DISUSUN OLEH
KELOMPOK/SHIFT: 1/1
NAMA:
MEGA FEBIA S (13/345714/KU/15661)
ARINA RAKHMAWATI (13/345782/KU/15673)
RUDRI ANISYA T I (13/348451/KU/15878)
MARIA WIGATI (13/348734/KU/15916)
3
BAGIAN 1. ASSESMEN GIZI
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S No RM : 647767
Umur : 48 tahun Ruang :-
Sex : Perempuan Tgl Masuk : -
Pekerjaan : Buruh Tgl Kasus : 02/06/2014
Pendidikan : SMA Alamat : Dukuh Bayat Klaten
Agama : Islam Diagnosis medis : CKD st V on HD, Hipertensi st 1,
dyspepsia+ulkus, & Anemia
4
Mempersiapkan Fasilitas memasak : kompor, memasak sendiri
makanan Fasilitas menyimpan makanan : almari
Riwayat / pola Makanan pokok
makan nasi 2-3x/hari sekali makan 1-2 centong
Lauk hewani
ayam 1-2x/minggu, ikan 1-2x/minggu, kurang suka daging
Lauk nabati
tempe tahu bergantian setiap hari @1 potong, diolah dengan digoreng
Sayuran
suka semua jenis sayur terutama bayam, menghindari konsumsi
kangkung
Buah
suka semua jenis buah, konsumsi pear & apel sebulan sekali
Minum
air putih 1-2 gelas/hari, air teh kadang-kadang
Selingan
roti, kripik tempe
5
penurunan kadar Hb akibat menurunnya produksi eritropoetin (EPO) oleh ginjal, tubuh tidak mampu
menyerap zat besi, dan kehilangan darah karena sebab lain (Thomas, 2003). Ny. S juga
mengalami penurunan berat badan setelah melakukan hemodialisis.
Berdasarkan riwayat pola makan, Ny. S memiliki pola menu yang cukup bervariasi baik
makanan pokok, lauk hewani, maupun nabati. Akan tetapi, Ny. RM masih memiliki asupan buah
yang rendah hanya 1x dalam sebulan.
B. ANTROPOMETRI
Tinggi lutut: Berat Badan LLA
46 cm Pre HD : 45 kg 19 cm
Post HD: 42 kg
Estimasi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut menggunakan rumus dari Gibson :
S= 68.10 + (1.86 x Tinggi Lutut) – (0.06 x Umur)
= 68.10 + (1.86 x 46) – (0.06 x 48)
= 150,78 cm ~ 151 cm
Estimasi status gizi berdasarkan LLA yaitu :
Persentil LLA untuk wanita 45-54,9 tahun adalah 29,9
𝐿𝐿𝐴 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙 = 𝑥 100%
𝐿𝐿𝐴 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙
19
=
29,9
𝑥 100%
Persentil = 63,5 %
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan Satuan/
Awal Masuk RS keterangan
urin/darah Nilai Normal
BUN 7-18 mg/dL 39,2 mg/dL Tinggi
Urea 0,6-1,3 mg/dL 7,57 mg/dL Tinggi
Ureum 17-43 mg/dL 143 mg/dl Tinggi
HGB 11,5-15,5 g/dL 9,6 g/dL Rendah
HCT 34-40 % 33,3 % Rendah
WBC 4,5-10,3 x 103/µL 25,01 x 103/µL Tinggi
RBC 4-5,2 X 106/µL 3,65 X 106/µL Rendah
MCV 80-99 fL 91,2 fL Normal
MCH 27-31 fL 26,4 fL Rendah
MCHC 33-37 pg 28,9 pg Rendah
PDW 9-13 fL 10,8 fL Normal
Na 135-145 mmol/L 139 mmol/L Normal
K 3,8-5,5 mol/L 8,5 mmol/L Tinggi
Cl 98-106 mmol/L 103 mmol/L Normal
6
Kesimpulan dan Pembahasan :
Berdasarkan pemeriksaan biokimia diperoleh hasil BUN, urea, ureum, WBC, dan kalium
yang tinggi, sedangkan HGB, HCT,RBC, MCH, MCHC rendah.
Dari pengukuran HGB, HCT, RBC, MCH dan MCHC, diketahui pasien mengalami anemia.
