Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BLOK ASUHAN GIZI KLINIK 1


ACARA 2
ASUHAN GIZI PADA DEFISIENSI GIZI

DISUSUN OLEH :
Kelompok 8 / Shift II

Arin Novia
Lutfinanda
(13/346002/KU/15692)
Beta Febby Fluorensia (13/346017/KU/15694)
Lilik Laras Shinta (13/346028/KU/15695)
Rudri Anisya T. I. (13/348451/KU/15878)
Agfiana Berliani (13/348803/KU/15929)

Asisten :
a. Putri Dayu Santika, S.Gz.
b. Nurul Putrie Utami, S.Gz.
c. Khoirun Nisa Alfitri, S.Gz.
d. Cita Eri Ayuningtyas, S.Gz.

LABORATORIUM GIZI
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
KASUS DEFISIENSI GIZI DAN INFEKSI AGK 1
KELOMPOK 3, 8, 13
ASESMEN GIZI
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : An. GB No RM : 01.78.19
Umur : 5 tahun 7 bulan Ruang : Mawar 2
Sex : Laki-laki Tanggal Masuk : 21 Maret 2014
Pekerjaan :- Tanggal Kasus : 21 Maret 2014
Pendidikan :- Alamat : Gedangsari
Agama : Islam Diagnosis Medis : Gizi buruk tipe kwasiorkor,
diare

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Demam, diare, dan muka pucat

Riwayat Penyakit 1 BSMRS bengkak di beberapa tempat, mata sembab, rambut


Sekarang mudah rontok
1 MSMRS anak badannya lemas, diare lalu dibawa ke dokter
umum
1 HSMRS anak makin lemah, apatis tak mau makan sama sekali,
minum sedikit, masih diare 5-6 kali sehari, batuk (-), pilek (-)
Riwayat Penyakit 6 BSMRS pernah dirawat di RS dengan diagnosa TB Paru
Dahulu
Riwayat Penyakit -
Keluarga

3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi


Data Sosio Ekonomi Penghasilan orangtua : Rp 400.000/bulan
Jumlah anggota keluarga : 4 orang
Suku : Jawa
Aktifitas Fisik Jumlah Jam kerja : -
Jumlah tidur sehari : 10 jam
Alergi makanan Makanan : tidak ada Jenis diet khusus : tidak ada
Penyebab : - Alasan :-
Yang menganjurkan :-
Masalah Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (+), konstipasi (+), anoreksia (-),
Gastrointestinal diare (+), perubahan pengecapan dan penciuman (-)
Penyakit kronik -
Pengobatan -
Kesehatan mulut Sulit menelan (-), stomatitis (-), gigi lengkap (-)
Perubahan berat badan Berkurang dalam 1 bulan terakhir
Mempersiapkan Fasilitas memasak : dipersiapkan ibu pasien dengan kompor
makanan Fasilitas menyimpan makanan : meja makan dengan tudung saji
Riwayat/ pola makan ASI : 0-5 bulan
Bubur Sun 6 bulan-1 tahun
1 tahun-sekarang: makanan biasa
Makanan pokok : nasi 2-3x/hari @ 1 centong, mie instan
2-3x/minggu @ 0,5 bungkus, jagung 1x/minggu @ 0,5 bonggol
LH : telur 2-3x/minggu @ 1 butir dengan digoreng, ikan
1-2x/minggu @ 1 potong lebih suka ikan tongkol atau bandeng,
ayam 2-3x/minggu @ 1 potong
LN : tidak suka
Sayuran : bayam, wortel, kol putih dengan disayur sop @ 2 sdm
Buah : pepaya, jeruk, pisang 1-3x/minggu tergantung yang ada di
rumah
Cemilan : jajanan yang ada di warung seperti makanan kemasan
yang gurih
Minum : teh manis 1x/hari @ 1 gelas, air putih 4 gelas/hari

