Anda di halaman 1dari 19

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN

SESUDAH MENSTRUASI PADA MAHASISWA INSTITUT


KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO 2022

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan keluarnya darah dari dalam rahim
karena akibat siklus yang dialami wanita setiap bulannya Menstruasi
dapat menyebabkan turunnya nilai kadar hemoglobin pada wanita
sehingga rentan terjadinya anemia karena banyak mengalami
kehilangan banyak darah yang disertai pusing dan lemas. (Yulistya,
2020)
Menstruasi ialah suatu siklus alamiah yang menunjukkan
bahwa kesempurnaan seseorang wanita. Seseorang yang mengalami
menstruasi menunjukkan bahwa hormonnya sudah bekerja.Darah yang
keluar sewaktu menstruasi ialah darah yang berasal dari dinding rahim
yang disebut dengan endometrium.Karena biasa terdapat penurunan
kadar hormon estrogen dan progestoren maka akan terjadilah
gangguan pada endometrium sehingga akan menimbulkan menstruasi
ataukah biasa disebut dengan haid.
Haid (menstruasi) merupakan luruhnya lapisan pada dinding
rahim (lapisan mukosa uterus) yang banyak mengandung pembuluh
darah yang terjadi secara berkala dan dikeluarkannya melalui vagina,
atau pendarahan priodik melalui vagina yang terjadi menggunakan
divestasi mukosa uterus (endometrium). Dengan Lapisan ini dapat
dibentuk menjadi persiapan apabila sel telur (ovum) berhasil dibuahi
oleh sel sperma (spermatozoid). apabila sel telur tidak dibuahi, maka
lapisan jaringan ini akan meluruh. Lama menstruasi ini bisa diukur
dari hari pertama hingga hari terakhir keluarnya darah. Kehilangan zat
besi di atas rata-rata bisa terjadi dalam remaja putri menggunakan pola
menstruasi yg lebih banyak dan waktunya lebih panjang. (br, 2021)
Pada umumnya menstruasi pertama pada sesorang remaja
biasanya berumur 11 tahun,namun tidak menutup kemungkinan akan
terjadi pada sebelum ataukah sesudah berusia 11 tahun.Menstruasi
merupakan pertanda bahwa masa reproduktif pada kehidupan
seseorang perempuan,yang akan dimulai dari menarke (haid pertama)
sampai terjadinya menopause ataukah berhentinya haid karena sudah
memasuki usia tua. (haryono, 2016)
Dari hasil penelitian yang dilakukan Data menunjukkan bahwa
50% wanita di dunia mengalami gangguan menstruasi. Di Indonesia
angka gangguan menstruasi mencapai 55% dan 64,25%
mengalami dysmenorrhea (cakrawala, 2019)
Dari hasil penelitian yang dilakukan dedi alamsyah (2018)
pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak dapat
disimpulkan terdapat perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan
sesudah Menstruasi pada mahasiswi Prodi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pontianak. Diharapkan para mahasiswa
bisa merubah pola hidup mereka seperti pola makan yang lebih baik
sehingga kejadian kadar Hb yang rendah atau anemia dapat dihindari
dan tidak menganggu aktivitas mahasiswa dalam kegiatan akademis
maupun kehidupan mereka sehari-hari (alamsyah, 2018)
Penyuluhan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa tentang merubah pola hidup mereka seperti pola makan
yang harus lebih baik dari sebelumnya, hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan alamsyah (2018) tentang pengaruh kadar hb sebelum
dan sesudah menstruasi pada mahasiswi Prodi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pontianak menunjukkan hasil bahwa
terdapat perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi
(alamsyah, 2018)
Hemoglobin merupakan biomolekul yang dapat mengikat
oksigen dan mengandung zat besi ( Fe ). Dan apabila hemoglobin
dapat mengambil oksigen dari paru-paru lalu oksigen akan dilepaskan
pada saat eritrosit melewati pembuluh darah kapiler. (Arifin, 2022)
Kandungan Hemoglobin pada remaja merupakan 12 gram/ dl.
Remaja dikatakan anemia apabila kandungan Hb lt;12gr/ dl. Bisa
disimpulkan kalau ada perbandingan kandungan hemoglobin pada saat
sebelum dan setelah menstruasi pada perempuan ialah kandungan
hemoglobin sesudah menstruasi lebih rendah dibanding saat sebelum
menstruasi.
Hasil kandungan hemoglobin saat sebelum menstruasi
mempunyai nilai rata- rata 14, 42 gram/ dl serta nilai nilai hemoglobin
pasca menstruasi mempunyai nilai rata- rata 10, 9 gram/ dl yang
perbandingan kandungan hemoglobin disaat sebelum dan setelah
menstruasi signifikan( terdapat perbandingan). Rata- rata uji ( rerata)
pada hasil pemeriksaan hemoglobin merupakan 11, 21 gram/ dl yang
menampilkan kandungan hemoglobin pada wanita dikala menstruasi
kurang dari biasanya Pada setiap ilustrasi dikatakan tidak anemia.
(GINTING, 2021) berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dari
15 mahasiswa terdapat 8 mahasiswa kurang mengetahui bahwa pola
makan mempengaruhi kadar hemoglobin disaat menstruasi sedangkan
7 mahasiswa lainnya mengetahui tapi masih kurang mengerti mengapa
pola makan mempengaruhi kadar hemoglobin. Maka dari itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian unuk melihat apakah terdapat
perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi pada
mahasiswa Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo
Tahun 2022