Anemia merupakan kondisi yang umum pada pasien diabetes dan dapat mempercepat komplikasi
seperti CVD dan CKD dengan menyebabkan hipoksia pada jaringan (Thomas,dkk.,2003). Kadar
BUN (Blood Nitrogen Ureum) yang tinggi menunjukkan ginjal tidak mampu menyaring urea,
sedangkan urea dan ureum yang tinggi menandakan penurunan fungsi ginjal. Kadar kalium yang
tinggi mengarah pada indikasi gagal ginjal akut dan luka pada jaringan yang berat disertai
gangguan ginjal (Wahyuningsih, 2013).
7
E. ASUPAN ZAT GIZI.
Hasil Recall 24 jam diet : Rumah/rumah sakit *
Tanggal : 01/05/2014
F. Terapi Medis
Jenis Fungsi Interaksi dengan zat gizi
Obat/tindakan Dan efek samping
CaCO3 3x1 Mengikat kadar fosfor Diminum bersamaan dengan makanan
dalam makanan
Asam folat 3x1 Mencegah anemia dan Efek samping: mual
ketidakmampuan usus
menyerap nutrisi
Furosemid 1 AMP Untuk penanganan edema Efek samping: pusing, sakit kepala,
sakit perut
Amlodipin 1x10 Obat hipertensi Efek samping: merasa lelah, pusing,
mual, jantung berdegup kencang
Ranitidine 2x1 Mengurangi sekresi asam Konsumsi bersama makanan atau
lambung antasida dapat menyebabkan
penurunan absorpsi ranitidin hingga
33% dan konsentrasi puncak menurun.
Ranitidin juga dapat mengakibatkan
defisiensi vit B12 karena malabsorbsi
vit B12.
Efek samping: konstipasi, mual,
muntah, nyeri dan ketidaknyamanan
pada perut.
Valsartan 1x8g Untuk megobati hipertensi Antagonis dengan Anngiotensin II
dan gagal ginjal
8
BAB II
DIAGNOSIS GIZI
(NI-2.1) Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan gangguan gastrointestinal (mual, muntah)
dibuktikan oleh hasil recall 24 jam yang defisit
(NI-5.1) Peningkatan kebutuhan protein dan zat besi berkaitan dengan disfungsi ginjal dengan
dialisis dibuktikan oleh diagnosis CKD st V on HD dan kadar HGB, HCT, RBC, MCH, dan
MCHC yang rendah
(NI-5.4) Penurunan kebutuhan kalium, purin dan cairan berkaitan dengan disfungsi ginjal dan
retensi cairan dibuktikan oleh kadar kalium, urea, ureum yang tinggi, UOP 200cc dan ascites
(NI-5.4) Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan disfungsi vaskuler dan retensi air
dibuktikan oleh tekanan darah 130/90 mmHg dan ascites
9
BAB III
INTERVENSI GIZI
PLANNING
1. Tujuan Diet
a. Memberikan protein yang cukup untuk mengganti AAE dan N yang hilang dalam dialisat
b. Mencegah penimbunan hasil sisa metabolisme antar HD
c. Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi
d. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
f. Membantu mencegah anemia
11
8. Rencana Konsultasi Gizi
Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan
Asupan oral -Memotivasi pasien untuk - Macam bentuk makanan
inadekuat menghabiskan makanannya sesuai daya terima pasien
- Memberi pengetahuan - Contoh pengaturan makan
kepada pasien dan sesuai daya terima pasien
keluarga pasien mengenai
bentuk makanan yang
sesuai dengan daya terima
pasien
Peningkatan Memberikan edukasi dan - Bahan makanan sumber
kebutuhan pemahaman kepada pasien protein tinggi cerna dan
protein dan keluarga pasien rendah cerna
tentang pentingnya - Pentingnya protein pada
pemenuhan protein yang penderita CKD Di bangsal
meningkat.
Peningkatan Memberikan edukasi dan - Bahan makanan sumber
kebutuhan Zat pemahaman kepada pasien Fe
Besi dan keluarga pasien - Pentingnya pemenuhan Fe
tentang pentingnya untuk menghindari anemia
pemenuhan Fe pada pasien
CKD
Penurunan Memberikan edukasi dan - Pentingnya pembatasan
kebutuhan pemahaman kepada pasien kalium pada penderita
kalium dan keluarga pasien CKD
tentang pembatasan kalium
pada penderita CKD
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemeriksaan antropometri, status gizi pasien buruk yang diketahui dari
pengukuran LLA 19 cm (< 70% persentil).
