Dosen Pengampu :
Yohan Yuanta. S.ST., M.Gizi
Disusun Oleh :
Tahmid Bendoro Gorin
G42201285
Golongan B | Semester 5
(Terlampir)
HASIL ANALISIS
Identitas Pasien
A. Data Antropometri
Kesimpulan : Data antropometri status gizi pasien berdasarkan LILA yaitu 20 dengan
persentase LILA pasien yaitu 72,2 % tergolong gizi kurang.
B. Data Biokimia
Kesimpulan :
Berdasarkan data biokimia pasien, kadar hemoglobin dan albumin lebih rendah dari nilai normal,
hal ini menunjukkan kondisi pasien mengalami anemia.
Pola Makan 3 kali makan utama, tidak suka daging dan telur. Minum
asam folat dan vitamin selalu diminum dengan teh panas
setelah makan agar tidak mual menurutnya.
Kebiasan Makan 2-3 kali/ hari dengan porsi nasi, lauk pauk dan buah-
buah. Tidak ada masalah energi tapi tidak suka daging
dan telur. Minum 5-6 gelas/hari
Makan terakhir dengan nasi, ikan, dan pisang
Kesimpulan : Pemilihan makan kurang beragam ditandai dengan tidak suka konsumsi daging dan
telur. Serta perilaku konsumsi kurang tepat ditandai dengan konsumsi asam folat dan vitamin
dengan teh panas
Riwayat Penyakit
Kesimpulan : Pasien menderita penyakit Anemia dengan keluhan utama pusing, lemas, sudah
satu minggu yang lalu dan badan terasa tidak fit.
Riwayat Gizi
Alergi/pantangan makan -
Diet yang pernah dijalani -
Kebiasaan makan 2-3×/hari dengan porsi sedang (nasi, lauk-
pauk, dan buah-buahan) minum 5-6
gelas/hari dengan air putih
Makanan yang disukai -
Suplemen gizi Asam folat dan vitamin
Cara pengolahan makanan -
Gangguan fungsi Gastrointestinal Mual :-
Muntah :-
Nyeri perut :-
Anoreksia :-
Diare :-
Konstipasi :-
Perubahan Pengecapan/penciuman :-
Gangguan Mengunyah : -
Gangguan Menelan :-
Lain-lain : Pusing
Perubahan Berat Badan -
Kesimpulan : Pasien mengalami pusing berkaitan dengan penyakit anemia yang diderita pasien.
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Assesment
Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring & Evaluasi
Data Dasar Identifikasi Masalah
Antropometri
LILA pasien sebesar 20 cm, Underweight pada pasien Pasien diberikan diet LILA pasien menjadi
lebih rendah dari LILA berkaitan dengan pola modifikasi tinggi protein normal yaitu 27,7 cm akan
standar pasien yaitu 27,7 cm makan kurang tepat ditandai sesuai dengan kebutuhan dipantau pada pemeriksaan
dengan persentase 72,2% dengan LILA pasien 20 cm pasien untuk mencapai selanjutnya.
termasuk gizi kurang. lebih rendah dari normal, status gizi normal.
termasuk kategori gizi
E-1.1
kurang
Memberikan edukasi
kepada pasien dan
keluarga pasien terkait
perilaku konsumsi yang
tepat saat kehamilan serta
penyakit anemia.
C.1, C-2
Memberikan konseling
gizi kepada pasien untuk
memberikan motivasi dan
strategi terkait pola makan
yang tepat supaya pasien
dapat mencapai status gizi
normal.
Biokimia
Hemoglobin BD-1.10.1 NC-2.2 ND-1.2.10 BD-1.10.1
Nilai hemoglobin pasien 7,0 Perubahan nilai spesifik Memberikan diet Nilai hemoglobin pasien
g/dl lebih rendah dari nilai laboratorium hemoglobin modifikasi tinggi mineral menjadi normal yaitu 12 –
normal yaitu 12 – 14 g/dl. dan albumin berkaitan yaitu Fe sesuai kebutuhan 14 g/dl, yang akan
dengan penyakit yang dan kondisi pasien. dipantau pada pemeriksaan
diderita pasien yaitu anemia labolatorium selanjutnya.
ditandai dengan nilai RC-1.4
Albumin BD-1.11.1 hemoglobin lebih rendah Menangani pasien bersama BD-1.11.1
Nilai albumin pasien 2,8 g/dl dari nilai normal yaitu 12 – tenaga kesehatan lain Nilai albumin pasien
lebih rendah dari nilai normal 14 g/dl, dan albumin lebih seperti dokter, perawat, menjadi normal yaitu 4 –
yaitu 4 – 5,3 g/dl. rendah dari nilai normal 4 – dan tenaga medis 5,3 g/dl yang akan
5,3 g/dl. labolatorium. dipantau pada pemeriksaan
labolatorium selanjutnya.
