Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KONFLIK DAN STRESS KERJA”

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Manajemen SDM lanjutan.

Dosen Pengampu : Ilham Akbar, S.E.,M.Si.

Disusun Oleh:

1. Rendi Herdiansah 20200510297


2. Reviana Nur Azzahra 20200510245
3. Restu Rahayu 20200510063
4. Rizky Tresna Maulana 20200510070
5. Salsabila Fadhilah 20200510247
6. Satrio Pratama 20200510105

Kelas: Manajemen D

Kelompok 5

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS KUNINGAN

2020/2021
1. KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah membagikan rahmat serta hidayah- Nya
sehingga kita bisa menuntaskan tugas makalah yang bertajuk “Konflik dan Stress kerja” ini
tepat pada waktunya.

Ada pula tujuan dari penyusunan dari makalah ini merupakan buat penuhi tugas dari
Dosen Pengampu Ilham Akbar, S.E.,M.Si. pada Mata Kuliah Managemen SDM lanjutan.
Tidak hanya itu, makalah ini pula bertujuan buat menaikkan pengetahuan untuk para
pembaca serta pula untuk penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu bapak Ilham Akbar,
S.E.,M.Si. yang sudah membagikan tugas ini sehingga bisa menaikkan pengetahuan serta
pengetahuan lebih luas. Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna.

Kuningan, Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar belakang..............................................................................................................


1.2 Rumusan Maslah..........................................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................

2.1 Konflik...........................................................................................................................
2.1.1 Pengertian Konflik...............................................................................................
2.1.2 Ciri – Ciri Konflik...............................................................................................
2.1.3 Dampak Konflik..................................................................................................
2.1.4 Tingkatan Konflik ..............................................................................................
2.1.5 Faktor - faktor Konflik........................................................................................
2.1.6 Penyelesaian Konflik...........................................................................................
2.2 Stress kerja.....................................................................................................................
2.2.2 Pengertian Stress.................................................................................................
2.2.2 Jenis – jenis Stress ..............................................................................................
2.2.3 Faktor – faktor Penyebab Stress Kerja................................................................
2.2.4 Dampak Bagi stress.............................................................................................
2.2.5 Cara mengatasi stress...........................................................................................
BAB PENUTUP.................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan penting
dalam aktivitas atau kegiatan perusahaan. Dengan semakin berkembangnya peran
sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan, maka akan menghasilkan sebuah
organisasi yang berkompeten dalam tim bekerja. Untuk mencapai kesuksesan suatu
organisasi atau perusahaan memiliki persyaratan normal yang akan menciptakan kriteria,
metode, proses yang seragam tanpa perbedaan antara karyawan. Kinerja mengacu pada
prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan
perusahaan.
Aktivitas dunia kerja yang selalu dipenuhi dengan berbagai tugas dan kegiatan yang
padat, kadang akan memberikan aura negatif terhadap emosional karyawan dan berbagai
masalah yang muncul dalam suatu perusahaan, salah satunya yaitu stres kerja. Stres kerja
merupakan masalah yang perlu diatasi karena dapat mengganggu proses kerja karyawan.
Stres merupakan kondisi ketidakseimbangan antara keinginan dan dan kemampuan
memenuhi keinginannya sehingga menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya.
Stres sebagai suatu kondisi dinamis dimana suatu individu dihadapkan pada
kesempatan, hambatan, keinginan dan hasil yang diperoleh sangat penting akan tetapi
tidak dapat dipastikan pemenuhannya.
Stres yang berkepanjangan tanpa ada solusi dari pemegang kebijakan dalam
perusahaan akan menimbulkan konflik. Konflik yang terjadi akan membawa sebuah
kondisi yang kurang menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan. Konflik kerja
yang tidak tepat dan bijaksana dapat berimbas pada suasana kerja yang tidak nyaman.
Hal tersebut tidak berhenti pada situasi itu saja melainkan dapat menyebar dan
menimbulkan masalah lain.

