Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN DIETETIK

Penatalaksanaan Diet pada Pasien Gizi Buruk


“Gizi Buruk Tipe Marasmik Suspek B20”

DISUSUN OLEH:

Kelompok :

Aulia Dwi Maharani 10021181722002


Sinta Novita Sari 10021281722010
Ria Agustini 10021181722011
Angelina Tiara Irawan 10021281722028
Diah Mustika Ayu 10021281722030
Berqanawa Aghnina. BI 10021381722064
Nia Aldina 10021381722070
Dita Lanuryanti 10021381722086

Dosen Pengampu: Ditia Fitri Arinda, S.Gz. M.PH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAGIAN 1. ASSESMENT

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
a. Nama : An. AJ
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Tempat/tanggallahir : -
d. Umur (saat MRS) : 3 tahun 3 bulan
e. Pendidikan :-
f. Pekerjaan :-
g. Agama : Islam
h. Ruang : Melati 2, A1
i. Kelas perawatan : III
j. Tanggal MRS : 30 Maret 2010
k. No Medrec : 01010501
l. Alamat Rumah : Indralaya OI
m. Dokter yang merawat : -
n. Diagnosa Awal : Gizi buruk tipe marasmik suspek B20
o. Diagnosa Akhir : -

2. Riwayat Medis
Keluhan Pasien : Diare tidak berhenti
Keluhan Tambahan : -
a. Riwayat Perjalanan Penyakit
- Riwayat Penyakit Terdahulu
Dua tahun sebelum masuk rumah sakit pasien mulai mengalami infeksi kulit,
diawali dengan kulit yang memerah dan menimbulkan nanah seperti bisul,
setiap muncul didahului dengan demam.Tanda infeksi muncul pertama kali di
sekitar telinga, kemudian tangan dan kaki,tidak terdapat batuk dan pilek serta
tidak terdapat masalah pada BAB/BAK.
Dua bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mulai BAB cair 5-8x/hari tidak
terdapat lender dan nanah, terdapat demam, batuk dan pilek tidak ada, BAK
tidak terdapat keluhan, infeksi kulit masih terjadi,10 hari kemudian BAB
cairmembaik.
Satu bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mulai batuk pilek, demam,
tidak terdapat muntah, infeksi kulit masih terjadi, BAK tidak terdapat keluhan.
Lima hari sebelum masuk rumah sakit, orang tua sadar pasien mengalami
sariawan, mengalami demam, batuk dan pilek, tidak ditemukan muntah dan
sesak, tidak ditemukan infeksi kulit, BAB cair tidak ditemukan, BAK tidak
ada keluhan, tidak makan dan minum, keadaan lemas.
- Riwayat Penyakit sekarang :
Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien tidak mau makan dan minum,
dirawat di RS Charitas lalu dirujukke RS Muhammad Husein, terdapat
demam, sariawan, batuk, pilek, serta BAB cair.
- Riwayat Penyakit Keluarga :Ayah pasien memiliki riwayat penyakit kulit
serupa.

3. Pengobatan
Interaksi Dengan Zat
JenisObat Fungsi Solusi
Gizi
Ampicilin Anti infeksi Menyebabkan mual, Diberikan secara IV
muntah, diare, atau IM setiap 6 jam
ruamakibathipersensitivit
as, anemia hemolitik
Gentamicin Antibiotik Hipersensitivitas Diberikan secara IV
atau IM sekali sehari
Asamfolat Suplementasi - -
zatgizi

Obat Ampicilin diberikan secara IV atau IM setiap 6 jam :


Dosis untuk Anak:
 100–400 mg/kg/hari IV/IM terbagi setiap 6 jam
 Peroral (diminum): 50–100 mg/kg/hari terbagi setiap 6 jam
 Infeksi berat: 200–400 mg/kg/hari IV/IM terbagi setiap 6 jam

Obat Gentamicin diberikan secara IV atau IM sekali sehari


 Dosis anak usia ≥ 1 tahun: 6-7,5 mg/kg/hari IV/IM dalam dosis terbagi setiap 8 jam
selama 7 hingga 10 hari