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah
penelitian masalah Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan
Sesudah Menstruasi pada mahasiswa IKB kurnia jaya persada palaopo
2022
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
menstruasi pada remaja IKB kurnia jaya persada palopo 2022
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
menstruasi
b. Menganalisis menstruasi pada remaja ikb kurinia jaya persada 2022
c. Menganalisis apakah ada perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan
sesudah menstruasi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumber informasi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang perbedaan kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah menstruasi pada mahasiswa ikb kurnia jaya persada
2. Manfaat Bagi peneliti
Menambah wawasan dan informasi bagi peneliti dan peneliti dapat
mengaplikasikan penelitian yang di peroleh tentang perbedaan kadar
hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi pada mahasiswa
3. Manfaat praktis
Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti selama meneliti di IKB kurnia
jaya perasada palopo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi penelitian lanjutkan yang lebih spesifik
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kadar Hemoglobin


1. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin merupakan zat protein yang ada didalam sel darah merah
( eritrosit) yang memberi warna merah pada darah dan serta berfungsi
untuk pembawa oksigen utama dalam badan. Hemoglobin merupakan
pengukuran biokimia darah yang, umumnya digunakan untuk
memastikan keadaan kekurangan zat besi atau anemia. (Dewi, 2020)
Hemoglobin merupakan protein berbentuk melamin merah pembawa
oksigen yang kaya zat besi, mempunyai energi gabung pada oksigen
dan untuk membentuk hemoglobin didalam sel darah merah, dengan
terdapatnya fungsi ini sehingga oksigen akan dibawa dari paru- paru
kedalam jaringan. (ARITONANG, 2020)
2. Fungsi hemoglobin
Fungsi hemoglobin yaitu mengatur pertukaran oksigen menggunakan
karbondioksida pada jaringan didalam tubuh, dan serta oksigen dari
paru-paru kemudian dibawa ke semua jaringan. (Darsi, 2022)
3. Penyebab anemia dapat diklasifikasi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Berkurangnya kadar hemoglobin didalam darah ataupun
terbentuknya gangguan dalam pembuatan sel darah merah dalam
badan.Berkurangnya sel darah merah secara signifikan
disebabkan terjadinya perdarahan ataupun rusaknya sel darah
merah secara berlebihan.
2. Berpengaruh pada pembuatan hemoglobin didalam darah efek
dampak dari keganasan yang tersebar semacam kanker, radiasi,
obat- obatan,zat toksik dan penyakit menahun yang diakibatkan
gangguan pada ginjal serta hati,peradangan dan defisiensi hormon
endokrin. (Nidianti, 2019)
4. Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin ialah:
a. Geografi (tinggi rendahnya suatu daerah)
Manusian yang tinggal di dataran tinggi lebih cenderung
aktif dan menghasilkan sel darah merah agar menaikkan
suhu tubuh dan lebih aktif mengikat kadar oksigen
dibanding yang tinggal didataran lebih rendah.
Hemoglobin manusia yang tinggal di pesisir cenderung
mempunyai hemoglobin yang lebih rendah karena tubuh
menghasilkan sel darah merah pada keadaan normal.
b. Nutrisi
Makanan yang dikonsumsi yang mengandung Fe ataupun
zat besi ialah sel darah yang diproduksi akan semakin
tinggi dan akibatnya hemoglobin pada darah akan semakin
tinggi.
c. Faktor Kesehatan
Kesehatan sangat dipengaruhi oleh kadar hemoglobin
pada darah. Dan apabila kesehatan sangat baik maka kadar
hemoglobin akan selalu pada keadaan normal.
d. Faktor Genetik dan Penyakit Kronis
Faktor genetik misalnya pada Ibu hamil yang menderita
kurang darah beresiko terhadap gangguan tumbuh
kembang janin dan beresiko terhadap persalinannya.
(Nidianti, Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan
Metode POCT (Point of Care), 2019)
5. Nilai normal kadar Hemoglobin
Nilai normal kadar hemoglobin yaitu:
a) remaja : 12-16 gr/dl
b) pria dewasa : 14-18 gr/dl
c) wanita dewasa : 12-16 gr/dl
d) ibu hamil : 11-16 gr/dl
6. Anemia
Anemia merupakan bentuk dimana terjadinya penurunan
jumlah masa eritrosit yang ditunjukkan bagi penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. Sintesis hemoglobin
menggunakan kesiapan besi dan protein yang relatif pada tubuh.
Protein berperan sebagai pengangkutan besi ke sumsum tulang untuk
menciptakan molekul hemoglobin yang baru. (Nasruddin, 2021)
Gejala anemia yang muncul biasanya merupakan kehilangan
nafsu makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh dan
gangguan konduite ataukah pada umumnya lebih mengenali dengan
Gejala pada 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lunglai), paras pucat dan
penglihatan kunang-kunang. Anemia merupakan perkara gizi mikro yg
relatif berfokus lantaran mengakibatkan banyak sekali komplikasi
pada kalangan anak baru lahir dan perempuan. Anemia dalam remaja
akan berdampak kurangnya konsentrasi belajar, penurunan kebugaran
jasmani, dan gangguan pertumbuhan sebagai akibatnya tinggi badan
dan berat badan tidak akan mencapai normal. (Hermiaty, 2021)
B. Tinjauan umum tentang menstruasi
1. Pengertian menstruasi
Menstruasi merupakan fenomena alam yang biasanya teratur
setiap bulannya selama masa reproduksi wanita lalu stres merupakan
salah satu penyebabnya menstruasi bisa terganggu pada siklus dan
stress juga bisa merangsang aksis Korteks Hipotalamus-Pituitary-
Adrenal dan untuk hasilnya kortisol.Hormon kortisol dapat
mengganggu keseimbangan hormonal,yang tercantum hormon
reproduksi,yang mempengaruhi siklus menstruasi.
Normalnya menstruasi yang pertama kali terjadi pada remaja
antara usia 11 sampai 14 tahun,dan menggunakan jangka tiga hari
sampai 7 hari dan panjang siklus normalnya 24 sampai 35 hari dan
menggunakan rata-rata kehilangan darah 20-80 ml. (Hanny, 2022)
Selain stres, siklus menstruasi juga dapat mempengaruhi
tingkat aktivitas fisik pada seseorang. Aktivitas fisik juga merupakan
gerakan pada tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi atau pembakaran kalori . Aktivitas
fisik terbagi menjadi 3 kategori ialah 1)rendah, 2)sedang dan 3)tinggi.
Lalu semakin tinggi intensitas dan frekuensi aktivitas fisik, semakin
besar kemungkinan terjadinya gangguan menstruasi. Aktivitas fisik
dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan penghambatan
gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang dapat menurunkan
kadar estrogen serum dan pada akhirnya dapat menyebabkan
mengganggu siklus menstruasi pada wanita. (Salmawati, 2022)
2. .Faktor risiko yang bisa mengganggu siklus menstruasi yaitu:
hormonal, status gizi, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tingkat
stres.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bahwa faktor yang
paling dominan mempengaruhi siklus menstruas yaitui pada remaja
putri. (Islamy, 2019)
3. Siklus menstruasi terdapat empat fase di atantaranya yaitu diantaranya:
a) Fase menstruasi
Fase ini merupakan yaitu fase pertama dari siklus
menstruasi. Fase ini ditandai dengan peluruhan dinding rahim
yang berisi banyak pembuluh darah dan lendir dengan itu
presentase 2/3 darah kotor dan 1/3 berupa lendir.
b) Fase Folikular
Fase folikular ini terjadi ketika hipotalamus di otak
mengeluarkan hormon GnRH yang fungsinya untuk
merangsang kelenjar hipofisis (pituitari) untuk
mengeluarkannya hormon FSH. Lalu, hormon FSH akan
merangsang ke ovarium atau (indung telur)dan untuk
membentuk folikel-folikel yang isinya sel telur yang belum
matang. Folikel tersebut akan berkembang selama kurang lebih
16-20 hari. Folikel yang sudah matang akan mengeluarkan
hormon estrogen dan terjadilah penebalan pada dinding Rahim
tersebut.
c) Fase Ovulasi
Fase ovulasi ini terjadi ketika ovarium melepaskan sel
telur yang sudah matang. Sel telur ini akan keluar dari
ovarium ketika kadar LH didalam tubuh mencapai optimal. Sel
telur tersebut yang telah keluar akan menuju rahim yang sudah
siap dibuahi oleh sel pada sperma. Dan apabila tidak dibuahi,
oleh sel telur, sel akan melebur didalam waktu 24 jam. Waktu
ovulasi biasanya sekitar 13- 15 hari setelah masa menstruasi