Kesimpulan :
An. GB berusia 5 tahun 7 bulan masuk rumah sakit dengan diagnosis medis gizi
buruk tipe kwashiorkor dan diare. Adapun keluhan utama An. GB adalah demam, diare, dan
muka pucat. An. GB memiliki riwayat dahulu yaitu 6 BSMRS pernah dirawat di RS dengan
diagnosa TB Paru. Sedangkan untuk riwayat penyakit sekarang, 1 MSMRS, terdapat
bengkak dibeberapa tempat, mata sembab, dan rambut mudah rontok. 1 MSMRS, badan
An. GB lemas dan diare dan HSMRS anak makin lemah, apatis tak mau makan sama sekali,
minum sedikit, masih diare 5-6 kali sehari.
Berdasarkan World Health Organization (2013), tanda awal anak gizi buruk yaitu
mata cekung, frekuensi diare dan muntah lama, dehidrasi. Menurut Almatsier (2004), tanda
gejala klinis KEP Kwashiorkor adalah edema diseluruh tubuh, wajah membulat dan sembab,
pandangan mata sayu, rambut tipis dan rontok, perubahan status mental, apatis dan rewel,
pembesaran hati, dan sering disertai infeksi, serta anemia dan diare.
Asupan makan An. GB melihat riwayat atau pola makannya, tegolong baik dengan
makanan pokok 2-3 kali sehari, lauk mengandung protein hewani tetapi tidak ada lauk nabati
karena An.GB tidak suka, sayuran dan buah cukup. Kecukupan gizi An. GB masih bellum
mencukupi karena adanya masalah gastrointestinal. Adanya muntah, konstipasi dan diare
mempengaruhi asupan makanan An. GB. Menurut Suhardjo (2010), anak yang mengalami
kwashiorkor tidak mempunyai nafus makan dan sulit untuk diberi makan.

B. Antropometri
TB BB
82 cm 6,8 kg

TB/U = -6,58 SD
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil indeks TB menurut umur, anak GB termasuk dala kategori sangat
pendek (WHO, 2005). Tidak dapat dilakukan penilaian indeks BB menurut umur, karena
pada anak GB terjadi edema.

C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Hasil
Nilai Normal Keterangan
darah/urin Pemeriksaan
GDR 70 – 140 g/dL 70 mg/dl Normal
Na 135-145 mEq/L 119 mmol/l Rendah
K 3,6 – 5,8 mEq/L 2,9 mmol/l Rendah
Cl 98-110 mEq/L 103 mmol/l Normal
AST 8-33 IU/l 206,2 IU/l Tinggi
ALT 5-35 IU/l 107,8 IU/l Tinggi
Hb 10-16 gr/dL 9 mg/dl Rendah
TT 5,9 g/dl
Alb 4 – 5,8 g/dL 1,3 g/dl Rendah

Kesimpulan :
Natrium dan kalium rendah, berdasarkan WHO (2013), semua anak dengan gizi buruk
mengalami defisiensi kalium dan magnesium yang membutuhkan waktu dua minggu untuk
memperbaikinya, sedangkan natrium total akan berlebih dalam tubuh walaupun kadar
natrium serum mungkin rendah. Edema juga dapat disebabkan kekurangan kalium dan
natrium serum. Nilai hemoglobin rendah, karena berdasrkan Almatsier (2004), ciri anak
dengan gejala klinis KEP kwashiorkor disertai anemia gizi.
Selain itu, penurunan albumin serum yang terjadi akan mengakibatkan cairan dari
pembuluh vaskuler keluar ke jaringan-jaringan sehingga menyebabkan edema
(Wahyuningsih, 2013). Menurut Wahyuningsih (2013), penurunan albumin serum
menunujukkan adanya malnutrisi berat dan kehilangan protein enteropati. Nilai hemoglobin
rendah, karena berdasrkan Almatsier (2004), ciri anak dengan gejala klinis KEP kwashiorkor
disertai anemia gizi. Tingginya kadar ALT dan AST menunjukkan adanya kerusakan pada
hati karena dapat mengganggu metabolisme protein dan alanine.

D. Pemeriksaan Fisik Klinik


1. Fisik
KU : Compos Mentis, lemah, cengeng, apatis, edema dibeberapa tempat, wajah
membulat dan sembab dengan pandangan sayu, rambut tipis dan jarang
2. Vital Sign
e. Nadi : 103 x/menit (N = 80-100 x/menit)
f. Respirasi : 30 x/menit (N = 20-24 x/ menit)
g. Suhu : 39oC (N = 36,5 – 37o C)
3. Kepala/ Abdomen/ Ekstremitas :
Abdomen : pembesaran hati
Kulit : pigmentasi

