Disusun oleh :
erfina ferdianty 10521004
Feriska tri 10521019
elvira rahma 10521024
devi zianka r 10521034
Nadisha putri 10521036
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Jakarta, 01 Oktober 2022
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Jakarta, 01 Oktober 2022
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga
makalah dengan judul
“Manajemen
Konflik” ini dapat
diselesaikan dengan baik,
makalah ini saya buat dengan
tujuan untuk
memberikan gambaran
mengenai manajemen konflik
dalam suatu organisasi. Hal ini
sangat
bermanfaat untuk melengkapi
pengetahuan mahasiswa agar
mampu mengatasi konflik
yang
mungkin terjadi, baik konflik
secara personal atau
interpersonal dalam dunia
kerja. Meskipun
upaya semaksimal sudah
dilakukan dalam penyusunan
makalah ini, namun kami
menyadari
masih banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ditemukan.
oleh karena itu, kami mohon
adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna
melengkapi makalah ini.
Jakarta, 01 Oktober 2022
Penulis
Kata pengantar
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………...………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR……………….…………………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI……………………….…………………………………………………….……………
iii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….
…………......I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang dapat memungkinkan terjadinya
komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang dimiliki oleh ibu
dibandingkan dengan kehamilan normal. Kehamilan mempunyai risiko tinggi apabila
dipengaruhi oleh faktor pemicu yang akan menyebabkan terjadinya komplikasi selama
kehamilan, bahkan pada saat persalinan berlangsung dan juga pada saat masa nifas. Oleh
karena itu, untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka akan
dilakukan deteksi dini dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan kehamilan dan
pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan (Astuti, 2017).
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi
ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012). Ibu hamil yang
mengalami beberapa masalah satu atau lebih dari faktor penyebab AKI masuk ke dalam
kategori ibu hamil resiko tinggi (Manuaba, 2012). Pada dasarnya kematian ibu dapat
disebabkan oleh dua faktor, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab kematian ibu secara langsung sangat berkaitan dengan medis, yaitu
berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa
nifas (post partum) seperti perdarahan, preeklamsia dan eklamsia, partus lama,
komplikasi aborsi dan infeksi (Astuti, 2017).
Sedangkan penyebab kematian ibu secara tidak langsung adalah empat terlalu dan tiga
terlambat. Empat terlalu terdiri dari terlalu muda hamil atau melahirkan dibawah usia 20
tahun, terlalu tua usia hamil atau melahirkan di atas usia 35 tahun, terlalu dekat jarak
kelahiran anak yang satu dengan anak yang lain di bawah tiga tahun, terlalu banyak
melahirkan lebih dari tiga anak. Tiga terlambat terdiri dari terlambat mengambil
keputusan, terlambat mengantar ke tempat persalinan dan terlambat mendapat
penanganan persalinan (Astuti, 2017).
Pada awalnya kehamilan yang diperkirakan normal dapat berkembang menjadi
kehamilan yang pathologi sehingga akan meningkatkan angka kematian pada ibu hamil.
Kehamilan resiko tinggi dapat mengakibatkan resiko di dalam persalinannya, kira-kira
40% ibu hamil dapat mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan
15% dari semua ibu hamil dapat menderita komplikasi jangka panjang yang akan
mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian (Fitriani & Utami, 2014).
Menurut World Health Organizaation (WHO), sekitar 830 wanita di dunia meninggal
setiap harinya akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan
sebanyak 99% diantaranya terdapat di negara berkembang (WHO, 2015).
A. PENGERTIAN
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam kandungan dan
dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan dan ketidak
puasan. Dengan demikian untuk mengahadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus
diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif, Sampai pada
waktunya, harus diambil sikap tepat dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya
atau hanya dipilih ibunya saja. Keadaan yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu
secara tidak langsung disebut sebagai faktor risiko, semakin banyak faktor risiko yang
ditemukan pada kehamilan maka semakin tinggi pula risikonya. Komplikasi pada saat
kehamilan dapat dikategorikan dalam risiko kehamilan, sebanyak 90% penyebab
kematian terjadi karena komplikasi obstetric yang tidak terduga saat kehamilan, saat
persalinan atau pasca persalinan dan 15% kehamilan diperkirakan berisiko tinggi dan
dapat membahayakan ibu dan janin.
B. Etiologi
1. Penyakit ibu
a. Gangguan darah.
Jika ibu memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel sabit atau thalassemia,
kehamilan justru bisa memperburuk kondisi ibu. Gangguan darah juga bisa
meningkatkan risiko bayi selama kehamilan atau pun setelah melahirkan.
b. Penyakit gingal kronis.
