Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

GAGAL GINJAL AKUT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Diet Penyakit Tidak Menular

Dosen Pengampu :

Iin Fatmawati, S.Gz, MPH

Disusun oleh :

Raisa Siti Zahra


2010714036

Kelas :
GIZI B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


2022
NUTRIRION CARE PROCESS (NCP)

A. DATA RIWAYAT PASIEN


1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SR No RM :-
Umur : 52 tahun Ruang : Edelweis LT 1 kelas III
Sex :Perempuan Tgl Masuk : 30 Mei 2013
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tgl Kasus : 3 Juni 2013
Pendidikan : Tidak Sekolah Alamat : Pandeyan, Umbulharjo
Agama : Katholik Diagnosis medis : AKI, leptospirosis

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Dada sesak, panas dingin, pusing, mual (+), muntah (-), diare (+)
Riwayat IMSMRS Os merasa demam dan panas dingin
Penyakit IHSMRS Os mengalami diare sebanyak 6x dalam sehari
Sekarang HMRS Os merasa pusing, mual, panas dingin, dan dada sesak
Os menjalani hemodialisa 1 hari setelah MRS
Saat ini badan Os terkena jaundice, dan Os masih merasa mual dan
lemas
Riwayat -
Penyakit
Dahulu
Riwayat -
Penyakit
Keluarga

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Penghasilan : sosio ekonomi menengah ke bawah
Data Sosio Jumlah anggota keluarga : 3 orang
ekonomi Suku : Jawa
Jumlah jam kerja : - Jumlah jam tidur sehari : 8 jam
Aktifitas fisik
Jenis olahraga : - Frekuensi : -
Makanan . : - penyebab -
Alergi makanan Jenis diet khusus :- Alasan : -
Yang Menganjurkan : -
Nyeri ulu hati (ya), Mual (ya), Muntah (tidak),
Masalah
Diare (tidak), Konstipasi (tidak), Anoreksia (ya)
gastrointestinal
Perubahan pengecapan/penciuman (ya)
Jenis penyakit : - Modifikasi diet : -
Penyakit kronik
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap (tidak)
Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : -
Pengobatan
Frekuensi dan jumlah : -
Perubahan berat Bertambah/berkurang: - lamanya: -
badan disengaja /tidak -
Mempersiapkan Fasilitas memasak : kompor, kayu bakar
makanan Fasilitas menyimpan makanan : meja, almari makan
Makanan pokok 2-3 x/hari dan selingan tidak tentu
Makanan pokok : nasi, ketela, singkong. Os menyukai umbi-
umbian dan hampir setiap hari makan ketela dan singkong
Lauk Hewani : jarang mengkonsumsi, jika mengkonsumsi Os hanya
Riwayat / pola menyukai telur
makan Lauk Nabati : tempe, tahu setiap hari pasti ada
Sayur : sayur bayam, sayur bening. Os tidak menyukai sayur sop
dan sayur yang menggunakan santan
Buah : pisang
Minuman : air putih.

Kesimpulan : Pasien mengalami infeksi leptosirosis yang berkaitan dengan faktor


penyebab terjadinya gagal ginjal akut. Bakteri leptospira berkembang biak terutama di ginjal
(tubulus konvoluta), serta akan bertahan dan diekskresi melalui urin. Leptospira dapat berada
di urin sekitar 8 hari setelah infeksi hingga bertahun-tahun. Leptospira termasuk kuman
nefrofilik yang dapat menyerang seluruh bagian ginjal secara invasi langsung. Nefritis
interstisial dengan infiltrasi sel mononuklear dapat terjadi tanpa adanya gangguan fungsi ginjal.
Selanjutnya pasien dapat mengalami nekrosis tubuler, yang dapat menyebabkan komplikasi
acute kidney injury (AKI), disebut juga sindrom pseudohepatorenal. Pasien berasal dari
keluarga dengan perekonomian mengenah kebawah. Nyeri ulu hati yang dialami pasien
berkaitan dengan adanya gangguan hati yang disebabkan paparan bakteri di dalam hati. Pasien
juga mengalami gejala leptosirosis seperti mual, diare, muntah, dan panas dingin.

B. ANTROPOMETRI
Rentang lengan LLA
164 cm 24,5 cm
TB estimasi BBI
157,66 cm ......

Rumus Gibson 2005 LILA


BB = (2,001 x LILA) – 1,223 = 47,8 kg
BBI = (157,66-100) x 10% (157,66-100) = 51,9 kg
𝐵𝐵 47,8
IMT = (𝑇𝐵)2 = (1,5766)2 = 19,23 kg/m2

Kesimpulan : Berdasarkan IMT, status gizi pasien adalah normal.


