Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PENATALAKSANAAN PROSES ASUHAN GIZI

BAGIAN 1 ASSESSMENT
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Tanggal lahir : 15 Mei 1969
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Bahasa : Jawa
Alamat : Sidorejo 02/20 Caturharjo Sleman
Pendidikan : SD
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
No. RM : 244***
Tanggal MRS : 7 Januari 2020
Ruang Rawat Inap : Alamanda 1 Bed 25
Diagnosa Medis : Post amputasi pedis sinistra, luka masih
basah, ulkus DM wagner III, ulkus decubitus, PAD (Peripheral Arterial)
B. Nutrition Asessment
1. Antropometri
Lila = 23 cm
Ulna = 23 cm
Tinggi badan (estimasi) = 68,777 + (3,536 x Ulna)
= 68,777 + (3,536 x 23)
= 150 cm
Berat badan (estimasi) = _23_ x 50 kg
28,5
= 40 kg
Status gizi berdasarkan LILA = Lila ukur _ x 100%
Presentil sesuai usia
= _23_ x 100 = 78,7% (kurang)
29,2
Kriteria Status Gizi Berdasarkan LLA/U
Obesitas : > 120%
Overweight : 110 – 120%
Normal : 90 – 110%
Kurang : 60 – 90%
Buruk : < 60%

BBI = TB – 100
= 150 – 100
= 50 kg
Kesimpulan :
Data antropometri dari hasil pengukuran berdasarkan LILA dan
ULNA. Sedangkan untuk status gizinya berdasarkan LILA yaitu kurang.
2. Pemeriksaan Biokimia
Tanggal Pemeriksaan: 7/1/2020

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

GDS 366 mg/dl 74 – 106 mg/dl (Tinggi)

Hematologi Rutin
Hb 6,9 gr/dl 11,5 – 13,5 gr/dl (Rendah)
Hematrokit 22 % 37 - 47 % (Rendah)
Eritrosit 2,99 sel/mm 3,9 – 5,9 sel/mm (Rendah)
Trombosit 587.000 150.000 – 440.000 (Tinggi)
Indeks Eritrosit
RDW-CV 16,9% 11,5 – 14,5 % (Tinggi)
MCV 73,6% 80 – 100 % (Rendah)
MCH 23,1% 26 - 34 % (Rendah)
MCHC 31,4% 32 – 36% (Rendah)
Hitung jenis Leukosit
Eosinofil 0,2% 1–6% (Rendah)
Neutrofil 72 40 – 70 (Tinggi)
Hemostatis
PT 17,6 detik 9 – 15 detik (Tinggi)
INR 1,45 0,8 – 1,2 (Tinggi)
Sumber : Data rekam medik, 2020
Kesimpulan :
GDS tinggi karena pasien menderita Diabetes Melitus. Hb pasien
rendah menandakan pasien anemia. Trombosit tinggi pada pasien karena
pasien telah melakukan amputasi, kerusakan jaringan tubuh bisa saja terjadi
sehingga memicu peningkatan jumlah trombosit. Ini merupakan mekanisme
tubuh untuk mencegah perdarahan yang fatal, serta upaya tubuh untuk
mencapai pemulihan.
Protrombin Time (PT) adalah pemeriksaan untuk mengetahui proses
pembekuan darah, PT dikatakan memanjang apabila telah melebihi nilai
normal, dan lebih dua sampai tujuh detik dari nilai kontrol. PT pada pasien
termasuk melebihi normal dan memanjang menandakan luka perdarahan
luka akan lama untuk sembuh.
INR digunakan untuk monitoring terapi warfarin (Coumadin) pada
pasien stroke dan terapi jangka pendek setelah operasi yaitu amputasi kaki.
Pasien dalam terapi antikoagulan diharapkan nilai INRnya 0,8 – 1,2.

