada ibu hamil anemia terhadap
peningkatan kadar hemoglobin?”.
TUJUAN PENELITIAN
penelitian yang dilakukan antara lain untuk mengetahui, Pengaruh
susu kurma pada ibu hamil anemia terhadap peningkatan kadar
hemoglobin.
MANFAAT PENELITIAN
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
referensi untuk mahasiswa program studi Kebidanan
2. Menjadikan penelitian ini sebagai pengalaman yang luar biasa dan
menambah pengetahuan penelitian dan bisa menjadi acuan untuk
penelitian di masa yang akan datang.
3. Bagi Prodi Kebidanan Diharapkan literature review ini bisa dijadikan
pendukung dan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dibidang kebidanan terkait pengaruh susu kurma
pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar hemoglobin
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anemia
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah
dalam darah. (WHO,2015). National Institute of Health(NIH) Amerika 2011
menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel
darah merah yang cukup(Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017).
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang
lebih rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah dalam produksinya guna mempertahankan
kadar hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah anemia yang
timbul karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah
merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu (Adriani & Wijatmadi, 2012).
Gejala Anemia
Menurut Handayani dan Wibowo (2008), gejala anemia di bagi menjadi golongan besar yaitu
sebagai berikut:
1) Gejala umum anemia
Gejala anemia disebut juga sebagai sindrom anemia atau Anemic syndrome. Gejala umum
anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar
hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa di bawah titik tertentu.Gejala ini timbul karena
organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala 16
tersebut apabila diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah:
a) Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat beraktivitas,
angina pektoris, dan gagal jantung.
b) Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang, kelemahan
otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada ekstremitas.
c) Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta rambut tipis dan
halus.
a. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Mempunyai daya gabung terhadap oksigen dan
dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Fungsi ini maka oksigen dibawa
dari paru-paru ke jaringan tubuh (Evelyn, 2008). Hemoglobin hidup selama 120 hari. Penghancuran sel
darah merah terjadi setelah umur 120 hari ketika sel dipindahkan ke ekstravaskuler oleh makrofag sistem
retikuloendotelial (RE).
Hemoglobin adalah pigmen merah pembawa oksigen pada eritrosit dan dibentuk oleh eritrosit yang
berkembang dalam sumsum tulang, molekul hemoglobin terdiri atas dua pasang rantai polipeptida 23
(globin) dan empat kelompok heme (Price & Wilson, 2005). Satu molekul hemoglobin memiliki struktur satu
monomer globin yang mengikat satu molekul heme, sedangkan hemoglobin fungsional adalah molekul
tetramer dengan masing-masing globin mengikat molekul heme (Sofro, 2012).
b. Kadar hemoglobin
Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah. Jumlah
hemoglobin dalam darah normal 15 gr setiap 100 ml darah (Evelyn, 2008). Hasil pemeriksaan kadar
hemoglobin juga dapat dipengaruhi oleh peralatan pemeriksaan yang dipergunakan. Antara cara sahli yang
sederhana dengan cara yang lebih modern dengan alat fotometer tentu akan ada perbedaan hasil yang
ditampilkan. Namun demikian WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur
dan jenis kelamin (WHO (2018) dalamArisman,2018).
1) Anemia ringan : kadar Hb 9-11gr/dl
2) Anemia sedang : kadar Hb 7-8 gr/dl 3) Anemia berat : kadar Hb 15th >12.0 Ibu Hamil >11.0 Sumber :
WHO(2001) dalam Arisman (2002).
C. Manfaat Konsumsi Kurma
Menurut Kusuma,(2017) Kurma memiliki banyak manfaat apabila
dikonsumsi secara rutin, hal ini dikarenakan dalam buah kurma
terdapat banyak mineral dan nutrusi lain yang dibutukhan tubuh
diantaranya adalah:
a) mampu menetralisir racun,
b) mematikan sel-sel kanker,
c) menguatkan saraf-saraf pendengaran,
d) menguatkan saraf,
e) melembutkan saluran darah,
f) menjaga usus dari iritasi dan gangguan lainnya,
g) menguatkan gigi dan tulang,
h) menjaga vitalitas,
Konsep Kurma Untuk Meningkatkan Hemoglobin Mengkonsumsi
kurma secara rutin akan membantu menjaga tubuh gangguan
kesehatan. Kurma yang kaya akan zat besi dapat meningkatkan kadar
hemoglobin dalam darah. Selain zat besi kandungan protein,
karbohidrat, dan lemak pada kurma dapat membantu proses sintesis
hemoglobin.
Karbohidrat dipecah menjadi monosakaradika kemudian menjadi
glukosa. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolism akan
mengalami glikolisis (pemecahan) menjadi 2 piruvat dan menghasilkan
energi berupa ATP dan masing-masing dari piruvat tersebut dioksidasi
menjadi suksinil CoA. Lemak berantai panjang diubah menjadi
asilkarnitin dan menembus mitikondria yang selanjutnya dioksidasi
menjadi suksinil CoA (Poedjiadi, 2017 dalam Yuliyanti, 2017).
Kandungan Buah Kurma
Buah kurma banyak disukai karena mengandung banyak manfaat untukkesehatan yang
dipengaruhi oleh banyaknya kandungan gizi di dalamnya. Berikutadalah kandungan nutrisi buah
Zat Gizi/
kurma secaraNilai
lengkap (Rosita, 2009).
Kandungan
Air 22,50 Buah
gr Kurma Per 100 gram
Energi 275 Kcal
Protein 1,97 gr
Lemak total 0,45 gr
Karbohidrat 73,5gr
Serat 7,5 gr
Abu 1,58 gr
Besi 1,5 mg
Asam folat 5,4 mg
Vitamin C 6,1 mg
Thiamin (B1) 93mg
Riboflavin 0,100 mg
Niasin 2,200 mg
Asam pantotenik 0,780 mg
Vitamin B-6 0,192 mg
Folat total 13 mcg
Kerangka teori

