Disusun oleh :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hb elektroforesis metode
kapilarisasu” ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
iv
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui jenis jenis Hb dan pemeriksaan hb elektroforesis
2. Mengetahui apa itu thalasemia
3. Mengetahui apa saja klasifikasi thalassemia
4. Mengetahui berapa presentase hb pada penderita thalasemia
5. Mengetahui Prosedur pemeriksaan Hb elektroforesis metode kapilarisasi
v
BAB II
PEMBAHASAN
Hb atau hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah.
Hemoglobin memiliki berbagai peran penting dalam tubuh, salah satunya yaitu
mengikat dan mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Maka dari itu, kadar
hemoglobin normal dalam tubuh harus selalu dijaga untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan seperti sesak napas karena kurangnya asupan oksigen.
1. Hemoglobin Embrio
Hemoglobin Emrbio (HbE) merupakan Hb primitif yang dibentuk oleh
eritrosit imatur di dalam yolk sac. HbE ditemukan di dalam embrio dan
akan tetap ada sampai umur gestasi 12 minggu. Terdapat beberapa rantai
di dalamnya, seperti rantai ζ yang merupakan analog dari rantai α dan
rantai ε yang merupakan analog dari rantai γ, β serta δ¹⁷.
2. Hemoglobin Fetal
Hemoglobin Fetal (HbF) merupakan Hb utama pada fetus dan newborn.
Hb jenis ini memiliki dua rantai α dan dua rantai γ. HbF sudah mulai
disintesis di hepar sejak umur gestasi lima minggu dan akan tetap ada
sampai beberapa bulan setelah kelahiran. Pada saat lahir masih terdapat
sekitar 60% sampai dengan 80% HbF dan secara perlahan akan mulai
tergantikan dengan hemoglobin dewasa (HbA).
Penelitian menunjukan bahwa ditemukan sejumlah kecil HbF pada
manusia dewasa yang menderita kelianan di dalam darah, seperti halnya
myeloid leukemia, hereditary percistance of fetal hemoglobin dan sickle
cell anemia²⁰.
3. Hemoglobin Adult
Hemoglobin Adult (HbA) tersusun atas dua rantai α dan dua rantai β. HbA
merupakan jenis Hb yang utama (95%-97%), namun masih terdapat pula
sebagian kecil HbA2 (2%-3%) dan HbA1. HbA2 tersusun atas dua rantai α
serta dua rantai δ dan mulai muncul pada akhir masa fetus sampai
memasuki masa anak-anak. HbA1 merupakan Hb yang terbentuk selama
proses pematangan eritrosit. Hb jenis ini biasa disebut dengan nama
glycosylated hemoglobin dan memiliki tiga subfraksi yaitu A1a, A1b dan
A1c.
vi
Di dalam tubuh, terdapat ratusan jenis hemoglobin yang berbeda, berikut
adalah tipe hemoglobin normal yang paling umum:
Hemoglobin A, jenis hemoglobin paling umum yang ada di tubuh
orang dewasa sehat.
Hemoglobin F atau hemoglobin fetal, ditemukan pada janin dan
bayi baru lahir. Hemoglobin F akan segera terganti oleh
hemoglobin A setelah bayi lahir.
Apabila kadar hemoglobin A atau F terlalu tinggi atau rendah, kondisi ini dapat
menandakan adanya anemia jenis tertentu.
Sementara itu, terdapat pula ratusan tipe hemoglobin yang abnormal atau
bermasalah, seperti:
vii
Pemeriksaan hemoglobin elektroforesis bertujuan untuk mengetahui
pembentukan rantai globin secara spesifik dan untuk menentukan tipe
thalasemia yang diderita pasien. Pemeriksaan ini pula yang digunakan
sebagai diagnosa pasti pada kasus thalasemia. Pemeriksaan hemoglobin
elektroforesis sebaiknya juga dilakukan kepada orangtua pasien guna
menentukan gen varian pembawa thalasemia dan menentukan prognosis
pasien (Bakta, 2007 dikutip dalam Ardian, 2018). Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1/2018
Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Thalasemia ada beberapa cara pemeriksaan elektroforesis hemoglobin
yang dapat dilakukan, berupa pemeriksaan 415 varians kuantitatif
(electrophoresis cellose acetat membrane), HbA2 kuantitatif (metode
mikrokolom), HbF (alkali denaturasi modifikasi Betke 2 menit), atau
pemeriksaan elektroforesis menggunakan capillary hemoglobin
electrophoresis. Metode yang sering digunakan dalam pelayanan
kesehatan saat ini adalah HPLC dan Capillary Zone Electrophoresis (CZE).
Menurut Rujito (2019) Pemeriksaan ini akan fokus pada kadar HbA2 dan
HbF sebagai penentu status karier Thalasemia minor yaitu HbA2 ≥ atau ≤
3.5 % dan juga nilai persentase HbF.
1. Tujuan
viii
Untuk mengetahui tipe-tipe fraksi Hb dalam darah, dilakukan ketika ada
kecurigaan bentuk abnormal dari hemoglobin. Fraksi- fraksi Hb yang bisa
didapatkan: A, F, A2, C, E, S, D, Hope, Bart’s, J, N-Baltimore dan H.
2. Metode : Kapilarisasi
3. Prinsip
Pada pemeriksaan Hemoglobin elektroforesis sampel dicampurkan dengan
hemolyzinge untuk memecah sel darah. Selanjutnya sampel dinaikkan ke kedua
buah katub anode kapiler 1 dan kapiler 2. Sampel akan bergerak dari anoda ke
katoda dengan dibantu oleh arus dan tegangan tinggi beserta reagen yang
digunakan. Apabila proses hasil dengan menggunakan panjang gelombang dari
lampu halogen dengan panjang gelombang 415 nano meter untuk Hb
Elektroforesis.
4. Alat dan Bahan
a. Alat Sebia Minicap Flex-piercing
b. Reagent and Dilution cups
ix
muncul “Ready”
d. Ditunggu sekitar 10 detik, akan muncul kolom “SELECT A CONTROL” isi number
of dilution dengan angka 1.
e. Klik “OK”
g. Bila kontrol sudah masuk dalam nilai batas, dimasukkan sampel pada carausel
posisi 1, 2, 3, dst.
d. Untuk print hasil pasien dibuka Curve yang akan diprint kemudian klik
“Print”.
e. Alat dimatikan dengan klik “Shutdown” lalu klik “Yes”
f. Lama “Shutdown” sekitar 20 menit. Tampilan saat proses shutdown telah
selesai.
d. Dipilih parameter yang diinginkan, klik “Next” akan muncul ID.no dari
reagent sesuai parameter yang dipilih, klik “Next”
x
be. Klik “Finish”, tunggu hingga “Ready” Waktu perpindahan antar parameter
sekitar 20 menit.
9. Nilai Rujukan
xi