Pada umunya kehamilan itu sendiri tekanan besar pada ginjal. Dalam kondisi ini
dapat meningkatkan risiko keguguran karena menyebabkan tekanan darah tinggi dan
preeklamsia.
c. Depresi
Depresi yang tidak diobati atau beberapa obat yang digunakan untuk mengobati
depresi memiliki resiko pada kesehatan dan keselamatan bayi.
d. Tekanan darah tinggi
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan janin tumbuh
lambat dan meningkatkan risiko untuk melahirkan premature. e. HIV atau AIDS.
Bayi kemungkinan besar bisa terinfeksi sebelum kelahiran, saat persalinan, atau saat
anda menyusui, namun pengobatan bisa mengurangi risiko ini. f. Lupus. Lupus dan
penyakit autoimun lainnya dapat meningkatkan risiko kelahiran premature,
preeklamsia, dan bayi berat lahir sangat rendah. Kehamilan juga bisa memperparah
kondisi ini.
2. Gaya hidup
Kehamilan risiko tinggi tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang dimiliki ibu
sebelum kehamilan, tetapi juga bisa disebabkan karena gaya hidup tidak sehat seperti
mengkonsumsi minuman beralkhol, merokok, dan penyalahgunaan obat.
3. Komplikasi kehamilan
Komplikasi dalam kehamilan dapat menyebabkan resiko pada janin seperti catat lahir,
diabetes gestasonal, perkembangan janin lambat. hambil kembar, preeklamsia.
2. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala ini tidak bisa sembuh walaupun sudah cukup
beristirahat. Hal ini dapat dicurigai sebagai gejala preeklamsia dan jika tidak diatasi,
dapat menyebabkan kejang, stroke, dan koagulopati.
3. Penglihatan kabur Tingkat ketajaman penglihatan ibu dapat berkurang saat hamil,
salah satunya dipengaruhi oleh faktor hormonal. Perubahan penglihatan yang menjadi
mendadak, seperti pandangan kabur, terbayang, atau berkunang-kunang. dapat
mengancam jiwa.
4. Keguguran Keguguran dapat terjadi secara tidak sengaja. Misalnya: karena terkejut,
cemas, tress. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhimya dapat menimbulkan
kemandulan.
5. Persalinan premature, BBLR, dan kelainan bawaan Prematuritas terjadi karena kurang
matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses
kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat
hamil dan umur ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan asupan gizi sangat rendah,
pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologis ibu kurang stabil.
Selain itu cacat bawaan juga disebabkan karena keturunan (genetik). Proses penguguran
sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan
loncat-lancat atau memijat perutnya sendiri.
6. Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang sehingga akan berakibat berbagai zat
yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin
tingginya kelahiran premature. berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
7. Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi buruk, tingka sosial ekonomi rendah, dan stres
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
8. Anemia kehamilan/ kekurangan zat besi Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan
kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil
mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat bezi dalam tubuh fungsinya
untuk meningkatkan sel darah merah, membentuk sel darah janin dan plasenta. Lama-
kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
1. Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg Perlu diketahui bahwa tekanan darah
tinggi ada dua. Pertama, penderita yang sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan
terjadi. Kedua, penderita hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin saja
sebelum kehamilan tekanan darah ibu normal lalu disaat kehamilan mendadak tinggi.
Kondisi inilah yang disebut preklamsia dan eklamsia. Preklamsia biasanya terjadi pada
kehamilan >20 minggu dan harus segera ditangani agar tidak meningkat menjadi
eklamsia yang tidak saja berbahaya bagi ibu tapi juga janin. Ibu bisa mengalami kejang-
kejang hingga bisa tidak terselamatkan, tentunya jika ibu tidak terselamatkan, janin pun
bisa mengalami nasib yang sama.
2. Kaki bengkak (edema) Biasanya pembengkakan terjadi pada tungkai bawah, yang
disebabkan penekanan rahim yang membesar sering dengan bertambahnya usia
kehamilan. Hal ini tampak saat usia kehamilan semakin tua, jika pembengkakan juga
terjadi pada tangan dan wajah, atau sakit kepala kadangkala disertai kejang. Ini bisa
membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan. Untuk mengetahui apakah
kaki mengalami pembengkakan tekanlah kulit disekitar pergelangan kaki dan ibu jari.
Jika tempat yang ditekan menjadi kempis dan tidak
segera pulih bererati kaki tersebut bengkak.
