Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ASUHAN GIZI DAN DIETETIK PASCA BEDAH

“PERENCANAAN ASUHAN GIZI DAN DIETETIK PADA PASIEN BEDAH BATU


GINJAL (NEFROLITIASIS)”

Dosen Pengampu :
Ayu Febriyatna, S.ST.,M.Gizi

Disusun Oleh :
Nama : Afkarina
Golongan :C
NIM : G42201421

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI GIZI KLINIK
TAHUN 2023
STUDI KASUS

Nama Ny. J
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 58 tahun 7 bulan
Diagnosis Medis Bedah Batu Ginjal (nefrolitiasis)
Tanggal masuk RS 15 Februari 2020
Tanggal pengkajian gizi awal 18 Februari 2020
Ruang kelas dan perawatan Bugenvil 204/II
Nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang,
Keluhan pasien saat kunjungan
sulit buang air kecil, dada terasa sesak
Riwayat penyakit dahulu Tidak ada riwayat penyakit terdahulu
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan Petani
Agama Islam
Suku Jawa

Keseharian Ny. J adalah sebagai petani, dan selalu mengangkat beban berat. Ny. J adalah
seorang perokok sejak 20 tahun yang lalu dan mampu menghabiskan 5 batang rokok sehari.
Ny. J didiagnosis mengalami batu ginjal dan dilakukan jadwal pembedahan sehari setelah
masuk rumah sakit. Keluhan Ny. J sudah dirasakan kurang lebih 6 bulan sebelum
pembedahan tetapi Ny. J tidak segera memeriksakan ke dokter.

Data Antropometri

Pengukuran Hasil
Berat badan 41,2 kg
Tinggi badan 150 cm
Ulna 22 cm

Data Biokimia

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 9,9 g/dL 12 – 14 mg/dl
Leukosit 9500/µL 4000 – 10.000/µL
GDS 115 mg/dL 70 – 200 mg/dL
Trombosit 390.000/µL 140.000 – 400.000/µL
Hematokrit 31,1% 40 – 48%
Ureum 28 mg/dL 10 – 50 mg/dL
Kreatinin 1,5 mg/dL 0,5 – 1,5 mg/dL
Albumin 3,8 mg/dL 3,5 – 4,5 mg/dL

Data Fisik Klinis

Pengukuran Hasil
Keadaan Umum Lemas, pucat
Kesadaran Umum Composmentis
Tekanan Darah 120/80 mmHg
Respirasi 22x/menit
Nadi 80x/menit
Suhu 36,1oC

Riwayat Gizi Dahulu

Riwayat gizi dahulu meliputi kebiasaan dan pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit
(SMRS) yang didapat dari hasil wawancara dengan pasien. Pada kasus ini, pola makan pasien
3 kali sehari, dengan makanan pokok nasi dan kentang bergantian setiap hari dan jarang
mengonsumsi selingan. Pasien mengkonsumsi lauk hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk
nabati 3 – 4 kali seminggu, mengkonsumsi sayur setiap hari, pasien jarang konsumsi buah.
Jarang konsumsi air putih, dan pasien suka mengkonsumsi kopi 5 – 7 kali sehari.

Riwayat Gizi saat di RS


Selain data riwayat gizi dahulu, diperlukan juga data riwayat gizi saat ini untuk mengetahui
pola dan asupan responden saat dirawat di rumah sakit. Berikut hasil recall makan pasien saat
berada di Rumah Sakit.

Zat Gizi Asupan


Energi (kkal) 1000
Protein (gram) 44,5
Lemak (gram) 12
Karbohidrat (gram) 179
HASIL ANALISIS
A. Identitas Pasien

Nama : Ny. J Ruangan : Bugenvil 204/II


Umur : 58 tahun 7 bulan Tanggal MRS : 15 Februari 2020
Tanggal pengkajian gizi awal : 18 Februari
Jenis Kelamin : Perempuan
2020
Diagnosa Medis : Bedah Batu Ginjal
Agama : Islam
(nefrolitiasis)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Jawa
dan Petani
Pendidikan :- Alamat :-
Obat-obatan :-

B. Riwayat Penyakit

Nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang, sulit


Keluhan Utama
buang air kecil, dada terasa sesak
Riwayat Penyakit Dahulu -
Riwayat Penyakit Keluarga -
Riwayat Penyakit Sekarang Bedah Batu Ginjal (nefrolitiasis)

Kesimpulan :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang, sulit
buang air kecil, dada terasa sesak. Pasien didiagnosa Batu Ginjal (nefrolitiasis) dan harus
menjalani pembedahan.

