Anda di halaman 1dari 39

ASESMEN GERIATRI

SEORANG LANSIA DENGAN HIPERTENSI, DIABETES


MELITUS, DAN CEPHALGIA

Disusun oleh:
Aulia Maruapey 030.13.032
Christine Kurniawan 030.13.045
Nisa Widiya Wardani 030.13.149

KEPANITERAAN KLINIKILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 10 JUNI – 16 AGUSTUS 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

Lanjut usia atau lansia adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Batasan
usia 60 tahun keatas ini dikarenakan pada usia ini mulai terjadi penurunan fisik
dan fisiologis yang signifikan, sehingga terjadi perubahan penampilan, penurunan
fungsi panca indera, pertahanan tubuh, dan fungsi organ secara keseluruhan
sehingga rentan terhadap penyakit. Serta dengan bertambahnya populasi lansia di
dunia, di Indonesia sendiri meningkat dari 8 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi
14,9 juta jiwa pada tahun 2000, sehingga berdampak pada peningkatan masalah
kesehatan di masa depan.1
Menurunnya derajat kesehatan dan keleluasaan untuk beraktivitas fisik dapat
mempengaruhi kehidupan sosial lansia. Lansia tersebut akan cenderung menarik
diri dari lingkungannya secara perlahan,dan mengurangi kontak sosial dalam
berhubungan dengan masyarakat sekitar bahkan dapat dengan keluarga sendiri,
sehingga menimbulkan beban psikis. Timbulnya masalah psikis, dan sosial akan
menurunkan kualitas hidup para lansia itu sendiri, sehingga dapat menurunkan
Usia Harapan Hidup (UHH). Di Indonesia, angka UHH tahun 2000-2011
meningkat dari 64,5 tahun menjadi 69,65 tahun.1,2
Gangguan pancaindera akibat proses penuaan dimana mempengaruhi sistem
saraf. Fungsi penglihatan terjadi gangguan adaptasi gelap, pengeruhan lensa,
ketidakmampuan untuk fokus benda jarak dekat, dan lakrimasi. Sementara fungsi
pendengaran tampak hilangnya nada frekuensi tinggi secara bilateral, serta sulit
membedakan sumber bunyi. Gangguan ini dapat menyebabkan lansia terasa
terisolasi dan menyendiri, sehingga perlu penanganan dini untuk mencegah
gangguan fungsi sosial.1,2
Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan
dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya.3
Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus akan disertai dengan kerusakan,
gangguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal, saraf, jantung, dan
pembuluh darah. Walaupun pada diabetes melitus ditemukan gangguan
1
metabolisme semua sumber makanan tubuh kita, kelainan metabolisme yang
paling utama ialah kelainan metabolisme karbohidarat. Oleh karena itu diagnosis
diabetes melitus selalu berdasarkan tingginya kadar glukosa dalam plasma darah.4
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik
system kardiovaskular, yang diakibatkan oleh multifaktorial. Batasan normal
berbeda-beda tergantung dari pedoman yang digunakan, namun secara garis besar,
tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg. Secara epidemiologi
di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka
kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 25,6%, dengan perempuan (28,8%),
laki-laki (22,8%). Karena penyebab hipertensi merupakan multifaktorial, seperti
gaya hidup (makanan, aktivitas), gangguan fungsi organ pada usia tua, obat-
obatan, dan lainnya, maka pencegahan menjadi tombak utama untuk mengurangi
prevalensi hipertensi hingga mencegah perburukan akibat hipertensi.5,6
Banyaknya penyakit pada lansia akibat degenerasi menyebabkan kualitas hidup
lansia mudah rendah. Tidak hanya itu, karena kondisi lansia berbeda dengan
dewasa maupun anak, sehingga perlu penanganan tertentu. Oleh karena itu,
penanganan pada lansia perlu secara komprehensif dimana dimulai dari
pencegahan penyakit hingga penatalaksanaan yang tepat, dan dapat meningkatkan
kualitas hidup lansia.

2
BAB II
ASESMEN GERIATRI

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. S
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 07 Mei 1959
Alamat : Jl. Bangka IX No.6. RT 005/RW 012, Pela Mampang
Agama : Islam
Riwayat pekerjaan : IRT
Nama orang terdekat : Ny. S
Jumlah anak :4 Pria: 1 Wanita: 3
Jumlah cucu : Tidak ingat pasti (<5)
Jumlah cicit : Tidak ingat pasti (-)
Pembiayaan kesehatan : BPJS PBI

2.2 Riwayat Medis/Evaluasi Fisik


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 22 Juli 2019 pukul
13.00-14.30 WIB di rumah pasien.
1. Keluhan utama
Kedua tangan kesemutan sejak 1 bulan yang lalu.

2. Keluhan Tambahan
Lemas, sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu, BAK sering kurang lebih 7
kali sehari, BAB normal.

3. Riwayat penyakit sekarang


Seorang pasien berusia 60 tahun mengeluh kesemutan pada kedua tangan
hingga kedua kaki sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai lemas, sakit
kepala sejak 1 minggu yang lalu, dan BAK sering kurang lebih 7 kali sehari.

3
Pasien juga mengeluh menjadi pikun dan sulit mengingat ingatan jangka
pendek yang dirasakan sejak 1 tahun terakhir, pasien sulit mengingat nama
orang yang baru berkenalan dengannya dan sering lupa menaruh dimana dia
menaruh uang atau kunci di rumahnya. Keluhan tidak nafsu makan, sering
demam, batuk lama, mual dan muntah disangkal oleh pasien. Keluhan diare
juga disangkal oleh pasien, namun terkadang jika pasien merasa tidak cocok
dengan makan yang dia makan dia juga terkadang mengalami diare, namun
tidak sampai dirawat di rumah sakit.