C. Pemeriksaan Fisik/Klinis
1) Pemeriksaaan Fisik
Kondisi umum Lemah

Keluhan utama Nyeri pada luka post debridement di kaki


sebelah kiri, luka masih basah

Warna kulit Kemerahan disekitar luka amputasi

Luka kaki Amputasi kaki kiri sampai pergelangan

Masalah gastrointestinal Mual


Tidak muntah
Tidak diare

Kesulitan mengunyah dan Kesulitan mengunyah karena keadaan pasien


menelan yang lemah
Tidak ada kesulitan menelan

Nyeri Nyeri berdenyut. Skala nyeri sedang (4 – 6) di


kaki sebelah kiri dan di pantat.
2) Pemeriksaan Klinis
Tanggal pemeriksaan : 7 Januari 2020
Vital Sign Hasil Pemeriksaan Batas Normal Keterangan

TD 140/70 mmHg 120/80 mmHg (Tinggi)


Nadi 99x/menit 60-100 x/menit (Normal)
Respirasi 24x/menit 20-24 x/menit (Normal)
Suhu 36ºC 36-37ºC (Normal)

3) Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan Foto Thorax
7/1/2020 Pulmo tidak tampak kelainan
Besar cor normal

Kesimpulan :
Pasien dalam kondisi lemah, warna kulit kemerahan, nyeri dibagian luka
amputasi dan pantat karena terdapat luka pada pantat pasien akibat terlalu lama
mengalami tekanan dengan kasur. Pasien merasa mual. Tidak ada kesulitan
menelan, namun pasien kesulitan mengunyah karena keadaan pasien yang
lemah. Tekanan darah tinggi, nadi, respirasi dan suhu tubuh dalam keadaan
normal.
Kemudian pada hasil foto thorax menyatakan tidak ada kelainan pulmo
dan besar cor normal, itu berarti tidak ada masalah pada paru paru dan jantung
pasien.

D. Client History
1) Personal History
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Bahasa : Jawa
Jumlah keluarga : 5 orang (pasien, suami pasien dan 3 orang anak)
Mobilitas :
Tidak dapat beraktivitas sendiri, hanya bisa berbaring ditempat tidur
Akses makanan :
Tidak dapat menyediakan sendiri, harus disediakan oleh orang lain
(biasanya dibantu oleh anak pasien atau suami pasien).
Pola aktivitas :
Tidak dapat berjalan kemana mana, hanya terbatas ditempat tidur.
Semua aktivitas seperti mandi, ke toilet, makan, memakai baju dan
berpindah tempat dibantu oleh suami dan anak pasien.

2) Health History
Keluhan Utama = Nyeri pada luka post debridement di kaki sebelah
kiri, luka masih basah
Riwayat Penyakit Sekarang = Post amputasi pedis sinistra, luka masih
basah, ulkus DM wagner III, ulkus decubitus, PAD (Peripheral Arterial)
Riwayat Penyakit Dahulu = Diabetes Melitus, Hipertensi, Stroke,
kelemahan tangan dan kaki sebelah kiri
Riwayat Penyakit Keluarga = Tidak ada

3) Social History
Agama = Islam
Jumlah keluarga = 5 orang (pasien, suami pasien, 2 orang anak, ibu
dan bapak pasien)
Pendidikan suami = SMA/sederajat
Pekerjaan suami = Buruh
Pasien pernah mendapat informasi gizi sebelumnya oleh tentang
penyakit yang diderita yaitu diabetes melitus tipe 2 dan makanan yang
dianjurkan dan dihindari oleh dokter kontrol.

F. Riwayat Makan/Diet
Alergi Makanan = Tidak ada
Pantangan Makanan = Tidak ada
Diet yang dijalani = Tidak ada
Riwayat / Pola makan
- Makan utama 3x sehari dengan porsi kecil
- Hanya bisa makan makanan yang lunak karena kesulitan mengunyah,
karena pasien memiliki kelemahan pada tangan dan kaki, serta lemah
menggerakan mulut
- Suka mengkonsumsi sayur yang berkuah seperti sayur sup dan sayur
bobor.
- Selalu minum air putih, sehari + 1 botol 600ml
- Suka minum teh 1 kali sehari dengan gula pasir 1 sdm
- Suka ngemil makanan yang lunak dan manis seperti bubur sumsum dan
roti manis