C. Riwayat Gizi

Alergi/pantangan makan -
Diet yang pernah dijalani -
Kebiasaan makan Pola makan pasien 3 kali sehari, dengan makanan
pokok nasi dan kentang bergantian setiap hari dan
jarang mengonsumsi selingan. Pasien mengkonsumsi
lauk hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk nabati 3
– 4 kali seminggu, mengkonsumsi sayur setiap hari,
pasien jarang konsumsi buah. Jarang konsumsi air
putih, dan pasien suka mengkonsumsi kopi 5 – 7 kali
sehari.
Makanan yang disukai -
Suplemen gizi -
Cara pengolahan makanan -
Mual :-
Muntah :-
Nyeri perut :-
Anoreksia :-
Diare :-
Gangguan fungsi gastrointestinal
Konstipasi :-
Perubahan Pengecapan/penciuman :-
Gangguan Mengunyah :-
Gangguan Menelan :-
Lain-lain :-
Perubahan berat badan -

Kesimpulan : Pola makan pasien tidak sesuai gizi seimbang. Konsumsi protein nabati, buah,
dan kurang minum air putih. Pasien tidak mempunyai gangguan pada gastrointestinal.

Data Antropometri

No. Domain Data Keterangan


1. AD-1.1.1 Tinggi Badan 150 cm Tinggi badan 150 cm
2. AD-1.1.2 Berat Badan Aktual 41,2 kg Berat badan 60 kg
3. AD-1.1.2 Berat Badan Ideal 45 kg Berat badan ideal 45 kg
4. Ulna 22 cm 22 cm
5. AD-1.1.5 IMT 18,31 Kurus (Underweight)

BB(kg )
IMT :
TB x TB(m)
41,2
:
1,50 x 1,50
41,2
:
2,25
: 18,31 kg/m2 (Underweight)
Kategori IMT dewasa menurut kemenkes 2019:
1.     Kurus tingkat berat : <17,0
2.     Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,4
3.     Normal : 18,5 – 24,9
4.     Gemuk tingkat ringan : 25,0 – 27,0
5.     Gemuk tingkat berat : >27,0

BBI (kg) : ( TB - 100) – 10% (TB-100)


: (150 – 100) - 5
: 45 kg
Berat Badan Aktual
%BBR : × 100%
Berat Badan Ideal
41,2 kg
: × 100%
45 kg

: 91,55 % (Normal)
Ketentuan BBR:
 Berat badan normal ---> 90% - 100%
 Overweight ---> 110% - 120%
 Obesitas ---> > 120%
Sumber: standar BBR menurut Azura 2019

Kesimpulan :

Berdasarkan data pemeriksaan antropometri , hasil perhitungan IMT pasien berada di bawah
nilai normal (kategori normal 18,5 - 24,9 kg/m2) yaitu 18,31 kg/m 2 maka status gizi pasien
dikategorikan underweight. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan %BBR berada diatas
nilai normal (kategori normal 90-110%) yaitu 96,94 % maka berat badan pasien kategori
normal.

Data Biokimia

No. Domain Data Nilai Normal Keterangan


1. BD-1.10.1 Hemoglobin 9,9 g/dL 12-14 mg/dL Rendah
2. BD-1.10.4 Leukosit 9500/µL 4000-10.000/µL Normal
3. GDS 115 mg/dL 70-200 mg/dL Normal
140.000-
4. BD-1.10.5 Trombosit 390.000/ µL Normal
400.000/µL
5. BD-1.10.2 Hematokrit 31,1% 40-48% Rendah
6. Ureum 28 mg/dL 10-50 mg/dL Normal
7. Kreatinin 1,5 mg/dL 0.5-1.5 mg/dL Normal
8. Albumin 3,8 mg/dL 3,5-4,5 mg/dL Normal

Kesimpulan :
Dari data hasil pemeriksaan biokimia nilai hemoglobin dan hematokrit lebih rendah dari nilai
normal hal ini menunjukkan kondisi anemia yang berkaitan dengan penyakit batu ginjal.