4. Riwayat penyakit dahulu


Pasien memiliki riwayat hipertensi lebih dari 10 tahun yang lalu. Pasien
juga sering merasa sakit pada ulu hati dan apabila pasien salah makan, pasien
langsung sakit perut dan BAB lembek. Pasien tidak memiliki riwayat alergi,
penyakit paru, dan riwayat penyakit jantung, tetapi memiliki riwayat Diabetes
Melitus.

Riwayat penyakit lainnya


Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat alergi makanan/obat-obatan : disangkal

5. Riwayat pembedahan
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya.

6. Riwayat opname di Rumah Sakit


Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.

7. Riwayat kesehatan lain


Melakukan pemeriksaan kesehatan pada tahun 2017:
Poli Lansia di Puskesmas Kecamatan Mampang karena Hipertensi dan
Diabetes Melitus

4
8. Riwayat alergi
Tidak ada alergi makanan ataupun obat-obatan.

9. Riwayat kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Tidak
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Ya (suami)

Minum alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak.

Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Tidak

Konsumsi kopi
Apakah anda minum kopi? Tidak

Kesimpulan: Pasien tidak merokok, Tidak minum beralkohol, tidak


mengkonsumsi kopi, pasien tidak rutin berolahraga.

5
10. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Obat-obatan yang rutin dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan
dijabarkan pada tabel berikut :
Tabel 1. Obat yang dikonsumsi.
Dengan Resep Dokter Dosis dan Pemakaian
Amlodipine 5 mg 1x1 tablet
Methformin 500 mg 2x1 tablet
Tanpa Resep Dokter Dosis dan Pemakaian
Paramex 1x1 jika pusing

11. Riwayat Pendidikan dan sosio-ekonomi


Pasien tidak pernah bersekolah sebelumnya.

6
12. Pola Konsumsi Makanan Lansia
FORMULIR 24 HOURS RECALL
(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur
malam)
Tabel Riwayat Makanan Pasien 24 Jam Terakhir
Nama makanan atau Bahan Makanan Jumlah
Waktu Jam
minuman URT
Nasi putih Beras 1 centong
Ikan Ikan, 1 ekor
Makan
07.00 Tahu bacem Tahu,
Pagi
Air putih 1 gelas (240 ml)

Nasi Putih Beras 1 centong


Ikan Ikan 1 ekor
Makan Tahu bacem Tahu,
12.00
Siang Air putih 1 gelas (240 ml)

Pepaya Pepaya 1 potong


Selingan 17.00
Nasi Putih Beras 1 centong
Makan Tahu bacem Tahu, 1 porsi
Malam Telur dadar Telur.
20.00
Air putih Air 1 gelas (240 ml)

Kesimpulan :Frekuensi dan jam makan sering tidak menentu, minimal 3 kali/hari
saat makan pagi, makan siang dan makan malam dengan variasi makanan sebagai
berikut: nasi, lauk dan sayur, telur, buah 3-4 kali/minggu.

7
13. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 2. Penapisan depresi.
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan yang lalu
masalah kesehatan anda menghalangi
kegiatan anda, (mis. pergi mengunjungi √
teman, aktivitas sosial)?
b. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa gugup?

c. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa tenang dan damai?

d. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa sedih sekali?

e. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa bahagia? √
f. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa begitu sedih sampai serasa tak √
ada sesuatupun yang mungkin
menghiburnya?
g. Selama bulan lalu, berapa seringnya
perasaan depresi anda mengganggu √
kerja anda sehari-hari?
h. Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa tak ada lagi sesuatu yang anda √
harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa tak diperhatikan keluarga?

j. Berapa sering selama bulan lalu anda
merasa ingin menangis saja? √
k. Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa bahwa hidup ini sudah tak ada √
gunanya lagi?
Kesimpulan: Terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien
dalam 1 bulan terakhir.

8
14. Status fungsional
 ADL dasar dan instrumental
Tabel 3. ADL dasar dan instrumental.
Perlu Tergantung
Bisa sendiri
bantuan orang lain
sepenuhnya
seseorang sepenuhnya
Mandi √

Ambulansi √
Tranfer √

Berpakaian √
Berdandan √
BAB / BAK √

Makan √
Sediakan makan √
Atur keuangan √
Atur minum obat-obatan √
Bertelepon √
Kesimpulan: Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari
namun memiliki keterbatasan yang membutuhkan bantuan orang lain
terutama berpakaian, bepergian jauh atau naik tangga dan ketika
hendak bertelepon, pasien juga sangat bergantung kepada orang lain
untuk menyediakan makanan dan mengatur keuangan karena pasien
sudah sering lupa.

9
 Keterbatasan fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan
anda berikut ini?
Tabel 4. Keterbatasan Fungsional.

Tak
>3 bulan <3 bulan
terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat

barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser

meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa

dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-

hari)
Naik bukit / naik tangga √
Membungkuk, berlutut, sujud √
Berjalan kl.100 meter √
Makan, mandi, berpakaian, ke WC √

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam


melakukan aktivitas derajat sedang-berat, namun masih dapat melakukan
aktivitas ringan sehari-hari.