Fisik Klinis
PD-1.1.9 PD-1.1.9 ND-1.2.10
NC-2.1 PD-1.1.9
Tekanan Tekanan Darah pasien Pemberian diet Rendah
Darah adalah 90/50 mmHg lebih Perubahan kemampuan tubuh untuk Natrium/RG untuk Tekanan darah menjadi normal
rendah dari nilai normal metabolisme zat gizi berkaitan mengurangi edema pada 120/80 mmHg yang akan
PD-1.1.6 yakni 120/80 mmHg. dengan penyakit yang diderita pasien pasien sesuai dengan dipantau pada setiap hari
Mata yaitu anemia ditandai dengan kebutuhan
Mata pasien mengalami tekanan darah 90/50 mmHg lebih PD-1.1.6
PD-1.1.8 Sklera tidak ikretik (putih) rendah dari nilai normal 120/80 E-1.1 Mata pasien tidak mengalami
Kulit dan konjungtiva pucat. mmHg, siklera putih konjungtiva Memberikan edukasi Sklera tidak ikretik (putih) dan
pucat, bibir pucat dan terdapat edema terhadap pasien terkait menjadi normal / segar yang
PD-1.1.4 Bibir pasien terlihat pucat. pada kedua tungkai. kondisi edema yang dialami akan dipantau setiap hari.
Ekstremitas pasien dan kondisi abnormal
otot dan Pasien mengalami edema lainnya dengan penyakit PD-1.1.8
tulang pada kedua tangkai dan yang diderita. Bibir pasien sudah tidak
Dietray History
Tidak menyukai daging dan FH-4.2.12 NB-1.5 E-1.2 Fh-4.2.12
telur Preferensi makan yang Pemilihan makan yang Pemberian edukasi Preferensi makan beragam dan
salah dengan tidak salah berkaitan dengan kepada pasien dan mulai menyukai konsumsi
Minum asam folat dan vitamin menyukai daging dan pola makan kurang tepat keluarga terkait daging dan telur, akan dipantau
selalu diminum dengan teh telur. ditandai dengan tidak pemilihan makan dan pada pemeriksaan selanjutnya.
panas menyukai daging dan gizi seimbang.
FH-4.1.1 telur serta kurang FH-4.1.1
Kurangnya pengetahuan konsumsi sayur. C-1, C-2 Memahami tentang perilaku
terkait perilaku makan. Pemberian konseling konsumsi asam folat dan vitamin
NB-1.1 gizi kepada pasien untuk yang tidak boleh menggunakan
Kurang pengetahuan memberikan motivasi teh hangat, akan dipantau
berkaitan dengan dan strategi terkait selanjutnya.
perilaku makan yang perilaku konsumsi asam
salah ditandai dengan folat dan vitamin.
minum asam folat dan
vitamin dengan teh
panas.
PERSKRIPSI DIET
Data Pasien
1. Usia : 25 Tahun
2. Usia kehamilan : 16-17 minggu (Trimester 2)
3. Tinggi badan : 150 cm
4. Berat badan sebelum hamil : 48 kg
5. Berat badan saat hamil : 48 kg
6. BBI : 47, 25 kg
• Kebutuhan Energi:
= 45 kkal x 47,25 kg
• Kebutuhan Protein:
= 2,5 g x 47,25
• Kebutuhan Lemak:
= 500 kkal / 9
• Kebutuhan Kh:
= 1.300 kkal / 4
= 325 g
• Kebutuhan FE:
Fe = 18 mg + 9 (Trimester 2)
= 27 mg
• Kebutuhan Na:
Na = 1.500 mg
5. Fe = 25% x 27 mg
= 6,75 mg
Min-Maks = (6,07 mg – 7,43 mg)
6. Na = 25% x 1.500 mg
= 375
Min-Maks = (337.5 mg – 412,5 mg)
Susu UHT 50
½ gls 20 1,5 0,625 2,25 1 2,25
low fat
A. Latar belakang
Anemia merupakan suatau keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal. Lebih dari 50% penyebab anemia adalah kurangnya asupan zat besi, sehingga dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak.
Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, Lelah, dan
cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja.
Selain itu, anemia juga dapat menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah
terkena infeksi (Masrizal, 2007).
Anemia dapat menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan menganggkut oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh. Akibat dari anemia ini jika tidak diberi intervensi dalam waktu lama
akan menyebabkan beberapa penyakit seperti gagal jantng kongestif, penyakit infeksi kuman,
thalassemia, gangguan system imun, dan meningitis (DILLA Nursari, 2010).
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien dapat memahami Diet Energi Tinggi
Protein Tinggi sehingga dapat mengubah pola makan pasien sesuai dengan anjuran diet yang
diberikan.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Memberikan edukasi dan pemahaman sasaran tentang Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
2. Mengetahui indikasi, prinsip dan syarat Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
3. Meningkatkan pengetahuan serta dapat mengetahui contoh menu makanan mengenai
Penyakit Anemia
4. Mengubah kebiasaan pola makan pasien agar sesuai dengan anjuran diet dan pedoman gizi
seimbang.
D. Sasaran
Orang tua atau wali pasien
E. Metode
Ceramah (edukasi gizi) dan Tanya Jawab
F. Media
Buku Foto Makanan dan Lefleat
G. Materi
1. Pengertian penyakit Anemia
Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara
berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Kejadian anemia di dunia
menduduki urutan ke tiga dengan prevalensi anemia pada ibu hamil 74%. Kebanyakan
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut, bahkan
jarak keduanya saling berinteraksi (Adawiyani, 2013). Pravalensi anemia ibu hamil di
Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Tingginya
pravalensi ini merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia saat ini
(Admin, 2012).
Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami defisiensi
zat besi dalam darahnya. Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di
mana darah merah kurang dari normal, dan untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada diri
dan janinnya. Bagi ibu hamil, anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan
kesakitan ibu (Tarwoto, 2009 dan Proverawati, 2011).
2. Faktor penyebab Anemia
Penyebab Anemia yang paling utama adalah kekurangan zat besi, kurangnya zat
besi dapat disebabkan oleh hilangnya darah dari tubuh seperti saat pendarahan,
periode kehamilan, menyusui, pola makan tidak teratur dan rendahnya asupan zat besi
juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat besi.
penyebab anemia pada ibu hamil yang harus kamu perhatikan dan waspadai.
• Kekurangan zat besi
Zat besi adalah salah satu mineral yang berfungsi membantu mengangkut oksigen
ke seluruh tubuh. Zat besi sendiri erat kaitannya dengan sel darah merah. Saat
hamil, kamu memerlukan jumlah zat besi dua kali lipat lebih banyak dari
biasanya. Kebutuhan zat besi dalam tubuh meningkat, karena selama kehamilan
jumlah darah yang diperlukan juga meningkat sebanyak 30-50%.
Kondisi anemia dapat diatasi, namun ada kasus tertentu, kekurangan zat besi pada
ibu hamil tidak hanya menyebabkan anemia. Kondisi anemia juga dapat
mengakibatkan bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan yang
kurang.
• Kurangnya folat atau asam folat
Asam folat berperan dalam proses pembentukan sel darah merah baru dan sehat
dalam tubuh. Selama kehamilan, sel darah merah yang diperlukan tubuh lebih
banyak dari biasanya. Maka dari itu, asam folat dalam tubuh juga harus lebih
banyak. Kekurangan asam folat dalam tubuh dapat menimbulkan terjadinya
anemia. Tidak hanya anemia, kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan
bayi lahir cacat atau bayi lahir dengan berat badan kurang.
• Kekurangan vitamin B12
Penyebab anemia pada ibu hamil selanjutnya adalah kekurangan vitamin B12.
Sama seperti asam folat, vitamin B12 di dalam tubuh berperan dalam
pembentukan sel darah merah. Kekurangan vitamin B12 saat hamil dapat
berakibat terjadinya anemia dan mengakibatkan bayi lahir cacat atau prematur.
• Faktor Genetik
Beberapa kondisi variasi genetik dalam tubuh dapat menyebabkan produksi sel
darah merah tidak normal sehingga sel darah merah tidak mampu bertahan lama
dan mengganggu jalannya oksigen dalam tubuh. Oleh karena itu, kelainan genetik
dapat menjadi penyebab anemia pada ibu hamil. Cara untuk mencegahnya adalah
dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi. Contohnya
bayam, buncis, strawberry, dan lain-lain.
• Penyakit ginjal
Seseorang yang menderita gangguan pada ginjal memiliki kemungkinan lebih
besar terkena anemia. Apalagi, jika penderita penyakit ginjal adalah ibu hamil.
Hal ini dikarenakan penyakit ginjal menyebabkan terjadinya gangguan pada
produksi hormon Erythropoietin (EPO) atau hormon yang merangsang produksi
sel darah merah. Penyakit ginjal juga dapat mengganggu penyerapan zat besi.
Oleh karena itu juga, penyakit ginjal menjadi salah satu penyebab anemia pada
ibu hamil.