Makanan pokok 3x/hari


1) Makanan pokok
- Bubur nasi 1 mangkuk kecil (@ 150gr) : 3x/hari
- Ubi rebus ½ buah kecil (@ 50 gr) : 2x/bulan
- Kentang rebus 1 buah sedang (@ 100 gr) : 2x/bulan
2) Lauk hewani
- Telur ayam rebus 1 butir (@ 60 gr) : 5x/minggu
- Ayam masak kuning/goreng 1 ptg sdg (@ 50 gr) : 8x/minggu
- Ikan mas pepes ½ ekor kecil (@50gr) : 2x/minggu
3) Lauk nabati
- Tempe goreng 1 ptg sedang (@ 25 gr) : 1x/hari
- Tahu bacem/goreng ½ ptg sedang (@ 25 gr) : 2x/hari
4) Sayuran
- Sup wortel 5 potong kecil (@ 5gr) : 2x/bulan
- Sayur bening bayam 2 sdm (@ 10gr) 1x/bulan
- Sup sayur kol 3 sdm (30 gr) : 2x/bulan
- Oseng gambas 2 sdm (@ 15gr) : 1x/bulan
- Oseng pepaya muda 3 sdm ( @ 10gr) : 1x/minggu
- Kacang panjang lodeh 2 sdm (@ 15 gr) : 1x/minggu
- Terong goreng 2 potong (@ 15gr) : 1x/minggu
- Sayur sup buncis 2 sdm ( @ 10 gr) : 2x/bulan
- Cah sawi 2 sdm (@ 10gr) : 1x/bulan
5) Buah
- Pepaya ½ ptg sedang (@50 gr) : 2x/minggu
- Jeruk ½ buah sedang (@ 50gr) : 1x/minggu
- Pisang ambon ½ buah sedang (@ 50gr) : 3x/minggu
6) Minuman
- Teh manis 1x/hari 1 gls, gula pasir 1 sdm (6gr)
- Jus jambu ½ buah (@ 125 gr) tanpa gula : 1x/bulan
7) Jajanan
- Bubur sumsum 1 piring kecil (@150gr) : 4x/minggu
- Agar-agar 1 cup : 2x/minggu
- Roti coklat sari roti 1 bungkus kecil (@72 gr) : 3x/bulan
Total
Energi : 1160,72 kkal
Protein : 32,16 gr
Lemak : 27,5 gr
KH : 169,5 gr

Perbandingan perhitungan kebutuhan dengan hasil food frequency dengan


kebutuhan sehari :
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Hasil FFQ 1215 36,8 27,52 170,74

Kebutuhan 1562,5 78,12 34,7 234,3


Sehari
% Asupan 77,7% 47% 79,3% 72,8%

Keterangan Defisit sedang Defisit berat Defisit sedang Defisit sedang


Kategori tingkat asupan (Depkes, 2006) :
Asupan berlebih : > 120%
Asupan normal : 90-120%
Defisit ringan : 80-89%
Defisit sedang : 70-79%
Defisit berat : < 70%
Kesimpulan :
Kebiasaan makan pasien defisit berat karena pasien tidak dapat
bergerak sendiri dan harus dibantu oleh orang lain untuk makan, karena
keadaan yang lemah membuat pasien sulit untuk mengunyah makanan dan
mempersiapkan makanan sendiri. Karena ada kelemahan pada bagian mulut
pasien, pasien hanya bisa makan makanan yang lunak seperti telur rebus,
tahu dan tempe bacem atau kadang di goreng namun tidak digoreng kering,
dan sayur sayuran yang berkuah. Pasien suka minum teh dengan gula pasir
1 sdm. Suka jajanan yang lunak seperti bubur sumsum, agar agar dan roti
coklat.
G. Asupan Zat Gizi
Perbandingan perhitungan kebutuhan dengan hasil food recall 24 jam
dengan diet yang diberikan dari rumah sakit yaitu diet BB DM 1500
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Hasil Food Recall 836,9 27,5 23,455 104,96

Intervensi dari RS 1454,1 53,2 38 219,6


(BB DM 1500)
% Asupan 57,5% 51,6% 61,7% 47,79%

Keterangan Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat

Kategori tingkat asupan (Depkes, 2006) :


Asupan berlebih : > 120%
Asupan normal : 90-120%
Defisit ringan : 80-89%
Defisit sedang : 70-79%
Defisit berat : < 70%
Kesimpulan :
Asupan pasien defisit berat semua karena pasien merasa lemah dan
nyeri karena pasien memiliki riwayat kelemahan pada sehingga tidak dapat
menghabiskan makanan yang diberikan.
H. Terapi Medis
Jenis Obat/ Tindakan Fungsi
Infus Ringer Laktat Menjaga keseimbangan asupan cairan.
Oral Paracetamol Obat ini digunakan untuk meredakan rasa nyeri
Injeksi Cefazolin Digunakan untuk mencegah infeksi bakteri pada
seseorang yang akan dan telah menjalani operasi.
Injeksi Novorapid Digunakan untuk mengurangi tingkat gula darah
tinggi. Obat ini berfungsi untuk membantu
memperbaiki produksi insulin dalam tubuh.