2. Dari pemeriksaan biokimia diketahui pasien mengalami peningkatan kadar BUN,
hiperuremia, anemia (HGB, HCT,RBC,MCH dan MCHC rendah), dan hiperkalemia
3. Dari data fisik klinis diketahui secara umum, pasien terlihat compos mentis sedikit syok.
Berdasarkan pemeriksaan fisik klinis dapat diketahui denyut nadi normal, respirasi cepat,
suhu tubuh sedikit tinggi, hipertensi, terdapat asites dan urin yang dikeluarkan 200ml
4. Rekomendasi diet yang diberikan telah memenuhi kebutuhan energi sebesar 97%, protein
103,6%, lemak 96%, karbohidrat 98% dan cairan 87,5%.
B. Saran
1. Memotivasi pasien agar memperbaiki asupan makananya.
2. Memotivasi pasien untuk meningkatkan konsumsi makanan sumber protein dan Fe
3. Memotivasi pasien untuk membatasi konsumsi makanan tinggi kalium.
13
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
2. Hipertensi
Hiperteni atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan dimana pada pemeriksaan yang
berulang seseorang mengalami tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg. Diagnosis hipertensi menggunakan tekanan darah sistolik untuk menjadi
dasar utama. Hipertensi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang mmeutuhkan.
Hipertensi sering kali disebut sebagai the silent killer karna termasuk penyakit yang mematikan
14
tanpa dsertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
(PDSKI,2015)
Hipertensi dibagi menjadi beberapa kelas menurut derajat keparahan hipertensi. Pembagian
ini menjadi dasar manajemen hipertensi.
Kategori Sistol Diastol (mmHg)
(mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Hipertensi ringan (stage I) 140-159 90-99
Hipertensi sedang (stage II) 160-179 100-109
Hipertensi berat (stage III) ≥180 ≥110
Isolated systolic hypertension ≥140 <90
World Health Organization. (2013).
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan darah, dan
secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.
Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka
strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama
4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang
diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
memulai terapi farmakologi. (PDSKI, 2015)
3. Dyspepsia
Dispepsia merupakan keluhan klinis yang sering dijumpai dalam praktik klinis. Istilah
dispepsia sendiri mulai gencar dikemukakan sejak akhir tahun 1980-an, yang menggambarkan
keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di
epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa
panas yang menjalar di dada (Abdullah dan Gunawan, 2012). Sindrom atau keluhan ini dapat
disebabkan atau didasari oleh berbagai penyakit, tentunya termasuk juga di dalamnya penyakit
yang mengenai lambung, atau yang lebih dikenal sebagai penyakit maag.
Menurut Tack dkk. (2004) factor resiko dyspepsia adalah konsumsi kafein berlebihan,
minum minuman beralkohol, merokok, konsumsi steroid dan OAINS, serta berdomisili di daerah
dengan prevalensi H.pylori tinggi. Sedangkan patofisiologi yang dapat menyebabkan masalah ini
adalah: 1) Abnormalitas fungsi motorik lambung, khususnya keterlambatan pengosongan lambung,
hipomotilitas antrum, hubungan antara volume lambung saat puasa yang rendah dengan
pengosongan lambung yang lebih cepat, serta gastric compliance yang lebih rendah. 2) Infeksi
Helicobacter pylori. 3) Faktor-faktor psikososial, khususnya terkait dengan gangguan cemas dan
depresi.
