Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS BESAR

ASUHAN GIZI PADA KASUS OBSTRUKSI FEBRIS HARI III,


LEUKOSITOSIS DI BANGSAL DAHLIA 1 RSUD WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Disusun oleh:

YULIA VERAWATI HARTINA


(15120010)

PRODI S-1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2019
BAB I PENDAHULUAN
A. ASSESSMENT

1. Anamnesis
a. Identitas Pasien
Nama : An. AA No RM : 00656796
Umur : 1 thn 1 bln Ruang : Dahlia 1/1
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 21-11-2019
Pekerjaan :- Tgl Kasus : 25-11-2019
Pendidikan :- Alamat : Grogol III 003/003 Bejilrejo
Kowang
Agama : Islam Diagnosis medis : Obstruksi Febris Hari
III, Leukositosis

b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Demam
Riwayat Penyakit Demam naik turun sejak Selasa pagi (19-11-2019),
Sekarang batuk selama 4 hari dan pilek selama 1 minggu.
Riwayat Penyakit Pernah dirawat di RSUD Wonosari pada tanggal 17-
Dahulu 08-2019 dengan diagnosis kejang dan demam
Riwayat Penyakit -
Keluarga

c. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Penghasilan : ± 900.000,00 (orang tua)
Data Sosio Jumlah anggota keluarga : 9 orang
ekonomi Suku : Jawa
Aktifitas fisik Jumlah jam bermain: 6-7 jam/hari
Jumlah jam tidur sehari : 9-10 jam
Jenis olahraga : - Frekuensi : -
Alergi makanan Tidak ada alergi makanan atau diet khusus yang selama ini
dijalani
Masalah Nyeri ulu hati (tidak), Mual (tidak ), Muntah (tidak),Diare
gastrointestinal (tidak), Konstipasi (tidak ), Anoreksia (tidak), Perubahan
pengecapan/penciuman (tidak )
Penyakit kronik Jenis penyakit : - Modifikasi diet : -
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap
(tidak)
Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : -
Frekuensi dan jumlah : -
Perubahan berat Terdapat perubahan berat badan : ± 2 ons dalam 1 bulan
badan terakhir
Mempersiapkan Fasilitas memasak (akses makan) : disediakan dirumah
makanan Fasilitas menyimpan makanan : meja, lemari
Pola makan 3-4 x/hr
Riwayat / pola ASI : ± 8x/hri (20-30 menit)
makan (SQFFQ) Makanan pokok: Bubur3-4x/hr @3-4 sdm
Lauk hewani :
- daging ayam 1x/mgg @50 g, cara pemasakan digoreng
- Telur ayam 1-2x/mgg @50 g, cara pemasakan digoreng,
direbus
- Ikan 1 x/mgg @45, cara pemasakan digoreng
- Ikan keranjang 1x/mgg @80 g , cara pemasakan
digoreng
Lauk nabati :
- tempe 2-3 x/hr @25 g, cara pemasakan digoreng dan
dibacem
- Tahu 2-3 x/hr/25 g, cara pemasakan digoreng dan
dibacem
Sayur:
- Sawi 4-5x/mgg @15 g, cara pemasakan dibening
- Bayam 2x/mgg @15 g, cara pemasakan dibening
- Wortel 2-3x/mgg @15 g, cara pemasakan dibening
Buah : pisang 2-3x/mgg @1 bh, pepaya, mangga 3x/mgg
Minuman : Air putih (± 2 gls)
Snack: Biskuit regal 2x/hari @1 keping
Roti2-3x/mgg @ 1 bh
Energi : 923,8 kkal
Protein : 33,5 gram
Lemak : 46 gram
Karbohidrat : 100,4 gram
Riwayat pola ASI : ± 8x/hari (20-30 menit)
makan (recall 24 Makan Pagi
jam) Nasi tim @30 g
Telur bb terik @25 g
Tahu kulit bb bacem @15g
Ca : Sawi hijau @10 g
Kol putih @10 g
Wortel @10 g

Makan Sore
Nasi tim @30 g
Oseng tempe @10 g
Bening: sawi putih @10
Wortel @10 g
Kacang panjang @10 g

Selingan sore
Biskuit regal @25 g

Makan Siang
Nasi tim @20 g
Telur bb rujak @20 g
Bening : Gambas @10 g
Jagung manis @10 g
Wortel @10
Energi : 409,9 kkal
Protein : 16,5 gram
Lemak : 13 gram
Karbohidrat : 57,8 gram

Kesimpulan dan pembahasan:


Dihadapkan pada pasien anak perempuan, berusia 1 tahun 1 bulan dengan
diagnosis obstruksi febris hari ke-3 dengan leukositosis. Pasien datang ke rumah
sakit dengan keluhan utama. Riwayat penyakit sekarang, pasien demam naik turun
sejak hari Selasa pagi (19-11-2019), batuk selama 4 hari serta pilek selama 1
minggu. Pasien pernah dirawat di RSUD Wonosari dengan diagnosis kejang dan
demam.
Pasien tidak mempunyai alergi makanan dan masih ASI. Pasien lebih sering
makan makanan yang dimasak dirumah. Dari pola makan dan kebiasaan makan
pasien masih kurang bervariasi dari bahan makanannya dan cara pengolahannya.

