Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM ASUHAN GIZI KLINIK

Penatalaksanaan Diet pada Pasien


CKD st V on HD, Hipertensi st 1, Dyspepsia + Ulkus, dan Anemia

DISUSUN OLEH
KELOMPOK/SHIFT: 1/1
NAMA:
MEGA FEBIA S (13/345714/KU/15661)
ARINA RAKHMAWATI (13/345782/KU/15673)
RUDRI ANISYA T I (13/348451/KU/15878)
MARIA WIGATI (13/348734/KU/15916)

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

3
BAGIAN 1. ASSESMEN GIZI

A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S No RM : 647767
Umur : 48 tahun Ruang :-
Sex : Perempuan Tgl Masuk : -
Pekerjaan : Buruh Tgl Kasus : 02/06/2014
Pendidikan : SMA Alamat : Dukuh Bayat Klaten
Agama : Islam Diagnosis medis : CKD st V on HD, Hipertensi st 1,
dyspepsia+ulkus, & Anemia

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Pasien mengeluh perut terasa panas , nyeri pada luka bekas
operasi di obgyn, pusing (+), nafas tidak efekif, mual (+), muntah
(+), badan lemas
Riwayat Penyakit mual (+), muntah (+), lemas (+), pusing (+), sesak nafas, nyeri bekas
Sekarang operasi, riwayat HD rutin Senin & Kamis

Riwayat Penyakit Myoma (operasi tahun 2008)


Dahulu
Riwayat Penyakit -
Keluarga

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Data Sosio Penghasilan : -
ekonomi
Jumlah anggota keluarga : 4
Suku : Jawa
Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : 5-6 Jumlah jam tidur sehari : 7-8 jam
Jenis olahraga : jalan kecil Frekuensi : setiap sore saat sedang
tidak sakit
Alergi makanan Makanan . : - penyebab
Jenis diet khusus : - Alasan : -
Masalah Nyeri ulu hati (ya/tidak ), Mual (ya/tidak ), Muntah (ya/tidak),
gastrointestinal Diare (ya/tidak), Konstipasi (ya/tidak ), Anoreksia (ya/tidak )
Perubahan pengecapan/penciuman (ya/tidak )
Penyakit kronik Jenis penyakit : CKD Modifikasi diet : diet HD
rendah garam
Jenis dan lama pengobatan : sekitar setahun yang lalu
Kesehatan mulut Sulit menelan (ya/tidak), Stomatitis (ya/tidak), Gigi lengkap
(ya/tidak)
Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : -
Frekuensi dan jumlah
Perubahan BB Bertambah/berkurang Lamanya: -
Tidak disengaja: berat berubah setelah HD

4
Mempersiapkan Fasilitas memasak : kompor, memasak sendiri
makanan Fasilitas menyimpan makanan : almari
Riwayat / pola Makanan pokok
makan nasi 2-3x/hari sekali makan 1-2 centong
Lauk hewani
ayam 1-2x/minggu, ikan 1-2x/minggu, kurang suka daging
Lauk nabati
tempe tahu bergantian setiap hari @1 potong, diolah dengan digoreng
Sayuran
suka semua jenis sayur terutama bayam, menghindari konsumsi
kangkung
Buah
suka semua jenis buah, konsumsi pear & apel sebulan sekali
Minum
air putih 1-2 gelas/hari, air teh kadang-kadang
Selingan
roti, kripik tempe

Kesimpulan dan Pembahasan :


Ny. S berusia 48 tahun memiliki keluhan utama perut terasa panas, nyeri pada luka bekas
operasi di obgyn, pusing, nafas tidak efektif, mual, muntah, dan badan lemas. Ny. S didiagnosis
medis CKD stage V on HD, hipertensi stage 1, dyspepsia+ulkus, dan anemia. Ny. S juga telah
melakukan hemodialisis rutin setiap hari Senin dan Kamis. CKD (Chronic Kidney Disease) atau
gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan
irreversible. CKD diklasifikasikan menjadi 5 tahap yaitu :
Stage Deskripsi Nama Lain GFR (ml/ menit/ 1.73
m2)
I Kerusakan ginjal dengan GFR normal Resiko 1 > 90
II Kerusakan ginjal dengan GFR ringan Chronic Renal 60-89
Insufisiensi (CRI)
III Penurunan GFR sedang Chronic Renal Failure 30-59
(CRF)
IV Penurunan GFR tingkat berat Chronic Renal Failure 15-29
(CRF)
V Gagal ginjal End stage renal < 15
disease (ESRD)
Sumber (Black dan Hawks, 2009)
CKD dapat disebabkan oleh hipertensi karena tekanan darah yang meningkat bisa menjadi
puncak serangan utama terhadap serangan jantung, strok, dan gagal ginjal kronik. Begitu pula
gagal ginjal kronik juga bisa menyebabkan hipertensi (NKF, 2009). Ny. S sudah mencapai tahap 5
dan sudah menjalani hemodialisis.
Ny. S pernah mengalami Myoma dan melakukan operasi pada tahun 2008. Myoma adalah
tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid,
dan kolagen. Rasa nyeri yang timbul akibat dari ganguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang
disertai nekrosis setempat dan peradangan (Wiknjosastro, 2007).
Berdasarkan data riwayat gizi, diketahui bahwa Ny. S memiliki masalah gartrointestinal
berupa nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Mual dan muntah dapat dipengaruhi oleh gangguan
keseimbangan dialisis akibat ultrafiltrasi yang berlebihan, lamanya waktu dialisis, perubahan
homeostasis, dan besarnya ultrafiltrasi (Daugirdas, 2007). Anemia yang dialami Ny. S karena

5
penurunan kadar Hb akibat menurunnya produksi eritropoetin (EPO) oleh ginjal, tubuh tidak mampu
menyerap zat besi, dan kehilangan darah karena sebab lain (Thomas, 2003). Ny. S juga
mengalami penurunan berat badan setelah melakukan hemodialisis.
Berdasarkan riwayat pola makan, Ny. S memiliki pola menu yang cukup bervariasi baik
makanan pokok, lauk hewani, maupun nabati. Akan tetapi, Ny. RM masih memiliki asupan buah
yang rendah hanya 1x dalam sebulan.

B. ANTROPOMETRI
Tinggi lutut: Berat Badan LLA
46 cm Pre HD : 45 kg 19 cm
Post HD: 42 kg
Estimasi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut menggunakan rumus dari Gibson :
S= 68.10 + (1.86 x Tinggi Lutut) – (0.06 x Umur)
= 68.10 + (1.86 x 46) – (0.06 x 48)
= 150,78 cm ~ 151 cm
Estimasi status gizi berdasarkan LLA yaitu :
Persentil LLA untuk wanita 45-54,9 tahun adalah 29,9
𝐿𝐿𝐴 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙 = 𝑥 100%
𝐿𝐿𝐴 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙
19
=
29,9
𝑥 100%
Persentil = 63,5 %

Kesimpulan dan Pembahasan :


Status gizi Ny. S diketahui dari pengukuran lingkar lengan atas (LLA). Berdasarkan hasil
perhitungan dengan kriteria status gizi baik adalah < 70% persentil, maka diketahui bahwa Ny. S
memiliki status gizi buruk. Status gizi Ny. S ditentukan melalui LLA karena tidak diketahui tinggi
badan pasien dan hanya diperoleh data hasil estimasi. Sehingga lebih akan lebih tepat
menggunakan data LLA karena sensitif terhadap adanya malnutrisi energi dan protein (Gibson,
2005). Data tinggi badan Ny. S ditentukan melalui data tinggi lutut yang telah diperoleh, sehingga
didapatkan tinggi badan Ny. S yaitu 151 cm.

C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan Satuan/
Awal Masuk RS keterangan
urin/darah Nilai Normal
BUN 7-18 mg/dL 39,2 mg/dL Tinggi
Urea 0,6-1,3 mg/dL 7,57 mg/dL Tinggi
Ureum 17-43 mg/dL 143 mg/dl Tinggi
HGB 11,5-15,5 g/dL 9,6 g/dL Rendah
HCT 34-40 % 33,3 % Rendah
WBC 4,5-10,3 x 103/µL 25,01 x 103/µL Tinggi
RBC 4-5,2 X 106/µL 3,65 X 106/µL Rendah
MCV 80-99 fL 91,2 fL Normal
MCH 27-31 fL 26,4 fL Rendah
MCHC 33-37 pg 28,9 pg Rendah
PDW 9-13 fL 10,8 fL Normal
Na 135-145 mmol/L 139 mmol/L Normal
K 3,8-5,5 mol/L 8,5 mmol/L Tinggi
Cl 98-106 mmol/L 103 mmol/L Normal

6
Kesimpulan dan Pembahasan :
Berdasarkan pemeriksaan biokimia diperoleh hasil BUN, urea, ureum, WBC, dan kalium
yang tinggi, sedangkan HGB, HCT,RBC, MCH, MCHC rendah.
Dari pengukuran HGB, HCT, RBC, MCH dan MCHC, diketahui pasien mengalami anemia.
Anemia merupakan kondisi yang umum pada pasien diabetes dan dapat mempercepat komplikasi
seperti CVD dan CKD dengan menyebabkan hipoksia pada jaringan (Thomas,dkk.,2003). Kadar
BUN (Blood Nitrogen Ureum) yang tinggi menunjukkan ginjal tidak mampu menyaring urea,
sedangkan urea dan ureum yang tinggi menandakan penurunan fungsi ginjal. Kadar kalium yang
tinggi mengarah pada indikasi gagal ginjal akut dan luka pada jaringan yang berat disertai
gangguan ginjal (Wahyuningsih, 2013).

D. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK


1. Kesan Umum : CM, sedikit syok
2. Vital Sign :
- Tensi : 130/90 mmHg Respirasi 25x/menit - Nadi :96x/menit - Suhu: 36,6 C
3. Kepala/ abdomen/extremitas dll : Ascites
4. UOP : 200 cc

Kesimpulan dan Pembahasan :


Berdasarkan pemeriksaan fisik klinis diketahui Ny. S memiliki denyut nadi yang normal,
sedangkan respirasinya cepat disebabkan karena terdapat akumulasi natrium dan cairan di paru-
paru dan ketidakseimbangan asupan zat oksigen sehingga terjadi sesak nafas (Pranay, 2010) dan
suhu tubuh sedikit tinggi. Natrium dan cairan yang meningkat juga dapat menimbulkan edema dan
ascites. Ny. S diketahui mengalami ascites, yaitu keadaan dimana terdapat cairan yang melebihi
normal pada rongga peritoneum. Timbulnya ascites biasanya didahului dengan hemodialisis (Hirlan,
1996). Berdasarkan pengukuran tekanan darah Ny. S diketahui mengalami hipertensi. Kriteria
hipertensi dapat ditentukan menurut klasifikasi dari WHO(2013) yaitu :
Kategori Sistol Diastol (mmHg)
(mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Hipertensi ringan (stage I) 140-159 90-99
Hipertensi sedang (stage II) 160-179 100-109
Hipertensi berat (stage III) ≥180 ≥110
Isolated systolic hypertension ≥140 <90
Berdasarkan criteria tersebut, Ny. S mengalami hipertensi stage I yaitu 130/90 mmHg. Urin yang
dikeluarkan Ny. S diketahui 200cc.

7
E. ASUPAN ZAT GIZI.
Hasil Recall 24 jam diet : Rumah/rumah sakit *
Tanggal : 01/05/2014

Implementasi Energi Protein (gr) Lemak KH (gr)


(kal) (gr)
Asupan oral 720,5 28,2 19,2 108,1
Kebutuhan 1641,8 43,32 45,6 245,4
% Asupan 43,8% 65% 42,1% 44%

Kesimpulan dan Pembahasan:


Berdasarkan hasil recall 24 jam diet rumah, asupan energi, lemak, dan karbohidrat Ny. M
masih defisit karena < 60% sehingga masih perlu ditingkatkan. Hal ini dimungkinkan karena adanya
kondisi mual dan muntah pada pasien.
Dalam Kresnawan (2011), diungkapkan diet bagi penderita ginjal kronik yang mengalami
hiperkalemi sebaiknya menghindari bahan makanan yang tinggi kalium seperti bayam, gambas,
daun singkong, leci dan daun pepaya. Jika pasien hipertensi dan asites menghindari makanan
tinggi natrium diantaranya adalah garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, dan makanan yang
diawetkan.

F. Terapi Medis
Jenis Fungsi Interaksi dengan zat gizi
Obat/tindakan Dan efek samping
CaCO3 3x1 Mengikat kadar fosfor Diminum bersamaan dengan makanan
dalam makanan
Asam folat 3x1 Mencegah anemia dan Efek samping: mual
ketidakmampuan usus
menyerap nutrisi
Furosemid 1 AMP Untuk penanganan edema Efek samping: pusing, sakit kepala,
sakit perut
Amlodipin 1x10 Obat hipertensi Efek samping: merasa lelah, pusing,
mual, jantung berdegup kencang
Ranitidine 2x1 Mengurangi sekresi asam Konsumsi bersama makanan atau
lambung antasida dapat menyebabkan
penurunan absorpsi ranitidin hingga
33% dan konsentrasi puncak menurun.
Ranitidin juga dapat mengakibatkan
defisiensi vit B12 karena malabsorbsi
vit B12.
Efek samping: konstipasi, mual,
muntah, nyeri dan ketidaknyamanan
pada perut.
Valsartan 1x8g Untuk megobati hipertensi Antagonis dengan Anngiotensin II
dan gagal ginjal

8
BAB II
DIAGNOSIS GIZI

(NI-2.1) Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan gangguan gastrointestinal (mual, muntah)
dibuktikan oleh hasil recall 24 jam yang defisit
(NI-5.1) Peningkatan kebutuhan protein dan zat besi berkaitan dengan disfungsi ginjal dengan
dialisis dibuktikan oleh diagnosis CKD st V on HD dan kadar HGB, HCT, RBC, MCH, dan
MCHC yang rendah
(NI-5.4) Penurunan kebutuhan kalium, purin dan cairan berkaitan dengan disfungsi ginjal dan
retensi cairan dibuktikan oleh kadar kalium, urea, ureum yang tinggi, UOP 200cc dan ascites
(NI-5.4) Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan disfungsi vaskuler dan retensi air
dibuktikan oleh tekanan darah 130/90 mmHg dan ascites

9
BAB III
INTERVENSI GIZI

PLANNING
1. Tujuan Diet
a. Memberikan protein yang cukup untuk mengganti AAE dan N yang hilang dalam dialisat
b. Mencegah penimbunan hasil sisa metabolisme antar HD
c. Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi
d. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
f. Membantu mencegah anemia

2. Prinsip / Syarat Diet


a. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
b. Protein tinggi 1,2 g/kg BB
c. Karbohidrat dihitung secara by difference
d. Lemak normal, 25% dari kebutuhan energi total
e. Natrium dibatasi 1200 mg/hari
f. Kalium dibatasi 2 gram/hari
g. Cairan sesuai kebutuhan, ± 700 ml/hari
h. Makanan tinggi Fe

