Dosen Pengampu :
Ayu Febriyatna, S.ST.,M.Gizi
Disusun Oleh :
Nama : Afkarina
Golongan :C
NIM : G42201421
Nama Ny. J
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 58 tahun 7 bulan
Diagnosis Medis Bedah Batu Ginjal (nefrolitiasis)
Tanggal masuk RS 15 Februari 2020
Tanggal pengkajian gizi awal 18 Februari 2020
Ruang kelas dan perawatan Bugenvil 204/II
Nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang,
Keluhan pasien saat kunjungan
sulit buang air kecil, dada terasa sesak
Riwayat penyakit dahulu Tidak ada riwayat penyakit terdahulu
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan Petani
Agama Islam
Suku Jawa
Keseharian Ny. J adalah sebagai petani, dan selalu mengangkat beban berat. Ny. J adalah
seorang perokok sejak 20 tahun yang lalu dan mampu menghabiskan 5 batang rokok sehari.
Ny. J didiagnosis mengalami batu ginjal dan dilakukan jadwal pembedahan sehari setelah
masuk rumah sakit. Keluhan Ny. J sudah dirasakan kurang lebih 6 bulan sebelum
pembedahan tetapi Ny. J tidak segera memeriksakan ke dokter.
Data Antropometri
Pengukuran Hasil
Berat badan 41,2 kg
Tinggi badan 150 cm
Ulna 22 cm
Data Biokimia
Pengukuran Hasil
Keadaan Umum Lemas, pucat
Kesadaran Umum Composmentis
Tekanan Darah 120/80 mmHg
Respirasi 22x/menit
Nadi 80x/menit
Suhu 36,1oC
Riwayat gizi dahulu meliputi kebiasaan dan pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit
(SMRS) yang didapat dari hasil wawancara dengan pasien. Pada kasus ini, pola makan pasien
3 kali sehari, dengan makanan pokok nasi dan kentang bergantian setiap hari dan jarang
mengonsumsi selingan. Pasien mengkonsumsi lauk hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk
nabati 3 – 4 kali seminggu, mengkonsumsi sayur setiap hari, pasien jarang konsumsi buah.
Jarang konsumsi air putih, dan pasien suka mengkonsumsi kopi 5 – 7 kali sehari.
B. Riwayat Penyakit
Kesimpulan :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang, sulit
buang air kecil, dada terasa sesak. Pasien didiagnosa Batu Ginjal (nefrolitiasis) dan harus
menjalani pembedahan.
C. Riwayat Gizi
Alergi/pantangan makan -
Diet yang pernah dijalani -
Kebiasaan makan Pola makan pasien 3 kali sehari, dengan makanan
pokok nasi dan kentang bergantian setiap hari dan
jarang mengonsumsi selingan. Pasien mengkonsumsi
lauk hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk nabati 3
– 4 kali seminggu, mengkonsumsi sayur setiap hari,
pasien jarang konsumsi buah. Jarang konsumsi air
putih, dan pasien suka mengkonsumsi kopi 5 – 7 kali
sehari.
Makanan yang disukai -
Suplemen gizi -
Cara pengolahan makanan -
Mual :-
Muntah :-
Nyeri perut :-
Anoreksia :-
Diare :-
Gangguan fungsi gastrointestinal
Konstipasi :-
Perubahan Pengecapan/penciuman :-
Gangguan Mengunyah :-
Gangguan Menelan :-
Lain-lain :-
Perubahan berat badan -
Kesimpulan : Pola makan pasien tidak sesuai gizi seimbang. Konsumsi protein nabati, buah,
dan kurang minum air putih. Pasien tidak mempunyai gangguan pada gastrointestinal.