4. Riwayat Sosial
- Faktor social ekonomi : Keluarga ekonomi rendah, jumlah anggota keluarga 7
orang
- Situasi Rumah: -

5. Riwayat Terkait Gizi


Umur 0-7 bulan : susu formula, umur 7 bulan – 1 tahun : bubur instan, umur 1 tahun
hingga sekarang : nasi kecap dan mie goreng. Alergi dan Pantangan Makan : ikan,
telur karena alasan : muncul demam, gatal, nanah (infeksi kulit). Minum scot
emulsion frekue dan jumlah 3x/minggu
a. Asupan makan dan Minum
Pola makan pasien, yaitu tidak diberikannya lauk hewani, tidak menyukai sayur
dan buah, sering minum manis (berupa jajanan, namun tidak diketahui jumlah dan
jenis),anak sering jajan

b. Pemberian makan dan zat gizi


Lauk Hewani : tidak diberikan (ikan dan telur), daging sapi tidak suka. Ayam
hanya bagian luar (kulit).
Lauk Nabati : tahu dan tempe tidak suka
Sayur : tidak suka
Buah : tidak suka
Minuman : minum susu formula 150 ml/hari dengan gula 1 sdm/hari
Asupan hasil recall sebelum masuk rumah sakit
Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan 295,08 3,56 12,2 45,12
Kebutuhan 1340 26,8 44,6 227
% Asupan/Kebutuhan 22% 13,2% 27,8 % 19,8%

6. Antropometri
Berat badan turun 4,9 kg selama sakit, sejak pertengan februari, BB turun idak
sengaja.
Tabel 2. Antropometri
Tinggi badan Berat badan Lingkar kepala Lingkar dada
93 cm 9,7 kg 47 cm 57 cm

a. Berdasarkan tabel z-score pasien : BB/U : < - 3 SD (wasted), TB/U : < -3 SD (stunted)

9,7−15 ,2
BB /U = =−3 ,23
15 ,2−13, 5
93 ,0−97 ,0
TB/U= =−1, 03
97 ,0−93 ,1
9,7−13 ,7
BB /TB= =−3,63
13,7−12 ,6

7. Data Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilaksanakan di RSMH, adapun data biokimianya antara lain :
Pemeriksaan Nilai Normal Awal Masuk RS Interpretasi
Alb 4,0 - 5,8 g/dl 2,19 g/dl Rendah
GDS 100 - 200 mg/dl 83 mg/dl Rendah
Na 135 - 145 mmol/L 125 mmol/L Rendah
K 3,6 - 5,8 mmol/L 2,4 mmol/L Rendah
Cl 98 - 110 mmol/L 96 mmol/L Rendah
Ca 9 - 11,5 mEq/L 1,99 mEq/L Rendah
WBC 5,7.103 - 18. 103/ml 7,21.103/ml Normal
RBC 3,9 - 5,0 . 103/ml 5,28. 103/ml Tinggi
HGB 11,5 - 13 g/dl 12,1 g/dl Normal
HCT 29-40% 34,3 % Normal
MCV 73 - 101 fL 65 fL Rendah
MCH 27 – 31 pg 22,9 pg Rendah
MCHC 32 - 36 g/dl 35,3 g/dl Normal
PLT 250 - 550. 103 /ml 112.103/ml Rendah
Neu 50 - 70 % 61,3 % Normal
Lymph 20 - 40 % 22,2 % Normal
Mono 2-8% 15,5% Tinggi
Eu 1-3% 0,6% Rendah
Baso 0-1% 0,4% Normal
CRP < 1 mg/dl < 5 mg/dl Tinggi
kuantitatif