3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


BBI = 90% (TB – 100)
= 90% (151-100)
= 45,9 kg
a. Kebutuhan Energi:
Energi = 35 kkal/kg BB = 35 x 42 kg = 1606,5 kkal
TEE = 1606,5 + (10% x 1606,5) = 1767,15 kkal
b. Kebutuhan protein: 1,2 g/kg BBi = 1,2 x 45,9 kg = 55 g
c. Kebutuhan lemak: 25% x 1767,15 = 441,7 kkal : 9 = 49 g
d. Kebutuhan karbohidrat:
= 1767,15 kkal – 220 kkal – 441,7 kkal
= 1105,3 kkal : 4 = 276 g
Pembahasan Preskripsi Diet:
Menurut Almatsier (2006), kebutuhan energi pada pasien Hemodialisis (HD) yaitu 35 kkal/kg
BB ideal/hari. Untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino
yang hilang selama dialisis maka dibutuhkan protein yang tinggi yaitu 1-1,2 g/kg BB ideal/hari.
Faktor aktivitas dipilih 10% karena pasien masih dalam keadaan lemas. Pasien mengalami
hipertensi stage I atau hipetensi ringan sehingga perlu adanya pembatasan natrium. Natrium
yang boleh diberikan kepada pasien yaitu 1000-1200 mg/hari atau 1 sdt garam dapur.
Penyajian makanan dalam bentuk lunak berkaitan dengan gangguan gastrointestinal yaitu mual
dan muntah.

4. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian


Terapi Diet : Diet Dialisis I (60g protein), RG III (1200mg Na)
Bentuk makanan : Lunak
Cara pemberian : Oral
10
5. Rekomendasi Diet
Rekomendasi Diet Jumlah (gram)
Makan Pagi Bubur Nasi 175
Omelet 60
Sup oyong 100
Jus semangka 200
Selingan Pagi (jam 10.00) Puding maizena 100
Makan Siang Nasi tim 150
Tahu kukus 40
Tumis bayam labu siam 100
Semur ayam 50
Pepaya 55
Air putih 100
Selingan Sore (jam 16.00) Talam ubi ungu 50
Makan Malam Nasi tim 150
Patin kemangi 60
Tumis kacang panjang taoge 50
Tempe garit 35
Air putih 100
Selingan Sore (jam 21.00) Jus melon 200

6. Kajian Rekomendasi Diet


Energi Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Cairan
(kkal)
Rekomendasi diet 1721 57 47 270,4 613 ml
Kebutuhan 1767 55 49 276 700 ml
% Rekomendasi /
97% 103,6% 96% 98% 87,5%
kebutuhan

7. Rencana Monitoring dan Evaluasi


Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target
Antropometri Berat badan Sebelum dan Normal
setelah HD Tidak meningkat >5% BB
sebelum HD
LLA Akhir kasus Normal
Biokimia Hb, hematokrit, angka Setiap hari Tetap atau mendekati normal
leukosit, BUN, Urea,
Ureum, Na, K,
Fisik klinis Tekanan darah Setiap hari Normal
Asupan zat gizi - Energi, protein, Setiap hari - Minimal memenuhi 80%
lemak, karbohidrat dari kebutuhan
- Daya terima - Baik
- asupan cairan - Baik, sesuai rekomendasi

11
8. Rencana Konsultasi Gizi
Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan
Asupan oral -Memotivasi pasien untuk - Macam bentuk makanan
inadekuat menghabiskan makanannya sesuai daya terima pasien
- Memberi pengetahuan - Contoh pengaturan makan
kepada pasien dan sesuai daya terima pasien
keluarga pasien mengenai
bentuk makanan yang
sesuai dengan daya terima
pasien
Peningkatan Memberikan edukasi dan - Bahan makanan sumber
kebutuhan pemahaman kepada pasien protein tinggi cerna dan
protein dan keluarga pasien rendah cerna
tentang pentingnya - Pentingnya protein pada
pemenuhan protein yang penderita CKD Di bangsal
meningkat.
Peningkatan Memberikan edukasi dan - Bahan makanan sumber
kebutuhan Zat pemahaman kepada pasien Fe
Besi dan keluarga pasien - Pentingnya pemenuhan Fe
tentang pentingnya untuk menghindari anemia
pemenuhan Fe pada pasien
CKD
Penurunan Memberikan edukasi dan - Pentingnya pembatasan
kebutuhan pemahaman kepada pasien kalium pada penderita
kalium dan keluarga pasien CKD
tentang pembatasan kalium
pada penderita CKD

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemeriksaan antropometri, status gizi pasien buruk yang diketahui dari
pengukuran LLA 19 cm (< 70% persentil).
2. Dari pemeriksaan biokimia diketahui pasien mengalami peningkatan kadar BUN,
hiperuremia, anemia (HGB, HCT,RBC,MCH dan MCHC rendah), dan hiperkalemia
3. Dari data fisik klinis diketahui secara umum, pasien terlihat compos mentis sedikit syok.
Berdasarkan pemeriksaan fisik klinis dapat diketahui denyut nadi normal, respirasi cepat,
suhu tubuh sedikit tinggi, hipertensi, terdapat asites dan urin yang dikeluarkan 200ml
4. Rekomendasi diet yang diberikan telah memenuhi kebutuhan energi sebesar 97%, protein
103,6%, lemak 96%, karbohidrat 98% dan cairan 87,5%.