Data Antropometri
BB(kg )
IMT :
TB x TB(m)
41,2
:
1,50 x 1,50
41,2
:
2,25
: 18,31 kg/m2 (Underweight)
Kategori IMT dewasa menurut kemenkes 2019:
1. Kurus tingkat berat : <17,0
2. Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,4
3. Normal : 18,5 – 24,9
4. Gemuk tingkat ringan : 25,0 – 27,0
5. Gemuk tingkat berat : >27,0
: 91,55 % (Normal)
Ketentuan BBR:
Berat badan normal ---> 90% - 100%
Overweight ---> 110% - 120%
Obesitas ---> > 120%
Sumber: standar BBR menurut Azura 2019
Kesimpulan :
Berdasarkan data pemeriksaan antropometri , hasil perhitungan IMT pasien berada di bawah
nilai normal (kategori normal 18,5 - 24,9 kg/m2) yaitu 18,31 kg/m 2 maka status gizi pasien
dikategorikan underweight. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan %BBR berada diatas
nilai normal (kategori normal 90-110%) yaitu 96,94 % maka berat badan pasien kategori
normal.
Data Biokimia
Kesimpulan :
Dari data hasil pemeriksaan biokimia nilai hemoglobin dan hematokrit lebih rendah dari nilai
normal hal ini menunjukkan kondisi anemia yang berkaitan dengan penyakit batu ginjal.
Kesimpulan :
Kesimpulan : Dari data hasil fisik klinis, RR pasien tidak normal dan tampak lemah dan pucat
berkaitan dengan hb rendah
Dietary History
Pola Makan SMRS Pola makan pasien 3 kali sehari, dengan makanan pokok
nasi dan kentang bergantian setiap hari dan jarang
mengonsumsi selingan. Pasien mengkonsumsi lauk
hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk nabati 3 – 4 kali
seminggu, mengkonsumsi sayur setiap hari, pasien jarang
konsumsi buah. Jarang konsumsi air putih, dan pasien
suka mengkonsumsi kopi 5 – 7 kali sehari.
Recall 1x24 jam MRS Energi: 1000 kkal
Karbohidrat: 179 g
Lemak: 12 g
Protein: 44,5 g
Kesimpulan :
Berdasarkan pola makan pasien, pasien jarang mengkonsumsi buah dan air putih. Pasien suka
mengkonsumsi kopi sebanyak 5 -7 kali sehari. Sedangkan berdasarkan hasil recall, asupan
makan pasien kurang memenuhi kebutuhan. Hal ini ditandai dengan persentase konsumsi
pasien yaitu asupan energi sebanyak 74,07% (defisit sedang), asupan protein 98,89%
(normal), asupan lemak 30% (defisit berat), dan asupan karbohidrat 88,39% (defisit ringan).
Dicantumkan kategorinya
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Assessment
Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring & Evaluasi
Data Dasar Identifikasi Masalah
A. Antropometri
AD-1. 1.5 AD-1. 1.5 NC-3.1 ND-1.2.2 AD- 1.1.5
IMT : 18,31 kg/m2 Berdasarkan hasil Underweight berkaitan Pemberian diet Pasca Pasien mencapai status
perhitungan IMT pada dengan asupan makan Bedah I, sesuai dengan gizi normal dengan IMT
pasien yaitu 18,31 kg/m2 yang salah ditandai kebutuhan pasien untuk yang awalnya 18,31
lebih rendah dari nilai dengan IMT pasien 18,31 mencapai status gizi kg/m2 menjadi 18,5- 24,9
normal yaitu 18,5 - 24,9 kg/m2 (underweight) normal kg/m2. Akan dipantau
kg/m2 tergolong selama 3 hari sekali
underweight E-1.1
Pemberian edukasi kepada
pasien terkait berat badan
ideal, status gizi pasien
berdasarkan IMT,
pencapaian BBI dan
kondisi kekurangan berat
badan tingkat ringan yang
dialami pasien dan asupan
makan yang tidak adequat
C-2
Memberikan motivasi
terkait kepatuhan terhadap
diet yang di berikan agar
mencapai berat badan
normal
B. Biokimia
BD-1.10.1 BD-1.10.1 NC-2.2 ND-3.2.3 BD-1.10.1
Hemoglobin 9,9 g/dL Nilai hemoglobin pasien Perubahan nilai Pasien diberikan suplemen Kadar hemoglobin pasien
9,9 g/dL lebih rendah dari labolatorium zat gizi Fe untuk meningkatkan menjadi normal yaitu, 12-
nilai normal yaitu 12-14 spesifik hemoglobin dan kadar hemoglonim 14 g/dl. Akan diukur pada
mg/dL. hematokrit berkaitan sehingga dapat mengatasi pemeriksaan biokimia
BD-1.10.2 BD-1.10.2 dengan penyakit yang anemia berikutnya.
