PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
1
nasional yakni 50,9%. Dimana anemia tertinggi terjadi di kabupaten Sukoharjo
(82,4%) dan terendah di kabupaten Cilacap (21,9%), sedangkan kabupaten
Surakarta (39,05%). Pemerintah melakukan program penaggulangan anemia pada
ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode
kehamilanya dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil (Dinas
Kesehatan Propinsi Jateng, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yangingin
diangkat oleh penulis yaitu :
1. Bagaimana kadar hemoglobin pada penderita anemia
2. Bagaimana hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada penderita
anemia.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pemeriksaan kadar
hemoglobin pada penderita anemia berat setelah pasien melakukan
transfusi darah di RSUD Pariaman.
1.4 Tujuan Pembahasan
1.1.1 Tujuan Umum
Untuk menegetahui hasil dari pemeriksaan kadar hemoglobin pada
penderita anemia berat setelah melakukan transfusi darah di RSUD
Pariaman.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin padapasien anemia berat
2. Untukmengetahuikadar hemoglobin setelahtransfusidarah
1.5 Manfaat
1. Mengetahui hubungan kadar hemoglobin pada pasien penderita
anemia.
2. Dapat meningkatkan kompetensi petugas laboratorium mengenai
hubungan hubungan kadar hemoglobin dengan pemeriksaan
lainnya pada pasien anemia, serta menambah pengetahuan tentang
metodologi penelitian dan aplikasinya dilapangan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.2 Struktur Hemoglobin
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan
porfirin yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan
oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin
merupakan gabungan dari heme dan globin; globin sebagai istilah generik untuk
protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin
adalah yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari. (Widayanti, 2008)
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4
subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang
terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan
berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000
Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.
Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan
hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. (Wikipedia,. 2007)
Reaksi bertahap: Hb + O2<-> HbO2
HbO2 + O2<-> Hb(O2)2
Hb(O2)2 + O2<-> Hb(O2)3
Hb(O2)3 + O2<-> Hb(O2)4
4
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal
berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).
2.1.4 Efek Kekurangan Kadar Haemoglobin
Kadar hemoglobin dalam darah tubuh harus pada nilai normal.Apabila
kadar hemoglobin dibawah normal akanterjadi.
1. Sering pusing
Hal ini disebabkan otak sering mengalami periode kekurangan
pasokan O2 yang dibawa hemoglobin terutama saat tubuh
memerlukan tenaga yang banyak.
2. Mata berkunang-kunang
Kurangnya O2 dalam otak akan mengganggu peraturan saraf-saraf
pusat mata.
3. Pingsan
Kekurangan O2 dalam otak yang bersifat ekstrim/mendadak dalam
jumlah besar akan menyebabkan pingsan.
4. Nafas cepat
Jika hemoglobin kurang untuk memenuhi kebutuhan O2 maka
kompensasinya menaikan frekuensi nafas.
5. Jatung berdebar
Untuk mencukupi kebutuhan O2 maka jantung harus memompa
lebih sering agar darah yang mengalir keparu-paru lebih cepat
mengikat O2.
6. Pucat
Hemoglobin adalah zat yang mewarnai darah menjadi maka
kekurangan yang ekstrim akan menyebabkan pucat pada tubuh.
Untuk mengetahui secara pasti tentunya harus dengan pemeriksaan
5
kadar hemoglobin secara laboratorik. Kadar hemoglobin adalah
salah satu pengukuran tertua dalam laboratorium kedokteran dan
tes darah yang paling sering dilakukan (Isbisterdkk., 2000).
2.1.5 Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-
butiran darah merah (Costill 1998).Jumlah hemoglobin dalam darah normal kira-
kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 %”
(Evelyn 2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan
karena kadar hemoglobin bervariasi antara setiap suku bangsa. Namun WHO
telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis
kelamin (WHO dalam Arisman,2002)
6
2.1.6 Faktor – Faktor yang memengaruhi kadar hemoglobin
PCO2 darah meningkat dikapiler sistemik, CO2 berdisfusi dari sel ke darah
mengikuti penurunan gradien menyebabkan penurunan afinita Hb terhadap O2,
kurva disosiasi O2 Hb bergeser ke kanan dan sebaliknya.
7
2.1.6.6 Temperatur atau suhu
Panas yang dihasilkan dari reaksi metabolisme dari kontraksi-kontraksi
otot melepaskan banyak asam & panas menyebabkan temperatur tubuh naik dan
sel aktif perlu banyak O2memacu pelepasan O2 dari Oksi Hb. (Murray, 2009).
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pre analitik
A. Persiapan pasien
1. Konfirmasi identitas pasien
2. Meminta kesediaan pasien untuk diambil darahnya.
3. Lakukan palpasi pada daerah vena pasien.
4. Bersihkan area lipat siku dengan kapas alkohol 70%
5. Ditusuk bagian yang telah dipalpasi dengan spuit dan diambil
darah sesuai kebutuhan pemeriksaan.