Pembahasan : Pasien termasuk kategori status gizi normal karena nilai IMT berada
dalaam kisaran 18,5-22,9 kg/m2 menurut IMT kemenkes.

C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Satuan/ Awal Masuk RS Ket
Pemeriksaan
urin/darah Nilai Normal (tgl 30/05/13 )
85 – 140 mg/dl 113 mg/dl Normal
GDS
Ureum 10 – 50 mg/dl 135 mg/dl Tinggi
Kreatinin < 0,9 3,5 Tinggi
< 31 64 Tinggi
SGOT
SGPT < 32 36 Tinggi
Hematokrit 37 – 47% 26,9% Rendah
Trombosit 150 – 450 UI 22 UI Rendah
4,6 – 10,6 UI 11,3 UI Tinggi
Leukosit
Eritrosit 4,2 – 5,4 UI 3,39 UI Rendah
Hb 12 - 18 9,7 Rendah
Leptospira Ig G Negative (-) Normal
Leptospira Ig M Negative (-) Normal

Kesimpulan:
Pasien mengalami anemia, hiperuresemia, kreatin rendah, leukositosis, gangguan
fungsi hati, dan trombositopenia,

Pembahasan : Pasien mengalami anemia berkaitan dengan dengan semakin kecil laju
filtrasi glomerulus pasien penyakit ginjal kronik maka kadar hemoglobin pada pasien tersebut
semakin rendah (Hidayat, 2016). Leukositosis yang dialami pasien berkaitan dengan inflamasi
akibat adanya bakteri leptospira di dalam tubuh. Selain itu, penurunan fungsi ginjal pada
uremia meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan beberapa abnormalitas pada sistem imun
(Triswanti dkk, 2021). Tingginya nilai SGOT dan SGPT berkaitan dengan kerusakan hati.
Leptospira juga ditemukan di antara sel-sel parenkim hati. Leptospirosis dapat menyebabkan
infiltrasi sel limfosit dan proliferasi sel Kupffer disertai kolestasis, yang mengakibatkan gejala
ikterus (Rampengan, 2016).

Creatinine phosphokinase meningkat disebabkan gangguan pada otot (Rampengan, 2016).


Kadar kreatinin akan berubah sebagai respon terhadap disfungsi ginjal. Kadar ureum akan
berubah sebagai respons terhadap dehidrasi dan pemecahan protein. Kreatinin serum dan
ureum serum kadarnya akan meningkat seiring dengan penurunan kemampuan penyaringan
glomerulus. Tingginya kadar ureum dan kreatinin serum dalam darah dapat juga disebabkan
oleh tingginya asupan protein pada seseorang (Suryawan, 2016). Kasus leptospirosis dengan
hasil awal negatif atau meragukan dipengaruhi oleh antibiotik yang diberikan sejak awal
penyakit mungkin menyebabkan respons imun dan antibodi tertunda. Leptospira yang lisis
dapat mengeluarkan enzim, toksin, atau metabolit lain yang dapat menimbulkan gejala-gejala
klinis. Hemolisis dapat terjadi karena hemolisin yang bersirkulasi diserap oleh eritrosit
sehingga eritrosit tersebut lisis, walaupun di dalam darah sudah terdapat antibodi.

D. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah 110/70 mmHg 120/80 mmHg Rendah

Suhu 36,3℃ 36,5– 37℃ Normal

Nadi 86x/menit 60-100 x/menit Normal

Pernapasan 20x/menit 12-20 x/menit Normal

Kesan Umum Composmentis - -

Kepala CA (-), SI (-) Normal

supel (+), BU Normal


Abdomen
(+), N.tym (+)

Ext edem - Normal

Akral hangat, Normal


Lain-lain
nadi kuat

Kesimpulan : Pasien mengalami hipotensi.

Pembahasan: Hipotensi pada pasien berkaitan dengan vasodilatasi darah. Pelepasan


sitokin akibat kerusakan endotel menyebabkan permeabilitas sel dan vaskuler
meningkat (Amin, 2016). Selain itu, kondisi pasien mual dan tidak nafsu makan
berkaitan dengan dehidrasi sehingga terjadi hipotensi.

E. ASUPAN ZAT GIZI.


Hasil Recall 24 jam diet : Rumah sakit
Tanggal : 3 Juni 2013
Energi Lemak
Protein (gr) KH (gr)
Implementasi (kkal) (gr)
441,6 6 5,4 92,3
Asupan oral
Kebutuhan 1297 42 52 167
% Asupan 34,04 14,2% 10,3% 55,26
Kesimpulan :
Asupan pasien tergolong defisit berat.