Hematokrit 31,1% Nilai hematokrit pasien diderita pasien yaitu batu ND-1.5.3
31,1% lebih rendah dari ginjal ditandai dengan Pasien diberikan diet BD-1.10.2
nilai normal yaitu 40-48% nilai hemoglobin lebih modifikasi asupan Kadar hematokrit pasien
rendah dari nilai normal makanan tinggi zat besi menjadi normal yaitu, 40-
yaitu 9,9 g/dL dan 48%. Akan diukur pada
hematokrit lebih rendah pemeriksaan biokimia
dari nilai normal yaitu E-1.1 berikutnya
31,1% dan pasien tampak Memberikan edukasi
lemas dan pucat kepada pasien dan
keluarga terkait batu
ginjal dan prinsip diet
mengenai makanan yang
dianjurkan, dibatasi dan
tidak dianjurkan.
C-2.1
Pasien diberikan
konseling terkait terapi
diet yang diberikan dan
memberi motivasi supaya
pasien patuh terhadap
dietnya.
RC-1.4
Menangani pasien
bersama dengan tenaga
kesehatan lain seperti
dokter, perawat dan
C. Fisik Klinis perekam medik.
PD-1.1.1
Kondisi badan pasien
lemas, tergolong dalam
kondisi abnormal
Lemas, Pucat - - -
PD-1.1.8
Pasien tampak pucat,
tergolong dalam kondisi
abnormal
D. Dietary History
Pola makan pasien 3 kai FH-1.2.1.1 NI-3.1 ND-1.2.7 FH-1.2.2.5
sehari, dengan makanan Pasien jarang Asupan cairan tidak Memberikan diet Pasien diharapkan mampu
pokok nasi dan kentang mengkonsumsi air putih adekuat berkaitan dengan modifikasi cairan kepada menerapkan pola makanan
bergantian setiap hari dan kondisi batu ginjal pasien pasien. sehat dan bervariasi, akan
jarang mengonsumsi FH-1.2.2.1 ditandai dengan dipantau pada
selingan. Pasien Asupan makan dan cairan kurangnya konsumsi air E-1.1 pemeriksaan berikutnya,
mengkonsumsi lauk yang dikonsumsi pasien putih. Memberikan edukasi dengan menggunakan
hewani setiap hari, tidak mencukupi kebalik tentang gizi seimbang dan metode food recall 1x24
mengkonsumsi lauk nabati kebutuhan per hari pola makan yang sehat jam.
3 – 4 kali seminggu, dan bervariasi.
NB-1.1
FH-1.2.2.2 Pemilihan makanan yang C-1.1
Riwayat makan pasien salah berkaitan dengan Memberikan konseling
hanya mengkonsumsi kurangnya pengetahuan gizi kepada pasien
nasi, sayur, dan lauk saja , gizi pasien ditandai mengenai konsumsi
mengkonsumsi sayur
dimana tandanya pasien dengan pasien jarang makanan gizi seimbang.
setiap hari, pasien jarang
kurang mengkonsumsi mengonsumsi buah,
konsumsi buah. Jarang
buah. jarang mengkonsumsi air C-2.1
konsumsi air putih, dan
putih dan paisen suka Pengadaan konseling dan
pasien suka
mengkonsumsi kopi 5-7 pemberian motivasi
mengkonsumsi kopi 5 – 7
kali dalam sehari. kepada pasien agar mau
kali sehari.
menerapkan diet yang
diberikan dan merubah
pola makan untuk
mengkonsumsi makanan
yang sehat .
Recall 1 x 24 jam MRS FH-1.1.1.1 NI-2.1 ND-1.2.2 FH-1.1.1.1
E = 74,07% defisit sedang Total Intake Energi Kurangnya intake Pemberian diet modifikasi Pemantauan asupan zat
P = 98,89% normal Asupan energy pasien makanan dan minuman tekstur untuk pasien gizi energi pada pasien
L = 30% defisit berat kurang, hanya memenuhi oral berkaitan dengan bentuk maknana cair melalui asupan makan
Kh = 88,39% defisit 74,07% kebutuhan kondisi batu ginjal jernih yang dilakukan setiap hari
ringan ditandai dengan asupan
energy, protein, lemak,
FH-1.5.1.1 dan karbohidrat lebih ND-1.2.2 FH-1.5.1.1
Total Intake Lemak rendah dari kebutuhan gizi Modifikasi diet energi Pemantauan asupan zat
Asupan lemak pasien pasien. untuk pemenuhan asupan gizi lemak pada pasien
kurang, hanya memenuhi gizi melalui asupan makan
30% kebutuhan NI-5.1 yang dilakukan setiap hari
Peningkatan kebutuhan ND-1.2.5
FH-1.5.3.1 gizi berkaitan dengan Modifikasi diet lemak FH-1.5.3.1
Total Intake Karbohidrat penyembuhan luka pasien untuk pemenuhan asupan Pemantauan asupan zat
Asupan karbohidrat pasien pasca bedah ditandai gizi gizi karbohidrat pada
kurang, hanya memenuhi dengan penmabahan pasien melalui asupan
88,39% kebutuhan kebutuhan asupan energy, ND-1.2.4 makan yang dilakukan
lemak, dan karbohidrat Modifikasi diet Kh untuk setiap hari
lebih rendah dari pemenuhan asupan gizi
kebutuhan
E-1.4
Pemberian edukasi kepada
pasien dan keluarga,
terkait pentingnya
mengkonsumsi asupan
gizi seimbang
PRESKRIPSI DIET
8x makan per hari (6 jam makan cair jernih sisanya saring, kalau sisa energi banyak
pake 3x makanan saring)
100% : 8 kali makan = 12,5%
1. Energi = 12,5% x 1.350 kkal
= 168,75 kkal
= 185,63 – 151,87 (maks-min)
2. Protein = 12,5% x 45 gram
= 5,63 gram
= 6,19 – 5,07 ( maks-min )
3. Lemak = 12,5% x 40 gram
= 5 gram
= 5,5 – 4,5 ( maks-min)
4. Karbohidrat = 12,5% x 202,5 gram
= 25,31 gram
= 27,84 – 22,77 ( maks-min)
PERENCANAAN MENU DALAM SEHARI
1 ptg
Apel 30 gram 17.4 0.09 4.47 0.12
kecil
Pukul 08.00 Sari apel
WIB susu
Susu 2 sdm 10 gram 6 0.3 0.5 0.3
Kacang
3 sdm 50 gram 143 15.1 15.05 7.8
Pukul 12.00 Sari Kacang Kedelai
WIB Kedelai
Gula Pasir 1 sdm 10 gram 39,4 0 0 9,4
Pukul 14.00
Teh manis The Kering 1 sdm 10 gram 30 2.83 5.36 0.48
WIB
Pukul 18.00 Kaldu sapi wortel 2 ptg kcl 20 gram 7.2 0.2 1.58 0.12
Bawang
¼ bh 5 2.15 0.07 0.52 0.01
bombay
(KONSELING)
I. Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak
zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukannya batu pada kandung kemih
mummi. Batu saluran kemih dapat ditemukan sepanjang saluran kemih mulai dari
sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin
terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang
terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada
batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam
vertikel uretra. Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan
perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di
negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan
ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktifitas sehari-hari.
Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12% penduduk menderita
batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga
berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik).
II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien dapat mengerti dan memahami
tentang batu ginjal
V. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
VI. Media
a. Leaflet