2.3 Pemeriksaan Fisik (Dilakukan pada tanggal 18 Desember 2018)


a. Tanda vital
Tabel 5. Pemeriksaan Tanda Vital.
Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah (mmHg) 140/80 150/80 150/90
Nadi/menit 83 87 90
Laju respirasi/menit 22 20 22
2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini
Berat badan (kg) 37,3 kg 37,3 kg 37,1 kg
Tinggi badan (cm) 148 148 148
BMI (kg/m2) 17,03 17,03 16,94

10
b. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada

c. Pendengaran
Tabel 6. Pemeriksaan Pendengaran.
Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar √
Serumen impaksi √

d. Penglihatan
Tabel 7. Pemeriksaan Penglihatan.
Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kacamata √
- Dengan kacamata Tidak pakai kacamata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan √ IOL (+)
- Kiri √ IOL (+)

Tabel 8. Hasil Funduskopi.


Dapatan
Normal Abnormal (jelaskan) Tak terlihat
funduskopi
Kanan Tidak dilakukan
Kiri Tidak dilakukan

e. Mulut
Tabel 9. Pemeriksan Mulut.
Buruk Baik
Higiene mulut √
Ada Tidak
Gigi palsu √
Terpasang √
Lecet di bawah gigi palsu √
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) √

11
f. Leher
Tabel 10. Pemeriksan Leher.
Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak teraba membesar

g. Dada
Massa teraba/tidak : Tidak teraba massa
Kelainan lain : Tidak ada

h. Paru-paru
Tabel 11. Pemeriksan Paru-paru
Kiri Kanan
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
- suara dasar Vesikuler Vesikuler
- suara tambahan Rhonki (-), wheezing (-) Rhonki (-), wheezing (-)

12
i. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksan kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama Regular Ireguler

- Bising Ada Tidak

- Gallop Ada Tidak

b. Bising Ada Tidak
- Karotis : Kiri √
Kanan √
- Femoralis : Kiri √
Kanan √
c. Denyut nadi perifer Ada Tidak
- A. dorsalis pedis
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
- A. tibialis posterior
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
d. Edema Tidak ada
- Pedal √
- Tibial √
- Sakral √

j. Abdomen
Hati membesar/ tidak : Tidak
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/ bruit : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/ tidak : Tidak

13
k. Rektum/ anus
Tabel 17. Pemeriksan rectum/anus
Ada Tidak
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada TIDAK DIPERIKSA
Massa di rectum
Impaksi fekal

l. Genital/ pelvis:
Tabel 18. Pemeriksan Genital/Pelvis
Ya Tidak
Massa
Nyeri tekan TIDAK DIPERIKSA
Lain-lain : -

m. Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksan muskuloskeletal
Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada Blkg
Deformitas √ √
Gerak terbatas √ √ √
Nyeri √ √ √
Benjolan/
peradangan
Krepitasi √

n. Neurologik / Psikologik
 Status Mentalis :
Tabel 20. Pemeriksan neurologis
Baik Terganggu
Orientasi
Orang √
Waktu √
Tempat √
Situasi √
Baik Terganggu
Daya ingat
Sangat lampau √
Baru terjadi √
Ingat obyek stlh 5 menit

segera (mengulang)

14
Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :
Tabel 21. Status mental
Betul Salah
Tanggal berapakah hari ini ? √
Hari apakah hari ini ? √
Apakah nama tempat ini ? √
Berapakah nomor telpon rumah anda ? - -
Berapakah usia anda ? √
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ? √
Siapa nama presiden sekarang ? √
Nama presiden sebelum ini ? √
Nama ibumu sebelum menikah ? √
20 dikurang 3 dan seterusnya √
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
Kesimpulan : Terdapat 4 kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka
disimpulkan status mentalis pasien dengan gangguan intelek ringan.

 Perasaan hati / afeksi: baik, serasi

15
 Umum
Tabel 22. Pemeriksan umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Saraf otak
Motorik : - Kekuatan √ (menurun)
- Tonus √ (menurun)
Sensorik : - Tajam √
- Raba √
- Getaran √

Normal Abnormal (jelaskan)


Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung √
- Tumit ke ujung √
kaki
- Romberg √
Gerak langkah √
Kesimpulan : terdapat kelemahan minimal padaekstremitas inferior
dimana kekuatan motoriknya (Gerakan kaki kanan pasien dapat
melawan gravitasi namun tidak dapat melawan tahanan berat karena
riwayat trauma ketika kecelakaan)

 Tanda-tanda lain
Tabel 23. Tanda-tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √ Tremor tidak disadari
Rigiditas cog-wheel √
Bradikinesia √ Melangakah perlahan
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √
Kesimpulan : Terdapat resting tremor dan bradikinesia.

16
o. Resiko Jatuh
No Identifikasi Jawaban
1 Apakah ada jatuh beberapa tahun Ya
kebelakang?
2 Kekhawatiran akan jatuh Ya
3 Permasalahan jantung/Vaskular Tidak
4 Gangguan kognitif Tidak
5 Inkontinensia Tidak
6 Depresi Tidak
7 Masalah Motorik dan Sensoris Ya
8 Permasalahan spesifik lainnya Tidak
9 Pengobatan psikoaktif Tidak
10 Pengobatan menggunakan sedasi Tidak
11 Pengobatan yang menyebabkan Tidak
hipotensi
12 TUG test >12 detik Tidak
13 Visus <20/40 atau tidak >1 tahun tidak memeriksakan mata
pemeriksaan mata >1 tahun
14 Perubahan sistol lebih dari 20 Tidak
mmHg atau diastol lebih sama
dengan dari 10 mmHg, atau pusing
ketika berpindah dari berbaring ke
berdiri

2.4 Data Laboratorik


Keluarga pasien mengatakan pasien pernah melakukan pemeriksaan laboratorium
namun sudah hilang. Menurut keluarga pasien hasil pemeriksaan gula darah
tinggi.