Data Fisik Klinis

No Domain Data Nilai Normal Keterangan


1 PD-1.1.7 Kesadaran Umum Baik Baik Normal
2 PD-1.1.9 Tekanan Darah 120/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
3 PD-1.1.9 Respiratory Rate 22×/menit 12-20x/menit Abnormal
4 PD-1.1.9 Nadi 80×/menit 60-100 x/menit Normal
5 PD-1.1.9 Suhu 36,1°C 36–37°C Normal

No Domain Data Keterangan


1. PD-1.1.1 Keadaan Umum Lemas, Pucat Abnormal

Kesimpulan :
Kesimpulan : Dari data hasil fisik klinis, RR pasien tidak normal dan tampak lemah dan pucat
berkaitan dengan hb rendah

Dietary History

Pola Makan SMRS Pola makan pasien 3 kali sehari, dengan makanan pokok
nasi dan kentang bergantian setiap hari dan jarang
mengonsumsi selingan. Pasien mengkonsumsi lauk
hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk nabati 3 – 4 kali
seminggu, mengkonsumsi sayur setiap hari, pasien jarang
konsumsi buah. Jarang konsumsi air putih, dan pasien
suka mengkonsumsi kopi 5 – 7 kali sehari.
Recall 1x24 jam MRS Energi: 1000 kkal
Karbohidrat: 179 g
Lemak: 12 g
Protein: 44,5 g

Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (g) (g) (g)
Asupan MRS 1.000 44,5 12 179
Kebutuhan Zat
1.350 45 40 202,5
Gizi Individu
74,07
% Konsumsi 98,89% 30% 88,39%
%

Kesimpulan :
Berdasarkan pola makan pasien, pasien jarang mengkonsumsi buah dan air putih. Pasien suka
mengkonsumsi kopi sebanyak 5 -7 kali sehari. Sedangkan berdasarkan hasil recall, asupan
makan pasien kurang memenuhi kebutuhan. Hal ini ditandai dengan persentase konsumsi
pasien yaitu asupan energi sebanyak 74,07% (defisit sedang), asupan protein 98,89%
(normal), asupan lemak 30% (defisit berat), dan asupan karbohidrat 88,39% (defisit ringan).

Sumber: WNPG, 2012

Dicantumkan kategorinya
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Assessment
Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring & Evaluasi
Data Dasar Identifikasi Masalah
A. Antropometri
AD-1. 1.5 AD-1. 1.5 NC-3.1 ND-1.2.2 AD- 1.1.5
IMT : 18,31 kg/m2 Berdasarkan hasil Underweight berkaitan Pemberian diet Pasca Pasien mencapai status
perhitungan IMT pada dengan asupan makan Bedah I, sesuai dengan gizi normal dengan IMT
pasien yaitu 18,31 kg/m2 yang salah ditandai kebutuhan pasien untuk yang awalnya 18,31
lebih rendah dari nilai dengan IMT pasien 18,31 mencapai status gizi kg/m2 menjadi 18,5- 24,9
normal yaitu 18,5 - 24,9 kg/m2 (underweight) normal kg/m2. Akan dipantau
kg/m2 tergolong selama 3 hari sekali
underweight E-1.1
Pemberian edukasi kepada
pasien terkait berat badan
ideal, status gizi pasien
berdasarkan IMT,
pencapaian BBI dan
kondisi kekurangan berat
badan tingkat ringan yang
dialami pasien dan asupan
makan yang tidak adequat
C-2
Memberikan motivasi
terkait kepatuhan terhadap
diet yang di berikan agar
mencapai berat badan
normal