Pembahasan: Berdasarkan Depskes (1996) asupan makanan pasien termasuk kategori


defisit (<70%). Asupan energi dan zat gizi makro yang kurang berkaitan dengan mual dan
penurunan nafsu makan yang dialami pasien sehingga terjadi penurnan asupan makanan.

F. Pemeriksaan penunjang
EKG ;Radiologi; BNO/IVP; USG; CT scan dan lain-lain
Pemeriksaan Hasil
- -

G. Terapi Medis

Jenis Interaksi dengan zat


Fungsi Solusi
Obat/tindakan gizi
Interaksi terhadap
karbohidrat dan
alkohol. Dimana
penggunaan
mengatasi demam dan parasetamol bersama Tidak dikonsumsi
Paracetamol meringankan nyeri makanan yang secara bersamaan
mengandung
karbohidrat akan
memperlambat laju
absorbsinya.
mengobati penyakit- Obat ini dapat
penyakit yang di dikonsumsi
sebabkan oleh sebelum makan
Ranitidine -
kelebihan produksi atau sesudah
asam lambung dengan makan (untuk
cara menguranginya sediaan oral)
jenis makanan dan
untuk mengatasi minuman
Anemolat -
defisiensi asam folat beralkohol dan
tembakau.
mengatasi penyakit Boleh dikonsumsi
Ceftriaxon akibat infeksi bakter -
dengan makanan u
ntuk mengurangi
keadaan gastrik
untuk membantu - dianjurkan agar
Calos pencegahan dan terapi dikonsumsi
untuk gangguan bersama makanan
metabolisme atau agar dapat
kekurangan Calcium diabsorpsi lebih
baik. Hindari
minum suplemen
ini bersama dengan
makanan berserat
tinggi dalam
jumlah banyak.
Menjaga
keseimbangan
elektrolit,
Infus NaCl - -
mengembalikan pH,
mengatasi dehidrasi
dancairan resusitasi

6. Pendokumentasian Assessment Gizi


Tabel 4
Pendokumentasian Assessment Gizi
Data Dasar Identifikasi Masalah
Antropometri (A)
AD 1.1
Status gizi pasien dikategorikan
- TB : 157,66 cm
normal
- BB estimasi: 47,8 kg
- IMT : 19,3 kg/m2
- LLA : 24,5 cm
- Rentang Lengan : 164 cm
Biokimia (B)
BD 1.10 (Profil Anemia)  Pasien mengalami gagal
- Hemoglobin : 9,7 g/dl (Normal ginjal.
12-16 g/dl)  Pasien mengalami
- Leukosit: 11,3 (Normal 4-10) infeksi bakteri
- Eritrosit : 3,90 jt/ml (Normal 4,3-  Pasien mengalami
5,6 jt/ml) anemia
- Trombosit: 22 (Normal 150-450)
- Hematrokit : 26,9% (Normal 36-
46%)
BD 1.5 (Profil Glukosa)
- GDS: 113 mg/dl (Normal <200
mg/dl)
BD 1.2 Profil Elektrolit dan Ginjal
- Kreatitin: 3,5 mg/dl (Normal 0,6-
11)
- BUN : 135 mg/dL (Normal 17 –
43 mg/dL)
BD 1.4 Profil Gastrointestinal
- SGOT : 64 U/L (Normal <31
U/L)
- SGPT : 36 U/L (Normal <31
U/L)
Fisik Klinis (C)
PD 1.1.9
- Tekanan darah 110/70 mmHg
(normal : 100/70 mmHg)
- Suhu tubuh 36,30C (normal :
36,50C - 370C) - Hipotensi
- Nadi : 86 x /menit (Normal : 60- - Terdapat kelainan fungsi
100x /menit) hati
- Frekuensi Pernafasan : 20 x
/menit (Normal : 12-20x /menit)
- Kesan umum : Komposmentis
- Pasien CA (-), SI (-),Abdomen :
supel (+), BU (+), N.tym (+)
Riwayat Makanan dan Gizi (D) - Asupan energi, protein,
FH 1.1.1 Asupan Energi lemak, dan karbohidrat
- Asupan 441,6kkal (34,04% dari rendah.
kebutuhan)
FH 1.5.2 Asupan Protein
- Asupan 6 gram (14,2% dari
kebutuhan)
FH 15.1 Asupan Lemak
- Asupan 5,4 gram (10,3% dari
kebutuhan)
FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat
- Asupan 92,3 gram (55,26% dari
kebutuhan)
Riwayat Pasien (E)
CH.1.1
 Usia : 58 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
CH 2.1
 Keluhan Utama : Dada sesak,
panas dingin, pusing, mual (+),
muntah (-), diare (+)
 Riwayat penyakit sekarang : -
 Riwayat penyakit sebelumnya : -
 Riwayat penyakit keluarga : -

H. DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
 NI 5.6.2 Peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan pasien infeksi leptorosis yang
dialami pasien dibuktikan dengan kadar leukosit pasien 11,3 UI dan trombosit 22 UI.
 NI 5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu (Natrium dan Protein) berkaitan dengan
gangguan fungsi ginjal yang dialami pasien dibuktikan kreatinin 3,5 mg/dl dan ureum
135 mg/dl.
2. Domain Klinis
 NI-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (ureum, kreatinin) berkaitan dengan
gangguan fungsi ginjal yang dialami pasien dibuktikan kreatinin 3,5 mg/dl dan ureum
135 mg/dl.
3. Domain Perilaku
-
I. PERENCANAAN ASUHAN GIZI
1. Preskripsi Diet
a. Tujuan Diet
1) Meningkatkan kebutuhan energi pasien.
2) Menjaga berat badan normal.
3) Menurunkan asupan protein agar tidak memberatkan faal ginjal.
4) Pembatasan cairan dan natrium untuk mencegah terjadinya edema.
b. Syarat Diet
1) Memenuhi kebutuhan energi cukup 30g/kgBBI sesuai dengan kebutuhan.
2) Protein diberikan yaitu 0,8g/kgBBI
3) Lemak cukup yaitu 30% dari total kebutuhan
4) Karbohidrat diberikan sisa total kebutuhan energi dikurang protein dan lemak.
5) Cairan dan elektrolit dibatasi
6) Natrium dibatasi 2000 mg
7) Bentuk makanan lunak

c. Kebutuhan Zat Gizi


1) Energi
BBI = TB - 100
BBI = 157,66 cm - 100 = 51,89 kg
Energi = 25g/kgBB x 51,89
= 1556,7 ~ 1557 kkal
2) Protein
0,8g/kgBB x 51,89 = 41,51 ~ 42 g
= 168 kkal
3) Lemak
30% x 1557 kkal = 467 kkal = 51,9~52 g

4) Karbohidrat
1557 – (168 + 467) = 926/4
= 231,5~232 g
5) Natrium = 2000 mg/hari
2. Metode Pemberian
a. Jenis Diet : Diet Rendah Protein dan Rendah Garam III , dan rendah serat
b. Bentuk Makanan : Lunak
c. Rute Makanan : Oral
d. Frekuensi : Setiap 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan.

Tabel 5
Pendokumentasian Intervensi Gizi
Nomor
Domain Kelas Deskripsi
terminologi
- Memberikan Diet
Rendah Protein,
Penyediaan Makanan rendah Garam, dan
Makanan dan utama dan ND-1 rendah serat.
Zat Gizi (ND) snack - Terdiri dari 3 kali
makan dan 2 kali
selingan.
- Melakukan
pendekatan kepada
pasien dan keluarga
untuk memberikan
informasi terkait
pmenuhan gizi pasien
Kelas
leptosirosis dan gagal
Konseling Gizi Strategi C-2
ginjal akut.
(C)
- Meminta kerjasama
pasien dan keluarga
pasien untuk
menggali kesulitan
pasien, dan membuat
kesepakatan bersama.
3. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Rencana monitoring dan evaluasi yang dilakukan adalah sebagai berikut

Tabel 6
Rencana Monitoring dan Evaluasi
Monitor Parameter Evaluasi/ Target
Memantau berat Mempertahankan berat badan hingga
Antropometri
badan tetap dalam IMT normal
Memantau nilai
kreatinin, ureum, Nilai nilai kreatinin, ureum, leukosit,
leukosit, Hb, Hb, hematokrit, SGOT, SGPT,
Biokimia
hematokrit, SGOT, eritrosit, dan trombosit kembali
SGPT, eritrosit, dan normal
trombosit

Memantau nyeri ulu Frekuensi pfrekuensi, suhu, dan


Klinis
hati. pernapasan pasien kembali normal

Memantau asupan zat


gizi makro dengan
Asupan Asupan makan pasien memenuhi
kebutuhan energi dan
makanan hingga 80% dari kebutuhan energi
zat gizi pasien, serta dan zat gizinya
asupan tinggi

4. Perencanaan Konsultasi Gizi


Hari, Tanggal : Senin, 27 Desember 2021
Tempat : RS. Y
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Jenis Diet : Diet Rendah Protein, Rendah Garam III, dan Rendah Serat
Materi Konseling :
a. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kebutuhan gizi
pasien leptosirosis dan gagal ginjal akut.
b. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai diet yang
diberikan.
c. Menjelaskan bahan makanan yang perlu dihindari.
d. Memotivasi pasien untuk menjalankan diet dengan benar.
e. Memberikan motivasi kepada pasien untuk mematuhi dietnya.