2.5 Pemeriksaan Tambahan


Tidak dilakukan pemeriksaan tambahan

17
2.6 Daftar Masalah Dan Rencana Penanganan
Tabel 21. Daftar masalah dan rencana penanganan

Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator


Diagnostic
Biologis  Kesemutan pada kedua tangan 1. Memberikan edukasi kepada keluarga x pasien tentang
dan kedua kaki penyakitnya, dan edukasi untuk membantu pasien dalam - Pasien mengerti tentang penyakit yang
melakukan aktivitas sehari-hari. diderita dan mencegah hal – hal yang
 BAK sering kurang lebih 7 kali 2. Memberikan edukasi kepada pasien untuk perlahan-lahan dapat memperburuk keadaan pasien
sehari berlatih berjalan dan melakukan gerakan-gerakan ringan - Pasien berobat ke dokter
dan senam lansia agar tetap dapat melakukan aktivitas
 Diagnosis : Osteoarthritis sehari-hari.
3. Menganjurkan pasien agar berobat rutin ke puskesmas
agar dapat diberikan terapi sesuai kondisi pasien dan
dilakukan rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.

18
Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator
Diagnostic
Biologis 1. Menjelaskan kepada pasienx dan keluarga
 Hasil tekanan darah 150/90mmHg tentang hipertensi, komplikasi, - Pasien kembali berobat ke dokter
 Riwayat HT (+) sejak tahun 1990an penatalaksanaan, termasuk edukasi tentang - Pasien sudah rutin meminum obat
 Diagnosis : Hipertensi gr.I pengobatan obat penurun tekanan darah yang antihipertensi oralnya
teratur dan efek sampingnya, serta - Tekanan darah saat kunjungan
kemungkinan apa yang terjadi jika tidak minum selanjutnya mengalami penurunan, tanpa
obat disertai gejala hipotensi (lemas, mual,
2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk rutin pusing, mata berkunang)
kontrol ke dokter untuk memeriksak tekanan - Makanan pasien berubah menjadi rendah
darah dan meminum obat antihipertensi secara garam
teratur
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien
mengendalikan makan makanan yang asin,
MSG, dan tinggi mineral.
4. Rencana pengobatan : Amlodipin 1x10mg
Biologis  Tidak dapat mengkontrol saat ingin 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga - Pasien mau mengenakan popok lansi.
berkemih tentang Inkontinensia dan penatalaksanaannya
 Diagnosis : Inkontinensia Urin 2. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien
untuk menjaga kebersihan pasien karena sering
mengompol.
3. Mengajarkan kepada pasien bila sebelum tidur
untuk berkemih terlebih dahulu.
4. Rencana tatalaksana : menggunakan popok
lansia
Biologis  Gangguan penglihatan jarak jauh dan 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga - Keluarga memeriksakan penglihatan
dekat mengenai kondisi pasien akibat penuaan, serta dan pendengaran pasien
 Gangguan pendengaran gangguan lainnya yang dapat terjadi pada
pasien lansia.
2. Menyarankan pasien untuk memeriksakan
penglihatan dan pendengaran.

19
Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator
Diagnostic
Psikologis  Tes status mental/kognitif 1. Memotivasi pasien untuk terus melakukan gerakan- - Pasien tidak depresi
dengan MMSE (mini mental gerakan yang ringan agar tubuh tidak kaku dan agar - Pasien tetap aktivitas melakukan
status examination) dapat mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari kegiatan sehari-hari dengan baik,
 Hasil tes penapisan depresi 2. Membangun kepercayaan diri pasien agar pasien yakin
baik di dalam rumah maupun di
pada geriatri tidak didapatkan lingkungan sekitar rumah
bahwa dirinya dapat tetap hidup produktif meskipun
tanda – tanda kemungkinan
depresi pada pasien dalam 1 pasien mengalami keterbatasan gerak dengan
bulan terakhir melakukan sosialisasi dengan lingkungan (tetangga)
pasien.
3. Memantau tanda-tanda depresi pada pasien
danmemantau apakah terdapat penurunan fungsi
kognitif dengan tes MMSE secara berkala pada setiap
kunjungan
4. Meminta pasien/keluarganya untuk menghubungi
apabila terjadi perubahan suasana hati dan penurunan
daya ingat serta perubahan tingkah laku yang signifikan
Sosial Tes ada/tidaknya hambatan dalam 1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa - Pasien tidak mengalami
status fungsional pasien dengan : pasien perlu dipantau dan dibantu dalam melakukan keterbatasan dalam pekerjaan yang
 Tes ketergantungan dalam aktivitasnya sehari-hari ringan pada pemeriksaan ADL
melakukan kegiatan sehari- secara berkala
2. Memberikan saran kepada keluarga pasien, yaitu agar
hari (ADL/Activity Daily - Lantai rumah tampak bersih,
selalu menjaga kebersihan lantai, agar lantai tidak licin penerangan cukup, barang di rumah
Living)
 Tes keterbatasan fungsional dan didalam kamar mandi agar diberi karpet karet, tertata dengan baik
 Berdasarkan tes pasien diberi pegangan, sumber penerangan (lampu) harus - Pasien tetap aktif berkegiatan di
memiliki keterbatasan dalam cukup, merapihkan rumah agar tidak ada barang yang dalam maupun luar rumah
melakukan aktivitas sehari- berserakan, jika perlu memberikan tongkat kepada
hari (ADL) dan Keterbatasan pasien agar mempermudah berjalan.
fungsional dalam melakukan 3. Edukasi kepada keluarga untuk mendukung pasien
aktivitas sedang - berat
dalam menjalani aktivitasnya baik di dalam maupun
luar rumah dengan tetangga