B. Biokimia
BD-1.10.1 BD-1.10.1 NC-2.2 ND-3.2.3 BD-1.10.1
Hemoglobin 9,9 g/dL Nilai hemoglobin pasien Perubahan nilai Pasien diberikan suplemen Kadar hemoglobin pasien
9,9 g/dL lebih rendah dari labolatorium zat gizi Fe untuk meningkatkan menjadi normal yaitu, 12-
nilai normal yaitu 12-14 spesifik hemoglobin dan kadar hemoglonim 14 g/dl. Akan diukur pada
mg/dL. hematokrit berkaitan sehingga dapat mengatasi pemeriksaan biokimia
BD-1.10.2 BD-1.10.2 dengan penyakit yang anemia berikutnya.
Hematokrit 31,1% Nilai hematokrit pasien diderita pasien yaitu batu ND-1.5.3
31,1% lebih rendah dari ginjal ditandai dengan Pasien diberikan diet BD-1.10.2
nilai normal yaitu 40-48% nilai hemoglobin lebih modifikasi asupan Kadar hematokrit pasien
rendah dari nilai normal makanan tinggi zat besi menjadi normal yaitu, 40-
yaitu 9,9 g/dL dan 48%. Akan diukur pada
hematokrit lebih rendah pemeriksaan biokimia
dari nilai normal yaitu E-1.1 berikutnya
31,1% dan pasien tampak Memberikan edukasi
lemas dan pucat kepada pasien dan
keluarga terkait batu
ginjal dan prinsip diet
mengenai makanan yang
dianjurkan, dibatasi dan
tidak dianjurkan.

C-2.1
Pasien diberikan
konseling terkait terapi
diet yang diberikan dan
memberi motivasi supaya
pasien patuh terhadap
dietnya.

RC-1.4
Menangani pasien
bersama dengan tenaga
kesehatan lain seperti
dokter, perawat dan
C. Fisik Klinis perekam medik.
PD-1.1.1
Kondisi badan pasien
lemas, tergolong dalam
kondisi abnormal
Lemas, Pucat - - -
PD-1.1.8
Pasien tampak pucat,
tergolong dalam kondisi
abnormal

