Anda di halaman 1dari 57

MAKALAH

IBU HAMIL RESIKO TINGGI


Diajukan sebagai tugas mata kuliah: Keperawatan keluarga

Disusun oleh :
erfina ferdianty 10521004
Feriska tri 10521019
elvira rahma 10521024
devi zianka r 10521034
Nadisha putri 10521036

POLTEKKES TNI AU CIUMBULEUIT


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Jakarta, 01 Oktober 2022
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Jakarta, 01 Oktober 2022
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Jakarta, 01 Oktober 2022
Penulis
Kata pengantar

Puji dan syukur kami


panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya
Puji dan syukur kami
v

panjatkan kepada Tuhan


Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Karya Tulis dengan judul “ibu hamil resiko
tinggi” ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya Tulis ini kami buat dengan tujuan untuk
memberikan gambaran mengenai Transkultural. Hal ini sangat bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar mampu menguasai teori tentang Ibu hamil resiko tinggi
Meskipun upaya semaksimal sudah dilakukan dalam penyusunan karya tulis ini, namun
kami menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang ditemukan. oleh karena
itu, kami mohon adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna melengkapi karya
tulis ini.

Bandung, 10 oktober 2023


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………...………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR……………….…………………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI……………………….…………………………………………………….……………
iii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….
…………......I

1.1 Latar belakang………………………………………………………………..….....…...1


1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………….....……1
1.3 Tujuan umum…………………………………………………………………..…..……1
1.4 Tujuan khusus…………………………………………………………………..…...…..2
BAB II PEMBAHASAN……….…………………………….............
……………………………..2
2.1. konsep kehamilan beresiko..................................................……………………..…….2
2.1.1 Pengertian kehamilan beresiko………………….............................................………2
2.1.2 Etiologi kehamilan beresiko……………………...........................................…...……2
2.1.3 Tanda kehamilan beresiko…………………...…...................................................……3
2.1.4 faktor yang mempengaruhi kehamilan beresiko…………………...…….................…3
2.1.5 Patofisiologi kehamilan beresiko…………….......................................……....………4
2.1.6 Pencegahan kehamilan beresiko………........................................…………....………5
2.1.7 Penanganan pada kehamilan beresiko…………………...................................………5
2.1.8 Komplikasi pada kehamilan beresiko…………………...….................................……6
2.2 Teori asuhan keperawatan …………………........................................................………7
BAB III PENUTUP……..…………………………………………………………………10
3.1 Kesimpulan …………………………………………...……………………………..….10
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...…….…

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang dapat memungkinkan terjadinya
komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang dimiliki oleh ibu
dibandingkan dengan kehamilan normal. Kehamilan mempunyai risiko tinggi apabila
dipengaruhi oleh faktor pemicu yang akan menyebabkan terjadinya komplikasi selama
kehamilan, bahkan pada saat persalinan berlangsung dan juga pada saat masa nifas. Oleh
karena itu, untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka akan
dilakukan deteksi dini dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan kehamilan dan
pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan (Astuti, 2017).
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi
ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012). Ibu hamil yang
mengalami beberapa masalah satu atau lebih dari faktor penyebab AKI masuk ke dalam
kategori ibu hamil resiko tinggi (Manuaba, 2012). Pada dasarnya kematian ibu dapat
disebabkan oleh dua faktor, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab kematian ibu secara langsung sangat berkaitan dengan medis, yaitu
berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa
nifas (post partum) seperti perdarahan, preeklamsia dan eklamsia, partus lama,
komplikasi aborsi dan infeksi (Astuti, 2017).
Sedangkan penyebab kematian ibu secara tidak langsung adalah empat terlalu dan tiga
terlambat. Empat terlalu terdiri dari terlalu muda hamil atau melahirkan dibawah usia 20
tahun, terlalu tua usia hamil atau melahirkan di atas usia 35 tahun, terlalu dekat jarak
kelahiran anak yang satu dengan anak yang lain di bawah tiga tahun, terlalu banyak
melahirkan lebih dari tiga anak. Tiga terlambat terdiri dari terlambat mengambil
keputusan, terlambat mengantar ke tempat persalinan dan terlambat mendapat
penanganan persalinan (Astuti, 2017).
Pada awalnya kehamilan yang diperkirakan normal dapat berkembang menjadi
kehamilan yang pathologi sehingga akan meningkatkan angka kematian pada ibu hamil.
Kehamilan resiko tinggi dapat mengakibatkan resiko di dalam persalinannya, kira-kira
40% ibu hamil dapat mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan
15% dari semua ibu hamil dapat menderita komplikasi jangka panjang yang akan
mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian (Fitriani & Utami, 2014).
Menurut World Health Organizaation (WHO), sekitar 830 wanita di dunia meninggal
setiap harinya akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan
sebanyak 99% diantaranya terdapat di negara berkembang (WHO, 2015).

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah karya ilmiah akhir ini
adalah: “asuhan keperawatan keluarga pada ibu hamil dengan hipertensi”

1.3 Tujuan umum


Memberikan asuhan keperawatan kepada Ny. T 18 thn dengan kehamilan resiko
tinggi usia kehamilan 28 minggu.