20
2.7 Laporan Lanjutan
Tabel 22. Laporan lanjutan
Tanggal Problem Kegiatan
Diagnostik
22 Juli - Hipertensi - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik menyeluruh
2019 - Diabetes dan edukasi kepada pasien mengenai masalah kesehatan
Melitus yang dialaminya
- Cephalgia - Edukasi sesuai dengan pendekatan komprehensif,
mencakup aktivitas fisik dan lingkungan rumah yang
nyaman bagi pasien (dirinci ditabel diatas)
- Menganjurkan pasien untuk minum obat dengan benar
sesuai anjuran dokter, baik dosis maupun waktu minum
serta kepatuhan minum obat.
- Berkeliling melihat kondisi lingkungan di dalam dan luar
rumah pasien.
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 154/85 mmHg
23 Juli - Hipertensi - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan
2019 - Diabetes - Mengobservasi kegiatan sehari-hari pasien dan apakah
Melitus terdapat perubahan atau tidak setelah diberikan edukasi dan
- Cephalgia pengobatan simptomatis selama 1 minggu.
- Mengajarkan latihan fisik sederhana kepada pasien agar
tetap aktif
- Memberikan tempat penyimpanan obat agar paasien tidak
lupa jadwal minum obat.
- Edukasi kepada keluarga pasien untuk mengendalikan
makan makanan mengandung gula dan garam
- Anamnesis : Keluhan kesemutan pada kedua tangan dan
kaki
- Pasien mulai makan rendah garam dan tinggi serat
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 150/90 mmHg
24 Juli - Hipertensi - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan
2019 - Diabetes - Mengobservasi hasil dari latihan fisik sederhana serta
Melitus kegiatan sehari-hari pasien.
- Cephalgia - Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 148/90 mmHg

21
Pada asesmen geriatrik (Summary)
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada pasien
ini adalah Hipertensi, Diabetes Melitus dan Cephalgia.

Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care


Komunikasi
- Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga seperti
menjelaskan maksud kedatangan dan menjelaskan apa yang akan
dilakukan.
- Mengajak pasien dan keluarga berkomunikasi dan diskusi tentang
keluhan pasien dan mengijinkan bertanya bila ada yang ingin
ditanyakan

Informasi
- Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada
pasien dan keluarganya
- Menjelaskan terapi yang diberikan saat ini dan terapi lanjutan yang
dibuthkan bagi pasien
- Menjelaskan ke keluarga pasien bahwa pasien butuh pertolongan
keluarga untuk menjalani aktivitas sehari-hari

Edukasi
- Mengedukasi pasien untuk meminum obat secara teratur
- Mengedukasi pasien untuk rutin memeriksa kesehatan dan
mendapatkan pengobatan ke puskesmas sebelum obat habis. Dan bila
diperlukan ke bedah orthopedik dan rencana terapi fisioterapi.
- Mengedukasi pasien untuk mengurangi makanan yang tinggi lemak,
garam dan gula yang berlebih. Perbanyak mengkonsumsi susuyang
tinggi kalsium, makanan yang rendah kalori, tinggi protein, serat dan
vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.

22
- Selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungannya, selain itu
memakai alas kaki tidak licin di dalam rumah, menggunakan alas kaki
yang nyaman, tertutup, dan tidak licin apabila berjalan kaki di luar
rumah. Menggunakan tongkat untuk memudahkan pasien berjalan
- Menyarankan pasien dan keluarga pasien untuk lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan sosial dan bersosialisasi dengan warga sekitar,
untuk meningkatkan kepercayaan diri dan membiasakan otot-otot
pasien untuk beraktivitas sehingga dapat menjadi lebih produktif

Terapi Farmakologik
- Amlodipin 1x5 mg
- Methformin 500 mg 2x1
- Paracetamol 500 mg 3x1

Terapi Non-farmakologik
- Anjuran untuk melanjutkan pengobatan ke puskesmas agar dapat
dilakukan rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan yang
dapat menangani penyakit pada pasien lebih lanjut.
- Anjuran menggunakan tongkat untuk berjalan.
- Mengubah gaya hidup dari segi makanan yang bergizi, olahraga
ataupun aktivitas fisik yang rutin.

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasien merupakan seorang perempuan berusia 60 tahun dengan Diabetes
Melitus, Hipertensi dan Cephalgia. Dari asesmen geriatri yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pasien memiliki hendaya fisik berupa keterbatasan fungsional
dalam melakukan pekerjaan berat dan pekerjaan sedang, berjalan masih dapat
dilakukan walaupun kadang agak lambat.
Pada kunjungan pertama dilakukankomunikasi efektif, anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mencari masalah yang ada pada
pasien. Selanjutnya pasien dan keluarga diberikan edukasi terhadap masalah
kesehatannya serta penanganannya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
permasalahan kesehatannya serta diberikan pula medikamentosa, berupa obat
penghilang rasa nyeri dan vitamin. Pasien disarankan kembali untuk rajin
memeriksakan kesehatan ke dokter mengingat adanya penyakit kronis (diabetes
mellitus, hipertensi), dan gangguan cephalgia.
Pada kunjungan kedua dan ketiga, dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
lanjutan, dan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan gula darah. Kemudian
didapatkan ternyata masih terdapat beberapa masalah. Namun pasien dan keluarga
sudah melakukan beberapa hal yang telah diberitahukan kepada pasien dan
keluarganya pada kunjungan kedua. Selain itu diberikan edukasi ulang bila
keluarga masih ada yang belum dimengerti pada kunjungan pertama maupun
kedua. Kepada keluarga terdekat ditekankan pula untuk selalu memberi perhatian
serta motivasi kepada pasien agar tetap semangat dalam menjalankan kegiatan
sehari dan agar tetap menjadi produktif walaupun dengan keterbatasan yang ada.

24
3.2 Saran
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti
dapat memberikan edukasi dan penyuluhan yang lebih menyeluruh dan lebih
detail terutama mengenai masalah diabetes melitus, dan hipertensi, dan kepada
pasien dan keluarganya agar dapat lebih mudah dipahami sehingga dilaksanakan
dengan baik. Penjelasan nutrisi untuk pasien secara menyeluruh diperlukan,
mengingat risiko diare meningkat pada lansia. Diharapkan peneliti juga dapat
menjelaskan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan memberikan motivasi
pada para lansia oleh keluarga terdekat sangatlah penting sehingga status
kesehatan lansia tetap baik dan tetap produktif diusia lanjutnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Pranarka K. Penerapan geriatrik kedokteran menuju usia lanjut yang sehat.


Universa Medicina. Oktober-Desember 2006; 25(4): 187-197.
2. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia
di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN
2088-270X: 2-17
3. Widjayanti, A., Ratulangi, B.T. Pemeriksaan Laboratorium Penderita
Diabetes. Available from:
http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm. Access :
6 Juli 2008.
4. John. MF Adam. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang
Baru. Cermin Dunia Kedokteran. 2006; 127:37-40.
5. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis.In:
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam
Ed.6th. Jakarta: InternaPublishing; 2014.p.3197-3209.
6. Yogiantoro M. Pendekatan klinis hipertensi.In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo
AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Ed.6th. Jakarta:
InternaPublishing; 2014.p.2259-2283.

26
Lampiran 1

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


Kata yang
No. Kata yang Kata yang Kata yang
disebutkan Benar Benar Benar
salah salah salah
1. Singa V V V
2. Intan - Titan - Titan - Titan
3. Kuda V V V
4. Tenda - - -
5. Akik - - -
6. Hotel - V V
7. Gua - - -
8. Kecubung - V V
9. Harimau V V V
10. Mutiara - - V
11. Sapi V - V
12. Gubuk - - -
TOTAL 4 5 7

Total kata yang diingat (0-36) = 16

PENILIAIAN
<15 : Sangat mungkin demensia
15-36 : Normal

27
Lampiran2
ADL (Activity Daily Living)
No. Item yang dinilai Skor Nilai
1. Makan(Feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll. 2
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
1
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan 1
bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju) 1
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
(Bowel) 1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam) 1
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
(Bladder) 1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
2
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang 3
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti,
tongkat)
10. Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 0
2 = Mandiri

Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan : Jumlah skor ADL Tn.NS = 16, dapat disimpulkan bahwa pasien
mempunyai ketergantungan ringan dalam aktivitas sehari-hari.

28
Lampiran 3
Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)
Nama Responden : Tn. H. Na’im S.
Umur : 85 tahun
Pendidikan : S1 (Sarjana Agama)
Tanggal : 18 Desember 2018
No Tes Nilai Max Nilai
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 3
2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung),
5 5
(ruang)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang
1 detik (misal apel, uang, meja) responden diminta
3
mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. 3
ulang 2x
Ulangi sampai responden dapat menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap
jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.
Atau responden diminta mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai 5 4
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya
uyahw = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 1
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan
2 2
(perlihatkan pensil dan jam tangan)
7 Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau dan atau
1 -
tetapi”
8 Responden diminta melakukan perintah “Ambil kertas ini
3 3
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya:
1 1
“Pejamkanlah mata Anda”
10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1
11 Responden diminta menyalin gambar 1 1
Skor Total 30 24
Interpretasi nilai MMSE :
26 – 30 : normal
21 – 25 : gangguan kognitif ringan
10 – 20 : gangguan kognitif sedang
0 – 9 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :
Pada Tn. NS didapatkan hasil skor 24 pada pemeriksaan MMSE. Hal ini
menandakan bahwa pasien terdapat gangguan kognitif ringan.

29
Lampiran 4
Fall Risk Checklist
Nama Responden : Tn. H. Na’im S.
Umur : 85 tahun
Pendidikan : S1 (Sarjana Agama)

Identifikasi faktor risiko


Riwayat Jatuh
Apakah terdapat riwayat jatuh selama satu tahun YA/TIDAK
terakhir?
Apakah terdapat kekhawatiran untuk jatuh dan YA/TIDAK
ketidakseimbangan saat berdiri atau berjalan?
Kondisi medis
Gangguan irama/ denyut jantung? YA/TIDAK
Gangguan kognitif? YA/TIDAK
Inkontinensia? YA/TIDAK
Depresi? YA/TIDAK
Gangguan pada kaki? YA/TIDAK
Kondisi medis lain? (Sebutkan) YA/TIDAK
Medikasi
Obat psikoaktif/ susunan saraf pusat? YA/TIDAK
Obat-obatan yang dapat menimbulkan hipotensi? YA/TIDAK
Obat-obatan yang dapat menimbulkan sedasi? YA/TIDAK