Kesimpulan :
Keadaan umum yang terlihat pada An.GB merupakan manifestasi dari kwashiorkor.
Anak yang mengalami kwashiorkor pertumbuhannya terhambat, otot dagingnya menyusut
dan lembek, namun masih terdapat lapisan lemak di bawah kulit. Biasanya terjadi
pembengkakan (edema) terutama pada ekstremitas bawah, selain itu mukanya berbentuk
seperti bulan atau membulat. Warna rambut biasanya berubah menjadi coklat kemerahan
atau abu-abu dan mudah rontok. Anak yang kwashiorkor tampak murung dan apatis, tidak
mempunyai nafsu makan dan minum serta sulit untuk diberi makan (Suhardjo, 2010).
Untuk vital sign An.GB nadi sedikit melebihi batas normal, respirasi tergolong cepat,
serta mengalami peningkatan suhu tubuh. Pembesaran hati merupakan tanda klinis dari
kwashiorkor. Pembesaran hati ini dapat dilihat dengan meraba abdomen anak kwashiorkor.

E. Asupan Zat Gizi


Hasil Recall 24 jam diet : Rumah
Tanggal : 20 Maret 2014
Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan Oral 358 12 20 90
Kebutuhan 544 10,2 18,1 85
% Asupan 65,8% 117% 110% 105%

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil Recall 24 jam di rumah pasien anak gizi buruk, energi .... Asupan
protein, karbohidrat dan lemak tergolong sudah memenuhi asupan normal harian karena
lebih dari 100%. Asupan makanan An.GB tergolong baik tetapi belum bisa mengatasi status
gizi buruknya karena An.GB mengalami masalah gastrointestinah yaitu, muntah, konstipasi,
diare dan tidak nafsu makan.

F. Terapi Medis

Jenis Obat/ Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi Solusi


Tindakan
Vitamin A 200.000 Untuk Vitamin E dapat membantu Dikonsumsi
pertumbuhan, meningkatkan penyerapan sesudah makan
penglihatan, vitamin A dan vitamin A
permeabilitas membutuhkan lemak untuk
membran, penyerapannya
pertumbuhan
gigi, integritas
epitel
KCL Infuse elektrolit - -
Cotrimoxazol Antibiotic untuk Dapat berinteraksi dengan Diberikan sebelum
infeksi berbagai asam folat. Sulfonamit dapat makan
bakteri mengganggu produksi asam
folat untuk sintesis protein
Calcidol Untuk Dalam penyerapannya, Dapat diberikan
mencegah calcidol membutuhkan lemak bersama dengan
defisiensi makanan agar
vitamin dan diabsorbsi lebih
mineral selama baik atau jika
sakit, serta timbul rasa tidak
untuk nyaman pada GI
pembentukan
tulang, gigi dan
sel-sel darah
merah,
khususnya untuk
anak-anak yang
sedang dalam
pertumbuhan
Zink Mencegah diare Dapat mengurangi absorpsi Pemberian Zinc
kambuh lagi dan kalsium, berinteraksi sinergis harus beberapa
melapisi usus, dengan Fe (memiliki protein jam sebelum atau
pertumbuhan transfer yg sama, transferrin) sesudah
dan replikasi sel, pemberian Fe.
serta imunitas.

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

Malnutrisi (NI. 5.2 ) berkaitan dengan riwayat TB paru dibuktikan dengan edema, wajah
membulat dan sembab, pandangan sayu, rambut tipis dan jarang, cengeng, apatis,
pembesaan hati dan adanya pigmentasi kulit
BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

PLANNING
1. Tujuan Diet:
a. Mengatasi dehidrasi akibat infeksi (diare)
b. Memberikan makanan sesuai fase stabilisasi
2. Syarat / prinsip Diet:
a. Pemberian ReSoMal pada dua jam pertama masuk rumah sakit setiap 30 menit
b. Energi cukup sesuai fase stabilisasi
c. Protein tinggi, 1 – 1,5 g/kgBB
d. Lemak tinggi, 30% dari kebutuhan energi
e. Karbohidrat cukup, dengan perhitungan by difference
f. Pemberian F75 setiap 2 jam
g. Asupan cairan dikoreksi dengan edema ringan (130 ml/kg BB/hari) untuk mengatasi
diare dan dehidrasi
3. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi :
a. Kebutuhan Energi
Energi = 80 – 100 kkal/kg BB
= 95 kkal x 6,8 kg
= 646 kkal
b. Kebutuhan Protein
Protein = 1 – 1,5 g/kg BB
= 1,5 x 6,8 kg
= 10,2 gr
c. Kebutuhan Lemak
Lemak = 30% x Energi
= 30% x 646 kkal
= 193,8 kkal
= 21,5 gr
d. Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat = Total Energi – (Protein + Lemak)
= 646 – (193,8 + 40,8)
= 411,4 kkal
= 102,85 gr

