Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ASUHAN GIZI DAN DIETETIK PASCA BEDAH

Perencanaan Asuhan Gizi dan Dietetik pada Pasien


Bedah Batu Ginjal (Nefrolitiasis)

Dosen Pengampu

Ayu Febriyatna, S.ST.,M.Gizi

Oleh

Tsamrotun Ainiyah
G42202269/ D

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

Tahun Akademik 2023


STUDI KASUS

Nama Ny. J
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 58 tahun 7 bulan
Diagnosis Medis Bedah Batu Ginjal (nefrolitiasis)
Tanggal Masuk RS 15 Februari 2020
Tanggal Pengkajian Gizi Awal 18 Februari 2020
Ruang Kelas dan Perawatan Bugenvil 204/II
Keluhan Pasien Saat Kunjungan Nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang,
sulit buang air kecil, dada terasa sesak
Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada riwayat terdahulu
Pekerjaan Ibu rumah tangga dan petani
Agama Islam
Suku Jawa

Keseharian Ny. J adalah sebagai petani dan selalu mengangkat beban berat. Ny. J adalah
seorang perokok sejak 20 tahun yang lalu dan mampu menghabiskan 5 batang rokok sehari.
Ny. J didiagnosa mengalami batu ginjal dan dilakukan jadwal pembedahan sehari setelah
masuk rumah sakit. Keluhan Ny. J sudahn kurang lebih 6 bulan sebelum pembedahan tetapi
Ny. J tidak segera memeriksakan ke dokter.

Data Antropometri

Pengukuran Hasil
Berat Badan 41,2 kg
Tinggi Badan 150 cm
Ulna 22 cm

Data Biokimia

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 9,9 g/dL 12 – 14 mg/dL
Leukosit 9500/mL 4000 – 10.000/mL
GDS 115 mg/dL 70 – 200 mg/dL
Trombosit 390.000/mL 140.000 – 400.000/mL
Hematokrit 31,1% 40-48%
Ureum 28 mg/dL 10-50 mg/dL
Kreatinin 1,5 mg/dL 0,5-1,5 mg/dL
Albumin 3,8 mg/dL 3,5-4,5 mg/dL

Data Fisik Klinis

Pengukuran Hasil
Keadaan Umum Lemas, pucat
Kesadaran Umum Composmentis
Tekanan Darah 120/80 mm/Hg
Respirasi 22x/menit
Nadi 80x/menit
Suhu 36,1’C

Riwayat Gizi Terdahulu

Riwayat gizi dahulu meliputi kebiasaan dan pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit
(SMRS) yang didapat dari hasil wawancara dengan pasien. Pada kasus ini, pola makan pasien
3 kali sehari dengan makanan pokok nasi dan kentang bergantian setiap hari dan jarang
mengkonsumsi selingan. Pasien megkonsumsi lauk hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk
nabati 3 – 4 kali seminggu, mengkonsumsi sayur setiap hari, pasien jarang konsumsi buah.
Jarang konsumsi air putih dan pasien suka mengkonsumsi kopi 5 - 7 kali sehari.

Riwayat Gizi saat di RS

Selain data riwayat gizi dahulu, diperlukan juga data riwayat gizi saat ini untuk mengetahui
pola dan asupan responden saat dirawat di rumah sakit. Berikut hasil recall makan pasien saat
berada di Rumah Sakit.

Zat Gizi Asupan


Energi (kkal) 1000
Protein (gram) 44,5
Lemak (gram) 12
Karbohidrat (gram) 179

Hasil Analisis

A. Identitas Pasien
Nama: Ny. J Ruangan: Bugenvil 204/II
Umur: 58 tahun 7 bulan Tanggal MRS: 15 Februari 2020
Jenis kelamin: Perempuan Tanggal pengkajian gizi awal: 18
Februari 2020
Agama: Islam Diagnosa medis: Bedah Batu Gibjal
(nefrolitiasis)
Pekerjaan: Ibu rumah tangga dan petani Suku/Bangsa: Jawa/Indosnesia
Pendidikan: - Alamat: -
Obat-obatan: -