D. Dietary History
Pola makan pasien 3 kai FH-1.2.1.1 NI-3.1 ND-1.2.7 FH-1.2.2.5
sehari, dengan makanan Pasien jarang Asupan cairan tidak Memberikan diet Pasien diharapkan mampu
pokok nasi dan kentang mengkonsumsi air putih adekuat berkaitan dengan modifikasi cairan kepada menerapkan pola makanan
bergantian setiap hari dan kondisi batu ginjal pasien pasien. sehat dan bervariasi, akan
jarang mengonsumsi FH-1.2.2.1 ditandai dengan dipantau pada
selingan. Pasien Asupan makan dan cairan kurangnya konsumsi air E-1.1 pemeriksaan berikutnya,
mengkonsumsi lauk yang dikonsumsi pasien putih. Memberikan edukasi dengan menggunakan
hewani setiap hari, tidak mencukupi kebalik tentang gizi seimbang dan metode food recall 1x24
mengkonsumsi lauk nabati kebutuhan per hari pola makan yang sehat jam.
3 – 4 kali seminggu, dan bervariasi.
NB-1.1
FH-1.2.2.2 Pemilihan makanan yang C-1.1
Riwayat makan pasien salah berkaitan dengan Memberikan konseling
hanya mengkonsumsi kurangnya pengetahuan gizi kepada pasien
nasi, sayur, dan lauk saja , gizi pasien ditandai mengenai konsumsi
mengkonsumsi sayur
dimana tandanya pasien dengan pasien jarang makanan gizi seimbang.
setiap hari, pasien jarang
kurang mengkonsumsi mengonsumsi buah,
konsumsi buah. Jarang
buah. jarang mengkonsumsi air C-2.1
konsumsi air putih, dan
putih dan paisen suka Pengadaan konseling dan
pasien suka
mengkonsumsi kopi 5-7 pemberian motivasi
mengkonsumsi kopi 5 – 7
kali dalam sehari. kepada pasien agar mau
kali sehari.
menerapkan diet yang
diberikan dan merubah
pola makan untuk
mengkonsumsi makanan
yang sehat .
Recall 1 x 24 jam MRS FH-1.1.1.1 NI-2.1 ND-1.2.2 FH-1.1.1.1
E = 74,07% defisit sedang Total Intake Energi Kurangnya intake Pemberian diet modifikasi Pemantauan asupan zat
P = 98,89% normal Asupan energy pasien makanan dan minuman tekstur untuk pasien gizi energi pada pasien
L = 30% defisit berat kurang, hanya memenuhi oral berkaitan dengan bentuk maknana cair melalui asupan makan
Kh = 88,39% defisit 74,07% kebutuhan kondisi batu ginjal jernih yang dilakukan setiap hari
ringan ditandai dengan asupan
energy, protein, lemak,
FH-1.5.1.1 dan karbohidrat lebih ND-1.2.2 FH-1.5.1.1
Total Intake Lemak rendah dari kebutuhan gizi Modifikasi diet energi Pemantauan asupan zat
Asupan lemak pasien pasien. untuk pemenuhan asupan gizi lemak pada pasien
kurang, hanya memenuhi gizi melalui asupan makan
30% kebutuhan NI-5.1 yang dilakukan setiap hari
Peningkatan kebutuhan ND-1.2.5
FH-1.5.3.1 gizi berkaitan dengan Modifikasi diet lemak FH-1.5.3.1
Total Intake Karbohidrat penyembuhan luka pasien untuk pemenuhan asupan Pemantauan asupan zat
Asupan karbohidrat pasien pasca bedah ditandai gizi gizi karbohidrat pada
kurang, hanya memenuhi dengan penmabahan pasien melalui asupan
88,39% kebutuhan kebutuhan asupan energy, ND-1.2.4 makan yang dilakukan
lemak, dan karbohidrat Modifikasi diet Kh untuk setiap hari
lebih rendah dari pemenuhan asupan gizi
kebutuhan
E-1.4
Pemberian edukasi kepada
pasien dan keluarga,
terkait pentingnya
mengkonsumsi asupan
gizi seimbang
PRESKRIPSI DIET

Jenis Diet Diet Pasca Bedah 1


Bentuk Makanan Cair jernih dan saring
Frekuensi Makanan 8-10 kali sehari
Jalur Oral
Tujuan Diet Mengupayakan agar status gizi pasien segera Kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan
daya tahan tubuh pasien dengan cara:
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan
zat gizi lain.
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Syarat Diet Pemberian makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair,
saring, lunak, dan biasa.
Pasca bedah besar atau mayor: Makanan diberikan secara hati-
hati disesuaikan dengan kemampuan pasienuntuk
menerimanya.

Kebutuhan Zat Gizi 1. Energi diberikan sebanyak 30 kkal/kg BB/hari (pasien


diberikan energi secara bertahap mulai dari 30 kkal/kg
BB).
2. Protein diberikan sebanyak 1 g/kg BB/hari (pasien
diberikan protein secara bertahap mulai dari 1 g/kg
BB/hari.
3. Lemak cukup, yaitu 20% dari kebutuhan energi total. Bagi
pasien dengan penyakit tertentu lemak diberikan sesuai
penyakitnya.
4. Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kabutuhan energi
total dari protein dan lemak untuk menghindari
hipermetabolisme Kebunshan bagi pasien dengan penyakit
tertentu, keburuhan karbohidrat diberikan sai penyakitnya.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, B, C. dan K. Jika
perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
6. Mineral cukup. Jika perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen.
7. Cairan cukup, kebutuhan cairan sebanyak 1500-2500 ml /
24 jam atau 30-35ml/kg BB.
8. Fe
KEBUTUHAN GIZI PASIEN
Data Pasien :
1. Usia : 58 tahun 7 bulan
2. Tinggi badan : 150 cm
3. Berat badan : 41,2 kg
4. BBI : 45 kg
Kebutuhan Gizi:
Energi = 30 x kgBB
= 30 x 45 (BBI)
= 1.350 kkal
 Maksimal = 1.485 kkal
 Minimal = 1.215 kkal

Protein = 1 g/kg BB/hari


= 1 x 45
= 45 g x 4 kkal = 180 kkal
 Maksimal = 45,9 gram
 Minimal = 40,5 gram

Lemak = 20% x 1.800 kkal
= 360 kkal/9 = 40 gram
 Maksimal = 44 gram
 Minimal = 36 gram

Karbohidrat = 1.350 – (180 + 360)
= 810 kkal/4
= 202,5 gram
 Maksimal = 222,75 gram
 Minimal = 182,2 gram
PERHITUNGAN MAKAN SEHARI PASIEN

Energi Protein Lemak Karbohidrat

1.350 kkal 45 gram 40 gram 202,5 gram

8x makan per hari (6 jam makan cair jernih sisanya saring, kalau sisa energi banyak
pake 3x makanan saring)
100% : 8 kali makan = 12,5%
1. Energi = 12,5% x 1.350 kkal
= 168,75 kkal
= 185,63 – 151,87 (maks-min)
2. Protein = 12,5% x 45 gram
= 5,63 gram
= 6,19 – 5,07 ( maks-min )
3. Lemak = 12,5% x 40 gram
= 5 gram
= 5,5 – 4,5 ( maks-min)
4. Karbohidrat = 12,5% x 202,5 gram
= 25,31 gram
= 27,84 – 22,77 ( maks-min)
PERENCANAAN MENU DALAM SEHARI

Jumlah Energi Protein KH Lemak


Waktu Menu Bahan
URT Gram (kkal) (gr) (gr) (gr)

Pukul 06.00 Kaldu


Daging Ayam 4 ptg kcl 80 gram 238.2 7.28 - 10
WIB Ayam

Daun Bawang 1 tangkai 10 gr 4.1 0.2 0.78 0.03

1 ptg
Apel 30 gram 17.4 0.09 4.47 0.12
kecil
Pukul 08.00 Sari apel
WIB susu
Susu 2 sdm 10 gram 6 0.3 0.5 0.3

Gula pasir 1 sdm 20 gram 39.4 - 9.4 -

Kcang Merah 5 sdm 80 gram 126.4 8.24 22.56 0.72


Pukul 10.00 Air Kacang
WIB Merah
Gula pasir 1 sdm 10 gram 39,4 0 0 9,4

Kacang
3 sdm 50 gram 143 15.1 15.05 7.8
Pukul 12.00 Sari Kacang Kedelai
WIB Kedelai
Gula Pasir 1 sdm 10 gram 39,4 0 0 9,4
Pukul 14.00
Teh manis The Kering 1 sdm 10 gram 30 2.83 5.36 0.48
WIB

Gula Pasir 1 sdm 10 gram 39,4 0 0 9,4

Jeruk manis 1 bh 100 gram 45 0.9 11.2 0.2


Pukul 16.00 Air jeruk
Gula pasir 1 sdm 10 gram 39,4 0 0 9,4

Daging sapi 5 ptg kcl 50 149 9.1 - 12.5

Pukul 18.00 Kaldu sapi wortel 2 ptg kcl 20 gram 7.2 0.2 1.58 0.12
Bawang
¼ bh 5 2.15 0.07 0.52 0.01
bombay

Kacang Hijau 2 sdm 50 gram 54.5 4.35 9.15 0.25


Air bubur
Pukul 20.00 kacang
hijau Gula merah 1 sdm 10 gram 36.8 - 9.2 -

Gula pasir 1 sdm 10 gram 39,4 0 0 9,4


Total 1270,94 18,7 28,76 185,7
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

(KONSELING)

Topik : Diet Pasca Bedah 1, Batu Ginjal


Sasaran : Pasien
Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien
Hari/Tanggal : Rabu / 23 Februari 2023
Waktu : 25 Menit

I. Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak
zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukannya batu pada kandung kemih
mummi. Batu saluran kemih dapat ditemukan sepanjang saluran kemih mulai dari
sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin
terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang
terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada
batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam
vertikel uretra. Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan
perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di
negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan
ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktifitas sehari-hari.
Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12% penduduk menderita
batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga
berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik).
II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien dapat mengerti dan memahami
tentang batu ginjal