4. Terapi Diet : F75 + ReSoMal


Bentuk makanan : Cair
Cara pemberian : Oral

5. Rekomendasi Diet
• Fase Stabilisasi
- Pemberian larutan gula pasir 10% sebanyak 50 ml
- Pemberian ReSoMal sebanyak 34 ml (5 ml x 6,8 kg) pada 2 jam pertama setiap
30 menit
- Pemberian F75 setelah 2 jam pertama ; setiap 100 cc mengandung energi 75
kkal dengan komposisi :
Susu skim bubuk 2.5 gr
Gula pasir 10 gram
Minyak jagung 3 gram
Larutan elektrolit 2 ml
Air matang 100 ml
- Pemberian F75 dilakukan 8x sehari setiap 2 jam secara oral
- Pemberian resomal 47,6 ml selang-seling dengan pemberian F75 setelah dua jam
pertama apabila anak belum rehidrasi (diare belum berkurang)

Kajian Rekomendasi Diet


Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Rekomendasi Diet 599,2 7,1 24,4 90,2
Kebutuhan (planning) 646 10,2 21,5 102,85
% rekomendasi/kebutuhan 91% 70% 113% 87%

6. Rencana monitoring dan evaluasi


Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target
Fisik Klinis - Vital sign (TD, nadi, - Setiap 30 - Normal
suhu, respirasi) menit
- Edema - Setiap hari - Berkurang
- Keluhan - Setiap hari - Berkurang
Biokimia - GDR, elektrolit Menyesuaikan - Normal
Asupan zat - Energi, protein, - Minimal 80% kebutuhan
gizi lemak, karbohidrat Setiap hari terpenuhi
- Daya terima - Baik

7. Rencana Konsultasi Gizi


Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan
Dehidrasi - Memberi edukasi dan - Dehidirasi pada gizi buruk
Di bangsal
informasi seputar dehidrasi - Cairan elektrolit
rumah sakit
dan cara mengatasinya
Hipoglikemi - Memberi edukasi dan - Penyebab Hipoglikemi pada
informasi seputar hipoglikemi gizi buruk
dan cara mengatasinya - Pentingkan kecupukan Di bangsal
glukosa pada gizi buruk rumah sakit
- Sumber makanan yang
mengandung tinggi glukosa
Diare - Memberi edukasi dan - Penyebab dan cara
informasi seputar diare dan mengatasinya
cara mengatasinya - Bentuk makanan yang
cocok ketika diare
- Makanan yang dilarang Di bangsal
dikonsumsi ketika diare, rumah sakit
seperi makanan pedas,
merangsang, asam dan
yang menyebabkan
kembung
Asupan zat - Memberi edukasi dan - Memberi rekomendasi diet Di bangsal
gizi informasi pentingnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
kecukupan zat gizi yang anak gizi buruk pada fase
sesuai dengan kondisi dan stabilisasi
fase gizi buruk - Menjelaskan tata cara
pemberian Formula
makanan pada anak sesuai
kondisi anak
- Memberi makanan yang
mengandung cukup Zn
untuk merangsang nafsu
makan
- Memotivasi keluarga untuk
memberikan asupan
makanan pada anak sesuai
dengan diet yang
direkomendasikan

8. Penerapan Konseling
a. Sasaran Konseling
1) Keluarga pasien
b. Tujuan Konseling
1) Memberi edukasi dan informasi seputar dehidrasi dan cara mengatasinya
2) Memberi edukasi dan informasi seputar hipoglikemi dan cara mengatasinya
3) Memberi edukasi dan informasi seputar diare dan cara mengatasinya
4) Memberi edukasi dan informasi pentingnya kecukupan zat gizi yang sesuai dengan
kondisi dan fase gizi buruk
c. Target Konseling
1) Keluarga pasien memahami materi yang diberikan.
2) Terjadi peningkatan kondisi fisik klinis pada pasien secara bertahap
3) Pasien menghabiskan diet yang diberikan rumah sakt.
4) Keluarga dapat memberikan motivasi kepada pasien.
d. Waktu Konseling
Waktu konseling kepada keluarga setiap hari sekitar 15-20 menit
e. Metode Konseling
Metode konseling yang digunakan adalah ceramah tanya jawab.
f. Alat Bantu Konseling
1) Leaflet : Gizi Buruk pada Anak dan Diare
g. Materi Konseling
1) Dehidirasi pada gizi buruk
2) Cairan elektrolit
3) Penyebab Hipoglikemi pada gizi buruk
4) Pentingkan kecupukan glukosa pada gizi buruk
5) Sumber makanan yang mengandung tinggi glukosa
6) Penyebab dan cara mengatasinya
7) Bentuk makanan yang cocok ketika diare
8) Makanan yang dilarang dikonsumsi ketika diare, seperi makanan pedas,
merangsang, asam dan yang menyebabkan kembung
9) Memberi rekomendasi diet sesuai dengan kebutuhan anak gizi buruk pada fase
stabilisasi
10) Menjelaskan tata cara pemberian Formula makanan pada anak sesuai kondisi
anak
11) Memberi makanan yang mengandung cukup Zn untuk merangsang nafsu makan
12) Memotivasi keluarga untuk memberikan asupan makanan pada anak sesuai
dengan diet yang direkomendasikan
BAGIAN 5. TINJAUAN PUSTAKA
(anak gimzco)
BAGIAN 4. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
a) Berdasarkan hasil antropometri diketahui bahwa TB/U An. GB berada pada -6, 58 SD
yang artinya sangat pendek.
b) Hasil biokimia pada An.GB menunjukkan rendahnya kadar natrium dan kalium,
hemoglobin, albumin serum. Serta terjadi peningkatan kadar ALT dan AST yang
kesemua hasil biokimia tersebut merupakan tanda klinis anak malnutrisi.
c) Berdasarkan hasil fisik klinis, An. GB masuk kategori gizi buruk dibuktikan dengan
adanya edema dibeberapa tempat, wajah membulat dan sembab, pandangan sayu,
rambut tipis dan jarang, cengeng, apatis.
d) Asupan makanan An.GB tergolong baik tetapi belum bisa mengatasi status gizi
buruknya karena An.GB mengalami masalah gastrointestinal yaitu, muntah, konstipasi,
diare dan tidak nafsu makan

B. SARAN
Untuk Petugas Kesehatan :
1. Melakukan tata laksana diet gizi buruk pada anak sesuai dengan aturan
berdasarkan kondisi anak saat ini
2. Melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin untuk melihat perkembangan anak
3. Prioritaskan untuk mengatasi dehidrasi, hipoglikemi dan diare baru asupan zat
gizinya

Untuk Keluarga Pasien


1. Meningkatkan pengetahuan seputar gizi buruk pada anak berupa penyebab, cara
mengatasinya dan dampak kedepannya apabilla tidak ditangani lebih lanjut
2. Lebih peduli dan memperhatikan kondisi anak serta asupan anak yang sesuai
dengan kondisi kebutuhan saat ini
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustakan Utama.
Departemen Kesehatan, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2011. Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Suhardjo. 2010. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Kanisius
World Health Organization. 2013. Pocket Book of Hospital Care for Children.
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu
LAMPIRAN
==================================================================
Analysis of the food record
==================================================================
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________

tepung susu skim 20 g 73.6 kcal 10.3 g


gula pasir 80 g 309.6 kcal 79.9 g
Maize germ oil 24 g 212.0 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 595.2 kcal (100 %), carbohydrate 90.2 g (100 %)

==================================================================
Result
==================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
energy 595.2 kcal 646 kcal 92.13 %
water 0.0 g - -
protein 7.1 g(5%) 10.2 g 70 %
fat 24.4 g(35%) 21.5 g(30 %) 113 %
carbohydr. 90.2 g(60%) 102.85 g 87.7 %
dietary fiber 0.0 g 32.0 g 0%
alcohol 0.0 g - -
PUFA 13.3 g - -
cholesterol 4.4 mg - -
Vit. A 7.7 µg 500.0 µg 2%
carotene 0.0 mg - -
Vit. E (eq.) 8.1 mg 15.0 mg 54 %
Vit. B1 0.1 mg 1.1 mg 8%
Vit. B2 0.3 mg 1.4 mg 22 %
Vit. B6 0.1 mg 1.6 mg 5%
tot. fol.acid 10.6 µg - -
Vit. C 2.2 mg 60.0 mg 4%
sodium 110.2 mg - -
potassium 350.4 mg - -
calcium 262.8 mg 1200.0 mg 22 %
magnesium 23.2 mg 280.0 mg 8%
phosphorus 213.8 mg 1200.0 mg 18 %
iron 0.4 mg 15.0 mg 3%
zinc 0.8 mg 12.0 mg 7%

Anda mungkin juga menyukai