1.4 Tujuan khusus


1. Melakukan pengkajian pada Ny.Y (18 tahun) dengan Kehamilan Resiko Tinggi
Usia Kehamilan 28 minggu.
2. Menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny. Y (18tahun) dengan Kehamilan
Resiko Tinggi Usia Kehamilan 28 minggu.
3. Menyusun intervensi keperawatan pada Ny. Y (18 tahun) dengan Kehamilan
Resiko Tinggi Usia Kehamilan 28 minggu Melakukan pengkajian pada Ny. M
(42 tahun) dengan G8P3A4H3
4. dengan Kehamilan Resiko Tinggi Usia Kehamilan 20-21 minggu.
5. 2) Menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny. M (42 tahun) dengan
6. G8P3A4H3 dengan Kehamilan Resiko Tinggi Usia Kehamilan 20-21
7. minggu.
8. 3) Menyusun intervensi keperawatan pada Ny. M (42 tahun) dengan
9. G8P3A4H3 dengan Kehamilan Resiko Tinggi Usia Kehamilan 20-21
10. minggu.
11. 4) Melakukan implementasi Ny. M (42 tahun) dengan G8P3A4H3 dengan
12. Kehamilan Resiko Tinggi Usia Kehamilan 20-21 minggu.
13. Melakukan implementasi Ny. Y (18 tahun) dengan Kehamilan Resiko Tinggi
Usia Kehamilan 28 minggu
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP KEHAMILAN BERISIKO

A. PENGERTIAN
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam kandungan dan
dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan dan ketidak
puasan. Dengan demikian untuk mengahadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus
diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif, Sampai pada
waktunya, harus diambil sikap tepat dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya
atau hanya dipilih ibunya saja. Keadaan yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu
secara tidak langsung disebut sebagai faktor risiko, semakin banyak faktor risiko yang
ditemukan pada kehamilan maka semakin tinggi pula risikonya. Komplikasi pada saat
kehamilan dapat dikategorikan dalam risiko kehamilan, sebanyak 90% penyebab
kematian terjadi karena komplikasi obstetric yang tidak terduga saat kehamilan, saat
persalinan atau pasca persalinan dan 15% kehamilan diperkirakan berisiko tinggi dan
dapat membahayakan ibu dan janin.

B. Etiologi
1. Penyakit ibu

a. Gangguan darah.
Jika ibu memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel sabit atau thalassemia,
kehamilan justru bisa memperburuk kondisi ibu. Gangguan darah juga bisa
meningkatkan risiko bayi selama kehamilan atau pun setelah melahirkan.
b. Penyakit gingal kronis.
Pada umunya kehamilan itu sendiri tekanan besar pada ginjal. Dalam kondisi ini
dapat meningkatkan risiko keguguran karena menyebabkan tekanan darah tinggi dan
preeklamsia.
c. Depresi
Depresi yang tidak diobati atau beberapa obat yang digunakan untuk mengobati
depresi memiliki resiko pada kesehatan dan keselamatan bayi.
d. Tekanan darah tinggi
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan janin tumbuh
lambat dan meningkatkan risiko untuk melahirkan premature. e. HIV atau AIDS.
Bayi kemungkinan besar bisa terinfeksi sebelum kelahiran, saat persalinan, atau saat
anda menyusui, namun pengobatan bisa mengurangi risiko ini. f. Lupus. Lupus dan
penyakit autoimun lainnya dapat meningkatkan risiko kelahiran premature,
preeklamsia, dan bayi berat lahir sangat rendah. Kehamilan juga bisa memperparah
kondisi ini.

2. Gaya hidup
Kehamilan risiko tinggi tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang dimiliki ibu
sebelum kehamilan, tetapi juga bisa disebabkan karena gaya hidup tidak sehat seperti
mengkonsumsi minuman beralkhol, merokok, dan penyalahgunaan obat.

3. Komplikasi kehamilan
Komplikasi dalam kehamilan dapat menyebabkan resiko pada janin seperti catat lahir,
diabetes gestasonal, perkembangan janin lambat. hambil kembar, preeklamsia.

C. Tanda-tanda Kehamilan Berisiko

1. Muntah-muntah berlebihan Keadaan mual atau muntah yang berlebihan merupakan


salah hal yang perlu diwaspadai oleh wanita yang sedang hamil.

2. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala ini tidak bisa sembuh walaupun sudah cukup
beristirahat. Hal ini dapat dicurigai sebagai gejala preeklamsia dan jika tidak diatasi,
dapat menyebabkan kejang, stroke, dan koagulopati.

3. Penglihatan kabur Tingkat ketajaman penglihatan ibu dapat berkurang saat hamil,
salah satunya dipengaruhi oleh faktor hormonal. Perubahan penglihatan yang menjadi
mendadak, seperti pandangan kabur, terbayang, atau berkunang-kunang. dapat
mengancam jiwa.

4. Keguguran Keguguran dapat terjadi secara tidak sengaja. Misalnya: karena terkejut,
cemas, tress. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhimya dapat menimbulkan
kemandulan.

5. Persalinan premature, BBLR, dan kelainan bawaan Prematuritas terjadi karena kurang
matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses
kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat
hamil dan umur ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan asupan gizi sangat rendah,
pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologis ibu kurang stabil.
Selain itu cacat bawaan juga disebabkan karena keturunan (genetik). Proses penguguran
sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan
loncat-lancat atau memijat perutnya sendiri.

6. Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang sehingga akan berakibat berbagai zat
yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin
tingginya kelahiran premature. berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.

7. Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi buruk, tingka sosial ekonomi rendah, dan stres
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
8. Anemia kehamilan/ kekurangan zat besi Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan
kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil
mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat bezi dalam tubuh fungsinya
untuk meningkatkan sel darah merah, membentuk sel darah janin dan plasenta. Lama-
kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

9. Keracunan kehamilan (Getanosis) Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum


siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk
pre-eklamsia atau eklamsia. Preeklamsia dan eklamsia memerlukan perhatian serius
karena dapat menyebabkan kematian. 10. Kematian ibu yang tinggi Kematian ibu pada
saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan Berisiko

1. Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg Perlu diketahui bahwa tekanan darah
tinggi ada dua. Pertama, penderita yang sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan
terjadi. Kedua, penderita hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin saja
sebelum kehamilan tekanan darah ibu normal lalu disaat kehamilan mendadak tinggi.
Kondisi inilah yang disebut preklamsia dan eklamsia. Preklamsia biasanya terjadi pada
kehamilan >20 minggu dan harus segera ditangani agar tidak meningkat menjadi
eklamsia yang tidak saja berbahaya bagi ibu tapi juga janin. Ibu bisa mengalami kejang-
kejang hingga bisa tidak terselamatkan, tentunya jika ibu tidak terselamatkan, janin pun
bisa mengalami nasib yang sama.

2. Kaki bengkak (edema) Biasanya pembengkakan terjadi pada tungkai bawah, yang
disebabkan penekanan rahim yang membesar sering dengan bertambahnya usia
kehamilan. Hal ini tampak saat usia kehamilan semakin tua, jika pembengkakan juga
terjadi pada tangan dan wajah, atau sakit kepala kadangkala disertai kejang. Ini bisa
membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan. Untuk mengetahui apakah
kaki mengalami pembengkakan tekanlah kulit disekitar pergelangan kaki dan ibu jari.
Jika tempat yang ditekan menjadi kempis dan tidak
segera pulih bererati kaki tersebut bengkak.

3. Peningkatan berat badan lebih dari 5kg atau kurang 4kg Penambahan berat badan
yang normal hingga kehamilan berusia 6 bulan adalah sekitar 1 - 1,5kg/bulan. Setelah
memasuki kehamilan bulan 7 kenaikan bobot sebaiknya berkisar antara 0,5-1 bulan.

4. Pucat Wajah pucat, kelopak dalam mata pucat, telapak tangan pucat, mudah lemah,
lesu, kemungkinan ibu hamil menderita anemia (kurang darah). Sebenarnya ibu hamil
kekurangan hemoglobin pada sel darah merahnya pada ibu hamil anemia sering
disebabkan kekurangan zat besi. Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan
pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus) atau tablet penambah zat besi lainnya.
Anemia dalam kehamilan berakibat buruk pada kehamilan dan janin yang dikandung.
Pasokan oksigen janin kurang normal, gangguan plasenta dan pendarahan paska
persalinan juga sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.

5. Pendarahan Pendarahan adalah salah satu kejadian yang menakutkan selama


kehamilan. Perdarahan ini bisa bervariasi mulai dari jumlah yang sangat kecil (bintik-
bintik) sampai pendarahan hebat dengan gumpalan dan kram perut. Pendarahan hampir
30% terjadi pada kehamilan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester 1),
tengah semester (trimester 2), atau pada masa kehamilan tua (trimester 3). Pendarahan
pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan
beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya pendarahan. Bila
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG dan pemeriksaan laboratorium.
6. Demam tinggi Demam tinggi pada ibu hamil biasanya disebabkan karena infeksi atau
malaria. Demam tinggi biasanya membahayakan keselamatan jiwa ibu bisa
menyebabkan keguguran atau kelahiran.

E. Patofisiologi

Faktor resiko pada kehamilan berisiko dimana kondisi serta keadaan umum ibu selama
kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu
maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan
sebagai faktor medis dan non medis. Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan,
ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama
pada negara berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat berpengaruhi
morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah sosial
ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan kehamilan secara
teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan. Faktor medis antara lain
adalah penyakit-penyakit ibu dan janin. kelainan obsterti, gangguan plasenta, gangguan
tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetik.

F. Pencegahan
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang
adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan beresiko dapat dicegah bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan antara lain:

1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4 kali


kunjungan selama masa kehamilan yaitu :
a. Satu kali kunjungan pada triwulan 1 (3 bulan pertama).
b. Satu kali kunjungan pada triwulan 2 (antara bulan 4 sampai bulan ke 6).
c. Dua kali kunjungan pada triwulan 3 (bulan 7 sampai bulan 9)

2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak
satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.

3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif.
4. Makan makanan yang bergizi asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan nutrisi.

5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:

a) Berdekatan dengan penderita penyakit menular


b) Asap rokok dan jangan merokok.
c) Makanan dan minuman beralkohol.
d) Pekerjaan berat.
e) Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan.
f) Pemijatan/urut perut selama hamil.
g) Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.

6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan resiko dan mewaspadi penyakit apa saja
pada ibu hamil.

7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.


Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di polindes/bidan. Desa, puskesmas atau
puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah aatu swasta.

G. Penanganan/Penatalaksanaan Kehamilan Berisiko

penanganan kehamilan berisiko dibagi menjadi:

1. Lebih banyak mengunjungi dokter dibandingkan dengan mereka yang tidak


memiliki resiko tinggi. Tekanan darah anda akan diperiksa secara teratur dan urin
anda akan dites untuk melihat kandungan protein dalam urine (tanda preeklamsia)
dan infeksi pada saluran kencing.

2. Tes genetik mungkin dilakukan bila anda berusia diatas 35 tahun atau pernah
memiliki masalah genetik pada kehamilan sebelumnya. Dokter akan merespkan obat-
obatan yang mungkin anda butuhkan, seperti obat diabetes, asma, atau tekanan darah
tinggi.