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan mampu :
1. Mengerti tentang batu ginjal.
2. Mengerti tentang etiologi dari batu ginjal.
3. Mengerti tentang patofisiologi dari batu ginjal.
4. .Mengerti tentang manifestasi klinis batu ginjal.
5. Mengerti tentang komplikasi akibat batu ginjal.
6. Mengerti penatalaksanaan dan pencegahan batu ginjal
7. Menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh pemateri tentang batu
ginjal.

IV. Materi Penyuluhan


- Pengertian penyakit Batu Ginjal
Batu ginjal atau kalkulus adalah batu yang terdapat di saluran kemih, batu yang
sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium dan merupakan batu saluran
kemih yang paling sering terjadi. Batu saluran kemih merupakan penyakit dimana
didapatkan masa keras di sepanjang daerah saluran kemih, batu saluran kemih dapat
ditemukan pada sistem saluran kemih bagian atas dan saluran kemih bagian bawah,
yang dapat menimbulkan rasa nyeri, penyumbatan saluran kemih dan dapat
menyebabkan perdarahan.
- Penyebab Batu Ginjal
Menurut (Soenanto, 2005) penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Genetik (bawaan)
Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak
dilahirkan, meskipun kasusnya relatif sedikcit. Anak yang sejak kecil mengalami
ganggua metabolisme khususnya dibagian ginjal yaitu air seninya memiliki
kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah terbentuk batu.
Karena fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara normal maka kelancaran proses
pengeluaran air juga mudah mengalami gangguan, misalnya banyak zat kapur dalan
air kemih sehingga mudah mengendapkan batu
b. Makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal discbabkan oleh faktor makanandan
minuman Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang
berefek pada pengendapan air kemih, misalnya kalsium tinggi, seperti oksalat dan
fosfat. Kedua bahan tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga pada
makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air (khususnya
air putih) dalam jumlah yang sedikit sangat beresiko terkena penyakit batu ginjal. Ini
dikarenakan terjadi kekurangan cairan diginjal sehingga air seni menjadi pekat, lalu
mudah membentuk batu. Selain faktor makan dan minum, suplemen vitamin ikut
berperan dalam pembenrtukan batu ginjal,
misalnya kekurangan vitamin A atau terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D.
c. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko
terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi dari
pad orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolah raga.
Karena tubuh kurang bergerak (baik olahraga mupun aktifitas bekerja) menyebabkan
peredaran darah maupun aliran seni menjadi kurang lancr. Bahkan tidak hanya
penyakit ginjal yang diderita, penyakit lain bisa dengan gampang menyerang.
- Tanda dan Gejala, Batu Ginjal
Tanda atau gejala/keluhan tidak selalu ditemukan pada penderita yang mengidap btu
saluran kemih. Bila batunya masih kecil, atu besar tapi tidak berpindah, tidak
merenggang atau menyumbat permukaan saluran kemih, tidak akan timbul apapun.
Penderitanya akan hidup seperti biasa, sampai suatu saat mungkin ditemukan secara
kebetulan waktu periksa dan foto rontgen tampak da batu ginjalnya. Jika suatu saat
btu itu bergeser, menggelinding dari pialan ginjal ke bawah, timbullah gejala nyeri
hebat di daerah pinggang. Sebab saluran (ureter) yang menghubungkan piala ginjal
dan kandung kemih itu kecil sekali (lebih kecil dari kelingking tangan). Sehingga
batu akan meregangkan dindingnya, bahkan merobek, atau menyumbat lubangnya.
Inilah yang menimbulkan nyeri hebat (kolik) di pinggang. Apabila btunya berhasil
sampai di bagian bawah saluran ureter, nyerinya akan berpindah dan terasa merambat
kearah kemaluan atau daerah pangkl paha. Biasany disertai keluarnya darah bersama