3. Peningkatan berat badan lebih dari 5kg atau kurang 4kg Penambahan berat badan
yang normal hingga kehamilan berusia 6 bulan adalah sekitar 1 - 1,5kg/bulan. Setelah
memasuki kehamilan bulan 7 kenaikan bobot sebaiknya berkisar antara 0,5-1 bulan.
4. Pucat Wajah pucat, kelopak dalam mata pucat, telapak tangan pucat, mudah lemah,
lesu, kemungkinan ibu hamil menderita anemia (kurang darah). Sebenarnya ibu hamil
kekurangan hemoglobin pada sel darah merahnya pada ibu hamil anemia sering
disebabkan kekurangan zat besi. Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan
pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus) atau tablet penambah zat besi lainnya.
Anemia dalam kehamilan berakibat buruk pada kehamilan dan janin yang dikandung.
Pasokan oksigen janin kurang normal, gangguan plasenta dan pendarahan paska
persalinan juga sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.
E. Patofisiologi
Faktor resiko pada kehamilan berisiko dimana kondisi serta keadaan umum ibu selama
kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu
maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan
sebagai faktor medis dan non medis. Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan,
ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama
pada negara berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat berpengaruhi
morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah sosial
ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan kehamilan secara
teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan. Faktor medis antara lain
adalah penyakit-penyakit ibu dan janin. kelainan obsterti, gangguan plasenta, gangguan
tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetik.
F. Pencegahan
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang
adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan beresiko dapat dicegah bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan antara lain:
2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak
satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif.
4. Makan makanan yang bergizi asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan nutrisi.
6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan resiko dan mewaspadi penyakit apa saja
pada ibu hamil.
2. Tes genetik mungkin dilakukan bila anda berusia diatas 35 tahun atau pernah
memiliki masalah genetik pada kehamilan sebelumnya. Dokter akan merespkan obat-
obatan yang mungkin anda butuhkan, seperti obat diabetes, asma, atau tekanan darah
tinggi.
4. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk olahannya, buah-
buahan, dan sayur-sayuran.
5. Minum obat-obatan, zat besi atau vitamin yang direspkan dokter. Jangan minum
obat-oabatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.
6. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama masa awal
kehamilan menguranggi kemungkinan anda melahirkan bayi dengan gangguan
saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.
7. Ikut intruksi dokter anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 8. Berhenti merokok
dan jauhkan diri dari asap rokok.
9. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi lainnya
1. Anemia Kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak
dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. Janin berkembang bergantung
pada darah ibu tapi jika ibu menderita anemia dapat mengakibatkan pertumbuhan
janin yang buruk, lahir prematur dan berat lahir rendah.
Berkurangnya gerakan janin dapat disebabkan oleh kondisi ibu, nutrisi yang dikomumsi
ibu, atau pengaruh janin yang bersangkutan. Beristirahat yang cukup. memperbaiki
nutrisi, dan memeriksa kandungan secara rutin disarankan bagi ibu hamil yang
merasakan gerakan janinnya kurang. Namun penyebab gerakan janin berkurang biasanya
menandakan suatu bahaya, seperti: mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dalam
tubuh, janin kekurangan oksigen kerena terlilit tali pusat, gangguan pada pertumbuhan
janin, gangguan pada plasenta, infeksi intrauterin atau infeksi pada cairan amnion,
kelahiran prematur, adanya ganggguan pada perkembangan otak janin, perkembangan
saraf janin terganggu, induksi persalinan, kematian janin, keguguran.
J. Pemeriksaan penunjang
1. Tes darah lengkap: berfungsi untuk mendekteksi apakah terdapatinfeksi pada ibu
hamil atau ibu mengalami anemia.
2. Pemeriksaan Urine lengkap untuk mendekteksi apakah terdapat infeksi saluran
kemih atau tidak.
3. Tes gula darah pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau kadar gula darah ibu
hamil.
4. Pemeriksaan USG atau Ultrasonografi: untuk melihat perkembangan janin serta
organ reproduksi wanita selama kehamilan.
5. Pemeriksaan DJJ: dilakukan untuk mengetahui keadaan denyut jantung bayi
dalam keadaan normal atau tidak normal.
K. Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Kaji derajat kecemasan yang di alami klien R/kecemasan yang tinggi
dapat menyebabkan penurunan penilaian objektif klien terhadap penyakit.
Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan R/ perlibatan klien kehamilan
secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan suport yang mungkin
berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien.
Dorong diskusi terbuka tentang kehamilan beresiko, pengalaman orang lain serta
tatacara mengontrol dirinya. Runtuk mengetahui pengalaman dan cara utuk
mengontrol rasa ansietas
Terangkan hal hal seputar kehamilan beresiko yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga.