B. Riwayat Penyakit
Keluhan utama Nyeri perut bagian bawah, sakit
pinggang, sulit buang air kecil, dada
terasa sesak
Riwayat penyakit dahulu -
Riwayat penyakit keluarga -
Riwayat penyakit sekarang Bedah batu ginjal (nefrolitiasis)
Kesimpulan:
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang,
sulit buang air kecil, dada terasa sesak. Pasien didiagnosa Batu Ginjal (nefrolitiasis)
dan harus menjalani pembedahan.
C. Riwayat Gizi
Alergi/pantangan makan -
Diet yang pernah dijalani -
Kebiasaan makan Pola makan pasien 3 kali sehari, dengan
makanan pokok nasi dan kentang
bergantian setiap hari dan jarang
mengkonsumsi selingan. Pasien
mengkonsumsi lauk hewani setiap hari,
mengkonsumsi lauk nabati 3 – 4 kali
seminggu, mengkonsumsi sayur setiap
hari, pasien jarang konsumsi buah. Jarang
konsumsi air putih, dan pasien suka
mengkonsumsi kopi 5 -7 kali sehari
Makanan yang disukai -
Suplemen gizi -
Cara pengolahan makanan -
Gangguan fungsi gastrointestinal Mual: -
Muntah: -
Nyeri perut: -
Anoreksia: -
Diare: -
Konstipasi: -
Perubahan pengecapan/penciuman:-
Gangguan mengunyah: -
Gangguan menelan: -
Lain-lain: -
Perubahan berat badan -
Kesimpualn:
Kebiasaan pola makan pasien 3 kali sehari, dengan makanan pokok nasi dan kentang
bergantian setiap hari dan jarang mengkonsumsi selingan. Pasien mengkonsumsi auk
hewani setiap hari, mengkonsumsi lauk nabati 3 – 4 kali seminggu, mengkonsumsi
sayur setiap hari, pasien jarang konsumsi buah. Jarang konsumsi air putih, dan pasien
mengkonsumsi kopi 5 -7 kali sehari.
D. Data Antropometri
No. Domain Data Keterangan
1 AD-1.1.1 Tinggi badan 150 cm Tinggi badan 150
cm
2 AD-1.1.2 Berat badan actual 41,2 kg Berat badan 60 kg
3 AD-1.1.2 Berat badan ideal 42,5 kg Berat badan ideal
42,5 kg
4 Ulna 22 cm 22 cm
5 AD-1.1.5 IMT 18,31 Kurus
(underweight)

𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
IMT :
𝑇𝐵 x TB (𝑚)
41,2
:
1,50 𝑥 1,50
41,2
:
2,25

: 18,31 kg/m2 (Underweight)


Kategori IMT dewasa menurut kemenkes 2019:
1. Kurus tingkat berat : <17,0
2. Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,4
3. Normal : 18,5 – 24,9
4. Gemuk tingkat ringan : 25,0 – 27,0
5. Gemuk tingkat berat : >27,0
BBI (kg) : (TB – 100) – (TB-100) x 10%
: (150 – 100) – (150-100) x 10%
: 50 – 5
: 45 kg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
%BBR : 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
x 100%
41,2 𝑘𝑔
: x 100%
45 𝑘𝑔

: 93%
Kriteria
Kurus (underweight) : BBR <90%
Normal (ideal) : BBR 90 – 110%
Gemuk (overweight) : BBR >110%
Obesitas : BBR >120%

Kesimpulan:
Berdasarkan data pemeriksaan antropometri, hasil perhitungan IMT pasien berada di bawah
nilai normal (kategori normal 18,5 – 24,9 kg/m2) yaitu 18,31 kg/m2 maka status gizi pasien
dikategorikan underweight. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan %BBR berada diatas
nilai normal (kategori normal 90-110%) yaitu 93% makan status gizi pasien normal.
E. Data Biokimia
No. Domain Data Nilai Normal Keterangan
1 BD-1.10.1 hemoglobin 9,9 g/dL 12-14 mg/dL Rendah
2 BD-1.10.4 leukosit 9500/mL 4000- Normal
10.000/mL
3 GDS 115 mg/dL 70-200 mg/dL Normal
4 BD-1.10.5 trombosit 390.000/mL 140.000- Normal
400.000/mL
5 BD-1.10.2 hematokrit 31,1% 40-48% Rendah
6 Ureum 28 mg/dL 10-50 mg/dL Normal
7 kreatinin 1,5 mg/dL 0,5-1,5 mg/dl Normal
8 albumin 3,8 mg/dL 3,5-4,5 mg/dL Normal
Kesimpulan:
Dari data hasil pemeriksaan biokimia nilai hemoglobin, dan hematokrit lebih rendah
dari nilai normal hal ini menunjukan kondisi anemia yang ditandai dengan keadaan
pasien lemas dan pucat berkaitan dengan penyakit batu ginjal
F. Data Fizik Klinis
No. Domain Data Nilai Normal Keterangan
1 PD-1.1.7 kesadaran
Baik Baik Normal
umum
2 PD-1.1.9 tekanan darah 120/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
3 PD-1.1.9 respiratory rate 22x/menit 12-20x/menit Abnormal
4 PD-1.1.9 nadi 80x/menit 60-100x/menit Normal
5 PD-1.1.9 suhu 36,1’C 36-37’C Normal

No Domain Data Keterangan


1 PD-1.1.1 Keadaan Umum Lemas, Pucat Abnormal
Kesimpulan:
Dari data hasil pemeriksaan fisik klinis pasien tampak lemah dn pucat berkaitan dengan
Hb pasien yang rendah
G. Dietary History
Pola makan Pola makan pasien 3 kali sehari, dengan makanan
pokok nasi dan kentang bergantian setiap hari dan
jarang mengonsumsi selingan. Pasien
mengkonsumsi lauk hewani setiap hari,
mengkonsumsi lauk nabati 3 – 4 kali seminggu,
mengkonsumsi sayur setiap hari, pasien jarang
konsumsi buah. Jarang konsumsi air putih, dan
pasien suka mengkonsumsi kopi 5 – 7 kali sehari.
Recall 1x24 jam Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan 1000 44,5 12 179
AKG 1.350 45 37,7 276,26
% 74,1% 98,8% 31,83% 64,79%
Kesimpulan:
Berdasarkan pola makan pasien, pasien jarang mengkonsumsi buah dan air putih.
Pasien suka mengkonsumsi kopi sebanyak 5-7 kali sehari. Sedangkan berdasarkan hasil
recall, asupan makan pasien kurang memenuhi kebutuhan. Hal ini ditandai dengan
persentase konsumsi pasien yaitu asupan energi sebanyak………………………

Proses Asuhan Gizi Terstandar


Assessment
Monitoring &
Data Dasar Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi
Evaluasi
Masalah
A. Antropomettri
IMT : 18,31 AD-1.1.5 NC-3.1 ND-1.2.2 AD-1.1.5
kg/m2 Berdasarkan hasil Underweight Pemberian diet Pasien
perhitungan IMT berkaitan pasca bedah 1 mencapai berat
pada pasien yaitu dengan intake sesuai dengan badan normal
18,31 kg/m2 lebih makan yang kebutuhan atau status gizi
rendah dari nilai rendah ditandai pasien untuk normal dengan
normal yaitu 18,5 dengan IMT mencapai IMT yang
– 24,9 kg/m2 pasien 18,31 status gizi semula 18,31
tergolong kg/m2 normal kg/m2 menjadi
underweight (underweight) E-1.1 18,5-24,9
Memberikan kg/m2. Akan
edukasi kepada dipantau
pasien terkait selama 3 hari
pola makan sekali
yang salah
(kebiasaan
minum kopi
serta merokok)
agar mencapai
BBI
C-2
Memberikan
motivasi terkait
dengan
kepatuhan
terhadap diet
yang diberikan
agar mencapai
berat badan
normal
B. Biokimia
Hemoglobin 9,9 BD-1.10.1 NC-2.2 ND-3.2.3 BD-1.10.1
g/dL Nilai Perubahan nilai Pasien Kadar
haemoglobin laboratorium diberikan haemoglobin
pasien 9,9 g/dL zat gizi spesifik suplemen Fe pasien menjadi
lebih rendah dari haemoglobin berkaitan normal yaitu
nilai normal yaitu dan hematokrit dengan kondisi 12-4 g/dL.
12-14 mg/dL berkaitan anemia yang Akan diukur
Heematokrit BD-1.10.2 dengan dialami pada
31,1% Nilai hematokrit penyakit yang dintandai pemeriksaan
pasien 31,1% diderita pasien dengan berikutnya.
lebih rendah dari yaitu batu ginjal rendahnya nilai BD-1.10.2
ditandai dengan
nilai normal yaitu nilai haemoglobin Kadar
40-48% haemoglobin dn hematokrit. hematokrit
lebih dari nilai ND-1.5.3 pasien menjadi
normal yaitu Pasien normal yaitu
9,9 g/dL dan diberikan diet 40-48%. Akan
hematokrit modifikasi diukur pada
lebih rendah tinggi zat besi pemeriksaan
dari nilai berkaitan biokimia
normal yaitu dengan nilai berikutnya
31,1% haemoglobin
dan hematokrit
yang rendah
E-1.1
Memberikan
edukasi kepada
pasien dan
keluarga terkait
batu ginjal dan
prinsip diet
mengenai
makanan yang
dianjurkan,
dibatasi, dan
tidak
dianjurkan.
C-2.1
Pasien
diberikan
konseling
terkait terapi
diet yang
diberikan dan
motivasi
supaya pasien
patuh terhadap
dietnya
RC-1.4
Menangani
pasien bersama
dengan tenaga
kesehatan lain
seperti dokter,
perawat dan
perekam
medik.
C. Fisik Klinis