Kesimpulan:
Kadar albumin pasien rendah dikarenakan oleh penyakit marasmus. Gula darah
sewaktu pada pasien rendah yang mengindikasikan bahwa pasien mengalami hipoglikemia.
Karena pasien mengidap anoreksia sehingga menyebabkan kadar kalium rendah. Kadar
klorida rendah menyebabkan pasien mengalami muntah,diare, kadar kalium dan natrium
rendah. Sel darah putih pasien normal.Kadar kalsium rendah juga dapat menyebabkan
diare pada pasien. Pasien mengalami dehidrasi yang dapat menyebabkan kadar sel darah
merah menjadi tinggi (hemakonsentrasi). Nilai hemoglobin dan hematocrit normal.MCV
merupakan ukuran atau volume rata-rata sel darah merah.Nilai MCV berada dibawah
rendah, yang menunjukkan adanya kelainan yang terdapat ditubuh pasien.MCH adalah
perkiraan jumlah atau berat rata-rata hemoglobin pada sel darah merah, MCH pada pasien
rendah dapat disebabkan dari pasien yang kekurangan zat gizi.Nilai MCHC pasien
normal.Pasien didiagnosis mengidap HIV yang dapat mempengaruhi trombosit didalam
darah sehingga menjadi rendah karena infeksi virus HIV mengurangi kemampuan sumsum
tulang untuk menghasilkan trombosit.Nilai limfosit dan neutrophil normal.Kadar monosit
pasien tinggi. Nilai eusofil pasien rendah sedangkan nilai basofilnya normal. C-reactive
protein adalah suatu protein yang dihasilkan oleh hati untuk mengukur keseluruhan kadar
peradangan dalam tubuh, kadar CRP pada pasien tinggi yang bias menjadi indicator
terjadinya proses inflamasi di dalam tubuh pasien.

8. Fisik Fokus Gizi


Kesan Umum : anak tampak kurus sekali, compos mentis, lemah, diare muntah dan
Anoroksia
Vital Sign :
Pemeriksaan Satuan/Nilai Hasil Interpretasi
Normal
Tekanan darah 120/80 mmHg 90/50 mmHg Hipotensi
Nadi 80 – 100 x/menit 120 x/menit Takikardi
Pernafasan 20 – 24 x/menit 24 x/menit Normal
Suhu 36,50C - 370C 36,50 Normal

Tanda fisik lain : pasien mengalami mukosa bibir kering, menunjukkan pasien
mengalami dehidrasi, terdapat stomatitis yang dapat menurunkan
asupan makan, terdapat pula tanda diaper rash.

9. Prioritas Masalah
Masalah gizi Keterangan
Intake Energi, Protein, Lemak dan Intake makan dan minuman kurang
karbohidrat Lebih dari kebutuhan
BB/TB = < -3 SD Gizi buruk
Penurunan Berat badan 4,9 kg selama 1 bulan
Albumin rendah Peningkatan kebutuhan protein

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

1. [NI 2.1] Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan tidak nafsu makan, mual muntah,
diare ditandai dengan energy 295,08kkal (22,3 %), protein 3,56 gram (13,2 %), lemak
12,2 gram ( 27,8 %), dan karbohidrat 45,12 gram ( 19,8 %).
2. [NC.4.1] Malnutrisi berkaitan dengan penyakit yang di derita (B20) ditandai dengan
BB/TB <-3 SD.
3. [NC.3.2] Penurunan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan penurunan kemampuan
untuk mengkonsumsi kalori yang cukup ditandai dengan BB turun 50,5 % selama 1
bulan.
4. [NI 5.1] Peningkatan kebutuhan protein berkaitan dengan gangguan absorpsi ditandai
dengan kadar albumin 2,91 g/dl.

BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING
1. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Terapi Diet : F75
Bentuk makanan : Cair
Cara pemberian : Oral
2. Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.

3. Prinsip dan Syarat Diet


a. Protein tinggi yaitu 2 g/kg BB
b. Energi tinggi yaitu 40-45 kkal/kg BB
c. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal
e. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan total
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna

4. Perhitungan Kebutuhan Energi, Zat Gizi, dan Cairan


a. Kebutuhan Energi
BB ideal = 13,4 kg dari WHO
BB saat ini = 9,7 kg
FEE = 80kal/kg x BBI
= 80 x 9,7
= 776 kkal (kebutuhan basal)
b. Kebutuhan Protein = 1 g/kg X BBI/hari
= 1 g x 9,7
= 9,7 gram ≈ 38,8 kkal
c. Kebutuhan Lemak = 30% x 776 kkal
= 25,8 gram ≈ 232,8 kkal
d. Kebutuhan Karbohidrat = 65% x 776 kkal
= 126 gram ≈ 504 kkal