3. Kunjungi dokter secara rutin

4. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk olahannya, buah-
buahan, dan sayur-sayuran.
5. Minum obat-obatan, zat besi atau vitamin yang direspkan dokter. Jangan minum
obat-oabatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.
6. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama masa awal
kehamilan menguranggi kemungkinan anda melahirkan bayi dengan gangguan
saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.
7. Ikut intruksi dokter anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 8. Berhenti merokok
dan jauhkan diri dari asap rokok.

8. . Berhenti minum minuman beralkohol

9. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi lainnya

H. Komplikasi kehamilan berisiko

1. Anemia Kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak
dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. Janin berkembang bergantung
pada darah ibu tapi jika ibu menderita anemia dapat mengakibatkan pertumbuhan
janin yang buruk, lahir prematur dan berat lahir rendah.

2. Intrauterine Growth Restricion


Suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan selama beberapa
minggu pertama kehamilan. Juga disebut sebagai pembatasan pertumbuhan janin.

3. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)


Prematur labor adalah tidakwajaran yang dimulai sebelum 37 minggu kehamilan
terutama di cirikan oleh kontraksi rahim prematur pecahnya kantung atau selaput
ketuban atau dilatasi serviks.
4. Gestational Diabetes
Gestational diabetes merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko dimana
tingkat glukosa darah akan meningkat dan gejala diabetes lain mulai muncul
kehamilan pada seorang wanita yang belum sebelumnya didiagnosis diabetes.

5. Pendarahan pasca melahirkan


Pendarahan pasca melahirkan merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko
tinggi, dimana terjadi pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Berkurangnya
gerakan janin dapat disebabkan oleh kondisi ibu, nutrisi yang dikomumsi ibu, atau
pengaruh janin yang besangkutan. Beristirahat yang cukup, memperbaiki nutrisi, dan
memeriksa kandungan secara rutin disarankan bagi ibu hamil yang merasakan
gerakan janinnya kurang

I. Berkurangnya Pergerakan Janin

Berkurangnya gerakan janin dapat disebabkan oleh kondisi ibu, nutrisi yang dikomumsi
ibu, atau pengaruh janin yang bersangkutan. Beristirahat yang cukup. memperbaiki
nutrisi, dan memeriksa kandungan secara rutin disarankan bagi ibu hamil yang
merasakan gerakan janinnya kurang. Namun penyebab gerakan janin berkurang biasanya
menandakan suatu bahaya, seperti: mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dalam
tubuh, janin kekurangan oksigen kerena terlilit tali pusat, gangguan pada pertumbuhan
janin, gangguan pada plasenta, infeksi intrauterin atau infeksi pada cairan amnion,
kelahiran prematur, adanya ganggguan pada perkembangan otak janin, perkembangan
saraf janin terganggu, induksi persalinan, kematian janin, keguguran.
J. Pemeriksaan penunjang

1. Tes darah lengkap: berfungsi untuk mendekteksi apakah terdapatinfeksi pada ibu
hamil atau ibu mengalami anemia.
2. Pemeriksaan Urine lengkap untuk mendekteksi apakah terdapat infeksi saluran
kemih atau tidak.
3. Tes gula darah pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau kadar gula darah ibu
hamil.
4. Pemeriksaan USG atau Ultrasonografi: untuk melihat perkembangan janin serta
organ reproduksi wanita selama kehamilan.
5. Pemeriksaan DJJ: dilakukan untuk mengetahui keadaan denyut jantung bayi
dalam keadaan normal atau tidak normal.

K. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian


2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

L. Intervensi Keperawatan Diagnosa


1. Diagnosa 1 Ansictas berhubungan dengan ancaman kematian
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mengurangi kecemasan
selama dalam perawatan
 Kecemasan berkurang
 Klien menuturkan cara mengantisipasi ansietas
 Klien tidak gelisah.

Intervensi
 Kaji derajat kecemasan yang di alami klien R/kecemasan yang tinggi
dapat menyebabkan penurunan penilaian objektif klien terhadap penyakit.
 Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan R/ perlibatan klien kehamilan
secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan suport yang mungkin
berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien.
 Dorong diskusi terbuka tentang kehamilan beresiko, pengalaman orang lain serta
tatacara mengontrol dirinya. Runtuk mengetahui pengalaman dan cara utuk
mengontrol rasa ansietas
 Terangkan hal hal seputar kehamilan beresiko yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga.
 R/ konseling bagi klien sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
membangun suport sistim keluarga, untuk mengurangi kecemasan klien dan
keluarga R/memberi waktu bagi klien untuk menerima dan mengelola informasi
 Kaji pengetahuan tentang perubahan fisilogis dan patologis pada kehamilan serta
kepercayaan tentang tindakan dan perwatan diri. R/mengetahui tingkat
pengetahuan pasien
 Jelaskan tentang perubahan fisiologis dan psikologis normal pada
kehamilan, R/memberikan dasar untuk memahami perubahan tubuh sehingga
memberikan motivasi untuk perilaku kesehatan.
 Ajarkan tentang perawatan diri Runtuk membersihkan dan mencegah
transfer
 Diskusikan perkembangan janin R/membantu ibu untuk membayangkan bentuk
batin pada waktu tertentu, dan meningkatkan pelekatan ibu janin.