R/ konseling bagi klien sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
membangun suport sistim keluarga, untuk mengurangi kecemasan klien dan
keluarga R/memberi waktu bagi klien untuk menerima dan mengelola informasi
Kaji pengetahuan tentang perubahan fisilogis dan patologis pada kehamilan serta
kepercayaan tentang tindakan dan perwatan diri. R/mengetahui tingkat
pengetahuan pasien
Jelaskan tentang perubahan fisiologis dan psikologis normal pada
kehamilan, R/memberikan dasar untuk memahami perubahan tubuh sehingga
memberikan motivasi untuk perilaku kesehatan.
Ajarkan tentang perawatan diri Runtuk membersihkan dan mencegah
transfer
Diskusikan perkembangan janin R/membantu ibu untuk membayangkan bentuk
batin pada waktu tertentu, dan meningkatkan pelekatan ibu janin.
Kehamilan pertama
Tidak mengetahui sumber informasi
Ambivelensi tentang kehamilan
Intervensi:
M. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah kategori dan perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
disesuaikan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji ulang pasien Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi
memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
2. Menela dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum memulai
keperawatan perawat menela rencana asuhan dan membandingkannya dengan data
pengkajian untuk memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan
menentukan apakah intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis
saat itu. Jika status pasien telah berubah dan diagnosa keperawatan dan intervensi
keperawatan harus dimodifikasi.
N. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu membandingkan data subyek dan obyek yang dikumpulkan dari
pasien, perawat lain, dan keluarga untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam
memenuhi hasl yang diharapkan ditetapkan selama perencanaan. Langkah-langkah evaluasi
dari proses perawatan mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan
kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan asuhan keperawatan untuk membantu pasien
menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan
pertahankan status sehat. Evaluasi terhadap asuhan menentukan apakah tujuan ini telah
dilaksanakan. Aspek dalam dari evaluasi mencakup pencukuran kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Arantika, Meidya P dan Fatima, S. SIT. 2019. Patologi Kehamilan: Memahami Berbagai Penyakit
Fandiar N. I, dkk. 2017. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku PerawatanKehamilan pada
Volume 16 No.1, Maret 2017, hal 18-24 Pissn 1410-4490, Eissn 2354-9203 Kemenkes RI. 2017. Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta Selatan. Diakes darihttp://www.depkes.go.id.pdf
pada 15 september 2021.Pukul 22.00 WIB Pusdiknakes-WHO, 2012. Asuhan Antenatal. Jakarta:
Pusdiknakes.
Contoh kasus
Ny. T berusia 18 tahun sedang hamil anak pertamanya dengan usia kandungan 28
minggu. BB ny.T pada saat sebelum hamil 50kg, pada saat hamil menjadi 65kg. TD
180/150mmhg, R 26x/mnt, N 118x/mnt. Ny.T tinggal bersama suami nya yang bernama
Tn.K, Tn.K berusia 30tahun dan bekerja sebagai buruh kuli bangunan yang berpenghasilan
sekitar 300-500rb/bulan. Karena keterbatasan biaya Ny. T tidak memeriksakan kandungan
nya ke dokter ataupun ke bidan, sehingga mengakibatkan kurang terkontrolnya kandungan
Ny. T ini. Mereka tinggal di sebuah kamar kontrakan yang berukuran 3x3 meter dengan
ventilasi dan pencahayaan yang baik. Ny. T mengatakan bahwa ibu nya dulu sewaktu
mengandung mengalami hal yang sama dengan diri nya saat ini, yaitu hipertensi dan udem.
Ny. T mengaku bahwa selama hamil tidak pernah mengontrol makanan yang dia makan, dia
juga mengatakan bahwa dia lebih suka pada makanan yang asin dibandingkan dengan
makanan yang manis.
Format Pengkajian Keperawatan Keluarga
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. K
2. Alamat : jl. Valley No. 128
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : buruh kuli bangunan
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5. Komposisi keluarga :
6. Genogram :
Ana Susi
Amir Ari
69 71
70 thn 75 thn
Andri Nana
23 thn 17
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Perempuan sudah meninggal
: Ibu hamil
: Identifikasi keluarga
2
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tn. K mengatakan bahwa hubungan seluruh anggota keluarga dengan masyarakat
lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan dengan gotong
royong, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini tidak ada budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.
Yang merawat Ny. T hanya suaminya, Ny. T mengatakan bila ada sisa dari kebutuhan
sehari-hari, ditabung untuk biaya persalinan.