Timed Up and Go (TUG) Test ≥12detik YA/TIDAK


30-detik Chair Stand Test YA/TIDAK
4-Stage Balance Test YA/TIDAK
Full tandem stance <10 detik

Tajam penglihatan <6/12 ATAU tidak terdapat >1 tahun tidak periksa mata
pemeriksaan mata selama >1 tahun
Hipotensi Postural
Penurunan tekanan darah sistolik ≥20 mm Hg atau YA/TIDAK
tekanan darah diastolik ≥10 mm Hg atau keleyengan
atau pusing saat bangun dari posisi berbaring ke posisi
berdiri?
Faktor risiko lain?(sebutkan)
Usia lanjut YA/TIDAK
Pencahayaan kurang YA/TIDAK
Lantai kamar mandi yang licin YA/TIDAK
Posisi kasur yang tinggi YA/TIDAK

Kesimpulan: Pada Tn. NS didapatkan beberapa faktor risiko jatuh, sehingga perlu
dilakukan intervensi untuk mengurangi risiko tersebut.

30
Lampiran 5.

Geriatric Giant
Geriatric Giant Ada(√)/Tidak(x)

Imobilisasi √
Instabilitas √
Inkontinensia √
Penurunan Intelektual √
Infeksi (Pneumonia) X
Kerusakan pada pendengaran dan pengelihatan

Konstipasi X
Isolation (Depresi) √
Malnutrisi X
Impecunity (Poverty) X
Iatrogenic X
Insomnia √
Imunodefisiensi X
Impoten √
Irritable bowel √

1. Imobilisasi
Pada pasien Tn. NS tidak ditemukan imobilisasi karena pasien masih rutin berolahraga
dengan sepeda treadmillnya setiap hari, walaupun jika untuk berjalan kaki dan bangun
berdiri dari tempat tidur atau dari duduk terkadang pasien merasa kesulitan, tapi
keinginannya untuk tetap sehat masih cukup kuat.

2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)


Pada bulan Januari 2018 pasien pernah mengalami jatuh akibat terpeleset di kamar
mandi. Pasien pernah mengalami jatuh sebelumnya sekitar 5 tahun lalu. Faktor yang
menyebabkan pasien jatuh yang dapat dilihat dari faktor intrinsik (pada pasien) adalah
karena usia pasien 85 tahun (otot melemah dan penurunan fungsi sensoris) dan pasien
memiliki penyakit osteoarthritis sehingga kedua lutut pasien terkadang terasa nyeri dan
faktor risiko ekstrinsik (terdapat di lingkungan) adalah lantai kamar mandi yang licin,
tidak terdapat karpet karet, alat bantu untuk berjalan hanya dengan tongkat, setelah
kejadian tersebut dari kamar pasien ke di kamar mandi dibuatkan pegangan di dinding
untuk pasien berjalan kekamar mandi.

31
3. Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi)
Pasien memiliki inkontinensia urin dan tidak memiliki inkontinensia alvi karena setiap
pasien ingin BAK atau BAB, pasien selalu menuju kekamar mandi sendiri, namun
terkadang pasien tidak bisa menahan BAK-nya sehingga terkadang pasien kencing ketika
tengah berjalan ke kamar mandi atau mengompol di kasur, namun tidak pernah BAB
sembarangan.

4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan Delirium)


Pasien memiliki Mild Intelectual Impairement atau gangguan Intelektual ringan hal ini
dibuktikan dari pasien masih mengingat namanya, nama istrinya, nama anak dan lupa
nama beberapa cucunya, mengetahui dia berada dimana dan masih ingat makanan
kemarin. Namun, pasien tidak mengingat hari dan tanggal hanya ingat tahunnya saja.

5. Infection (infeksi)
Saat dilakukan allonamanesis oleh anaknya pasien tidak memiliki riwayat infeksi
seperti penyakit TB Paru dan hanya pernah didiagnosis bronkitis. Pasien memiliki
riwayat penyakit non infeksi berupa hipertensi. Keluhan nyeri saat BAK juga disangkal
dan gejala-gejala infeksi seperti demam, kebingunan, adanya penurunan nafsu makan
tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku juga disangkal.

6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan


dan penciuman)
Gangguan penciuman disangkal oleh pasien. Pasien didapatkan gangguan
pendengaran karena saat dilakukan wawancara pasien kadang sulit mendengar dengan
baik dan sering menanyakan kembali hal yang ditanyakan. Untuk gangguan penglihatan,
pasien tidak memakai kacamata, masih dapat melihat jarak jauh, namun jarak dekat
kurang jelas. Saat dilakukan anamnesis pasien riwayat pernah di operasi katarak di kedua
matanya pada tahun 2017.

7. Isolation (Depression)
Pasien memiliki tanda-tanda Isolation (terisolasi) dan depresi. Hal ini dibuktikan dari
saat wawancara mengenai penapisan depresi pasien menjawab bahwa dia akhir-akhir ini
sering sedih dan sempat menangis ketika sedang wawancara. Dia juga tinggal bersama

32
anak bungsu, istrinya dan beberapa cucunya namun jarang mengajak pasien mengobrol,
tapi keluarga masih sering berkunjung ke rumah pasien.

8. Inanition (malnutrisi)
Pada pasien ini tidak ditemukan malnutrisi hal ini dikarenakan pasien makan makanan
yang bergizi dan tidak memiliki gangguan makan seperti anoreksia. Dan pasien tidak
memiliki penurunan nafsu makan serta tidak memiliki gangguan menelan.