Diagnosa 2 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi Tujuan:


Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu meningkatkan pengetahuan
selama dalam perawatan. Kriteria hasil:

 Kehamilan pertama
 Tidak mengetahui sumber informasi
 Ambivelensi tentang kehamilan

Intervensi:

 Berikan informasi tentang kehamilan secara berurutan dan penkes sejak


dini dan beri kesempatan untuk bertanya. R/memberi waktu bagi klien
untuk menerima dan mengelola informasi.
 Kaji pengetahuan tentang perubahan fisologis dan patologis pada kehamilan serta
kepercayaan tentang tindakan dan perawatan diri. R/mengetahui tingkat
pengetahuan pasien.
 Jelaskan tentang perubahan fisiologis dan spikologis normal pada kehamilan R/
memberikan dasar untuk memahami perubahan tubuh sehingga memberikan
motivasi untuk perilaku kesehatan.
 Ajarkan tentang perawatan diri. R/untuk membersikan dan mencegah transfer
 Diskusikan perkembangan janinR/membantu ibu untuk membayangkan bentuk
batin pada waktu tertentu,dan meningkatkan pelekatan ibu pada janin

M. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah kategori dan perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
disesuaikan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji ulang pasien Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi
memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
2. Menela dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum memulai
keperawatan perawat menela rencana asuhan dan membandingkannya dengan data
pengkajian untuk memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan
menentukan apakah intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis
saat itu. Jika status pasien telah berubah dan diagnosa keperawatan dan intervensi
keperawatan harus dimodifikasi.
N. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu membandingkan data subyek dan obyek yang dikumpulkan dari
pasien, perawat lain, dan keluarga untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam
memenuhi hasl yang diharapkan ditetapkan selama perencanaan. Langkah-langkah evaluasi
dari proses perawatan mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan
kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan asuhan keperawatan untuk membantu pasien
menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan
pertahankan status sehat. Evaluasi terhadap asuhan menentukan apakah tujuan ini telah
dilaksanakan. Aspek dalam dari evaluasi mencakup pencukuran kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Arantika, Meidya P dan Fatima, S. SIT. 2019. Patologi Kehamilan: Memahami Berbagai Penyakit

&Komplikasi Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Fandiar N. I, dkk. 2017. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku PerawatanKehamilan pada

Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Keperawatan Indonesia,

Volume 16 No.1, Maret 2017, hal 18-24 Pissn 1410-4490, Eissn 2354-9203 Kemenkes RI. 2017. Pusat

Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta Selatan. Diakes darihttp://www.depkes.go.id.pdf

pada 15 september 2021.Pukul 22.00 WIB Pusdiknakes-WHO, 2012. Asuhan Antenatal. Jakarta:

Pusdiknakes.

Tiran, D.2016. Kehamilan dan Permasalahannya. Jakarta: EGC


.

Contoh kasus

Deskripsi Kasus Askep Keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi

Ny. T berusia 18 tahun sedang hamil anak pertamanya dengan usia kandungan 28
minggu. BB ny.T pada saat sebelum hamil 50kg, pada saat hamil menjadi 65kg. TD
180/150mmhg, R 26x/mnt, N 118x/mnt. Ny.T tinggal bersama suami nya yang bernama
Tn.K, Tn.K berusia 30tahun dan bekerja sebagai buruh kuli bangunan yang berpenghasilan
sekitar 300-500rb/bulan. Karena keterbatasan biaya Ny. T tidak memeriksakan kandungan
nya ke dokter ataupun ke bidan, sehingga mengakibatkan kurang terkontrolnya kandungan
Ny. T ini. Mereka tinggal di sebuah kamar kontrakan yang berukuran 3x3 meter dengan
ventilasi dan pencahayaan yang baik. Ny. T mengatakan bahwa ibu nya dulu sewaktu
mengandung mengalami hal yang sama dengan diri nya saat ini, yaitu hipertensi dan udem.
Ny. T mengaku bahwa selama hamil tidak pernah mengontrol makanan yang dia makan, dia
juga mengatakan bahwa dia lebih suka pada makanan yang asin dibandingkan dengan
makanan yang manis.
Format Pengkajian Keperawatan Keluarga

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. K
2. Alamat : jl. Valley No. 128
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : buruh kuli bangunan
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5. Komposisi keluarga :

no Nama Jenis Hubungan dengan Umur Pendidikan


kelamin KK
1 Ny. T Perempuan Istri 18thn SD

6. Genogram :

Ana Susi
Amir Ari
69 71
70 thn 75 thn

Andri Nana

23 thn 17

Keterangan:

: Laki-laki

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan
: Perempuan sudah meninggal

: Ibu hamil

: Identifikasi keluarga

: Tinggal dalam satu rumah

7. Tipe Keluarga : Keluarga inti (Nuklear)


8. Suku bangsa : Sunda
9. Agama : Islam
10. Status sosial ekonomi keluarga : Dibawah UMR
11. Aktifitas rekreasi keluarga : Nonton tv

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
keluarga baru/pemula (beginning family)

13. Tahap kembangan keluarga yang belum terpenuhi :


 Membangun perkawinan yang saling memuaskan : dari hasil wawancara
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin antara Ny.
T dan Tn. K kurang baik, karena Tn. K merupakan seorang yang keras
sehingga tidak memberikan kesempatan kepada Ny. T untuk berpendapat.
 Membangun jaringan keluarga yang harmonis : meskipun Tn. K ini keras
tetapi Tn. K masih menjaga hubungan antara keluarga nya dengan keluarga
istri nya begitu pun Ny. T. sehingga bisa disimpulkan bahwa mereka sudah
bisa menjalankan fungsi sosialisasi keluarga.
 Merencanakan Keluarga : karena Tn. K keras dan tidak memberikan
kesempatan pada Ny. T untuk berpendapat, maka untuk masalah KB ini
keputusan nya diambil oleh Tn. K yang menginginkan untuk segera
mempunyai anak. Padahal Ny. T ingin nya menunda kehamilannya
dikarenakan dia merasa belum mampu untuk merawat anak dengan kondisi
ekonomi seperti sekarang ini. Dengan kondisi nya yang sekarang Ny. T kurang
mengetahui bagaimana cara nya melakukan parawatan pada dirinya yang
sedang hamil.