15
4. Renal Anemia
Anemia terjadi ketika rendahnya sel darah merah dalam tubuh. Sel darah merah
mengandung hemoglobin (Hb) yang mentranspor oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh untuk
mensuplai energi. Ketika jumlah sel darah merah sangat rendah, kadar oksigen juga rendah. Ginjal
yang sehat memproduksi hormone eritropoietin yang menstimulasi produksi sel darah merah di
sumsum tulang. Ketika ginjal mengalami kerusakan produksi eritropoietin menjadi lebih rendah
bahkan tidak diproduksi sama sekali. Hal ini mengakibatkan kegagalan memproduksi sel darah
merah. Faktor lain yang dapat meyebabkan anemia pada keadaan gagal ginjal adalah kurangnya
asupan zat besi karena zat besi tidak diabsorbsi dengan baik dalam keadaan gagal ginjal. (NHS,
2014)
Anemia menyebabkan berkurangnya energi, lelah, letih, lesu, lemah dan lunglai merupakan
tanda-tanda anemia. Ketika anemia menjadi lebih parah dapat menyebabkan peningkatan denyut
nadi yang disebabkan oleh kompensasi tubuh akibat kekurangan oksigen dengan memompa darah
lebih sering. Hal ini menyebabkan penambahan beban pada jantung dan otot jantung akan
menebal. Anemia dalam waktu yang lama dapat menjadi faktor resiko penyakit jantung serius.
(NHS, 2014)
Pengobatan renal anemia bergantung pada penyebab dari anemia. JIka anemia disebabkan
karena kekurangan hormone eritropoietin maka dokter akan memberikan erythropoietic stimulating
agent (ESA) untuk membantu tubuh memproduksi sel darah merah. Jika anemia disebabkan
karena kekurangan zat besi maka akan dilakukan suplementasi zat besi. Kekurangan zat besi
merupakan hal yang biasa terjadi pada penderita gangguan ginjal dan terkadang pemberian zat
besi saja cukup dapat menyembuhkan anemia. Pemberian vitamin B12 dan asam folat juga dapat
membantu membentuk sel darah merah. (NHS, 2014)
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. dan Gunawan, J. 2012. Dispepsia. Continuing Medical Education, volume 39, nomor
9.
Black & Hawks. 2009. Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive Outcomes.
Elseveir Saunders
Daugirdas, J, T., Blake, P, G.,& Ing, T, S. (2007). Handbook Of Dialysis 4th Edition. Philadelphia.
Lippincott Williams & Wikkins.
Gibson, Rosalind S. (2005). Principles of Nutritional Assesment. Oxford : University Press.
Hirlan. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
National Health Service. 2014. What is Renal Anemia? Guide for patients and cares. Birmingham:
National Health Service. Available from : http://www.uhb.nhs.uk/ [Accessed 14 Maret
2016]
National Kidney Foundation. KDOQI Clinical Practice Guideline for Chronic Kidney Disease:
Evaluation, Classification, and Stratification Cardiovascular Disease in Dialysis Patient.
2009. New York : NKF. Am J Kidney Dis 39 (2 suppl 1) : S1-S266. Retrieved Maret 2013,
from http://www.kidney.org/
National Kidney Foundation. 2010. About Chronic Kidney Disease. New york: National Kidney
Foundation. Available from: http://www.kidney.org/ [Accessed 14 Maret 2016]
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PDSKI). 2015. Pedoman Tatalaksana
Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Indonesian Heart Association.
Available from:http://www.inaheart.org/
Pranay, K., Stoppler M.C. (ed). 2010. Chronic Kidney Disease. Available from :
http://www.emedicinehealth.com/c [Accessed 9 Maret 2016]
Tack J., R. Bisschops, G. Sarnelli. 2004. Pathophysiology and treatment of functional dyspepsia.
Gastroenterology, volume 127, nomor 55.
Wahyuningsih,Retno. (2013). Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
World Health Organization. (2013). A Global Brief on Hypertension. Switzerland : WHO. Available
from: http://who.int/ [Accessed 9 Maret 2016]
17
LAMPIRAN
=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________
MAKAN PAGI
bubur nasi 175 g 127,6 kcal 28,0 g
OMELET
telur ayam 55 g 85,3 kcal 0,6 g
daun bawang 5g 1,1 kcal 0,3 g
Carrot fresh 10 g 2,6 kcal 0,5 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
SUP OYONG
gambas / oyong mentah 50 g 10,0 kcal 2,2 g
Carrot fresh 15 g 3,9 kcal 0,7 g
tahu 15 g 11,4 kcal 0,3 g
tomat masak 10 g 2,1 kcal 0,5 g
seledri 5g 0,6 kcal 0,1 g
JUS SEMANGKA
semangka 100 g 32,0 kcal 7,2 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
gula pasir 13 g 50,3 kcal 13,0 g
SELINGAN PAGI
PUDING MAIZENA
tepung maizena 5g 19,0 kcal 4,6 g
susu kental manis 30 g 96,0 kcal 16,4 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
MAKAN SIANG
nasi tim 150 g 175,7 kcal 38,6 g
Meal analysis: energy 175,7 kcal (10 %), carbohydrate 38,6 g (14 %)
18
PERKEDEL TAHU
tahu 40 g 30,4 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
daun bawang 5g 1,1 kcal 0,3 g
gula pasir 7g 27,1 kcal 7,0 g
bawang putih 2g 1,8 kcal 0,4 g
telur ayam 3g 4,7 kcal 0,0 g
SEMUR AYAM
daging ayam 40 g 114,0 kcal 0,0 g
gula pasir 5g 19,3 kcal 5,0 g
pepaya 100 g 39,0 kcal 9,8 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
SELINGAN SORE
TALAM UBI UNGU
ubi jalar ungu 40 g 44,8 kcal 10,5 g
tepung beras 15 g 54,1 kcal 11,9 g
tepung tapioka 20 g 76,2 kcal 18,3 g
santan 15 g 10,6 kcal 0,4 g
gula pasir 8g 31,0 kcal 8,0 g
Meal analysis: energy 216,8 kcal (13 %), carbohydrate 49,1 g (18 %)
MAKAN MALAM
nasi tim 150 g 175,7 kcal 38,6 g
Meal analysis: energy 175,7 kcal (10 %), carbohydrate 38,6 g (14 %)
PATIN KEMANGI
ikan gabus segar 55 g 46,1 kcal 0,0 g
Tomatoes fresh cooked 10 g 2,0 kcal 0,3 g
19
TUMIS KACANG PANJANG TAOGE
kacang panjang mentah 40 g 14,0 kcal 3,2 g
toge kacang hijau mentah 10 g 6,1 kcal 0,5 g
gula pasir 7g 27,1 kcal 7,0 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
TEMPE GARIT
tempe kedele murni 30 g 59,7 kcal 5,1 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
SELINGAN MALAM
JUS MELON
Melon fresh 90 g 34,4 kcal 7,5 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
gula pasir 13 g 50,3 kcal 13,0 g
=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1721,0 kcal 2036,3 kcal 85 %