6. Tutup bagian yang telah ditusuk dengan plaster.
B. Sampel
1. Darah dimasukkan kedalam tabung vacutainer EDTA.
2. Tulis kode sampel pada tabung vacuntainer terlebih dahulu
3. Sebelum pemeriksaan terhadap sampel, pengujian dahulu, jika
telah memenuhi reagen yang ditetapkan maka pemeriksaan sampel
akan dilakukan.
MetodePemeriksaan
o Pemeriksaan darah rutin secara Automatic Analyzer
(SYSMEX SX-s800i)
a. Prinsip Kerja
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai
panjang gelombang tertentu dengan larutan dan sampel yang dilewatinya. Alat ini
bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer. Flow cytometri adalah metode
pengukuran (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh aliran
cairan (=flow) melalui celah sempit ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
penghitungan jumlah sel dan ukurannya.
9
b.Alat
Sysmex SX-s800i
c.Bahan
3.2 Analitik
10
BAB IV
HASIL& PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Nama : HL
Status : BPJS
1. Hemoglobin P 13,0-16,0
W 12,0-14,0
2. Eritrosit P 4,5-5,5
W 4,0-5,0
3. Leukosit 5,0-10,0
4. Trombosit 150-400
5. Hematokrit P 40,0-48,0
W 37,0-43,0
Daftar Tabel II
N Pemeriksaan Hasil
11
3 Eritrosit 1.99 (10^6/µL)
4 Hematokrit 11.4 %
5 Trombosit 274.000 µL
NO N Pemeriksaan Hasil
2 Leukosit 7.530(10^3/µL)
3 Eritrosit 1.880.000 µL
4 Hematokrit 10,9 %
5 Trombosit 250.000 µL
12
Tanggal :23 MARET 2018
DAFTAR TABEL IV
NO Pemeriksaan Hasil
2 Leukosit 15,450 µL
3 Eritrosit 3.170.000 µL
4 Hematokrit 22,0 %
5 Trombosit 337.000 µL
N Pemeriksaan Hasil
o
1 Hemoglobin 7,8(g/dL)
2 Leukosit 7.210(10^3/µl)
3 Eritrosit 3.170.000(µL)
4 Hematokrit 26,9(%)
4.2 Pembahasan
13
Adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya persediaan besi
untk eritropoiesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store)
sehngga pembentukan hemoglobin berkurang.
b. Etiologi
Anemia defisiensi besi secara umum dapat disebabkan oleh
kekurangan asupan besi, gangguan penyerapan besi, serta kehilangan besi
akibat penyakit tertentu.
c. Gejala Klinis
1. Keadaan lemah, lesu, mual, dan muntah.
2. Muka pucat, demam, dan aneroksia.
3. Mata berkunang – kunang, serta telinga mendenging.
4. Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada
anemia lain yaitu:
14
Defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan enzim aldehid oksidase
sehingga terjadi penumpukan serotonin yang merupakan pengontrol nafsu makan.
Hal ini mengakibatkan reseptor 5 HT meningkat, di usus halus
menyebabkan mual dan muntah. Selain itu, defisiensi besi juga dapat
menyebabkan gangguan enzim monoamino oksidase sehingga terjadi
penumpukan katekolamin dalam otak. Hal inilah yang menjadi sebab terjadinya
keadaan mual dan sulit makan.
15
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil study kasus ini dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut
diagnosis dengan anemia berat, dengan pemeriksaan awal kadar Hb 2,8 g/dl.
Setelah ditranfusikan 2 kantong darah kadar Hb pasien meningkat menjadi 6,1
g/dl. Setelah itu ditranfusikan kembai 1 kantong darahkadar Hb pasien meningkat
menjadi 7,8 g/dl.
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal
Penyebab Umum dari Anemia Yaitu: Kehilangan darah atau Perdarahan hebat,
Berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan Gangguan produksi sel darah
merah .
Tanda – tanda dari penyakit anemia yakni: Lesu, lemah , letih, lelah, lalai (5L),
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat,
Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat, serta Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia
menyebabkan tachikardi, dan pingsan.
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat
dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari
permukaan laut.
Kasus yang kami angkat dari materi ini ialah anemia akibat defesiensi zat besi.
5.2 Saran
1. Untuk Pasien
Diharapkan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
seperti pemeriksaan SI,TIBC,RT HE, ElektroforesaHb.
2. Petugas laboratorium
Petugas laboratorium diharapkan lebih memperhatikan kalibrasi alat
presisi/control, dan metode pemeriksaan dengan baik setiap hari.
3. Instalasi laboratorium
Laboratorium di RSUD kota Pariaman diharapkan dapat
mempertahankan ketaatan terhadap SOP alat laboratorium agar
16
didapatkan mutu pemeriksaan yang lebih baik sehingga meningkatkan
mutu dari laboratorium tersebut.
4 Untuk Rumah Sakit
Sebaiknya Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman harus menciptakan
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit agar
dapat melayani kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan
kepada pasien yang penerapannya harus dilaksanakan oleh semua
elemen organisasi Rumah Sakit.
17