d) Fase Luteal
Fase ini akan terjadi ketika folikel yang sudah mengeluarkan
sel telur matang akan berubah menjadi jaringan korpus luteum.
Korpus luteum akan mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron yang fungsinya untuk menjaga dinding Rahim
yang tetap dalam keadaan tebal. Sehingga, uterus bias tetap
kuat untuk menampung sel telur jika dibuahi. Dan Jika terjadi
pembuahan, tubuh akan memproduksi hormon HCG (Hormon
Chorionic Gonadotropin) yang bertugas untuk mencegah
terjadinya peluruhan korpus luteum pada dinding rahim. Jika,,
apabila tidak terjadi pembuahan, maka korpus luteum akan
meluruh. Lalu akibatnya, kadar estrogen dan progesteron
dalam tubuh akan mengalami penurunan. Penurunan kedua
kadar tersebut akan menyebabkan dinding uterus mengalami
peluruhan maka terjadilah menstruasi. Fase luteal biasa terjadi
didalam waktu 11- 17 hari dengan rata-rata 14 hari lamanya.
kemudian masa menstruasi normal berkisar didalam kurun
yang waktunya 3-7 hari. Akan tetapi itu, siklus menstruasi
antara satu dengan lainnya akan berbeda. Siklus menstruasi
akanlebih cepat ataukah lebih lambat. Hal tersebut dipengaruhi
oleh faktor umur, gaya hidup (lifestyle), hormon dan pola
makan. (Jamaludin, 2019)
C. Tinjauan umum tentang Remaja
1. Pengertian remaja
Remaja ialah kelompok usia yang rentan akan mengalami
masalah oleh kesehatannya, dan oleh karena itu hal tersebut sehingga
para remaja akan memerlukan asupan zat gizi yang cukup dan juga
perlu menjaga kesehatan lainnya seperti akan lebih sering melakukan
aktifitas fisik dan berolahraga juga lalu menjaga pola makan.
Terutama pada remaja putri sebagai calon ibu di masa yang akan
dating. (Markhamatun, 2022)
Menurut Notoatmojo dalam Buku Psikologi Kespro Wanita
dan Perekembangan Reproduksinya, yang menyatakan bahwa remaja
ialah anak yang sudah berusia 13-25 tahun,Dan jika pada usia 13 tahun
merupakan batas usia pubertas yang secara biologisnya mengalami
kematangan seksual dan jika usianya sudah mencapai 25 tahun
mereka secara sosial ataupun psikologis mereka biasanya mampu
mandiri.
Pada masa remaja biasanya diawali dengan masa
pubertas,yaitu merupakan terjadinya perubahan fisik atau(meliputi
penampilan fisik seperti pada bentuk tubuh dan proporsi pada
tubuh)lalu fungsi dari fisiologis yaitu (kematangan pada organ-organ
seksual).Dengan adanya perubahan fisik yang bisa terjadi pada masa
pubertas ini merupakan peristiwa yang sangat penting,dan jika
berlangsung cepat akan mengakibatkan drastis,tidak akan beraturan
dan bisa terjadi pada sistem reproduksi.
2. Adapun ciri khas pada remaja antara lainnya yaitu :
1. peningkatan emosional
Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama pada hormone yang akan terjadi pada
masa remaja.
2. Perubahan yang cepat secara fisik
Perubahan fisik ini yang biasa terjadi secara cepat,baik
itu perubahan internal seperti sistem sirkulasi,pencernaan,dan
sistem respirasi maupun perubahan pada eksternal seperti
tinggi badan,berat badan,dan proporsi tubuh yang sangat
berpengaruh pada konsep diri remaja
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan
pada orang lain
Hal ini dikarenakan adanya tanggung jawab besar pada
masa remaja,maka remaja akan diharapkan untuk dapat
mengarahkan ketertarikan pada mereka hal-hal yang
sangat penting
4. Perubahan pada nilai
Dan apa yang mereka anggap itu penting pada masa kanak-
kanak mereka akan menganggap kurang penting karena sudah
mendekati masa dewasa
5. Kebanyakan remaja akan bersikap ambivalen(sikap emosi)
didalam menghadapi perubahan yang akan terjadi.Di satu sisi
mereka akan menginginkan kebebasan,atau disisi lain mereka
takut akan tanggung jawab yang akan mnyertai kebebasan
tersebut, lalu meragukan kemampuan meraka sendiri untuk
mendapatkan tanggung jawab tersebut. (phd, 2013)
3. Berdasrkan WHO menyatakan bahwa usia remaja yaitu antara lainnya
pada usia 10-18 tahun,akan tetapi berdasarkan penggolongan umur
masa remaja terbagi yaitu (jakarta1, 2012)
a. Masa remaja awal (10-13 tahun)
b. Masa remaja tengah (14-16tahun)
c. Masa remaja akhir( 17-19 tahun)
D.Penelitian terkait

N Judul/Peneliti Desain Analisa PICO


o /Lokasi Penelitian
Patient Intervention Comparison Outcomes
1 Teknik Responden penelitian Tingkat (1)kadar
Perbedaan Kadar
Hemoglobin Sebelum analisis yang menggunakan perbedaan hemoglobin
Dan Sesudah
menggunakan digunakan cyanmethemoglo mahasiswa
Menstruasi Pada
Mahasiswa DIII uji ttest. sebanyak bin sebelum
Keperawatan
30 orang menstruasi
Universitas
Muhamadiyah sebagian
Surakarta
besar adalah
Nugrahani rendah,
Ika
(2) kadar
Winarsih Nur
Ambarwati, S.Kep, hemoglobin
Ns,
mahasiswa
sesudah
Universitas
menstruasi
muhamadiyah
sebagian
surakarta
besar adalah
rendah, dan
(3) terdapat
perbedaan
kadar
Hemoglobin
sebelum dan
sesudah
Menstruasi
pada
mahasiswa
DIII
Keperawatan
Universtas
Muhamadiya
h Surakarta,
kadar
hemoglobin
sebelum
menstruasi
lebih rendah
(60%)
dibandingkan
kadar
hemoglobin
sebelum
menstruasi(87
%).
2 Hubungan Kadar Penelitian Jumlah cyanmethemoglo Adakah ada hubungan
hemoglobin dengan
menggunakan sampel bin. Analisa data hubungan antara kadar
siklus menstruasi
pada remaja putri di metode adalah 65 menggunakan uji kadar hemoglobin
smp negeri 8 kota
analitik siswi, korelasi pearson hemoglobin dengan siklus
malang
observasional product moment. pada mestruasi menstruasi.
Elok Khikmawati,
dengan Bagi remaja
Heni Setyowati ER
pendekatan putri
cross diharapkan
UNIMUS
Universitas sectional. lebih menjaga
Muhammadiyah
kesehatan diri
Semarang
dengan
mengkonsum
si makanan
dengan menu
seimbang dan
meningkatkan
pengetahuan
tentang
kebutuhan
gizi dan
nutrisi bagi
kesehatan
reproduksi
mereka.
3 observasi Jumlah Analisa Hasil
Perbedaan kadar
hemoglobin sebelum analitik dan Sampel menggunakan berdasarkan
dan pasca mesntruasi
cross dalam alat ukur berupa penelitian ini
sectional. penelitian observasi diketahui
Nuraini, Siti
ini adalah bahwa dari 15
15 responden
Diploma thesis,
mahasiswi didapatkan
STIKES Insan
Cendekia Medika hasil
Jombang.
hemoglobin
normal
sebelum
menstruasi
dan
didapatkan
nilai
hemoglobin
yang rendah
pasca
menstruasi.

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka konsep

Anda mungkin juga menyukai