Pembahasan
Pasien mengalami gizi buruk tipe marasmik suspek B20. Perhitungan energi
terdiri dari FEE.
Pasien diberikan diet secara oral. Kebutuhan protein yaitu sebanyak 9,7
g/kgBB/hari untuk gizi buruk tipe marasmik suspek B20. Protein yang diberikan adalah
protein hewani seperti : ayam, daging, dll.
Protein nabati mengandung rendah metionin dan asam amino amoniogenik serta
tinggi serat yang penting dalam mengekskresikan pengeluaran amoniak lewat feses yang
jika terakumulasi akan menyebabkan koma hepatic (Hasse dan Matarese, 2008). Protein
hewani bermanfaat untuk pembentukan tulang, otot, kulit, darah, untuk membangun,
membantu, memperkuat, dan memperbaiki jaringan tubuh, serta membuat antibody dan
antioksidan. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total (Almatsier,
2005).
Untuk mengatasi gizi buruk tipe marasmik, diberikan diet F75 karena diet ini
sesuai dengan keadaan pasien. Diet F75 digunakan saat fase stabilisasi pasien gizi buruk
yang masih masuk kategori anak-anak. Untuk diet F75, makanan diberikan dengan
konsistensi cair.

5. Implementasi diet
Macam Diet dan Cara Frekuensi Jumlah yang Diberikan
Bentuk Makanan Pemberian Makan
Diet formula modisco Oral 8x pemberian Kalori : 776 kkal
diiberikan dengan 3 dalam 1 hari, Protein : 9,7 gr
fase tatalaksanaan gizi diberikan Lemak : 25,8 gr
buruk, bentuk diet cair setiap 3 jam KH : 126 gr
bertahap Ditingkatkan secara bertahap
6. Preskripsi Diet
Tahapan Bentuk Waktu dan
Pemberian Zat Gizi Makanan Jadwal
Diet Pemberian
Fase E : 776 kkal (80/kg BB saat ini) Cair 8x pemberian
Stabilisasi P : 9,7 gr (1 gr/BB saat ini) setiap 3 jam
(F75) L : 25,8 gr (30% dari kalori) selama 2 hari
KH : 126 gr (65% dari kalori)
Fase E : 970 kkal (100 kkal/kg BB saat ini) 8x pemberian
Transisi P : 19,4 gr (2gr/kg BB saat ini)/8% dari setiap 3 jam
(F100) kalori selama 5 hari
L : 37,7 gr (35% dari kalori)
KH : 138 gr (57% dari kalori)
Fase E : 1455 kkal (150 kkal/kg BB saat ini) 3x makan
Rehabilitasi P : 38,8 gr (4 gr/kg BB saat ini)/10,7% lunak, 8x
(F100+ dari kalor cair, dst.
bubur/nasi L : 48,5 gr (30% dari kalori)
tim) KH : 214,6 gr (59,3% dari kalori)

7. Rencana Monitoring dan Evaluasi


No Monitoring Evaluasi Waktu
.
1. Asupan Membandingkan daya terima dengan diet yang Setiap hari
diberikan
2. Antropometri Perubahan berat badan Setiap hari

8. Rencana Konsultasi Gizi


Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan
Pengetahuan Meningkatkan Menjelaskan tentang Dilakukan di
terkait gizi pengetahuan terkait standar makanan rumah ruang
gizi sakit konsultasi
Pola makan Merubah perilaku Jenis makanan yang
gizi.
dan pola makan yang dianjurkan dan yang
Konseling
salah tidak dianjurkan serta
disampaikan
macam bahan makanan
kepada
yang bersifat
orangtua
meningkatkan selera
pasien (kalau
Motivasi diet Memberikan motivasi Melibatkan keluarga,
perlu anggota
kepada pasien dan khususnya orang tua
keluarga lain)
keluarga pasien agar (kalau perlu anggota
secara
dapat menjalankan keluarga lain) dalam
langsung.
diet dengan baik dan menjalankan program
dapat menghabiskam diet anak dalam
diet yang diberikan mengawasi asupan
makan dan perubahan
pola makan