B. Saran
1. Memotivasi pasien agar memperbaiki asupan makananya.
2. Memotivasi pasien untuk meningkatkan konsumsi makanan sumber protein dan Fe
3. Memotivasi pasien untuk membatasi konsumsi makanan tinggi kalium.

13
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA

1. Chronic Kidney Disease (CKD)


CKD adalah kerusakan fungsi ginjal kronik yang progresif dan irreversible. Keadaan ini
membuat tubuh tidak dapat mempertahankan keseimbangan metabolism dan keseimbangan cairan
dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia berupa retensi ureum dan sampah nitrogen lain dalam
darah. CKD ditandai dengan Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 lebih
dari 3 bulan dimanifestasikan dengan abnormalitas patologi dan komposisi darah dan urin.
(National Kidney Foundation, 2010)
CKD diklasifikasikan menjadi 5 tahap yaitu :
Stage Deskripsi Nama Lain GFR (ml/menit/1.73
m2)
I Kerusakan ginjal dengan GFR Resiko 1 > 90
normal
II Kerusakan ginjal dengan GFR Chronic Renal 60-89
ringan Insufisiensi (CRI)
III Penurunan GFR sedang Chronic Renal Failure 30-59
(CRF)
IV Penurunan GFR tingkat berat Chronic Renal Failure 15-29
(CRF)
V Gagal ginjal End stage renal < 15
disease (ESRD)
Sumber (Black dan Hawks, 2009)
CKD terjadi akibat berbagai macam keadaan yang merusak nefron ginjal. CKD dapat
disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, glomerulonefritis kronik, piolonefritis,
hipertensi tidak terkontrol, obstruksi trakstus urinarius, lesi herediter seperti penyakit ginjal polikistik,
gangguan vaskuler, infeksi, medikasi atau agen toksik berupa bahan kimia.

2. Hipertensi
Hiperteni atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan dimana pada pemeriksaan yang
berulang seseorang mengalami tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg. Diagnosis hipertensi menggunakan tekanan darah sistolik untuk menjadi
dasar utama. Hipertensi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang mmeutuhkan.
Hipertensi sering kali disebut sebagai the silent killer karna termasuk penyakit yang mematikan

14
tanpa dsertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
(PDSKI,2015)
Hipertensi dibagi menjadi beberapa kelas menurut derajat keparahan hipertensi. Pembagian
ini menjadi dasar manajemen hipertensi.
Kategori Sistol Diastol (mmHg)
(mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Hipertensi ringan (stage I) 140-159 90-99
Hipertensi sedang (stage II) 160-179 100-109
Hipertensi berat (stage III) ≥180 ≥110
Isolated systolic hypertension ≥140 <90
World Health Organization. (2013).
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan darah, dan
secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.
Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka
strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama
4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang
diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
memulai terapi farmakologi. (PDSKI, 2015)

3. Dyspepsia
Dispepsia merupakan keluhan klinis yang sering dijumpai dalam praktik klinis. Istilah
dispepsia sendiri mulai gencar dikemukakan sejak akhir tahun 1980-an, yang menggambarkan
keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di
epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa
panas yang menjalar di dada (Abdullah dan Gunawan, 2012). Sindrom atau keluhan ini dapat
disebabkan atau didasari oleh berbagai penyakit, tentunya termasuk juga di dalamnya penyakit
yang mengenai lambung, atau yang lebih dikenal sebagai penyakit maag.
Menurut Tack dkk. (2004) factor resiko dyspepsia adalah konsumsi kafein berlebihan,
minum minuman beralkohol, merokok, konsumsi steroid dan OAINS, serta berdomisili di daerah
dengan prevalensi H.pylori tinggi. Sedangkan patofisiologi yang dapat menyebabkan masalah ini
adalah: 1) Abnormalitas fungsi motorik lambung, khususnya keterlambatan pengosongan lambung,
hipomotilitas antrum, hubungan antara volume lambung saat puasa yang rendah dengan
pengosongan lambung yang lebih cepat, serta gastric compliance yang lebih rendah. 2) Infeksi
Helicobacter pylori. 3) Faktor-faktor psikososial, khususnya terkait dengan gangguan cemas dan
depresi.

15
4. Renal Anemia
Anemia terjadi ketika rendahnya sel darah merah dalam tubuh. Sel darah merah
mengandung hemoglobin (Hb) yang mentranspor oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh untuk
mensuplai energi. Ketika jumlah sel darah merah sangat rendah, kadar oksigen juga rendah. Ginjal
yang sehat memproduksi hormone eritropoietin yang menstimulasi produksi sel darah merah di
sumsum tulang. Ketika ginjal mengalami kerusakan produksi eritropoietin menjadi lebih rendah
bahkan tidak diproduksi sama sekali. Hal ini mengakibatkan kegagalan memproduksi sel darah
merah. Faktor lain yang dapat meyebabkan anemia pada keadaan gagal ginjal adalah kurangnya
asupan zat besi karena zat besi tidak diabsorbsi dengan baik dalam keadaan gagal ginjal. (NHS,
2014)
Anemia menyebabkan berkurangnya energi, lelah, letih, lesu, lemah dan lunglai merupakan
tanda-tanda anemia. Ketika anemia menjadi lebih parah dapat menyebabkan peningkatan denyut
nadi yang disebabkan oleh kompensasi tubuh akibat kekurangan oksigen dengan memompa darah
lebih sering. Hal ini menyebabkan penambahan beban pada jantung dan otot jantung akan
menebal. Anemia dalam waktu yang lama dapat menjadi faktor resiko penyakit jantung serius.
(NHS, 2014)
Pengobatan renal anemia bergantung pada penyebab dari anemia. JIka anemia disebabkan
karena kekurangan hormone eritropoietin maka dokter akan memberikan erythropoietic stimulating
agent (ESA) untuk membantu tubuh memproduksi sel darah merah. Jika anemia disebabkan
karena kekurangan zat besi maka akan dilakukan suplementasi zat besi. Kekurangan zat besi
merupakan hal yang biasa terjadi pada penderita gangguan ginjal dan terkadang pemberian zat
besi saja cukup dapat menyembuhkan anemia. Pemberian vitamin B12 dan asam folat juga dapat
membantu membentuk sel darah merah. (NHS, 2014)

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. dan Gunawan, J. 2012. Dispepsia. Continuing Medical Education, volume 39, nomor
9.
Black & Hawks. 2009. Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive Outcomes.
Elseveir Saunders
Daugirdas, J, T., Blake, P, G.,& Ing, T, S. (2007). Handbook Of Dialysis 4th Edition. Philadelphia.
Lippincott Williams & Wikkins.
Gibson, Rosalind S. (2005). Principles of Nutritional Assesment. Oxford : University Press.
Hirlan. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
National Health Service. 2014. What is Renal Anemia? Guide for patients and cares. Birmingham:
National Health Service. Available from : http://www.uhb.nhs.uk/ [Accessed 14 Maret
2016]
National Kidney Foundation. KDOQI Clinical Practice Guideline for Chronic Kidney Disease:
Evaluation, Classification, and Stratification Cardiovascular Disease in Dialysis Patient.
2009. New York : NKF. Am J Kidney Dis 39 (2 suppl 1) : S1-S266. Retrieved Maret 2013,
from http://www.kidney.org/
National Kidney Foundation. 2010. About Chronic Kidney Disease. New york: National Kidney
Foundation. Available from: http://www.kidney.org/ [Accessed 14 Maret 2016]
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PDSKI). 2015. Pedoman Tatalaksana
Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Indonesian Heart Association.
Available from:http://www.inaheart.org/
Pranay, K., Stoppler M.C. (ed). 2010. Chronic Kidney Disease. Available from :
http://www.emedicinehealth.com/c [Accessed 9 Maret 2016]
Tack J., R. Bisschops, G. Sarnelli. 2004. Pathophysiology and treatment of functional dyspepsia.
Gastroenterology, volume 127, nomor 55.
Wahyuningsih,Retno. (2013). Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
World Health Organization. (2013). A Global Brief on Hypertension. Switzerland : WHO. Available
from: http://who.int/ [Accessed 9 Maret 2016]

17
LAMPIRAN
=====================================================================
Analysis of the food record
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

MAKAN PAGI
bubur nasi 175 g 127,6 kcal 28,0 g

Meal analysis: energy 127,6 kcal (7 %), carbohydrate 28,0 g (10 %)

OMELET
telur ayam 55 g 85,3 kcal 0,6 g
daun bawang 5g 1,1 kcal 0,3 g
Carrot fresh 10 g 2,6 kcal 0,5 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 132,1 kcal (8 %), carbohydrate 1,3 g (0 %)

SUP OYONG
gambas / oyong mentah 50 g 10,0 kcal 2,2 g
Carrot fresh 15 g 3,9 kcal 0,7 g
tahu 15 g 11,4 kcal 0,3 g
tomat masak 10 g 2,1 kcal 0,5 g
seledri 5g 0,6 kcal 0,1 g

Meal analysis: energy 28,1 kcal (2 %), carbohydrate 3,7 g (1 %)

JUS SEMANGKA
semangka 100 g 32,0 kcal 7,2 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
gula pasir 13 g 50,3 kcal 13,0 g

Meal analysis: energy 82,3 kcal (5 %), carbohydrate 20,2 g (7 %)

SELINGAN PAGI
PUDING MAIZENA
tepung maizena 5g 19,0 kcal 4,6 g
susu kental manis 30 g 96,0 kcal 16,4 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 115,1 kcal (7 %), carbohydrate 20,9 g (8 %)

MAKAN SIANG
nasi tim 150 g 175,7 kcal 38,6 g

Meal analysis: energy 175,7 kcal (10 %), carbohydrate 38,6 g (14 %)

18
PERKEDEL TAHU
tahu 40 g 30,4 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
daun bawang 5g 1,1 kcal 0,3 g
gula pasir 7g 27,1 kcal 7,0 g
bawang putih 2g 1,8 kcal 0,4 g
telur ayam 3g 4,7 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 82,2 kcal (5 %), carbohydrate 8,4 g (3 %)

TUMIS LABU SIAM


labu siam mentah 50 g 10,0 kcal 2,2 g
bayam segar 30 g 11,1 kcal 2,2 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
gula pasir 6g 23,2 kcal 6,0 g

Meal analysis: energy 87,5 kcal (5 %), carbohydrate 10,3 g (4 %)

SEMUR AYAM
daging ayam 40 g 114,0 kcal 0,0 g
gula pasir 5g 19,3 kcal 5,0 g
pepaya 100 g 39,0 kcal 9,8 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 172,3 kcal (10 %), carbohydrate 14,8 g (5 %)

SELINGAN SORE
TALAM UBI UNGU
ubi jalar ungu 40 g 44,8 kcal 10,5 g
tepung beras 15 g 54,1 kcal 11,9 g
tepung tapioka 20 g 76,2 kcal 18,3 g
santan 15 g 10,6 kcal 0,4 g
gula pasir 8g 31,0 kcal 8,0 g

Meal analysis: energy 216,8 kcal (13 %), carbohydrate 49,1 g (18 %)

MAKAN MALAM
nasi tim 150 g 175,7 kcal 38,6 g

Meal analysis: energy 175,7 kcal (10 %), carbohydrate 38,6 g (14 %)

PATIN KEMANGI
ikan gabus segar 55 g 46,1 kcal 0,0 g
Tomatoes fresh cooked 10 g 2,0 kcal 0,3 g

Meal analysis: energy 48,1 kcal (3 %), carbohydrate 0,3 g (0 %)

19
TUMIS KACANG PANJANG TAOGE
kacang panjang mentah 40 g 14,0 kcal 3,2 g
toge kacang hijau mentah 10 g 6,1 kcal 0,5 g
gula pasir 7g 27,1 kcal 7,0 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 90,2 kcal (5 %), carbohydrate 10,6 g (4 %)

TEMPE GARIT
tempe kedele murni 30 g 59,7 kcal 5,1 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 102,8 kcal (6 %), carbohydrate 5,1 g (2 %)

SELINGAN MALAM
JUS MELON
Melon fresh 90 g 34,4 kcal 7,5 g
Drinking water 100 g 0,0 kcal 0,0 g
gula pasir 13 g 50,3 kcal 13,0 g

Meal analysis: energy 84,7 kcal (5 %), carbohydrate 20,4 g (8 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1721,0 kcal 2036,3 kcal 85 %
water 612,7 g - -
protein 57,4 g(13%) 60,1 g(12 %) 95 %
fat 47,3 g(24%) 69,1 g(< 30 %) 68 %
carbohydr. 270,4 g(63%) 290,7 g(> 55 %) 93 %
dietary fiber 10,4 g - -
Vit. D 1,1 µg - -
Vit. K 21,9 µg - -
alcohol 0,0 g - -
Vit. E 0,3 mg - -
PUFA 6,9 g - -
cholesterol 311,6 mg - -
Vit. A 2086,9 µg - -
carotene 2,2 mg - -
Vit. E (eq.) 6,7 mg - -
Vit. B1 0,7 mg - -
Vit. B2 1,0 mg - -
Vit. B6 1,3 mg - -
tot. fol.acid 208,0 µg - -

20
Vit. C 111,3 mg - -
sodium 220,6 mg 1200,0 mg 18 %
potassium 1967,2 mg - -
calcium 450,0 mg - -
magnesium 282,7 mg - -
phosphorus 724,2 mg - -
iron 10,1 mg - -
zinc 7,0 mg - -
iodine 22,4 µg - -

21
RESEP MASAKAN

SUP OYONG
Bahan Bumbu
oyong ukuran sedang, bersihkan potong2 siung bawang merah, iris tipis
wortel, potong sesuai selera bawang putih
seledri, iris halus bawang bombay
tomat, buang bijinya, potong kotak2 secukupnya minyak utk menumis
Tahu, potong kotak-kotak secukupnya garam*
secukupnya air
Langkah
1. Masukkan air dalam panci
2. Sambil menunggu air mendidih, tumis bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay
hingga wangi
3. Setelah mendidih, masukkan bumbu yang telah ditumis dalam panci. Masukkan wortel, tunggu
hingga wortel setengah matang
4. Masukkan oyong dan tahu , tambahkan garam secukupnya
5. 5 menit sebelum diangkat, masukkan tomat dan seledri
6. Setelah matang matikan kompor, sajikan.