Tabel 7
Perencanaan Menu Sehari
Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak Na
Waktu Nama Menu KH (g)
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (mg)
Nasi Tim Beras 40 142,8 2,68 0,54 24,67 0,3
Ikan Salmon 40 71,6 7,97 7,3 0 18,8
Ikan Salmon
Minyak
Pagi Panggang 5 44,2 5
Jagung
Sop Wortel Wortel 100 17,82 0,49 0,29 7,85 56
Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0,1 12,2 2,88
Jumlah 322,42 11,64 13,23 44,72 77,98
Apel 100 29 0,15 0,2 14,9 2
Selingan Smoothies Apel Gula 10 39,4 0 0 9,4 0,1
Susu 50 20 0,75 0,25 2,25 19
Jumlah 88,4 0,9 0,45 26,55 21,1
Nasi Tim Beras 40 142,8 2,68 0,54 24,67 0,3
Daging Sapi 40 80,4 7,52 5,6 0 13,5
Minyak Wijen 5 44,2 5
Sei Sapi Saus
Susu 50 20 0,75 0,25 2,25 19
Bechamel
Tepung Terigu 10 33,3 0,9 0,1 7,72 0,2
margarin 3 21,6 0,01 2,43 0,01 0
Tahu 30 24 3,27 1,41 0,24 0,6
Minyak
Siang 5 44,2 5
Rolade Tahu Jagung
Tepung Terigu 3 9,99 0,27 0,03 2,31 0,06
Buncis 50 15,3 1,08 0,13 36 4
Setup Buncis
brokoli 50 17 1,41 0,18 0,43 16,55
Brokoli
margarin 5 34,56 0,01 3,88 0,01 0
Jambu Biji 100 40,19 0,73 0,24 10 8,2
Jus Jambu
Gula 10 39,4 0 0 9,4 0,1
Jumlah 566,94 18,63 24,79 93,04 62,51
Tepung Beras 30 105,9 2,1 0,11 3,48 10
Snack Bubur Sumsum Susu 100 40 1,25 0,5 4,5 38
Gula Merah 5 19 0 0 4,6 0,1
Jumlah 164,9 3,35 0,61 12,58 48,1
Malam Nasi Tim Beras 40 142,8 2,68 0,54 24,67 0,3
Telur Ayam 50 77 6,2 5,4 0,35 71
Telur Bulat
Minyak
bumbu kuning 5 44,2 5
Jagung
Bening Bayam Bayam 100 16 0,9 0,4 5,04 16
Jeruk Jeruk Manis 100 32,4 0,64 0,14 8,64 2,88
Jumlah 312,4 10,42 11,48 38,7 90,18
Total Kebutuhan Energi Berdasarkan Menu 1455,06 44,94 50,56 215,59 299,87
Total Kebutuhan Energi Berdasarkan Rumus 1557 42 52 232 2000
Persentase Kebutuhan 93% 107% 97% 93% 15%

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Lukman Zulkifli. (2016). Leptospirosis. CDK Jurnal, 43(8), 576-580


Hidayat, R., Azmi, S., & Pertiwi, D. (2016). Hubungan Kejadian Anemia dengan Penyakit
Ginjal Kronik pada Pasien yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr M
Djamil Padang Tahun 2010. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3).
Triswanti, N., Triwahyuni, T., Zulfian, Z., & Ningsih, A. S. (2021). PERBEDAAN JUMLAH
LEUKOSIT PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG RUTIN DAN
TIDAK RUTIN MENJALANI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT PERTAMINA
BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG. Jurnal Ilmu Kedokteran dan
Kesehatan, 8(2).
Rampengan, Novie H. (2016). Leptospirosis. Jurnal Biomedik (JBM), 8(3), 143-150.
Sucipto, M. P. G., Nababan, R. M., & Falamy, R. (2017). Ikterus yang Disebabkan oleh Suspek
Leptospirosis. Jurnal Medula, 7(4), 20-25.
Suryawan, D. G. A., Arjani, I. A. M. S., & Sudarmanto, I. G. (2016). Gambaran kadar urea dan
kreatinin serum pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis di
RSUD Sanjiwani Gianyar. Meditory, 4(2), 145-153.

Anda mungkin juga menyukai