Injeksi Metronidazole Untuk mengobati infeksi. Obat ini bekerja dengan


cara menghentikan pertumbuhan berbagai bakteri
dan parasit.

Injeksi Ceftazidime Mengobati infeksi bakteri di berbagai organ


tubuh, seperti paru-paru atau saluran kemih.

Transfusi PRC Transfusi komponen darah yang dilakukan ketika


pasien mengalami anemia atau Hb rendah.
(Packed Red Cell).

BAGIAN 2 DIAGNOSA GIZI


Domain Intake :
NI. 2.1 Asupan makanan tidak adekuat berkaitan dengan kesulitan mengunyah
ditandai dengan hasil FFQ yaitu energi 69% (defisit berat), protein 38%
(defisit berat), lemak 79% (defisit sedang) dan KH 66% (defisit berat)
NI. 5.1 Peningkatan kebutuhan protein berkaitan dengan penyembuhan luka
ditandai dengan pasien post amputasi kaki sebelah kiri
NI. 5.4 Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan perubahan metabolisme
ditandai dengan tekanan darah tinggi (140/70 mmHg).
NI. 53.3 Tidak tepatnya intake karbohidrat berkaitan dengan kebiasaan makan
yang tidak tepat yaitu masih mengkonsumsi teh satu kali sehari dengan
gula pasir 1 sdm dan suka ngemil bubur sumsum dan roti manis ditandai
dengan GDS tinggi (366 mg/dl).
Domain Clinis :
NC. 1.2 Kesulitan mengunyah berkaitan dengan disfungsi otot syaraf ditandai
dengan kelemahan pada bagian mulut
Domain Behaviour :
NB. 2.4 Lemahnya kemampuan untuk menyiapkan makanan berkaitan dengan
ketidakmampuan fisik ditandai dengan asupan makan yang kurang.

BAGIAN 3 INTERVENSI GIZI


1. Tujuan Diet
Tujuan :
- Membantu menurunkan kadar glukosa darah agar mendekati normal
- Memberikan cukup energi sesuai kebutuhan untuk mempertahankan
status gizi pasien
- Memberikan tinggi energi untuk membantu mempercepat proses
penyembuhan luka pada kaki pasien
2. Syarat Diet
- Energi cukup sesuai perhitungan kebutuhan energi sehari
- Protein tinggi yaitu 20% dari kebutuhan energi total
- Lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat sedang yaitu 60% dari kebutuhan energi total
- Penggunaan gula alternatif dibatasi. Fruktosa dalam jumlah 20% dari
kebutuhan energi total
- Asupan serat tinggi yaitu 40 gr/hari
- Natrium dibatasi yaitu 1000 - 1200 mg sehari

4. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


Kebutuhan gizi untuk pasien DM :
Perhitungan dengan rumus PERKENI, 2015.
BBI untuk wanita usia diatas 40 tahun
BBI = (TB – 100)
= 150 - 100
= 50 kg
BMR wanita = 25 kkal x BBI
= 25 kkal x 50 kg
= 1250 kkal
Koreksi umur = 5% x BMR
= 5% x 1250 = 62,5 kkal
Aktivitas = 10% x BMR
= 10% x 1250 kkal = 125 kkal
Stress Metabolik = 20% (operasi) x BMR
= 20% x 1250 kkal = 250 kkal
Kebutuhan energi = BMR – koreksi umur + faktor aktivitas + stress
metabolik
= 1250 – 62,5 + 125 + 250
= 1562 kkal

