Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah dalah jaringan cair yang di dalamnya terdapat dua bagian yaitu sel darah dan

plasma darah. Adapun jenis sel darah ada tiga yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

darah dalam tubuh secara keseluruhan adalah 1/12 berat badan atau sekitar 5 liter. Sekitar

45% adalah sel darah dan sekitar 55% adalah plasma darah. Eritrosit atau sel darah merah

didalamnya mengandung hemoglobin (Pearce, 2006)

Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki daya

gabung terhadap oksigen dan dengan oksigen tersebut membentuk oxihemoglobin di dalam

sel darah merah. Fungsi ini agar oksigen dari paru-paru dapat dibawa ke jaringan-jaringan di

seluruh tubuh. Hemoglobin ini yang menyebabkan eritrosit berwarna merah (Evelyn C.

Pearce, 2006)

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat membantu

dalam menentukan keputusan mengenai suatu diagnosis penyakit. Pemeriksaan laboratorium

dengan hasil yang bermutu sangat diperlukan. Kegiatan laboratorium sehari-hari meliputi

pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil yang memeriksaan kehamilananya di Puskesmas 1

Sokaraja.

Laboratorium Puskesmas 1 Sokaraja sendiri, pemeriksaan hemoglobin selalu

dilakukan pada pasien yang sedang hamil. Pemeriksaan hemoglobin sangat diperlukan untuk

mengetahui kadar hemoglobin pada pasien. Seperti kita ketahui kadar hemoglobin merupakan

salah satu pemeriksaan untuk menentukan diagnosa penyakit, dan juga untuk mengetahui

kemajuan terapi yang sudah diberikan kepada pasien.


Semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya selalu di lakukan pemeriksaan

hemoglobin. Khusunya pada ibu hamil dengan kehamilan pertama dan umumnya pada ibu

hamil di kehamilan kedua dan seterusnya. Ibu hamil dengan kehamilan pertama adalah ibu

hamil yang baru mengandung janin nya pertama kali. Ibu hamil dengan kehamilan pertama

ini biasanya tidak menyadari bahwa dirinya hamil sejak dini dan belum banyak pengetahuan

tentang bagaimana menjaga kehamilanya untuk menstabilkan hemoglobin agar tidak

mengalami penurunan pada tiap semester kehamilan pada waktu periksa sampai menjalani

proses persalinan.

Masalah hemoglobin pada ibu hamil merupakan masalah nasional karena

mencerminkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap

kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu untuk mengendalikan masalah ini

memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait dalam pelayanan kesehatan yang di

mulai sejak dini pada kehamilan pertama untuk mendapatkan penyuluhan tentang kehamilan

supaya tidak terjadi penurunan hemoglobin pada kehamilan berikutnyan agar di dapat

generasi yang lebih baik dimasa akan datang (Manuaba, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Dari rumusan tersebut timbul rumusan masalah bagaimana gambaran kadar

hemoglobin pada kehamilan pertama di Puskesmas 1 Sokaraja?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada kehamilan pertama

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengukur kadar hemoglobin pada ibu hamil di kehamilan pertama

b) Mengukur kadar hemoglobin pada trimester I, II, III kehamilan pertama pada setiap

ibu hamil yang diperiksa


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a) Mengetahui bagaimana gambaran kadar hemoglobin pada kehamilan pertama di

trimester yang perbeda

b) Mengembangkan pengetahuan dalam bidang laboratorium yang berhubungan dengan

hemoglobin pada ibu hamil di kehamilan pertama

1.4.2 Bagi Instansi

a) Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program pencegahan

anemia pada ibu hamil di Puskesmas 1 Sokaraja

b) Bagi Dinas Kesehatan untuk instansi terkait dari hasil penelitian di harapkan menjadi

bahan masukan dan rekomendasi kepada pihak yang terkait ( Puskesmas setempat )

untuk perencanana program KIA dan seksi Laboratorium dalam mengambil langkah-

langkah untuk menurunkan prosentase anemia pada ibu hamil

1.4.3 Bagi Masyarakat

a) Memberi informasi kepada masyarakat melalui petugas penyuluhan diPuskesmas,

khusus ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan gizi dari makanan yang dikonsumsi.

b) Bagi responden dapat memahami keadaan dirinya pada saat hamil sehingga dapat

mencegah untuk tidak mengalami anemia yang berkaitan dengan janin yang di

kandungnya
1.5 Originalitas Penelitian

Tabel 1. Originalitas Penelitian

No Peneliti, Tahun Judul Hasil penelitian


Terbit

Penelitian

1. Sumirat Dwi Gambaran kadar Kadar Hb rata-rata


Yuliantika, 2007 Hemoglobin Metode
Sianmethaemoglobin pada
ibu hamil
wanita hamil berdasarkan berdasarkan trimester
trimester kehamilan di kehamilan berturut-
RSUD Banyumas turut adalah 11,54 gr
%, 11,17 gr%, 10,48
gr%
2. Hanifah Novenia Perbedaan kadar HB Kadar Hb rata-rata sebelum
sebelum dan sesudah minum tablet Fe adalah
Falista, 2017 mengonsumsi tablet Fe 10,29 gr/dl dan setelah
pada ibu hamil trimester II minum tablet Fe menjadi
di Puskesmas Kedung 12,08 gr/dl
Mundu

Berdasarkan penelitian-penelitian terdebut terdapat perbedaan yang mendasar dengan

penelitian yang di lakukan oleh penulis. Disini penulis meneliti mengenai perbedaan kadar

hemoglobin pada kehamilan pertama. Pada penelitian sebelumnya adalah mengenai kadar

hemoglobin pada wanita hamil berdasar trimester kehamilan dan mengenai perbedaan kadar

hemoglobinsebelum dan sesudah mengonsumi tablet Fe pada ibu hamil trimester II,

sedangkan penulis meneliti mengenai gambaran kadar hemoglobin pada kehamilan pertama

sehingga penelitian ini berbeda variabel


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Definisi Hemoglobin

Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki afinitas (daya

gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel

darah merah. Dengan fungsi ini maka oksigen dibawa

dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Jumlah hemoglobin dalam darah normal ialah

kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah, dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen”. (Evelyn

C. Pearce, 2006)

Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah,

karena hemoglobin penyusun 30% dari total isi eritrosit. (Sodikin, 2005) Suatu senyawa

protein dengan Fe yang dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka

protoperphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini.

Eritrosit Hb berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxyhemoglobin dan warnanya

merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida

(Depkes RI dalam Widayanti, 2008).

Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan

rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas

untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb

dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul

asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.
Nama Hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin. Heme adalah gugus

prostetik yang terdiri dari atom besi, sedang globin adalah protein yang dipecah menjadi

asam amino. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen

pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel

tubuh.Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah

darah sekitar lima juta sel darah merah per millimeter darah. Hemoglobin dapat diukur secara

kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indek kapasitas pembawa

oksigen pada darah.(Ganong, 2004)

2.1.2 Sintesa Hemoglobin

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel

merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel

darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh dan

mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara

bebas ( Evelyn, 2006 ).

Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu

sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2

beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah

lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa

dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa

tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa

dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan

berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton,

sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Pusat molekul

terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi; atom

besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme
Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin

memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan

menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah. Kapasitas hemoglobin untuk

mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus prastitik yang disebut heme. Gugus

heme yang menyebabkan darah berwarna merah. Gugus heme terdiri dari komponen

anorganik dan pusat atom besi. Komponen organik yang disebut protoporfirin terbentuk dari

empat cincin pirol yang dihubungkan oleh jembatan meterna membentuk cincin tetra pirol.

Empat gugus mitral dan gugus vinil dan dua sisi rantai propionol terpasang pada cincin ini

( Ganong, 2004)

2.1.3 Fungsi Hemoglobin

Fungsi utama hemoglobin antara lain adalah :

1. Mengatur pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam jaringan tubuh.

2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh.

3. Membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-

paru

( Hofbrand, A.V dan Pettit J.E, 2014)

2.1.4 Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah.

Jumlah hemoglobin dalam darah norma lkira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini
biasanya disebut “100persen” (Evelyn,2006). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang

sukar ditentukan karena kadar hemoglobi bervariasi diantara setiap suku bangsa.

Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin juga dapat dipengaruhi oleh peralatan pemeriksaan

yang dipergunakan. Antara cara sahli yang sederhana dengan cara yang lebih modern dengan

alat fotometer tentu akan ada perbedaan hasil yang ditampilkan. Namun demikian WHO telah

menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO

dalam Arisman,2002).

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Hemoglobin dalam darah

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hemoglobin adalah :

1. Umur. Semakin tua umur seseorang, maka semakin berkurang kadar HB-nya

2. Jenis kelamin. Pada umumnya, pria memiliki kadar hb yang lebih tinggi dibandingkan

kadar Hb pada wanita. Hal ini juga bersangkut paut terhadap kandungan hormone

pada pria maupun wanita. Kadar Hb wanitalebih rendah karena faktor aktifasinya

yang lebih sedikit disbanding aktivitas pada pria, selain wanita mengalami menstruasi.

3. Geografi (tinggi rendahnya daerah). Tempat tinggla didataran tinggi, mahlk hidup

disana tubuhnya cenderung lebih aktif dalam memproduksi sel darah merah untuk

meningkatkan suhu tubuh dan lebih aktif mengikat kadar O2 yang lebih rendah dari

pada didataran rendah. Hb mahluk hidup yang tinggal dipesisiran cenderung

mempunyai Hbyang lebih rendah, sebab tubuh memproduksi sel darah merah dalam

keadaan normal.
4. Nutrisi. Bila makanan yang dikonsumsi banak mengandung Fe atau besi, maka sel

darah yang diproduksi akan meningkat sehingga hemoglobin yang terdapat dalam

darah meningkat. Dan begitu juga sebaliknya.

5. Faktor kesehatan. Kesehatan sangat mempengaruhi kadar Hb dalam darah. Jika

kesehatan terjaga dengan baik, maka kadar Hb dalam keadaan normal.

6. Faktor Genetik

(Zarianis, 2006)

Anda mungkin juga menyukai