14. Riwayat Keluarga Inti :


Selama 6 bulan terakhir ini, Ny. T mengatakan belum pernah memeriksakan
kandungannya ke bidan di karenakan tidak ada uang untuk membayarnya. Sehingga
Ny. T tidak menyadari bahwa kenaikan berat badannya tidak normal dan tekanan
darah nya juga tidak normal. Untuk Tn.K selama 6 bulan terakhir ini hanya pernah
merasakan flu dan batuk selama 4hari. Dan sembuh dengan mengkonsumsi obat
warung.

15. Riwayat keluarga sebelumnya :


Tn. K mengatakan, keluarga Tn. K dan Ny. T tidak mempunyai riwayat penyakit yang
berbahaya seperti kencing manis, TBC, Jantung, hipertensi, hepatitis.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

16. Karakteristik rumah


Kondisi kamar kontrakan permanent dengan lantai yang memakai ubin, luas kamar ±
3x3 meter2 dan hanya terdiri dari sebuah kamar. Ventilasi dan pencahayaannya
cukup baik yang berasal dari jendela dan ventilasi. Di kamar kontrakan nya ini kamar
mandi terletak di luar kamar dan dipergunakan bersama-sama dengan tetangga
kontrakan lainnya. Sedangkan sumber air minum keluarga berasal dari ledeng.
Denah rumah Tn. C dalah sebagai berikut.

2
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tn. K mengatakan bahwa hubungan seluruh anggota keluarga dengan masyarakat
lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan dengan gotong
royong, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini tidak ada budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.

18. Mobilisasi geografis keluarga


Tn. K mengatakan bahwa keluarga mempunyai kebiasaan berpindah tempat karena
keluarga belum memiliki rumah tetap.

19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Tn. K mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi pada malam hari setelah
makan malam sambil menonton TV. Dalam keluarga sering mengalami masalah
serta konflik dalam berinteraksi

IV. STRUKTUR KELUARGA

20. Sistem pendukung keluarga

Yang merawat Ny. T hanya suaminya, Ny. T mengatakan bila ada sisa dari kebutuhan
sehari-hari, ditabung untuk biaya persalinan.

21. Pola komunikasi keluarga

Tn. K mengatakan bahwa anggota keluarga berkomunikasi dengan menggunakan


bahasa Sunda. Komunikasi berlangsung dengan kurang baik karena yang dilakukan
Tn. K ini sering kali adalah komunikasi 1 arah dan ini yang membuat Ny. T kurang
nyaman sehingga tidak dapat berdiskusi dengan baik untuk kesehatan
kandungannya dengan Tn.K.

22. Struktur kekuatan keluarga


Tn. K mengatakan apabila ada masalah maka dia sendiri yang akan mengambil
keputusan tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan istri.

23. Struktur peran

Tn. K mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan Ny. T

sebagai ibu rumah tangga.

24. Nilai dan norma keluarga

Ny. T sangat mempercayai kebiasaan pada orang sunda pada saat sedang hamil. Dia

selalu membawa-bawa gunting, penitik, benang dan panglai kemana pun dia pergi.

Dia percaya bahwa itu semua dapat melindungi dirinya dan kandungannya.

V. FUNGSI KELUARGA

25. Fungsi Afektif

Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling

membutuhkan satu sama lain. Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan

dalam rumah tangganya dan setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk

berkumpul dengan anggota keluarga.

26. Fungsi sosial

Tn. K mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma budaya

dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang

berlaku di masyarakat.
27. Fungsi perawatan kesehatan

Tn. K mengatakan jika ada keluarga yang sakit, cukup dengan mengkonsumsi obat

warung saja, karena alasan ekonomi.

28. Fungsi reproduksi

Ny. T mengatakan bahwa tidak dia tidak mengetahui bagaimana cara nya merawat

kandungan dan tidak pernah memeriksakan kandungannya tersebut ke bidan

dikarenakan masalah ekonomi.

29. Fungsi ekonomi

Tn. K mengatakan penghasilan yang didapat hanya mencukupi kebutuhan makan

sehari-hari dan keluarga hanya mampu menyajikan makanan seadanya seperti : nasi

putih, sayur-sayuran, tahu, tempe, telor, ikan laut, kadang-kadang daging. Anggota

keluarga mempunyai pakaian ganti walaupun sangat sederhana. Keluarga belum

bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada karena hawatir harus membayar,

sehingga apabila ada anggota keluarga nya yang sakit cukup dengan mengkonsumsi

obat warung saja.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

30. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

 Sressor jangka pajang : Tn. K mengatakan masalah dalam keluarganya yang

sampai saat ini masih dirasakan adalah masalah ekonomi. Ny. T mengatakan

penghasilan di keluarganya hanya pas-pasan bahkan kadang tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 Stressor jangka pendek : Ny. T merasakan kebingungan merawat


kandungannya ini. Dia tidak tahu bagaimana cara merawat kandungannya

tersebut.

31. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :

Tn. K mengatakan bila ada masalah dalam keluarga, maka segera dibicarakan dengan

anggota keluarga untuk mencari pemecahan masalah.

32. Strategi koping yang digunakan

Tn. K mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang

menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada seperti menyelesaikan

masalah dengan menggunakan kekerasan dan selalu menyelesaikan masalah secara

kekeluargaan.

33. Strategi adaptasi disfungsional

Tn. K mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menggunakan cara-

cara diluar cara umum seperti kekerasan dalam menghadapi masalah.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

No Pemeriksaan fisik Tn. K Ny. T

1. Keadaan umum Baik, tampak kurus Baik, gemuk

2. TTV TD :130/100 mmhg TD : 180/150 mmhg

Nadi : 90x/mnt Nadi : 118x/mnt

Suhu : 36,5 Suhu : 36,7


RR : 20 x/mnt RR : 26x/mnt

3. Antropometri BB : 50 kg BB : 65 kg

TB : 160 cm TB : 155 cm

4. Kepala :

Bentuk Lonjong, simetris Lonjong, simetris

Rambut Merata, tidak rontok Merata, sedikit

Kulit kepala Tidak ada luka rontok

Kelainan Tidak ada Tidak ada luka

Tidak ada

5. Mata :

Konjungtiva Merah Pucat

Simetris Simetris Simetris

Visus 6/6 6/6

6. Hidung :

Tulang hidung Tidak bengkok Tidak bengkok

Septum nasi Tidak berdarah Tidak berdarah

Kelainan Tidak ada Tidak ada

7. Telinga :

Ukuran telinga Sedang Sedang

Lubang telinga Tidak berdarah Tidak berdarah

Pendengaran Baik Baik

8. Mulut dan faring : Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

9. Leher : kelenjar tiroid Tidak membesar Tidak membesar


10. Integument dan kuku

Integument Tidak ada luka dan Tidak ada luka dan

penyakit kulit penyakit kulit

Kuku Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

11. Thorak

Paru-paru Tidak ada suara Tidak ada suara

tamabahan tambahan

Jantung Tidak ada

Tidak ada pembesaran pembesaran jantung

Mamae jantung Terjadi pembesaran

Tidak ada keluhan karena produksi air

susu

12. Abdomen Tidak ada benjolan, Palpasi :

tidak ada nyeri, tidak Leopold 1 : TFu 30

ada acites cm, usia janin ± 28

minggu, pada fundus

teraba keras, bulat

dan lunak (bokong).

Leopold 2 : Punggung

janin terletak di

bagiart perut kanan

dan bagian keci-kecil

(ekstremitas), teraba

pada perut sebelah


kiri

Leopold 3 : Teraba

bulat, melenting dan

keras (kepala) dan

bagian terbawah

masih dapat

digoyang-goyangkan.

Leopold 4 : Kepala

janin belurn masuk

PAP.

Auskultasi : DJJ

100x/mnt

13. Ekstermitas :

Gerakan Dapat digerakan Dapat digerakan

Udeme Tidak ada udeme Udeme

VIII. HARAPAN KELUARGA

Ny. T berharap bisa memantau lebih lanjut kondisi kadungannya ini hingga proses

melahirkan nanti. Ny. T juga berharap agar bisa mendapat keringanan biaya dalam hal

pemeriksaan kehamilan dan proses melahirkan nantinya.

Analisis data

No Data Masalah Kesehatan Diagnosa keperawatan


1. Data subjektif : Hipertensi pada Kurangnya pengetahuan keluarga
Klien manyatakan kehamilan tentang preeklamsi berat
dirinya sedang hamil. (pre eklamsia berat)
klien mengeluh bahwa
dia merasa nyeri leher
dan kepala. Sebelum
hamil klien menyatakan
bahwa klien tidak tahu
apa itu hipertensi, serta
tidak mengetahui apa
diri nya sebelum hamil
juga hipertensi atau
tidak. Klien tidak pernah
menjalani diet apapun
sehingga klien hanya
makan makanan
kesukaannya saja
(makanan asin)

Data objektif :
TD : 180/150 mmhg
Suhu : 36,7
Nadi : 118x/menit
RR : 26x/menit
BB asal 50 kg
Bb sekarang 65 kg

2. Data subjektif : Ketidakmampuan Ketidakmampuan keluarga dalam


Ny. T mengatakan keluarga dalam merawat dan mengontrol
usianya saat ini 18 merawat dan kandungan karena masalah
tahun dan sedang hamil mengontrol ekonomi.
28 minggu. kandungan karena
Ny. T mengatakan sejak masalah ekonomi.
dulu tidak suka makan
sayur-sayuran
Ny.T mengatakan tidak
tahu ba-haya kehamilan
diusia muda.
Ny.T mengeluh tidak
dapat mengontrol
kandungannya karena
masalah ekonomi,
sehingga tidak
terpantau
perkembangan
kandungannya.
Ny.T mengatakan
kadang-kadang pusing

Data objektif :
Konjungtiva anemis
TD = 110/90 Mmhg
N = 82x/menit
S = 36,8°C
RR = 23x/menit
CRT = 3 detik

DIAGNOSA

1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang preeklamsi berat


2. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat dan mengontrol kandungan karena
masalah ekonomi.