D. Dietary History
Pola makan FH-1.2.2.1 NI-3.1 ND-1.2.7 FH-1.2.2.5
pasien 3 kali Asupan makan Asupan cairan Memberikan Pasien
sehari, dengan dan cairan yang tidak adekuat diet modifikasi diharapkan
makanan pokok dikonsumsi berkaitan cairan kepada mampu
nasi dan pasien tidak dengan pasien menerapkan
kentang mencukupi kurangnya E-1.1 pola makan
bergantian kebutuhan per mengkonsumsi Memberikan sehat dan
setiap hari dan hari cairan ditandai edukasi tentang bervariasi,
jarang FH-1.2.2.2 dengan gizi seimbang akan dipantau
mengkonsumsi Pola makan penyakit batu dan pola makan pada
selingan. Pasien pasien yang salah ginjal. yang sehat pemeriksaan
mengkonsumsi pasien kurang NB-1.1 C-1.1 berikutnya,
lauk hewani mengkonsumsi Pemilihan Memberikan dengan
setiap hari, buah-buahan. makanan yang konseling gizi menggunakan
mengkonsumsi Pasien hanya salah berkaitan kepada pasien metode food
lauk nabati 3-4 mengkonsumsi dengan mengenai recall 1x24
kali seminggu, nasi, sayur, dan kurangnya konsumsi jam.
mengkonsumsi lauk saja. pengetahuan makanan gizi
sayur setiap FH-1.2.2.5 gizi pasien seimbang
hari, pasien Kurangnya ditandai dengan C-2.1
jarang konsumsi pemilihan variasi pasien jarang Pengadaan
buah, jarang makanan mengkonsumsi konseling dan
mengkonsumsi buah, jarang pemberian
air putih dan mengkonsumsi motivasi
pasien suka air putih dan kepada pasien
mengkonsumsi pasien suka agar pasien
kopi 5-7 kali mengkonsumsi mau
sehari. kopi 5-7 kali menerapkan
dalam sehari. diet yang
diberikan dan
merubah pola
makan untuk
mengkonsumsi
makanan yang
sehat dan
bervariasi
Recall 1 x 24 FH-1.1.1.1 NI-2.1 ND-1.2.2 FH-1.1.1.1
jam Total intake Kurangnya Pemberian diet Pemantauan
E= energi, asupan intake makanan modifikasi asupan zat gizi
P= energi pasien dan minumam tekstur untuk energi pada
L= kurang hanya oral berkaitan pasien bentuk pasien melalui
Kh = memenuhi % dengan kondisi makan lunak asupan makan
kebutuhan lemah, pucat ND-1.2.2 yang dilakukan
FH-1.5.2.1 ditandai dengan Modifikasi diet setiap hati
Total intake asupan energi, energi untuk FH-1.5.2.1
protein, asupan protein, lemak, pemenuhan Pemantauan
protein pasien dan karbohidrat asupan gizi asupan zat gizi
kurang, hanya lebih rendah ND-1.2.5 protein pada
memenuhi% dari kebutuhan Modifikasi diet pasien melalui
kebutuhan gizi pasien. lemak untuk asupan makan
FH-1.5.1.1 NI-5.1 pemenuhan yang dilakukan
Total intake Peningkatan asupan gizi setiap hari
lemak, asupan kebutuhan gizi ND-1.2.4 FH-1.5.1.1
lemak pasien berkaitan Modifikasi diet Pemantauan
kurang hanya dengan karbohidrat asupan zat gizi
memenuhi% penyembuhan untuk lemak pada
kebutuhan luka pasien pemenuhan pasien melalui
FH-1.5.3.1 pasca bedah asupan gizi asupan makan
Total intake ditandai dengan E-1.4 yang dilakukan
karbohidrat, penambahan Pemberian setiap hari
asupan kebutuhan dukasi kepada FH-1.5.3.1
karbohidrat asupan energi, pasien dan Pemantauan
pasien kurang, protein, lemak, keluarga terkait asupan zat gizi
hanya dan karbohidrat pentingnya karbohidrat
memenuhi% lebih rendah mengkonsumsi pada pasien
kebutuhan dari kebutuhan asupan gizi melalui
seimbang asupam makan
yang dilakukan
setiap hari.
E. Lain-lain

Preskripsi Diet

Jenis diet Diet pasca bedah 1


Bentuk makanan Cair jernih kombinasi makanan saring
Frekuensi makanan 8-10 kali sehari
Jalur Oral
Tujuan diet Mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan
daya tahan tubuh pasien dengan cara:
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan
zat gizi lain.
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan.
Syarat diet Pemberian makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair,
saring, lunak, dan biasa.
Pasca bedah besar atau mayor; makanan diberikan secara hati-
hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya.
Kebutuhan zat gizi 1. Energi diberikan sebanyak 30-40 kkal/kg BB/hari.
Untuk tahap awal pasien diberikan 30 kkal/kg
BB/hari.
2. Protein diberikan sebanyak 1-1,8 g/kg BB/hari.
Untuk tahap awal pasien diberikan protein sebesar 1
g/kg BB/hari.
3. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi
total. Bagi pasien dengan penyakit tertentu lemak
diberikan sesuai penyakitnya.
4. Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan
energi total dari protein dan lemak untuk menghindari
hipermetabolisme kebutuhan bagi pasien dengan
penyakut tertentu, kebutuhan karbohidrat diberikan
sesuai penyakitnya.
5. Vitamin cukup, terutama A,B,C, dan K. jika perlu
ditambahkan dalam bentuk suplemen.
6. Mineral Fe cukup. Jika perlu ditambahkan dalam
bentuk suplemen.
7. Cairan cukup, kebutuhan cairan sebanyak 1500-2500
ml/24 jam atau 30-35ml/kg BB.

Kebutuhan Gizi Pasien


Data pasien:
1. Usia : 58 tahun 7 bulan
2. Tinggi badan : 150 cm
3. Berat badan : 41,2 kg
4. BBI : 42,5 kg
Kebutuhan Gizi
Energi = 30 x kgBB
= 30 x 45
= 1.350 kkal
Protein = 1 x 45
= 45 gr
Lemak = 20% x 1.350 kkal
= 270 kkal/9
= 30 gr
Karbohidrat = 1.350 – (45 + 30)
= 1.350 – 75
= 1.275 kkal/4
= 318,75 gr

Perhitungan Makan Sehari Pasien


8x makan per hari
1. Energi = 12,5% x 1.350 kkal
= 168,75 kkal
2. Protein = 12,5% x 45 gr
= 5,6 gr
3. Lemak = 12,5% x 30 gr
= 3,7 gr
4. Karbohidrat = 12,5% x 318,75 gr
= 39,8 gr
Energi Protein Lemak Karbohidrat
1.350 45 30 318,75

Perencanaan Menu dalam Sehari


Jumlah Energi Protein Lemak KH
Waktu Menu Bahan
URT Gram (kkal) (gram) (gram) (gram)
Makan Air Kacang
Pagi Kacang hijau 4 sdm 40 43,6 3,48 0,2 7,32
Hijau
Gula
1 sdm 10 36,8 0 0 9,2
Aren
Total 80,4 3,48 0,2 16,52
Selingan Sari Apel
Pagi Apel 1 bh 85 48,45 0,42 0,34 10,88
Madu
Madu 1 sdm 15 44,1 0,045 0 11,9
Total 92,55 0,465 0,34 22,78
Selingan Kaldu Daging

Siang Ayam ayam 80 238,4 14,56 20 0
ptg
Tomat
Tomat 1 bh 40 9,6 0,52 0,2 1,88
Total 248 15,08 20,2 1,88
Makan Kaldu Daging

Siang Sapi sapi 80 218,4 14 17,6 0
ptg
Wortel
Wortel 2 sdm 20 7,2 0,2 0,12 1,58
Total 225,6 14,2 17,72 1,58
Selingan Bubur Tepung 42,5
5 sdm 50 170,05 0,15 0
Siang Suzena maizena
Susu
1 gls 100 40 3 1,25 4,5
UHT
Total 210,05 3,15 1,25 47
Selingan Bubur Nasi
Sore Beras cair
5 sdm 50 60 1,7 0,2 13
dan
telur
Telur 1 bh 55 85 7,15 6,05 6,05
Total 145 8,85 6,25 19,05
Makan Bubur Tepung
5 sdm 50 166,5 4,5 0,5 38,6
Malam Gusu terigu
Susu
1 gls 100 40 3 1,25 4,5
UHT
Total 206,5 7,5 1,75 43,1
Selingan Sari Jeruk
Malam buah 1 bh 60 27 0,54 0,12 6,72
jeruk
Susu
1 gls 100 40 3 1,25 4,5
UHT
Total 67 3,54 1,37 11,22
Total Keseluruhan 1.275,1 56,3 49,08 163,13

Satuan Acara Konseling (SAK)

Topik : Diet Pasca Bedah I, Batu Ginjal


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien
Hari/Tanggal : Selasa/ 18 Februari 2023
Waktu : 25 Menit
A. Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman
Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukanya batu pada kandung kemih mummi.
Batu saluran kemih dapat ditemukan sepanjang saluran kemih mulai dari system
kalis ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal
kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran
kemih bagian bawah karena adanya statis urine seperti pada batu buli-buli karena
hyperplasia prostat atau batu uretra yang terbentuk didalam vertikel uretra. Penyakit
batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembaang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih
banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter), perbedaan ini
dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktifitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-
rata di seluruh dunia adala 1-12% penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-
keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan konseling diaharapkan pasien dapat mengerti dan memahami diet
pasca bedah dan batu ginjal serta dapat menjalankan dietnya.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TUK)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat mampu:
1. Mengerti tentang batu ginjal
2. Mengerti tentang etiologic batu ginjal
3. Mengerti tentang patofisiologi batu ginjal
4. Mengerti tentang manifestasi klinis batu ginjal
5. Mengeti tentang komplikasi akibat batu ginjal
6. Mengerti tentang penatalaksanaan pencegahan batu ginjal
7. Mengerti makanan yang boleh, dan tiboleh dimakan untuk pasien batu ginjal
8. Mengerti tentang diet pasca bedah dan batu ginjal
9. Menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh pemateri
D. Materi Konseling
1. Pengertian batu ginjal
2. Penyebab batu ginjal
3. Tanda dan gejala batu ginjal
4. Pencegahan batu ginjal
5. Diet pasca bedah 1
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. Food model/ buku foto makanan
G. Susunan Kegiatan

Waktu Kegiatan Pemateri Pasien


5 menit Pembukaan - Salam - Menjawab
- Perkenalan salam
- Penyampaian - Mendengarkan
maksud dan
tujuan
30 menit Materi - Penjelasan - Mendengarkan
materi
15 menit Diskusi - Tanya jawab - Peserta
bertanya
10 menit Penutup - Motivasi dan - Mendengarkan
evaluasi - Menawab
- Salam salam

H. Evaluasi
a. Pasien dapat mengerti tentang batu ginjal
b. Pasien dapat mengerti tentang etiologic batu ginjal
c. Pasien dapat mengerti tentang patofisiologi batu ginjal
d. Pasien dapat mengerti tentang manifestasi klinis batu ginjal
e. Pasien dapat mengeti tentang komplikasi akibat batu ginjal
f. Pasien dapat mengerti tentang penatalaksanaan pencegahan batu ginjal
g. Pasien dapat mengerti makanan yang boleh, dan tiboleh dimakan untuk
pasien batu ginjal
h. Pasien dapat mengerti tentang diet pasca bedah dan batu ginjal
i. Pasien dapat menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh
pemateri

Anda mungkin juga menyukai