1.2  Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Konflik?
2. Apa Ciri – Ciri Konflik?
3. Apa dampak Konflik?
4. Bagaimana Tingkatan Konflik?
5. Apa saja faktor faktor terjadinya konflik?
6. Bagaimana Penyelesaian Konflik?
7. Apa pengertian Stress?
8. Apa Jenis – jenis Stress?
9. Apa faktor – faktor Penyebab Stress Kerja?
10. Bagaimana dampak Bagi stress?
11. Bagaimana cara mengatasi stress?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Konflik.
2. Untuk mengetahui Ciri – Ciri Konflik
3.  Untuk mengetahui dampak Konflik.
4. Untuk mengetahui Tingkatan Konflik Konflik.
5. Untuk mengetahui faktor faktor terjadinya Konflik.
6. Untuk mengetahui penyelesaian Konflik.
7. Untuk mengetahui pengertian Stress.
8. Untuk mengetahui Jenis – jenis Stress.
9. Untuk mengetahui faktor – faktor Penyebab Stress Kerja.
10. Untuk mengetahui  dampak Bagi stress.
11. Untuk mengetahui cara mengatasi stress.
1.3 Tujuan
Mengetahui arti konflik dan stress dalam organisasi, sehingga dapat menjadikan sebuah
motivasi dalam organisasi guna memberikan dampak positif bagi kehidupan sehari – hari.
Diharapkan dengan makalah ini dapat memberikan ilmu baru bagi pembaca sehingga
dapat pengetahuan untuk sehari – hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konflik
2.1.1 Pengertian Konflik
Setiap manusia akan selalu memiliki persepsi ketidaksetaraan atau perbedaan sudut
pandang terhadap sesuatu, sehingga perbedaan ini dapat menimbulkan konflik
(Suryani, et al, 2014). Konflik kerja dapat timbul baik pada organisasi kecil maupun
besar. Konflik kerja biasanya terjadi sebagai hasil adanya masalah - masalah yang ada
dalam lingkungan pekerjaan seperti masalah komunikasi, hubungan pribadi, ataupun
struktur organisasi.
Sedarmayanti (2000) memberikan difinisi konflik sebagai perjuangan antara
kebutuhan, keinginan, gagasan, kepentingan ataupun pihak yang saling bertentangan,
sebagai akibat dari adanya perbedaan sasaran(goals); nilai(values); pikiran(cognition);
perasaan(affect); dan perilaku(behavior). Disini konflik yang terjadi dalam organisasi
merupakan sebuah proses interaksi antar anggota yang ada di dalam organisasi yang
lebih bersifat pertentangan karena suatu perbedaan atau ketidak sepakatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa munculnya konflik dalam organisasi
dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau
kelompok dalam organisasi yang timbul karena adanya kenyataan pertentangan atau
ketidaksamaan tujuan, tuntutan, keinginan, atau kebutuhan diantara mereka. Sehingga
dalam sebuah organisasi, konflik dapat terjadi karena adanya tujuan yang tidak sesuai,
gangguan pada lingkungan kerja, ketidaksamaan persepsi dan perbedaan pandangan
atas tujuan bersama. Jadi intinya bahwa konflik muncul dari adanya ketidaksetujuan
atas tujuan yang ingin dicapai atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Pada intinya konflik kerja merupakan sebuah interaksi akibat pertentangan yang
terjadi antara dua atau lebih pihak dalam lingkungan pekerjaan akibat perbedaan antara
apa yang diharapkan oleh seseorang dengan kenyataan yang dihadapi. Oleh karenanya
agar konflik dapat dikelola dengan benar seharusnya orang-orang yang terlibat dalam
organisasi mengetahui penyebab dari terjadinya konflik.
2.1.2 Ciri – Ciri Konflik
Ciri-ciri konflik kerja Menurut Wijono (1993) Ciri-ciri Konflik adalah :

a. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang


terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
b. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun
kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya
nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
c. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai dengan gejala-gejala perilaku yang
direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak
lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab,
pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi dan
kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah, bonus, atau
pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri, kasih,
penghargaan dan aktualisasi diri.
d. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan
yang berlarut-larut.
e. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait
dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan,
harga diri, prestise dan sebagainya.