SKALA PRIORITAS MASALAH


MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 1 Saat ini Ny. T hamil
Potensial = 1 28 minggu pada usia 18
Resiko = 2 tahun kehamilan usia
Aktual = 3 muda adalah keadaan
dimana seorang
mengalami masa konsepsi
dengan usia < 20
tahunyang akan dapat
menyebabkan
komplikasi pada eklamsi
dan preeklamsi
dalam persalinan Ny. T

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 0 tidak dapat mengontrol


Mudah = 2 kandungannya karena
Sebagian = 1 masalah ekonomi
Tidak dapat = 0
3. Potensi masalah untuk dicegah Kehamilan usia muda
Tinggi = 3 dapat dicegah dengan
Sedang = 2 tingkat pengetahuan
Rendah = 1 tinggi dan perekonomian
yang memadai. Dengan
tingkat pendidikan SD
pada keluarga Ny. T maka
mereka tidak mengetahui
cara mencegah bahaya
kehamilan usia muda

4. Menonjolnya masalah Harus ditangani segera


Segera ditangani = 2 supaya keluarga dapat
Dirasakan tapi tidak segera ditangani memutuskan tindakan
=1 perawatan yang tepat pada
anggota keluarga yang sakit.
Masalah tidak dirasakan= 0

JUMLAH SKOR

SKALA PRIORITAS MASALAH


MASALAH KESEHATAN PADA BUMIL RESTI

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 1 Saat ini Ny. T hamil
Potensial = 1 28 minggu pada usia 18
Resiko = 2 tahun kehamilan usia
Aktual = 3 muda adalahkadaan
dimana
seorangmengalami masa
konsepsi dengan usia < 20
tahunyang akan dapat
menyebabkan
komplikasi pada eklamsi
dan preeklamsi
dalam persalinan Ny. T
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah = 2 0 tidak dapat mengontrol
Sebagian = 1 kandungannya karena
Tidak dapat = 0 masalah ekonomi

3. Potensi masalah untuk dicegah


Tinggi = 3 Kehamilan usia muda
Sedang = 2 dapatdicegah dengan
Rendah = 1 tingkat pengetahuan
tinggi dan perekonomian
yangmemadai.Dengan
tingkat pendidikan SD
padakeluarga Ny. T
makamereka tidak
mengetahuicara
mencegah
bahayakehamilan usia
4. Menonjolnya masalah muda
Segera ditangani = 2
Dirasakan tapi tidak segera ditangani Keluarga
=1 mengatakanmasalah
Masalah tidak dirasakan= 0 BUMIL resti perlu untuk
segera ditangani karena
dikhawatirkan
dapatmembahayakankese
lamatan jiwa BUMILdan
janinnya
JUMLAH SKOR

Prioritas diagnosa adalah :

1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang preeklamsi berat


2. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat dan mengontrol kandungan karena
masalah ekonomi.
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Keperawatan


Keperawatan Keluarga
Umum Khusus Kriteria Standar

1. Kurangnya Keluarga - Keluarga Kognitif - Memberikan


pengetahuan memiliki mengetahui sejumlah informasi
keluarga tentang pengetahuan bahwa penyakit mengenai
preeklamsi berat penanganan hipertensi penyakit, gejala
dan kontrol
merupakan dan penyebabnya
penyakit.
penyakit yang dan bahaya
disebabkan krn komplikasi yang
gaya hidup yang ditimbulkan
salah. tentang resiko pre
eklampsi terhadap
istri dan calon
bayinya
- Keluarga tidak Afektif
- Memberikan
membiarkan
daftar menu
Ny. T memakan
bagi ibu hamil
ikan asin dan dengan pre
daging. eklampsi

- Keluarga Afektif
memisahkan - Anjurkan keluarga
makanan untuk memisahkan
anggota makanan anggota
keluarga keluarga dengan
dengan makanan Ny. T.
makanan Ny.T.
2. Ketidakmampuan Setelah Setelah diberikan Kognitif Keluarga 1. Gali pengetahuan
keluarga dalam diberikan asuhan selama 30 mampu keluarga tentang
merawat dan asuhan menit diharapkan: mengenal anemia yang dialami
mengontrol keperawatan faktor pen ibu.
selama 2 1. Keluarga mengenal yebab, 2. Jelaskan pada
kandungan
minggu faktor penyebab, gejala dan keluarga
karena masalah gejala dan dampak
diharapkan dampak tentang pengertian
ekonomi. keluarga dari anemia pada dari , gejala dan
dapat ibuhamil. anemia dampak buruk
mencegah pada ibu akibat anemia pada
terjadinya hamil ibu.
penyulit 3. Jelaskan kembali
pada saat hal-hal
kehamilan yang belum
dan dimengerti
persalinan
Afektif
2. K e l u a r g a Keluarga 1. Sarankan KK
dapat dapat untuk tetap
mengambil mengambil memeriksakan
keputusan yang keputusan kehamilan istrinya
tepat yang tepat dengan teratur
untuk perawatan ketempat pelayanan
kehamilan istrinya. kesehatan.

Afektif
Keluarga
3. K e l u a r g a mampu 1. Sarankan pada KK
m a m p u merawat merawat untuk member
ibu hamil dengan dan perhatian yang
anemia. memperbai lebih pada ibu.
ki kondisi 1. Anjurkan ibu
ibu hamil untuk mengurangi
dengan aktivitas
anemia yang berlebihan.
2. Anjurkan ibu
untuk makan
makanan yang sehat
dan bergizi.
3. Anjurkan ibu
untuk selalu
memeriksakan
kehamilannya dan
memeriksakan
kadar hemoglobin
darahnya
di pelayanan
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai