Disusun Oleh:
KELAS 2A
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
oleh:
Rizal Munawir Sidiq ( 118037 )
Kasus :
Max (nama samaran) adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang didiagnosis
menderita diabetes tipe 1 empat tahun lalu pada usia 13 tahun. Dia dan ibunya merasa
malu dan kesal dengan diagnosis itu, dan keduanya merasa penatalaksanaannya akan
terlalu berat untuk dilakukan sendiri. Max adalah anak tunggal dan tinggal bersama
ibunya, orang tua tunggal. Dia bersekolah di sekolah komprehensif negeri setempat
dan populer di kalangan teman sebayanya. Ibunya sangat terlibat dalam perawatan
dan manajemen diabetes sejak awal. meskipun demikian, kontrol diabetesnya
memburuk seiring waktu.
Pada Oktober 2012, HbA1c-nya adalah 56 mmol/mol (7,3%); namun, selama tahun
berikutnya, ini meningkat menjadi 84 mmol/mol (9,8%) pada Juli 2013. Dia
menemukan kesulitan untuk menghitung porsi karbohidrat dalam makanannya dan
suntikannya lebih menyakitkan dari pada saat dia pertama kali didiagnosis. Dia juga
menyatakan ketakutan akan hipoglikemia dan "terlihat bodoh" di depan temannya.
Max dan MDTnya mendiskusikan pilihan pengobatan untuk meningkatkan kontrol
glikemiknya. Dia menolak terapi pompa insulin tetapi menyetujui monitor glukosa
darah dan penasehat bolus untuk membantu rejimen suntikan insulin mutiple harian
(MDI). Dia sekarang menggunakan penasehat bolis dengan penuh percaya diri dan
telah menjalani satu sesi secara rutin bersama seorang psikolog. Dia mengalami lebih
sedikit episode hipoglikemik dan HbA1c-nya meningkat; pada Januari 2016 adalah 69
mmol/mol (8,5%) dan pada April 2016 adalah 58 mmol/mol (7,5%).
I. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
1. Identitas Klien
Nama : An. M
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Masuk RS : 16 Februari 2017
Tanggal Pengkajian : 20 Februari 2017
No. Medrec : 000123456
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus Type 1
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Umur : 37 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh badan terasa lemas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
An. M dibawa ke RS karena mengeluh badan terasa lemas akibat sering
merasa lapar dan sering BAK terutama pada malam hari, An.M semakin
lemas ketika melakukan aktivitas, dan lemas berkurang saat pasien ada
asupan makanan, badan lemas terasa seperti mau pingsan, lemas
dirasakan pada seluruh tubuh, badan terasa lemas terutama pada malam
hari, disertai sakit kepala, BAB cair dan napas cepat serta berbau asetol.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami diabetes mellitus tipe
1 sejak empat tahun yang lalu saat usianya 13 tahun. Setiap melakukan
pemeriksaan rutin hasilnya selalu memburuk karena pasien menolak
dilakukan terapi insulin dan hanya menyetujui monitor glukosa darah.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan di dalam anggota keluarganya ada yang
mengalami penyakit yang dialami oleh pasien yaitu bapaknya.
e. Genogram
-
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Penampilan Umum : Tampak Lemas
Kesadaran : Kompos Mentis
GCS : E4 M6 V5
BB : 40 kg
TB : 151 cm
IMT : 17,54
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Suhu : 36,7°C
c. Sistem Integumen
Warna kulit langsang, tidak sianosis, turgor kulit <3 detik, teraba hangat,
suhu 36,7°C, tekstur kulit halus, rambut berwarna hitam, kulit kepala
bersih dan tidak ada ketombe, pigmentasi kulit merata.
d. Sistem Penginderaan
Penglihatan. Posisi mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva ananemis,
sklera tidak ikterik, reflek pupil (+) pada cahaya, tidak terdapat nyeri
tekan pada bola mata, fungsi penglihatan baik, mampu membaca pada
jarak 30 cm tanpa alat bantu.