2.1.3 Dampak Konflik


Adanya sebuah konflik yamg timbul dalam perkembangan organisasi, pasti
memberikan sebuah dampak bagi kelangsungan organisisasi teresebut. Lingkup konflik
tersebut dapat memberikan dampak terhadap individu maupun dampak terhadap
organisasi tersebut. Terdapat dua dampak yang di akibatkan dengan adanya konflik,
yaitu dampak negatif dan dampak positif. Berikut adalah pendapat ahli Robert J.
Edelmann terhadap dampak negatif dan dampak positif konflik.
Efek Negatif dari konflik bisa berlingkup baik pada level individu ataupun
organisasi. Pada level organisasi, konflik merusak kinerja organisasi sekaligus unit-unit
yang ada di dalamnya. Pada level individu, konflik merusak dalam bentuk tertekannya
pekerja (job stress). Berikut adalah rincian efek negatif konflik organisasi :
 Reaksi umum atas konflik seperti ketidakmampuan konsentrasi dan berpikir
secara jelas, dengan peningkatan gangguan dan kemampuan untuk santai.
 Lingkaran setan konflik berujung pada stress, yang kemudian mendorong
terbitnya sinisme baik terhadap klien ataupun kolega kerja. Ini juga berdampak
pada eskalasi konflik.
Efek Positif. Konflik juga punya efek positif di tataran individu. Bahkan, konflik
sesungguhnya lebih banyak efek positif tinimbang negatif. Rincian efek positif konflik
bisa kami ceritakan sebagai berikut ini:
 Memperkuat hubungan. Dua orang yang mampu mengenali perbedaan akibat
konflik, kenapa perbedaan muncul, dapat melakukan diskusi guna
menyelesaikannya sehingga satu sama lain dapat mengenal lebih dalam.
 Meningkatnya kepercayaan. Jika dua orang bisa menyelesaikan konflik, mereka
akan lebih mempercayai masing-masing pihak di masa datang dengan
mengetahui bahwa perbedaan di antara mereka bisa diselesaikan.
 Peningkatan harga diri. Hasil produktif dari konflik adalah peningkatan harga diri
dari tiap pihak yang bertikai.
 Penguatan kreativitas dan produktivitas. Konflik jika dimanajemen secara baik
merupakan kondisi yang memungkinkan kreativitas dan diskusi antar orang
dengan kepentingan berbeda, dan ujungnya peningkatan produktivitas.
 Kepuasan kerja. Orang butuh sejumlah perangsang dan menggunakan
pengalaman dalam hal penaikan dan penurunan ketegangan, dalam rangka meraih
kepuasan kerja.

2.1.4 Tingkatan Konflik


Dalam konflik ada 5 macam tingkatan konflik, yaitu :

1) Konflik Antarpribadi

Konflik antarpribadi ini penting karena konflik semacam ini akan melibatkan
beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan
memenuhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antarpribadi terjadi
jika dua orang atau lebih berinteraksi satu sama lain dalam melaksanakan pekerjaan.
Konflik tujuan terdapat bagi seorang individu, apabila perilaku individu tersebut
akan menyebabkan timbulnya hasil-hasil yang bersifat eksklusif satu sama lain;
Memiliki elemen-elemen yang tidak sesuai satu sama lain (yang menunjukkan hasil-
hasil positif dan negatif).

2) Konflik Antar Perorangan; Konflik antar perorangan meliputi 2 pihak.

Salah satu sifat dari konflik antar perorangan adalah perlu diperhatikannya hasil-
hasil bersama kedua belah pihak maupun hasil- hasil individual masing-masing
pihak yang terlibat dalam konflik yang bersangkutan.

3) Konflik Intra Kelompok

Konflik intra kelompok dianggap sebagai sesuatu hal yang melebihi jumlah
dari konflik intrapersonal dan interpersonal. Konflik didalam sebuah kelompok
tertentu dapat melibatkan kelompok tersebut secara keseluruhan, maupun para
anggota individunya.

4) Konflik Inter Kelompok

Konflik inter kelompok menunjukkan bahwa persaingan inter kelompok dapat


merangsang kelompok-kelompok lain untuk menunjukkan performa lebih baik.