water 612,7 g - -
protein 57,4 g(13%) 60,1 g(12 %) 95 %
fat 47,3 g(24%) 69,1 g(< 30 %) 68 %
carbohydr. 270,4 g(63%) 290,7 g(> 55 %) 93 %
dietary fiber 10,4 g - -
Vit. D 1,1 µg - -
Vit. K 21,9 µg - -
alcohol 0,0 g - -
Vit. E 0,3 mg - -
PUFA 6,9 g - -
cholesterol 311,6 mg - -
Vit. A 2086,9 µg - -
carotene 2,2 mg - -
Vit. E (eq.) 6,7 mg - -
Vit. B1 0,7 mg - -
Vit. B2 1,0 mg - -
Vit. B6 1,3 mg - -
tot. fol.acid 208,0 µg - -
20
Vit. C 111,3 mg - -
sodium 220,6 mg 1200,0 mg 18 %
potassium 1967,2 mg - -
calcium 450,0 mg - -
magnesium 282,7 mg - -
phosphorus 724,2 mg - -
iron 10,1 mg - -
zinc 7,0 mg - -
iodine 22,4 µg - -
21
RESEP MASAKAN
SUP OYONG
Bahan Bumbu
oyong ukuran sedang, bersihkan potong2 siung bawang merah, iris tipis
wortel, potong sesuai selera bawang putih
seledri, iris halus bawang bombay
tomat, buang bijinya, potong kotak2 secukupnya minyak utk menumis
Tahu, potong kotak-kotak secukupnya garam*
secukupnya air
Langkah
1. Masukkan air dalam panci
2. Sambil menunggu air mendidih, tumis bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay
hingga wangi
3. Setelah mendidih, masukkan bumbu yang telah ditumis dalam panci. Masukkan wortel, tunggu
hingga wortel setengah matang
4. Masukkan oyong dan tahu , tambahkan garam secukupnya
5. 5 menit sebelum diangkat, masukkan tomat dan seledri
6. Setelah matang matikan kompor, sajikan.
JUS SEMANGKA
Bahan Langkah
100g semangka, hilangkan bijinya 1. Masukkan air dan semangka dalam blender
¾ gelas air putih 2. Blender hingga halus, sajikan
PUDING MAIZENA
Bahan Langkah
Tepung maizena 1. Masukkan maizena dan garam dalam panci
Susu kental manis 2. Tuangkan air dan susu sedikit demi sedikit sambil
Garam* terus diaduk
Esens vanili 3. Setelah agak mengental, tuang dalam cetakan
Air 4. Biarkan dingin dan sajikan
PERKEDEL TAHU
Bahan Bumbu Bawang putih
Tahu putih Santan kara Garam*
Telur ayam bawang bombai Gula pasir
Daun bawang Minyak untuk menumis
Seledri
LANGKAH
1. Potong dadu bawang bombai, lalu tumis hingga layu.
2. Campurkan dalam baskom: tahu potong dadu, telur, bawang bombai, bawang putih rajang
halus, daun bawang rajang halus, seledri rajang halus, garam, gula, santan. Aduk hingga
semua bahan rata.
3. Masukkan tahu dalam cetakan. Kukus tahu hingga matang, ±15 -20 menit.
22
TUMIS BAYAM LABU SIAM
Bahan Bumbu
¼ labu siam ukuran besar ½ cabe merah besar, buang bijinya
¼ ikat bayam Secukupnya garam*
1 siung bawang merah, iris tipis Secukupnya merica
1 siung bawang putih, iris tipis ¼ lembar daun salam
Langkah
1. Bersihkan labu siam
2. Potong menyerupai korek api, rendam dalam air yg diberi sedikit garam, sisihkan.
3. Panaskan minyak, tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum. masukkan cabe
merah. aduk rata.
4. Masukkan labu siam. aduk rata.
5. Beri garam dan merica. aduk rata. tes rasa apakah sudah pas..
6. Tunggu beberapa saat hingga matang dan agak empuk. angkat dan sajikan.
SEMUR AYAM
Bahan Bumbu
3 potong daging Garam secukupnya 1 buah cabe besar, buang bijinya
ayam atas bawah ¼ buah tomat 1/8 biji pala
bumbu halus : Secukupnya kecap manis
1 siung bawang merah 1 biji kemiri
1 siung bawang putih
Langkah
1. Potong daging ayam kecil-kecil supaya bumbu meresap dan cepat matang
2. Bila sudah,beri sedikit garam,biarkan selama 10 menit,lalu goreng,jgn terlalu kering,spy bumbu
semur mudah meresap.
3. Potong tomat kecil2,siapkan bumbu halus.
4. Tumis bumbu halus sampai harum,masukkan garam,tomat,dan cabe rawit.
5. Beri air secukupnya,lalu masukkan ayam yg sudah digoreng tadi.
6. Aduk2 dan beri kecap manis,masak sampai ayam berubah warna menyerap bumbu semur.
7. Bila sdh meresap,rasakan,bila sudah pas,angkat dan sajikan
Langkah
1. Panaskan kukusan, cetakan diolesi minyak
2. Campur adonan ungu, lalu saring. Tuang ke cetakan lalu kukus 10menit.
3. Campur adonan putih, tuang ke atas adonan ungu,kukus lagi 10-15menit sampai matang.
Sajikan
23
PATIN KEMANGI
Bahan Bumbu bahan pelengkap
1 ekor Patin bumbu halus: 1/8 buah jeruk nipis
¼ ikat kemangi 2 siung bawang putih 1/4 buah tomat potong dadu
2 siung bawang merah Sedikit garam*
1 biji kemiri 1/8 sdt lada
½ cm kunyit 1/4 sdt gula
daun pisang
Langkah
1. bersihkan patin, berikan air perasan jeruk nipis, sisihkan.
2. tumbuk bumbu halus. potong kemangi, ambil daunnya. masukkan patin pada bumbu halus,
berikan kemangi dan tomat yg sudah di potong dadu.tambahkan gula, garam,dan lada
3. siapkan daun pisang dan lidi. bungkus patin yang sudah dilumuri bumbu. kukus ±40menit.
JUS MELON
Bahan Langkah
g melon 1. Masukkan air dan melon dalam blender
1 sdm gula 2. Blender hingga halus, sajikan
¾ gelas air putih
24
25