3. Cara pencegahan Anemia
Upaya pencegahan anemia pada masa kehamilan dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan
meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi pangan hewani dalam jumlah
cukup dan mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi
seperti: fitat, fosfat, tannin. Suplemen tablet zat besi yang diberikan minimal 90 tablet
untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil juga perlu untuk diminum secara
tepat. Dukungan lingkungan seperti keluarga serta kelompok ibu hamil juga diperlukan
pada upaya penurunan kejadian anemia. Dukungan sosial dari keluarga akan
mempengaruhi persepsi dan keyakinan ibu hamil sehingga meningkatkan perilaku untuk
mencegah anemia. Bentuk dukungan keluarga pada ibu hamil untuk mencegah anemia
seperti pemberian keyakinan kemampuan ibu untuk minum tablet tambah darah secara
teratur, mengingatkan untuk makan makanan bergizi, mengingatkan minum tablet tambah
darah secara teratur dan keluarga memberikan contoh dengan makan makanan bergizi
dan menjaga kebersihan diri.
4. Pedoman Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Prinsip
Gizi Seimbang yaitu beragam pangan, kebersihan dan keamanan pangan, aktifitas fisik
dan pemantaun berat badan bagi masyarakat di suatu wilayah atau bangsa.
Ada dua visual Gizi Seimbang, yaitu
a. Tumpeng Gizi Seimbang
Dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) ada empat lapis berurutan dari bawah ke atas.
Empat lapis artinya Gizi Seimbang didasarkan pada prinsip 4 pilar yaitu konsumsi
beranekaragam pangan, aktifitas fisik, kebersihan diri, dan pemantaun berat badan
untuk mempertahankan berat badan normal. Semakin ke atas ukuran tumpeng
semakin kecil berarti pangan pada lapis paling atas yaitu gula, garam dan lemak
dibutuhkan sedikit sekali atau perlu dibatasi. Tumpeng Gizi Seimbang ini juga ada
pesan cuci tangan sebelum dan sesudah makan yang divisualkan oleh gambar cuci
tangan menggunakan air mengalir, juga berbagai siluet aktifitas fisik (termasuk
olahraga), dan kegiatan menimbang berat badan.
c. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan orang tua pasien dan pasien mampu :
1) Memahami pengertian, faktor penyebab dan cara mengatasi penyakit
fenilketonuria
2) Memahami pengertian, tujuan, syarat diet Energi Tinggi Protein Tinggi
3) Memahami terkait bahan makanan yang dianjurkan dan dianjurkan
untuk penyakit Anemia
d. Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada kegiatan penyuluhan (17 November 2022).
e. Indikator Evaluasi
Tingkat Predikat Deskripsi
Keberhasilan
85 – 100% Berhasil Pemahaman peserta penyuluhan
dikatakan berhasil jika mencapai 85 –
100%, diukur melalui respons yang
sangat antusias dari orang tua pasien
maupun pihak keluarga. Seperti saling
menanggapi dan bertanya antara orang
tua pasien dan ahli gizi
Pemahaman peserta penyuluhan
84 – 50% Kurang dikatakan kurang berhasil jika mencapai
Berhasil 84% – 50 % diukur melalui respons
yang kurang antusias seperti hanya
menjawab
kata “iya”
Pemahaman peserta penyuluhan
Tidak Berhasil dikatakan tidak berhasil jika mencapai <
< 30% 30% diukur melalui tidak meresponnya
orang tua pasien ataupun keluarganya
karena kesulitan memahami apa yang
telah disampaikan
f. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang akan dievaluasi adalah kegiatan penyuluhan terkait dengan Diet
Energi Tinggi Protein Tinggi. Metode yang digunakan dalam evaluasi adalah melalui
umpan balik antara ahli gizi dan pasien.
g. Kegiatan Konseling
No. Kegiatan Ahli Gizi Kegiatan Pasien/Keluarga Waktu
1. Pembukaan
a) Salam Pembuka dan Pengenalan a) Mendengarkan dan
b) Menjelaskan maksud dan tujuan menjawab salam
penyuluhan b) Mendengarkan dan
c) Apersepsi memahami 5 menit
c) Mendengarkan dan
menjawab
2. Pelaksanaan
a) Pengertian, a) Mendengar dan
faktor penyebab dan cara mengatasi menyimak materi
penyakit Anemia b) Mendengar dan
b) Gambaran menyimak materi
umum pedoman gizi seimbang c) Mendengar dan 20 menit
c) Pengertian, menyimak materi
tujuan dan syarat diet Energi Tinggi d) Memberikan pertanyaan
Protein Tinggi dan menjawab
d) Memahami
terkait bahan makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk penyakit Anemia
3. Penutup
a) Menjelaskan kesimpulan dari acara a) Mendengar dan
konseling menyimak
b) Diskusi dan tanya jawab b) Bertanya 5 menit
c) Salam penutup c) Menjawab salam
LAMPIRAN KASUS