Protein = 20% x Energi total


= 20% x 1562 kkal
= 312,4 : 4
= 78,1 gr

Lemak = 20% x Energi total


= 20% x 1562 kkal
= 312,4 : 9
= 34,71 gr

KH = 60% x Energi total


= 60% x 1562 kkal
= 937,2 : 4
= 234,3 gr

5. Rencana Pemberian Diet


a. Terapi diet : Diet DMB1 RG 1500
b. Bentuk makanan : Lunak
c. Cara pemberian : Oral dan diberikan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan pasien yaitu sesuai dengan kebutuhan dasarnya (BMR)
Energi : 1250 kkal
Protein : 62,5 gram
Lemak : 27,78 gram
Karbohidrat: 187,5 gram
d. Frekuensi : 3x makan utama dan 3x makan selingan

6. Perbandingan Perhitungan Diet Rumah Sakit


Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Intervensi dari RS 1261,6 58,8 32,5 169,2
(BB DMB1 1300)
Rekomendasi Diet 1250 62,5 27,78 187,5
% Asupan 100,9% 94% 116% 90%
Keterangan Normal Normal Normal Normal
% Asupan Menurut Depkes RI Tahun 2006 :
Kelebihan : >120%
Normal : 90 – 120%
Defisit Ringan : 80-89%
Defisit Sedang : 70 – 80%
Asupan Kurang : <70%
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan perbandingan antara standar makanan
rumah sakit BB DMB1 RG 1300 kkal dengan rekomendasi diet, pasien
dapat dilihat bahwa energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah sesuai jadi
tidak perlu dilakukan modifikasi.

7. Rencana Monitoring dan Evaluasi


Parameter Waktu Target

Klinis/fisik : Setiap hari


Mual Mual berkurang

Biokimia :
Hb 11,5 – 13,5 gr/dl
Hematrokit 37 - 47 %
Eritrosit 3,9 – 5,9 sel/mm
Trombosit Sesuai indikasi 150.000 – 440.000
medis
Dietary history : Setiap hari Meningkat mencapai >
Asupan makan 90% dari kebutuhan gizi
yaitu :
E = 1562 kkal
P = 78,1 gr
L =34,71 gr
KH = 234,3 gr

8. Rencana Edukasi Gizi


a. Masalah gizi :
Domain Intake :
- NI. 2.1 Asupan makanan tidak adekuat berkaitan dengan kesulitan
mengunyah ditandai dengan hasil FFQ yaitu energi 69% (defisit berat),
protein 38% (defisit berat), lemak 79% (defisit sedang) dan KH 66%
(defisit berat)
- NI. 5.1 Peningkatan kebutuhan protein berkaitan dengan
penyembuhan luka ditandai dengan pasien post amputasi kaki sebelah
kiri
- NI. 5.4 Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan perubahan
metabolisme ditandai dengan tekanan darah tinggi (140/70 mmHg).
- NI. 53.3 Tidak tepatnya intake karbohidrat berkaitan dengan
kebiasaan makan yang tidak tepat yaitu masih mengkonsumsi teh satu
kali sehari dengan gula pasir 1 sdm dan suka ngemil bubur sumsum dan
roti manis ditandai dengan GDS tinggi (366 mg/dl).
Domain Clinis :
- NC. 1.2 Kesulitan mengunyah berkaitan dengan disfungsi otot syaraf
ditandai dengan kelemahan pada bagian mulut
Domain Behaviour :
- NB. 2.4 Lemahnya kemampuan untuk menyiapkan makanan
berkaitan dengan ketidakmampuan fisik ditandai dengan asupan makan
yang kurang.
b. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
c. Tempat : Di bangsal (Alamanda 1)
d. Tujuan :
- Memberikan informasi tentang pentingnya peningkatan kebutuhan
protein untuk membantu proses penyembuhan luka amputasi
- Memberikan informasi tentang diet yang tepat untuk pasien
diabetes mellitus
- Memberikan informasi tentang pengurangan konsumsi natrium
agar tekanan darah tidak semakin tinggi
- Memberikan informasi tentang bentuk makanan yang tepat untuk
pasien yang kesulitan mengunyah
- Memberikan motivasi kepada keluarga pasien agar bisa memenuhi
kebutuhan zat gizi pasien
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Media : leaflet diet DMB1 RG 1500
g. Materi :
- Mengenai diet DMB1 RG 1500
- Tujuan dan syarat diet DMB1 RG 1500
- Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk diet DMB1
RG 1500
- Contoh menu sehari diet DMB1 RG 1500
- Bahan makanan penukar diet DMB1 RG 1500

Anda mungkin juga menyukai