JUS SEMANGKA
Bahan Langkah
100g semangka, hilangkan bijinya 1. Masukkan air dan semangka dalam blender
¾ gelas air putih 2. Blender hingga halus, sajikan

PUDING MAIZENA
Bahan Langkah
Tepung maizena 1. Masukkan maizena dan garam dalam panci
Susu kental manis 2. Tuangkan air dan susu sedikit demi sedikit sambil
Garam* terus diaduk
Esens vanili 3. Setelah agak mengental, tuang dalam cetakan
Air 4. Biarkan dingin dan sajikan

PERKEDEL TAHU
Bahan Bumbu Bawang putih
Tahu putih Santan kara Garam*
Telur ayam bawang bombai Gula pasir
Daun bawang Minyak untuk menumis
Seledri
LANGKAH
1. Potong dadu bawang bombai, lalu tumis hingga layu.
2. Campurkan dalam baskom: tahu potong dadu, telur, bawang bombai, bawang putih rajang
halus, daun bawang rajang halus, seledri rajang halus, garam, gula, santan. Aduk hingga
semua bahan rata.
3. Masukkan tahu dalam cetakan. Kukus tahu hingga matang, ±15 -20 menit.

22
TUMIS BAYAM LABU SIAM
Bahan Bumbu
¼ labu siam ukuran besar ½ cabe merah besar, buang bijinya
¼ ikat bayam Secukupnya garam*
1 siung bawang merah, iris tipis Secukupnya merica
1 siung bawang putih, iris tipis ¼ lembar daun salam

Langkah
1. Bersihkan labu siam
2. Potong menyerupai korek api, rendam dalam air yg diberi sedikit garam, sisihkan.
3. Panaskan minyak, tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum. masukkan cabe
merah. aduk rata.
4. Masukkan labu siam. aduk rata.
5. Beri garam dan merica. aduk rata. tes rasa apakah sudah pas..
6. Tunggu beberapa saat hingga matang dan agak empuk. angkat dan sajikan.

SEMUR AYAM
Bahan Bumbu
3 potong daging Garam secukupnya 1 buah cabe besar, buang bijinya
ayam atas bawah ¼ buah tomat 1/8 biji pala
bumbu halus : Secukupnya kecap manis
1 siung bawang merah 1 biji kemiri
1 siung bawang putih
Langkah
1. Potong daging ayam kecil-kecil supaya bumbu meresap dan cepat matang
2. Bila sudah,beri sedikit garam,biarkan selama 10 menit,lalu goreng,jgn terlalu kering,spy bumbu
semur mudah meresap.
3. Potong tomat kecil2,siapkan bumbu halus.
4. Tumis bumbu halus sampai harum,masukkan garam,tomat,dan cabe rawit.
5. Beri air secukupnya,lalu masukkan ayam yg sudah digoreng tadi.
6. Aduk2 dan beri kecap manis,masak sampai ayam berubah warna menyerap bumbu semur.
7. Bila sdh meresap,rasakan,bila sudah pas,angkat dan sajikan

TALAM UBI UNGU


Bahan
adonan ungu adonan putih
40 gr ubi ungu. 6 gr tepung beras
15 gr tepung beras 3 gr tepung kanji
6 gr tepung kanji 34 ml santan kental
1/8 sdt garam Sedikit garam*
34 ml santan cair

Langkah
1. Panaskan kukusan, cetakan diolesi minyak
2. Campur adonan ungu, lalu saring. Tuang ke cetakan lalu kukus 10menit.
3. Campur adonan putih, tuang ke atas adonan ungu,kukus lagi 10-15menit sampai matang.
Sajikan

23
PATIN KEMANGI
Bahan Bumbu bahan pelengkap
1 ekor Patin bumbu halus: 1/8 buah jeruk nipis
¼ ikat kemangi 2 siung bawang putih 1/4 buah tomat potong dadu
2 siung bawang merah Sedikit garam*
1 biji kemiri 1/8 sdt lada
½ cm kunyit 1/4 sdt gula
daun pisang
Langkah
1. bersihkan patin, berikan air perasan jeruk nipis, sisihkan.
2. tumbuk bumbu halus. potong kemangi, ambil daunnya. masukkan patin pada bumbu halus,
berikan kemangi dan tomat yg sudah di potong dadu.tambahkan gula, garam,dan lada
3. siapkan daun pisang dan lidi. bungkus patin yang sudah dilumuri bumbu. kukus ±40menit.

TUMIS KACANG PANJANG TAOGE


Bahan Bumbu
2 bh kacang panjang 1 cabai merah besar, buang isinya ¼ sdm saus tiram
1 sdm toge 2 siung bawang merah Secukupnya air
1 siungbawang putih Secukupnya lada
sedikit garam* Secukupnya minyak goreng
¼ sdt gula
Langkah
1. Siapkan minyak goreng dalam wajan, panaskan. Lalu masukkan bawang putih, bawang merah,
Tumis hingga harum
2. Lalu masukkan cabai merah dan toge
3. Setelah itu masukkan kacang panjang, saus tiram, garam, gula, lada dan air.
4. Biarkan hingga air mendidih dan kacang panjang agak layu, tes rasa.
5. Angkat dan sajikan dengan nasi hangat.

JUS MELON
Bahan Langkah
g melon 1. Masukkan air dan melon dalam blender
1 sdm gula 2. Blender hingga halus, sajikan
¾ gelas air putih

24
25

Anda mungkin juga menyukai