B. IMPLEMENTASI

1. Rekomendasi diet
Waktu makan Rekomendasi Diet Bahan Makanan Jumlah
Snack Puding Agar-agar 7 gr
Gula pasir 10 gr
SKM 20 gr
Dinner Nasi Tim Beras 50 gr
Bakso ayam sayur Daging ayam 35 gr
Bayam 20 gr
Tepung terigu 30 gr
Garam 5 gr
Tahu 30 gr
Kecap 5 gr
Gula pasir 5 gr
Minyak 5 gr
Buah Pepaya 50 gr

Total rekomendasi diet : Karena pasien diberi cairan F100, perhitungannya :


E = 485,3 kkal E = 970 kkal
P = 19,2 gr P = 19,4 gr
L = 15,3 gr L = 37,7 gr
KH = 68,8 gr KH = 138,8 gr

Jadi karena pasien masa rehabilitasi, maka 3x makanan lunak dan 8x cairan.

Maka hasilnya :
E = 485,3 + 970 = 1455,3
P = 19,2 + 19,4 = 38,6
L = 15,3 + 37,7 = 53
KH = 68,8 + 138,8 = 207,6
2. Kajian Rekomendasi Diet
Energi Protein (g) Lemak (g) KH (g)
(kkal)
Rekomendasi diet 1455,3 38,6 52,7 207,6%
Kebutuhan (planning) 1455 38,8 48,5 214,6%

% rekomendasi/kebutuhan 90% 99% 108% 97%

Pembahasan Diet :
Berdasarkan perhitungan pada perencanaan menu, persentase pemenuhan asupan
energi adalah 90%, protein 99%, lemak 108%, karbohidrat 97%. Persentase pemenuhan
lemak termasuk dalam kriteria sanggat tinggi karena berada pada range >100%,
sedangkan persentase pemenuhan asupan lemak, protein, dan karbohidrat termasuk dalam
kriteria sedang.
BAGIAN 4. KAJIAN PUSTAKA

DEFINISI
Marasmus adalah suatu kondisi dimana anak mengalami penurunan berat badan sehingga
mengalami penciutan atau pengurusan otot generalisata dan tidak adanya lemak subkutis
(Rudolph, 2014).
Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan merupakan
hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor
lingkungan, ada beberapa faktor lain pada anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga
berpengaruh terhadap terjadinya marasmus (Nurarif, 2013).

INSIDENSI
Marasmus sering terjadi pada bayi (berusia di bawah 12 bulan). Biasanya terjadi pada
kondisi kelangkaan bahan pangan atau pada anak yang di sapih secara dini karena bebagai
alasan. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat jumlah balita yang
mengalami gizi buruk pada tahun 2012 berjumlah 3.514, telah menurun 0,18% dibandingkan
tahun 2009 yang berjumlah 5.249 (Dinkes Prov Jateng, 2012).
ETIOLOGI
Penyebab utama marasmus menurut Sodikin (2012), yaitu :
1. Faktor psikologis seperti adanya penolakan ibu dan penolakan yang berhubungan dengan
anoreksia.
2. Asupan kalori dan protein yang tidak memadai akibat diet yang tidak cukup.
3. Kebiasaan makan yang tidak tepat seperti hubungan antara orang tua dan anak yang terganggu
atau tidak harmonis.
4. Adanya kelainan metabolik, atau malformasi kongenital.