Anemia

Kadar Hb

Faktor langsung yang


mempengaruhi anemia 1. Kebiasaan
makan - Frekuensi makan -
Konsumsi faktor penghambat dan Faktor tidak langsung yang
pendorong absorbsi besi - Asupan mempengaruhi anemia
konsumsi, zat besi, asam folat, 1. Pendapatan keluarga
vitamin C dan Zink 2. Status 2. Aktifitas fisik
kesehatan - Penyakit infeksi / non 3. Pengetahuan anemia
4. Layanan kesehatan
infeksi - Pola menstruasi
Kerangka Konsep

DEPENDEN INDEPENDENT
PENINGKATAN KADAR PEMBERIAN SUSU
HEMOGLOBIN KURMA

Hipotesis Ha : Ada Pengaruh Pemberian Susu Kurma Pada Ibu Hamil


Anemia Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
Definisi Operasional
Pemberian susu kurma pada Ibu Hamil di Posyandu Pakualam, pada
kelompok perlakuan diberikan setiap pagi selama 7 hari sebanyak
100gr dan pada kelompok kontrol tidak di beri kurma. Hasil
pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum dan setelah pemberian
Kurma. Cara pengambilan darah melalui jari menggunakan GCHb
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada
penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat quasi eksperimental dengan
rancangan pre-post test control group design digambarkan sebagai berikut (Riwidikdo,
2013) :
01 X 02 03 04
Keterangan
01 : Kadar hemoglobin sebelum pada kelompok perlakuan.
02 : Kadar hemoglobin setelah pada kelompok perlakuan.
03 : Kadar hemoglobin pada kelompok kontrol
04 : Kadar hemoglobin pada kelompok kontrol
X : Pemberian kurma sebanyak 100 gr.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan diPosyandu Pakualam.
2. Waktu penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2021.
C. Populasi
a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di posyandu pakualam.

D. Sampel
a. Sampel Pengambilan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
menurut Arikunto (2006). Adalah sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁. (𝑍1−∝/2) 2 . 𝑝. 𝑞
𝑑 2(𝑁 − 1) + (𝑍1−∝/2) 2 . 𝑝. 𝑞
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Populasi (90)
Z1-α/2 : Tingkat kepercayaan 95% (∝= 0,05 , Z=1,96)
p : Proporsi prevalensi anemia (50% = 0,5)
q : 1-p
d : Delta (15%=0,15)
Perhitungan sampel :
𝑛 = 90 𝑥 (1,96) 2 𝑥 0.5 𝑥 (1 − 0,5)
{(0,152)𝑥 (90 − 1)} + {(1,962) 𝑥 0,5 𝑥 (1 − 0,5)}
𝑛 = 90 𝑥 3,84 𝑥 0,5 𝑥 0,5
(0,0225 𝑥 138) + (3,84) 𝑥 (0,5 𝑥 0,5)
𝑛 = 86,4 3,105 + 0,96 𝑛 = 86,4 4,065 = 22 𝑂𝑟𝑎𝑛g

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel yang dibutuhkan sebesar 22 orang, ditambah
kemungkinan drop out sebesar 10% jumlah sampel akhir sebesar 24 orang.

E. Instrumen Penelitian
1. Formulir identitas sampel: data yang diperoleh dari sampel yang meliputi nama, kadar
hemoglobin, BB, TB, umur.
2. GC Hb Easy Touch alat ini digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin sampel.
3. Surat kesediaan menjadi sampel penelitian.
4. Formulir food recall 24jam untuk menganalisi asupan zat besi, vitamin C, asupan protein. 33
5. Timbangan injak untuk mengukur berat badan dengan kapasitas 150 kg dan ketelitian 1 kg.
6. Mikrotoa untuk mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm.
F. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Analisis survey konsumsi
menggunakan formulirfood recall. Analisis pada penelitian ini menggunakan 2 jenis analisis yaitu
analisis univariat dan analisis bivariat.
1. Analisis Univariat Analisis yang dilakukan dengan mendeskripsikan setiap variabel dalam
penelitianmeliputi usia, kadar hemoglobin sebelum perlakuan, 35 kadar hemoglobin setelah
perlakuan, asupan zat besi, vitamin C, asam folat, protein dan zink dengan menggunakan
Nutrisurvey.
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakanuntuk menganalisis perbedaan dua variabel untuk
mengetahui adanya perbedaan. Sebelum dilakukan pengujian data, data terlebih dahulu
dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Shapiro Wilk dengan SPSS Versi 17.0.
Hasil uji kenormalan didapatkan data yang normal yaitu kadar Hb sebelum dan setelah
pemberian kurma baik pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, asupan vitamin B12,
asupan vitamin C, asupan protein, dan asupan zink.
Dalam penelitian ini menggunakan Paired T-test untuk menganalisis perbedaan kadar
hemoglobin sebelum dan setelah pemberian kurma pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol.Independent Ttestdigunakan untuk menganalisis perbedaan kadar hemoglobin sebelum
pemberian kurma antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, menganalisis perbedaan
setelah pemberian kurma antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dan menganalisis
perbedaan selisih kadar hemoglobin antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai