Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Reguler B
Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Hemoglobin dapat meningkat
ataupun menurun. Penurunan kadar hemoglobin dalam darah disebut anemia.
Anemia disebabkan oleh banyak faktor diantaranya perdarahan, nutrisi rendah,
kadar zat besi, asam folat, vitamin B12 yang rendah. Gejalanya badan lemah,
lesu mata berkunang-kunang dan pucat terutama pada konjunctiva ,sedangkan
peningkatan kadar hemoglobin dalam darah disebut polisitemia. Gejala yang terjadi
saat hemoglobin tinggi hampir tidak ditemukan, justru baru diketahui saat dilakukan
pemeriksaan hemoglobin ( wahdah, 2015). Pemeriksaan hemoglobin penting
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan darah rutin yang dapat menunjang
diagnosis berbagai penyakit kelainan darah (Verbrugge and Huisman, 2015).
Pemeriksaan darah rutin diantaranya merupakan uji kadar hemoglobin, jumlah
eritrosit, jumlah leukosit, jumlah trombosit, nilai hematokrit, laju endap darah
dan menentukan indeks eritrosit (Bachyar, 2001).
Hemoglobin (hb) terdiri dari protein yang mengandung zat besi didalam
sel darah merah yang merupakan pengangkut oksigen (O2) dari paru keseluruh
jaringan tubuh, yang terdapat pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga
merupakan pembawa karbondioksida (CO2) dari jaringan tubuh menuju paru untuk
dikeluarkan ke atmosfir atau dunia luar. Hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein,
dan empat gugus heme, yaitu molekul organic dengan satu atom besi. Mutasi
pada gen protein hemoglobin dapat mengakibatkan suatu golongan penyakit yang
disebut hemoglobinopati, yang paling sering ditemui dilapangan adalah anemia
sel sabit dan talasemia (Hoffrand and Moss, 2013). Menurunnya kadar hemoglobin
dalam sel darah merah menjadi penyebab utama anemia (kurang darah).
Menurunya hemoglobin menunjukkan rendahnya tingkat oksigen yang ada
dalam darah sering menyebabkan sesak nafas. Kekurangan oksigen dalam darah
akan memperberat daya kerja jantung. Dapat menimbulkan gejala seperti jantung
berdebar dan nyeri dada. Apabila oksigen tidak alirkan keseluruh bagian tubuh
maka fungsi tubuh akan terhambat sehingga, sel tidak mendapatkan asupan
oksigen yang cukup untuk melakukan aktivitasnya. Gejala yang sering dirasakan
oleh penderita adalah mudah lelah (Price and Wilson, 2012). Di Amerika Serikat
sekitar 3,5 juta orang menderita anemia, perempuan dan orang yang mempunyai
penyakit kronik akan meningkatkan risiko anemia. Pemeriksaan hematologi rutin
sangat penting bagi seseorang untuk mendeteksi anemia (Hoffbrand et al, 2005 and
Suriadi, 2003).
Pada hasil lab pemeriksaan nomor 1 kadar hemoglobin dari ibu hamil
tersebut adalah 10,4 g/dl sementara nilai rujukan atau kadar hemoglobin dalam
nilai normal seharusnya 12,0 g/dl – 16,0 g/dl sehingga menurut data
pemeriksaan ibu hamil tersebut mengalami anemia.
Pada hasil lab pemeriksaan nomor 2 kadar hemoglobin dari remaja 1 adalah
14,3 g/dl dan nilai normal dari kadar hemoglobin adalah 13,2 – 17,3 g/dl,
sehingga menurut data pemeriksaan kadar hemoglobin remaja tersebut masih
dalam batas normal.
Pada hasil lab pemeriksaan nomor 3 kadar hemoglobin dari remaja 2 adalah
15,2 g/dl dan nilai normal dari kadar hemoglobin adalah 13,2 – 17,3 g/dl,
sehingga menurut data pemeriksaan kadar hemoglobin remaja tersebut masih
dalam batas normal.
Pada hasil lab pemeriksaan nomor 4 kadar hemoglobin dari remaja 3 adalah
7,8 g/dl dan nilai normal dari kadar hemoglobin adalah 12,0 – 16,0 g/dl, sehingga
menurut data pemeriksaan remaja tersebut mengalami anemia karena kondisi
kadar hemoglobin yang di bawah nilai normalnya.
B. Penyebab
1. Kekurangan gizi
Hb rendah bisa disebabkan karena tubuh kekurangan asupan vitamin dan mineral
tertentu. Salah satu nutrisi yang berperan penting dalam menghasilkan Hb dan sel
darah merah adalah zat besi. Kondisi ini disebut dengan anemia defisiensi besi dan
merupakan merupakan jenis anemia yang paling umum terjadi.
Jika tubuh kekurangan zat besi, sel darah merah akan sulit diproduksi. Akibatnya,
kadar Hb dalam tubuh akan berkurang dan menghambat pengangkutan oksigen ke
seluruh jaringan tubuh.
Selain karena kekurangan zat besi, kadar Hb di dalam tubuh juga bisa berkurang
jika kekurangan asam folat dan vitamin B12. Hal ini dikarenakan kedua nutrisi ini
diperlukan untuk membentuk sel baru, termasuk sel darah merah.
2. Kehamilan
Kehamilan bisa menjadi penyebab Hb rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi
adalah, seperti perdarahan yang berulang selama kehamilan, adanya keadaan anemia
sebelum kehamilan, kehamilan di usia muda, muntah berlebihan, kehamilan yang
terjadi berdekatan, juga bisa memicu terjadinya penurunan kadar Hb pada ibu hamil.
Penurunan jumlah Hb atau anemia yang tergolong berat saat hamil bisa menyebabkan
janin lahir dengan berat badan rendah, lahir prematur, mengalami anemia, atau
mengalami gangguan tumbuh kembang setelah lahir. Bila ibu hamil menderita anemia
dan tidak segera diobati, kondisi ini bisa menyebabkan ibu hamil berisiko tinggi
mengalami komplikasi kehamilan dan perdarahan setelah persalinan.
3. Kehilangan darah
Kadar Hb rendah juga bisa dialami oleh orang yang kehilangan banyak darah,
misalnya akibat:
4. Kelainan darah
C. Rekomendasi
Defisiensi asupan zat gizi tertentu dapat mempengaruhi kadar Hb seperti Fe,
protein, dan vitamin C yang merupakan komponen penting dalam pembentukan
hemoglobin. Rekomendasi dan salah satu upaya dalam mengatasi kadar Hb rendah
yaitu dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C untuk
membantu penyerapan (Almatsier, 2010). Selain makanan, terdapat tanaman herbal
yang mengandung vitamin C seperti bunga rosella.
Untuk anemia pada ibu hamil dan defisiensi besi adalah dengan suplementasi
besifolat harian sebagai bagian dari pelayanan antenatal care (ANC). Suplementasi
besi dan asam folat efektif untuk mencegah anemia dan defisiensi besi (Peña-
Rosas & Viteri 2009), dimana ibu hamil yang menerima suple-men besi harian
memiliki risiko yang lebih rendah terhadap anemia (Peña-Rosas et al. 2012).
Adapun, rekomendasi yang bisa disampaikan adalah kombinasi jus bayam dan
jambu biji dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan alamiah pada ibu hamil
yang mengalami anemia.
Daftar Pustaka
Girault, et al. (2018). Undiagnosed Abnormal Postpartum Blood Loss: Incidence And Risk
Factors. PLoS One, 13(1), e0190845.
Lailla, M., Zainar, Z., & Fitri, A. (2021). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin
Secara Digital Terhadap Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Secara Cyanmethemoglobin.
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 3(2), 63-68.
Hoffbrand, A.V & Moss H, Essential Haematology.Edisi 6, Jakarta: EGC; 2013 pp. 16-139.
Tutik, T. (2019). PEMERIKSAAN KESEHATAN HEMOGLOBIN. Jurnal Pengabdian
Farmasi Malahayati (JPFM), 2(1).
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC; 2012
Wang, C et al. (2018). Hemoglobin Levels During the First Trimester of Pregnancy are
Associated with The Risk of Gestational Diabetes Mellitus, Pre-Eclampsia and Preterm Birth
in Chinese Women: A Retrospective Study. BMC Pregnancy and Childbirth. 18(1), pp 263.
World Health Organization (2011). Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of
Anaemia and Assessment of Severity.
Syatriani S, Aryani A. Konsumsi Makanan dan Kejadian Anemia pada Siswi Salah Satu SMP
di Kota Makasar. J Kesehat Masy Nas. 2010;4(6):251–4.
Jannah M. 2013. Pengaruh pendidikan gizi ter-hadap kadar hemoglobin mahasiswa
putri TPB IPB yang diberi suplementasi multi-vitamin mineral. [Skripsi]. Bogor:
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB.
A.N.S, Thomas.(2008). Tanaman Obat Tradisional, Yogyakarta: KANISUS (Anggota
IKAPI)