GEJALA KLINIS
Gejala klinis pada marasmus adalah sebagai berikut :
- Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng
- Kulit keriput
- Perut cekung
- Iga gambang
- Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang
- Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare kronik atau
konstipasi.
Masalah utama yang sering terjadi pada anak penderita marasmus adalah penciutan otot dan
hilangnya lemak subkutis, mereka mengalami penurunan berat badan, perkembangan otak
menjadi lambat, dan apabila berkepanjangan dapat menyebabkan gagal tumbuh (Rudolph, 2014).
Komplikasi yang mungkin terjadi pada marasmus yaitu penurunan sistem imun, kekuatan
otot menurun termasuk kekuatan otot-otot pernapasan, serta penurunan fungsi jantung (Rani,
2011).
BAGIAN 5 . KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan data antropometri, pasien ini tergolong memiliki status tinggi badan
pendek, berat badan pasien dibawah berat badan anak seusianya (diklasifikasikan
sebagai gizi buruk), dan berat badan berdasarkan tinggi badannya tergolong sangat
kurus (menurut tabel z-score BB/TB pasien).
2. Berdasarkan data biokimia, diketahui bahwa kadar albumin pasien rendah
dikarenakan marasmus, gula darah sewaktu pasien rendah yang mengindikasikan
bahwa pasien mengalami hipoglikemia.
3. Berdasarkan data fisik klinis, diketahui bahwa pasien dalam kondisi lemah dan
compos mentis, serta mukosa bibir kering.
4. Berdasarkan data dietary, diketahui bahwa persentase asupan energi dan
karbohidrat pada pasien kurang, konsumsi protein dan lemak nya juga sangat
kurang. Dapat dikatakan bahwa asupan pasien tidak memenuhi angka kebutuhan
yang seharusnya.
5. Terapi diet yang diberikan kepada pasien adalah diet F75, dengan bentuk makanan
cair yang diberikan secara oral.
6. Kebutuhan gizi yang dibutuhkan pasien adalah energi sebesar 776 kkal, protein 9,7
gram, lemak 25,8 gram dan karbohidrat 126 gram.
7. Berdasarkan rekomendasi diet, persentase pemenuhan asupan energi pasien adalah
90%, protein 99%, lemak 108%, dan karbohidrat 97%.

B. SARAN
1. Ahli gizi harus bekerjasama dengan petugas kesehatan lain dalam penanganan
pasien.
2. Pola makan dan jenis makanan pasien harus benar-benar diperhatikan agar status
gizinya dapat cepat membaik.

=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

1. BREAK
agar-agar 7g 0.0 kcal 0.0 g
susu kental manis 20 g 64.0 kcal 10.9 g
gula pasir 10 g 38.7 kcal 10.0 g

Meal analysis: energy 102.7 kcal (17 %), carbohydrate 20.9 g (23 %)

DINNER
beras putih giling 50 g 180.4 kcal 39.8 g
daging ayam 35 g 99.7 kcal 0.0 g
sayur bayam 20 g 2.4 kcal 0.4 g
tepung terigu 30 g 109.2 kcal 22.9 g
tahu 30 g 22.8 kcal 0.6 g
kecap 5g 3.0 kcal 0.3 g
gula pasir 5g 19.3 kcal 5.0 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
Papaya fresh 50 g 6.5 kcal 1.2 g

Meal analysis: energy 486.5 kcal (83 %), carbohydrate 70.1 g (77 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 589.2 kcal 2036.3 kcal 29 %
protein 20.9 g(14%) 60.1 g(12 %) 35 %
fat 15.5 g(23%) 69.1 g(< 30 %) 22 %
carbohydr. 91.0 g(62%) 290.7 g(> 55 %) 31 %
calcium 130.1 mg 1000.0 mg 13 %
phosphorus 243.6 mg 700.0 mg 35 %
iron 3.5 mg 15.0 mg 23 %
Vit. A 404.5 µg 800.0 µg 51 %
Vit. B1 0.2 mg 1.0 mg 16 %
Vit. B2 0.3 mg 1.2 mg 23 %
niacine 3.4 mg - -
Vit. C 42.4 mg 100.0 mg 42 %
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Terbaru. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Chyntia, Adisty Anggraeni. 202. Asuhan Gizi ; Nutritional Care Process. Graha Ilmu :
Yogyakarta.

Handayani, Dian dan Inggita Kusumastuty. 2017. Diagnosis Gizi. Malang : UB Press.

Anda mungkin juga menyukai