Tn. K mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan Ny. T
Ny. T sangat mempercayai kebiasaan pada orang sunda pada saat sedang hamil. Dia
selalu membawa-bawa gunting, penitik, benang dan panglai kemana pun dia pergi.
Dia percaya bahwa itu semua dapat melindungi dirinya dan kandungannya.
V. FUNGSI KELUARGA
membutuhkan satu sama lain. Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan
dalam rumah tangganya dan setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk
Tn. K mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma budaya
dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang
berlaku di masyarakat.
27. Fungsi perawatan kesehatan
Tn. K mengatakan jika ada keluarga yang sakit, cukup dengan mengkonsumsi obat
Ny. T mengatakan bahwa tidak dia tidak mengetahui bagaimana cara nya merawat
sehari-hari dan keluarga hanya mampu menyajikan makanan seadanya seperti : nasi
putih, sayur-sayuran, tahu, tempe, telor, ikan laut, kadang-kadang daging. Anggota
bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada karena hawatir harus membayar,
sehingga apabila ada anggota keluarga nya yang sakit cukup dengan mengkonsumsi
sampai saat ini masih dirasakan adalah masalah ekonomi. Ny. T mengatakan
tersebut.
Tn. K mengatakan bila ada masalah dalam keluarga, maka segera dibicarakan dengan
kekeluargaan.
3. Antropometri BB : 50 kg BB : 65 kg
TB : 160 cm TB : 155 cm
4. Kepala :
Tidak ada
5. Mata :
6. Hidung :
7. Telinga :
11. Thorak
tamabahan tambahan
susu
Leopold 2 : Punggung
janin terletak di
(ekstremitas), teraba
Leopold 3 : Teraba
bagian terbawah
masih dapat
digoyang-goyangkan.
Leopold 4 : Kepala
PAP.
Auskultasi : DJJ
100x/mnt
13. Ekstermitas :
Ny. T berharap bisa memantau lebih lanjut kondisi kadungannya ini hingga proses
melahirkan nanti. Ny. T juga berharap agar bisa mendapat keringanan biaya dalam hal
Analisis data
Data objektif :
TD : 180/150 mmhg
Suhu : 36,7
Nadi : 118x/menit
RR : 26x/menit
BB asal 50 kg
Bb sekarang 65 kg
Data objektif :
Konjungtiva anemis
TD = 110/90 Mmhg
N = 82x/menit
S = 36,8°C
RR = 23x/menit
CRT = 3 detik
DIAGNOSA
JUMLAH SKOR
- Keluarga Afektif
memisahkan - Anjurkan keluarga
makanan untuk memisahkan
anggota makanan anggota
keluarga keluarga dengan
dengan makanan Ny. T.
makanan Ny.T.
2. Ketidakmampuan Setelah Setelah diberikan Kognitif Keluarga 1. Gali pengetahuan
keluarga dalam diberikan asuhan selama 30 mampu keluarga tentang
merawat dan asuhan menit diharapkan: mengenal anemia yang dialami
mengontrol keperawatan faktor pen ibu.
selama 2 1. Keluarga mengenal yebab, 2. Jelaskan pada
kandungan
minggu faktor penyebab, gejala dan keluarga
karena masalah gejala dan dampak
diharapkan dampak tentang pengertian
ekonomi. keluarga dari anemia pada dari , gejala dan
dapat ibuhamil. anemia dampak buruk
mencegah pada ibu akibat anemia pada
terjadinya hamil ibu.
penyulit 3. Jelaskan kembali
pada saat hal-hal
kehamilan yang belum
dan dimengerti
persalinan
Afektif
2. K e l u a r g a Keluarga 1. Sarankan KK
dapat dapat untuk tetap
mengambil mengambil memeriksakan
keputusan yang keputusan kehamilan istrinya
tepat yang tepat dengan teratur
untuk perawatan ketempat pelayanan
kehamilan istrinya. kesehatan.
Afektif
Keluarga
3. K e l u a r g a mampu 1. Sarankan pada KK
m a m p u merawat merawat untuk member
ibu hamil dengan dan perhatian yang
anemia. memperbai lebih pada ibu.
ki kondisi 1. Anjurkan ibu
ibu hamil untuk mengurangi
dengan aktivitas
anemia yang berlebihan.
2. Anjurkan ibu
untuk makan
makanan yang sehat
dan bergizi.
3. Anjurkan ibu
untuk selalu
memeriksakan
kehamilannya dan
memeriksakan
kadar hemoglobin
darahnya
di pelayanan
kesehatan