9. Impecunity (kemiskinan)
Impecunity (kemiskinan), Pada pasien ini pasien tidak bekerja dan hanya dirumah saja
kegiatannya. Tetapi untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan pasien didapatkan dari
biaya anaknya dan tunjangan dari pensiunnya sebagai pegawai negri sipil. Jadi kebutuhan
sehari-hari pasien masih tercukupi.

10. Iatrogenic
Iatrogenics (iatrogenesis), karakteristik yang khas dari pasien geriatri yaitu
multipatologik, seringkali menyebabkan pasien tersebut perlu mengkonsumsi obat yang
tidak sedikit jumlahnya. Pada pasien, tidak ada riwayat pengobatan OAINS karena nyeri
yang dirasakan hilang timbul. Dan untuk hipertensi pasien rutin mengkonumsi obat.
Untuk keluhan sakit kuning disangkal oleh pasien dan keluarganya. Dan keluhan BAK
sakit atau gangguan ginjal disangkal juga oleh pasien dan keluarganya.

11. Insomnia
Pasien dan keluarganya mengaku akhir-akhir ini pasien sering Insomnia, dikarenakan
sering terbangun tengah malam untuk buang air kecil yang terkadang tidak bisa dia tahan
dan mengompol di kasur dan kadang berceceran di lantai, sehingga membuat pasien sulit
tidur.

12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)


Pasien tidak mengalami Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)

13. Impotence
Pasien saat ini sudah tidak pernah kepikiran lagi untuk melakukan hubungan suami
istri karena sudah tua dan sulit untuk melakukan aktivitas hubungan seksual lagi.

33
14. Irritable bowel
Pada pasien ditemukan Irritable bowel. Hal ini dibuktikan lalu saat dilakukan
anamnesis pada pasien dan keluarga, pasien memiliki pernah mengalami diare namun
tidak pernah sampai dirawat. Gejala itu terkadang muncul secara tiba-tiba tanpa ada
faktor pencentus.

Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat disimpulkan pasien mengalami


gangguan pada 9 I yaitu Imobilisasi, Instability (Instabilitas dan Jatuh),
Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi), Intelectual Impairement (Gangguan
Intelektual Seperti Demensia dan Delirium), Impairement of hearing, vision and
smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman), Isolation
(Depression), Insomnia, Impotence dan Irritable bowel.

34
Rencana Penanggulangan Pada Masalah
Geriatric Giant Tn. NS, 85 Tahun

1. Imobilisasi
Mengajarkan latihan fisik sederhana kepada pasien seperti menggerakan
kedua tangan dan kakinya dengan posisi duduk atau diberi bola tangan agar
pasien bisa olahraga ringan meski dikasur serta mengajarkan kepada keluarga
pasien untuk memindahkan posisi pasien saat dikasur dan pasien diajarkan
berjalan pelan-pelan jika lututnya masih terasa kuat dengan bantuan tongkat.

2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)


Memberi saran kepada keluarga pasien agar mengantarkan pasien jika
ingin ke kamar mandi, namun jika pasien tidak ingin diantarkan meminta
pasien tidak mengkunci kamar mandi, membuat pegangan disekitar kamar
mandi dan ruangan dirumah, memasang karpet karet di kamar mandi,
memakai alat bantu jalan seperti tongkat, dan pasien memakai sandal yang
tidak licin.

3. Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi)


Memberi saran kepada pasien dan keluarga agar pasien mau mengenakan
popok lansia, serta edukasi kepada pasien untuk BAK terlebih dahulu sebelum
hendak ingin tidur.

4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan


Delirium)
Memberi saran kepada keluarga pasien untuk lebih sering berkomunikasi
kepada pasien agar pasien sering me-Recall kembali ingatannya dan mengajak
bermain catur atau permainan lainnya yang cukup mengasah otak, karena saat
ini pasien sudah sulit untuk membaca buku dengan tulisan di buku yang
terlalu kecil apalagi untuk mengisi buku teka-teki silang.

35
5. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan dan penciuman)
Menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan pendengaran dan
penglihatan ke dokter, serta memakai alat bantu seperti kacamata atau alat
bantu dengar.

6. Isolation (Depression)
Menyarankan kepada keluarga pasien untuk sering mengobrol dengan
pasien, dan menjelaskan kondisi pasien butuh dukungan dari keluarga
terdekatnya agar pasien lebih merasa diperhatikan dan menjelaskan kondisi
kesehatan pasien yang disebabkan karena faktor usia.

7. Insomnia,
Perbanyak aktivitas saat pagi dan siangnya harinya agar saat malam hari
pasien merasa lelah dan mudah tidur serta untuk sakitnya sebaiknya sebelum
tidur pasien harus BAK terlebih dahulu sehingga tidak sering terbangun pada
malam hari karena ingin BAK .

8. Impotence
Menjelaskan kepada pasien bahwa hal tersebut masih wajar dikarenakan
selain faktor usia, itu juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan pasien yang
tidak sebaik ketika pasien masih usia yang produktif.

9. Irritable bowel
Menyarankan kepada keluarga untuk memasak atau memberikan makan
pada pasien yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah, serta
tidak memberikan makanan yang pedas ataupun yang terlalu asam, serta
diwajibkan untuk banyak minum air (minimal 2 liter per hari).

36
Lampiran 6

Gambar 1. Kunjungan I tanggal 22 Juli 2019

Gambar 2. Kunjungan II tanggal 23 Juli 2019

37
Gambar 3. Kunjungan II tanggal 24 Juli 2019

38

Anda mungkin juga menyukai