Pendengaran. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran kedua
telinga sama, posisi pina sejajar dengan sudut mata, terdapat serumen,
daun telinga keras dan elastis, tidak terdapat adanya nyeri tekan,
kemampuan mendengar baik.
Pengecapan. Bentuk lidah simetris, warna merah muda, tidak terdapat
stomatitis, fungsi pengecapan baik mampu membedakan rasa asin, manis,
pahit dan asam.
Penciuman. Bentuk hidung simetris, septum nasal di tengah, fungsi
penciuman baik, dapat membedakan bau kopi dan bau kayu putih.
Perabaan. fungsi perabaan baik dapat berstimulus terhadap rangsangan
panas dan dingin, kasar atau halus.
e. Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris tidak ada massa, pengembangan dada simetris,
CRT < 2 detik, bunyi nafas tambahan saat inspirasi di paru kanan ronchi
(-), pada paru kiri ronchi (-), sesak nafas (+), respirasi 40 x/menit.
f. Sistem Pencernaan
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, gusi warna merah muda, tidak
terdapat stomatitis, lidah warna merah muda, fungsi menelan baik tanpa
rasa nyeri, reflek ovula baik, tonsil tidak meradang, pada pemeriksaan
abdomen didapatkan bentuk datar, kulit kasar dan kering, tidak terdapat
edema, limpa dan hepar tidak membesar BAB cair dengan frekuensi
5x/hari
g. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, tidak terdapat sianosis dan Oedema, tidak
terdapat peningkatan JVP, bunyi jantung reguler (S1,S2), nadi 90 x/menit
irama teratur, tekanan darah 100/60 mmHg.
h. Sistem Perkemihan
Pada pemeriksaan ginjal kiri dan kanan tidak terdapat adanya massa dan
nyeri tekan dan nyeri ketuk, BAK berwarna kuning pekat dengan
frekuensi 12x/hari terutama pada malam hari.
i. Sistem Persyarafan
GCS : E = 4 M = 6 V=5
Sistem Saraf Cranial N I Olfaktorius: Pasien dapat membedakan bau
kayu putih dan bau kopi, N II Optikus: Pasien dapat membaca papan
nama pemeriksaan pada jarak 30 cm, N III Okulomotorius: Pasien dapat
membuka kelopak mata dengan gerakan penuh, N IV Traklearis: Bola
mata dapat mengikuti arah jari pemerika kebawah dan kedalam, N V
Trigeminal: Pada saat membuka mulut klien tidak merasakan adanya
keluhan, N VI Abdusen: Pasien dapat menggerakkan bola mata ke kiri
dan ke kanan, N VII Facialis: Bentuk simetris, pada saat meringis tidak
deviasi, N VIII Auskustikus: Pasien dapat mendengar dengan baik, N IX
Glasofaringeus: Pasien mengatakan tidak sakit saat menelan, N X Spinal
Aksesorius: Pasien dapat menolehkan leher ke kiri dan ke kanan, tidak
nampak adanya penggunaan otot tambahan pada saat bernapas, N XI
Hipoglosus: Pasien dapat menjulurkan lidah secara terkontrol, dan dapat
merasakan manis, asam, asin dan pahit.
j. Sistem Endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid, klien memiliki riwayat
DM (kekurangan hormon insulin) tidak terdapat pembesaran kelenjar
limfe.
k. Sistem Muskuloskeletal
Extremitas atas. Bentuk simetris, mampu digerakkan baik secara ekstensi,
fleksi, abdukasi, addukasi, supinasi dan pronasi.
Ekstremitas bawah. Bentuk simetris kiri dan kanan, adanya edema, tidak
ada varices, pasien mampu ekstensi, fleksi, abdukasi dan addukasi.
l. Sistem Reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki laki dan pasien tidak ada keluhan atau
gangguan pada sistem reproduksi.
1 Nutrisi
a. Makan
3x sehari 3x sehari
Frekuensi
( 1 porsi ) ( ½ porsi )
2 Eliminasi
a. BAB
1x perhari 1x perhari
Frekuensi Kuning dan lembek Kuning dan lembek
Warna dan konsistensi Tidak ada Tidak ada
Keluhan
b. BAK 7 - 8 x perhari 7 x perhari
Keluhan
3 Istirahat Tidur
Waktu tidur siang 30 - 60 menit 30 - 60 menit
4 Aktivitas
Aktivitas sehari – hari Bermain Bedrest
5 Kebersihan Diri
a. Mandi
2x sehari 2 hari sekali
Frekuensi
Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan Mandi
b. Gosok Gigi
2x sehari 2 hari sekali
Frekuensi
Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan Gosok gigi
Mencuci rambut
An. A mencuci Seminggu sekali
Kebiasaan cuci rambut
rambut setiap
seminggu 3x
menggunaan air
hangat
1 minggu sekali
c. Menggunting Kuku 1 minggu sekali
5. Data Psikologis
a. Konsep Diri :
1) Gambaran diri
Pasien mengatakan dapat menerima keadaannya walaupun terdapat
bengkak dibagian tubuhnya.
2) Identitas Diri
Pasien merupakan seorang anak dan merasa puas sebagai seorang
laki-laki.
3) Peran Diri
Pasien mengatakan ia merasa sedih tidak bisa bermain dengan teman-
temannya, tetapi pasien mengatakan ia tidak terlalu
mengkhawatirkannya karena yang terpenting saat ini adalah
kesembuhannya.
4) Ideal Diri
Pasien berharap ia ingin cepat sembuh dan bermain lagi. Pasien
mengatakan meskipun ia tidak bisa bermain karena sakit, pasien
merasa tidak khawatir karena yang terpenting adalah
kesembuhannya.
5) Harga Diri
Pasien merasa harga dirinya akan meningkat bila ia sembuh dan
dapat bermain lagi. Pasien mengatakan tidak merasa malu meskipun
ia harus dirawat dan tidak bermain.
b. Aspek Sosial
1) Pola Koping
Pasien mengatakan jika pasien ada masalah pasien selalu
membicarakannya kepada orang tua terutama ibunya.
2) Pola Interaksi
An. A merupakan seseorang yang aktif di lingkungan rumahnya. Ia
sering bermain dengan anak-anak yang rumahnya berdekaran dengan
An. A. Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik dan
hubungan pasien dengan perawat, dokter, dan keluarga cukup baik.
3) Pola Komunikasi
Pasien berbicara menggunakan bahasa indonesia dan cukup
komunikatif, dan pasien tampak kurang antusias saat membicarakan
penyakitnya karena keadaan pasien yang merasa nyeri tetapi pasien
mengatakan secara spesifik mengenai penyakitnya.
c. Data Spiritual
Pasien beragama Islam dan taat menjalankan kewajiban sebagai
muslim. Pasien percaya bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, pasien
mengatakan bahwa penyakitnya ini merupakan ujian dari alloh SWT,
dan pasien selalu berdo’a untuk kesembuhan dirinya.
6. Data Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 18 Maret 2020
Pemeriksaan Hasil
HB 10,9 gr/dl
WBC 5.900
Trombosit 398.000
HT 33%
Kolesterol total 479 gr/dl
Protein total 2,4 gr/dl
Albumin 1,0 gr/dl
Globulin 1,46 gr/dl
Ureum 31 mg/dl
b. Pengobatan
Medikamentosa yang diberikan furosemid 2 x 30 gr.
R: Region/Radiasi
S: Skala
a) Cacat bawaan/penyakit
6) riwayat imunisasi
8) genogram
9) status mental
10) spiritual.
Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran Pertumbuhan
1) Tinggi Badan
2) Berat Badan
3) Lingkar Kepala
4) Lingkar Dada
5) Lingkar Perut
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah
2) Frekuensi Nadi
3) Frekuensi Pernapasan
4) Suhu
c. Keadaan umum
d. Kulit : pucat/sianosis/kelembaban/turgor
c. Kelenjar Llimfe : adakah pembesaran