air seni. Bila lukanya kecil, darah yang keluarpun sedikit dan hanya dapat dilihat
dengan mikroskop, ini dapat diketahui bila air seni dibawa ke laboratorium.
Sumbatan atau regangan batu pada saluran kemih dapat juga menimbulkan rasamual,
muntah, perut kembung. Bila batu itu menyangkut di kandung kemih, dapt timbul
nyeri daerah atas kemaluan waktu kencing, kencing tidak tuntas (kepingin kencing
lagi sehabis kencing), pancaran tidak kuat (Japaries, 1992).
- Pencegahan Batu Ginjal
Mengkonsumsi banyak air putih 8-10 gelas perhari merupakan cara sederhana
mencegah penyakit batu ginjal. Namun buat yang telah terdiagnosa menderita batu
ginjal, maka tindakan pencegahan khusus perlu dilakukan agar tidak terjadinya
pembentukan batu baru (pengulangan penyakit). Metode dan cara pencegahan
dilakukan tergantung kepada komposisi (kadar) batu yang pernah diderita
sebelumnya.
a. Jika pernah menderita batu akibat kelebihan kadar asam urat maka pencegahan
yang harus anda lakukan adalah mengurangi jenisjenis makanan yang yang banyak
mengandung purin seperti ikan sarden, jeroan, hati, otak, kerang dan makanan
lainnya karena jenis makanan ini bisa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Selain itu mengurangi pembentukan asam urat juga bisa dilakukan dengan pemberian
allopurinol karena batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, oleh
karena itu untuk menciptakan air kemih yang basa atau alkalis bisa dilakukan dengan
pemberian kalium sitrat.
b. Selanjutnya pada penderita batu kalsium, harus dilakukan pencegahan
pembentukan batu ginjal baru. Pemberian obat jenis Diuretik thiazid seperti
trichlormetazid, dianjurkan untuk melakukan diet rendah kalsium serta
mengkonsumsi natrium selulosa fosfat, dan juga berikan kalium sitrat untuk
meningkatkan kadar sitrat. Sitrat adalah zat yang berguna untuk menghambat
pembentukan batu kalsium. Kemudian pencegahan batu ginjal akibat penimbunan
kalsium juga bisa dilakukan dengan menghindari makanan yang tinggi kadar oksalat.
Oksalat adalah zat penyokong terjadinya batu kalsiun. Jenis-jenis makanan yang kaya
oksalat seperti: makanan dari coklat, bayam, pada teh, merica dan jenis kacangan
(Smeltze, dkk., 2002).
- Menjelaskan tentang diet pasca bedah 1
a.) Tujuan : Mengupayakan agar status gizi pasien segera Kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
dengan cara:
4. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
5. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
6. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
b.) Syarat : Pemberian makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak,
dan biasa.
Pasca bedah besar atau mayor: Makanan diberikan secara hati-hati disesuaikan
dengan kemampuan pasienuntuk menerimanya

c). Cara memberikan makanan:


Selama 6 jam sesudah pembedahan, makanan yang diberikan berupa air putih, teh
manis atau cairan lain seperti makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam
waktu sesingkat mungkin karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu
diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

V. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

VI. Media
a. Leaflet

VII. Susunan Acara

Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta


Mengucapkan salam, Menjawab salam
08.00 - 08.05 Pembukaan memperkenalkan diri serta dan
maksud dan tujuan mendengarkan
Penjelasan terkait Mendengarkan
08.05 - 08.35 Penyuluhan materi yang telah dengan
disusun seksama
Mempersilahkan peserta
Peserta bertanya
untuk bertanya dan
08.35 - 08.50 Diskusi kepada
menjawab pertanyaan
penyuluh
dari peserta
Pemberian motivasi dan
Mendengarkan dan
evaluasi kepada peserta,
08.50 - 08.10 Penutup menjawab hasil
serta menutup dengan
evaluasi
salam

PR : JANGAN DIULANGI LAGI , JANGAN COPAS, MESKI JAWABANNYA NGGA


BENAR YANG PENTING HASIL KERJAAN SENDIRI :’)

Anda mungkin juga menyukai