5) Konflik Intra Keorganisasian

Konflik organisasi ini sebenarnya adalah konflik antarpribadi dan konflik dalam
pribadi yang mengambil tempat dalam suatu organisasi tertentu. Secara konsepsial,
ada empat sumber dari konflik organisasi itu, yakni: Suatu situasi yang tidak
menunjukkan keseimbangan tujuan- tujuan yang ingin dicapai, Terdapatnya sarana-
sarana yang tidak seimbang, atau timbulnya proses alokasi sumber-sumber yang
tidak seimbang, Terdapatnya suatu persoalan status yang tidak selaras, Timbulnya
persepsi yang berbeda.

Konflik dalam suatu organisasi seharusnya dapat digunakan untuk mencapai suatu
tujuan yang sehat. Dengan kata lain, timbulnya konflik dalam organisasi haruslah
dipandang sebagai suatu gejala organisasi yang sehat. Dengan demikian, setiap
konflik yang timbul akan dapat diatasi dengan semangat kerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. (Winardi, 2004).
2.2.5 Faktor-faktor Penyebab Konflik

Faktor penyebab konflik dapat dikelompokkan dalam tiga kategori (Winardi, 2004),
yaitu :

1. Karakteristik Individual

Berikut ini merupakan perbedaan individual antar orang-orang yang mungkin


dapat melibatkan seseorang dalam konflik; Nilai, Sikap, dan Kepercayaan Nilai-nilai
yang dipegang dapat menciptakan ketegangan-ketegangan diantara individual dan
group dalam suatu organisasi; Kebutuhan dan Kepribadian. Konflik muncul karena
adanya perbedaan yang sangat besar antara kebutuhan dan kepribadian setiap orang,
yang bahkan dapat berlanjut kepada perseteruan antar pribadi; Perbedaan Persepsi.
Persepsi dan penilaian dapat menjadi penyebab terjadinya konflik. Konflik juga
dapat timbul jika orang memiliki persepsi yang salah, misalnya dengan menstereotype
orang lain atau mengajukan tuduhan fundamental yang salah. Perbedaan perstual sering
di dalam situasi yang samar. Kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai suatu
situasi mendorong persepsi untuk mengambil alih dalam memberikan penilaian
terhadap situasi tersebut.

2. Faktor Situasi

Kondisi umum yang memungkinkan memicu konflik pada suatu organisasi


diantaranya: Kesempatan dan Kebutuhan berinteraksi . Kemungkinan terjadinya konflik
akan sangat kecil jika orang-orang terpisah secara fisik dan jarang berinteraksi. Sejalan
dengan meningkatnya assosiasi di antara pihak- pihak yang terlibat, semakin mengikat
pula terjadinya konflik. Dalam bentuk interaksi yang aktif dan kompleks seperti
pengambilan keputusan bersama, potensi terjadinya koflik bahkan semakin meningkat,
Kebutuhan untuk Berkonsensus. Komunikasi sebagai media interaksi diantara
orang-orang dapat dengan mudah menjadi basis terjadinya konflik. Bisa dikatakan
komunikasi bagai pedang bermata dua: tidak adanya komunikasi dapat menyebabkan
terjadinya konflik, tetapi disisi lain, komunikasi yang terjadi itu sendiri dapat
menjadi potensi terjadinya konflik. Sebagai contoh, informasi yang diterima mengenai
pihak lain akan menyebabkan orang dapat mengindentifikasi situasi perbedaan dalam
hal nilai dan kebutuhan. Hal ini dapat memulai konflik, sebenarnya dapat dihindari
dengan komunikasi yang lebih sedikit.

3. Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi.

Koordinasi kerja yang tidak dilakukan, Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas;


Tugas yang tidak jelas (tidak ada deskripsi jabatan), Perbedaan dalam otorisasi
pekerjaan; Perbedaan dalam memahami tujuan organisasi.

2.2.6 Penyelesaian Konflik


Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam
konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam
mengatasi kesulitan:

1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang teridentifikasi dan bagaimana
keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan
dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah
padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa,
apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan
perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
3. Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-
orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat
diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang
tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Namun hati-hati, jangan
biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah pada kelompok
tertentu.
5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika
penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah
sebelumnya dan cobalah lagikonflik

Anda mungkin juga menyukai