2. Antropometri
TB/PB= 70cm
BB= 7,6 kg

Status gizi berdasarkan Z-Score:


BB aktual−median
BB/U :
Median−(−1 SD)
7 , 6−9 ,2 −1 ,6
: = = -1,45 SD
9 , 2−8 , 1 1 ,1
PB aktual−median
PB/U :
Median−(−1 SD )
70−75 , 2 −5 ,2
: = = -2 SD
75 ,2−72 ,6 2, 6
BB aktual−media
BB/PB :
Median−(−1 SD)
7.6−8 , 2 −0.6
: = = -0,85 SD
8 ,2−7 , 5 0,7
Kesimpulan:
Berdasarkan z-score BB/U-1,45 SD menunjukkan gizi normal.
Berdasarkan z-score PB/U -2 SD menunjukan gizi normal.
Berdasarkan z-score BB/PB -0,85 menunjukan gizi normal.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Berdasarkan Indeks
Indeks Kategori Satus Gizi Ambang Batas Z-Score
BB/U Gizi Buruk <-3 DS
Gizi Kurang -3 sampai dengan <-2 SD
Gizi Normal -2 sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
PB/U Sangat Pendek <-3 DS
Pendek -3 sampai dengan <-2 SD
Normal -2 sampai dengan 2 SD
Tinggi >2 SD
BB/PB Sangat Kurus <-3 DS
Kurus -3 sampai dengan <-2 SD
Normal -2 sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Sumber : Kemenkes RI, 2013.

3. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan urin/darah Satuan/ Awal Masuk RS Keterangan
Nilai Normal (21-11-2019)
Hemoglobin 12 – 16 g/% 11,9 Normal
Angka Leukosit 4300-11400/µL 21,300 Tinggi
Trombosit 150,000-450,000/ µL 451,000 Normal
Angka eritrosit 4.4-5.5 jt/ µL 4,94 Normal
Hct 35-44% 34% Normal
GDS 100-200 mg/dl 98 Normal

Kesimpulan:
Angka Leukosit 21,300/µL menunjukkan leukositosis. Peningkatan jumlah sel
darah putih ini menandakan ada prosesinfeksi di dalam tubuh(Wijayanti, 2012).

4. Pemeriksaan Fisik
Tanggal: 21-11-2019
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan
Kesan Umum CM, lemas
Fisik Demam naik turun, batuk jarang-jarang
Vital sign Hasil Rentang normal
1. Tekanan darah - 90-105/55-70 mmHg
2. Respirasi 40 20-30 x/menit
3. Nadi 120 70–110 x/menit
4. Suhu 36,8 36-37ºC
Pemeriksaan penunjang -
Sumber: Pediatrik edisi ke-3, 2007.
Kesimpulan:
Nadi 126x/menit menunjukkan takikardia.
RR 40x/menit menunjukkan takipnea.

5. Asupan Zat Gizi


Hasil Recall 24 jam diet : Rumah sakit
Tanggal : 25 November 2019
Diet RS : Nasi Tim
Implementasi Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Asupan oral 409,9 16,5 13 57,8
Infus D5% 14 tpm 100 - - -
Standar RS 1456 65,4 52,5 186,6
% Asupan 35% 25% 24%% 30%
Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang

Hasil SQFFQ sebulan terakhir : Rumah


Tanggal : 25 Februari 2019
Diet RS : -
Implementasi Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Asupan oral 923,8 33,5 46 100,4
Kebutuhan AKG 1125 26 44 155
% Asupan 82% 128% 104% 64%
Keterangan Baik Lebih Baik Kurang

Kesimpulan:
Asupan makanan dengan recall 24 jam yaitu energi kurang (28%),
protein kurang (35%), lemak kurang (24%), dan karbohidrat kurang (30%).
Hasil SQFFQ sebulan terakhir, asupan energi baik (82%), protein lebih
(128%), lemak baik (104%), dan karbohidrat kurang (64%).

6. Terapi Medis
Terapi medis yang diberikan pada saat kasus (tanggal: 25 November 2019).
Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi
Infus D5% ½ Gabungan antara senyawa gula
NS sederhana dan air yang
digunakan untuk meningkatkan
kadar gula darah pada kondisi
hipoglikemia.
Ampecilin Antibiotik yang digunakan Diberikan pada saat mulai
untuk mencegah dan makan agar dapat
mengobati sejumlah infeksi diabsorpsi dengan baik
bakteri.
Paracetamol Obat analgesik untuk
melegakan sakit kepala serta
demam
Ambroxol
B. DIAGNOSIS GIZI

1. NI-2.1 Inadekuat oral food berkaitan dengan tidak napsu makan dibuktikan
dengan asupan makanan dengan recall 24 jam yaitu energi kurang (28%),
protein kurang (25%), lemak kurang (24%), dan karbohidrat kurang (30%).
2. NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi energi dan protein berkaitan dengan
adanya infeksi bakteri dibuktikan dengan kadar leukosit tinggi (21,300/µL)
C. INTERVENSI GIZI

1. PLANNING
a. Tujuan Gizi
1) Membantu meningkatkan asupan pasien untuk dapat memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi.
2) Membantu meningkatkan berat badan
3) Menurunkan kadar leukosit
b. Syarat/prinsip Diet
1) Energi sesuai kebutuhan
2) Protein tinggi, 15% dari total kebutuhan energi
3) Lemak cukup yaitu 25% dari total kebutuhan energi
4) Karbohidrat sisa dari kebutuhan total energi
5) Cairan cukup sesuai kebutuhan
6) Makanan mudah cerna
c. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Perhitungan menggunakan rumus nelson :
BBI : 9,2 kg
BMR = 90 x 9,2 = 828 kcal
SDA = 10% x 828 kcal = 82,8 kcal
------------------ +
= 910,8 kcal
Pertumbuhan = 12% x 910,8 = 109,2 kcal
------------------- +
= 1020 kcal
Aktivitas = 25% x 1020 = 255 kcal
------------------- +
= 1275 kcal
Ekskresi feses = 10% x 1232 = 127,5kcal
------------------- +
= 1402,5
Faktor penyembuh = 10% x 1402,5 = 140,2
---------------- +
Total kebutuhan energi = 1542,7 kcal
Protein = 15% TEE = 15% x 1542,7 = 231 kkal = 57 g
Lemak = 25% x TEE = 25% x 1542,7 = 385,6 kkal = 42,8 g
Karbohidrat = 1355.2 – 231 – 385,6 = 926,1 kkal = 231,5 g
Cairan = 100 ml x 7,6 kg = 760 ml
d. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Terapi diet: TKTP
Bentuk makanan: lunak
Cara pemberian: oral
e. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Anamnesis Yang diukur Pengukuran Target
Antropometri BB Saat pasien BB
memungkinkan untuk meningkat
diukur mecapai
normal
Biokimia Leukosit Kolaborasi Normal
(menyesuaikan
dengan jadwal medis)
Fisik Klinik Demam, batuk Setiap hari Berkurang
TD, Nadi, RR, Suhu Setiap hari Normal
Dietary Asupan E, P, L, KH Setiap hari ≥ 50% dari
kebutuhan

f. Rencana Konsultasi Gizi


Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling Keterangan
Asupan kurang Memberikan Pentingnya Tempat
informasi kepada meningkatkan konseling di
pasien dan asupan makanan bangsal,
keluarga pasien sasaran
pentingnya keluarga dan
asupan makanan pasien, media
leaflet
Peningkatan Memberikan a. Diet tinggi Tempat
kebutuhane energi edukasi kepada energi tinggi konseling di
dan protein pasien dan protein bangsal,
keluarga pasien b. Makanan yang sasaran
mengenai diet dianjurkan keluarga dan
tinggi energi c. Makanan yang pasien, media
tinggi protein tidak dianjurkan leaflet

Pembahasan Preskripsi Diet:


Diet tinggi energi tinggi protein adalah diet yang mengandung
energi dan protein tinggi diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam
bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi
seperti susu, telur, dan daging atau dalam bentuk minuman Enteral Energi
Tinggi Protein Tinggi (Almatsier,2004). Bentuk makanan yang diberikan
pada pasien adalah tekstur lunak agar mudah dikunyah, ditelan dan
dicerna.

2. IMPELEMTASI
a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian: Diet Nasi Tim/ Lunak/
Oral
Parenteral nutrisi : D5% ½ NS
Energi Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat
(kkal) (g)
Standar diet RS 1456 64,5 52,5 186,6
Infus D5% 100 - - -
Kebutuhan 1542,7 57 42 231,5
% 100% 113% 125% 80%
standar/kebutuhan

Pembahasan diet RS:


Diet yang diberikan rumah sakit untuk pasien ditambah infus D5%
tergolong lebih yaitu protein lebih (113%) dan lemak lebih (125%).Untuk
mengurangi persen protein danlemak yang berlebih maka diet perlu
dimodifikasi dengan mengurangi porsi.

b. Rekomendasi Diet
STANDAR DIET RS REKOMENDASI

Makan Pagi Makanan pokok 75 g Tim 100 g


Lauk hewani 50 g Lauk hewani 50 g
Lauk nabati 25 g Lauk nabati 25 g
Sayur 100 g Sayur 100 g
Minyak 5 g Gula 5
Gula pasir 10 g Minyak 5 g
Selingan pagi Susu pediasure / entrakid Biskuit regal 25 g
200 cc
Makan siang Makanan pokok 75 g Tim 150 g
Lauk hewani 50 g Lauk hewani 50 g
Lauk nabati 25 g Lauk nabati 25 g
Sayur 100 g Sayur 100 g
Buah 100 g Buah (Pisang) 45 g
Gula 10 g Gula 5 g
Minyak 5 g Minyak 5 g
Selingan Snack 50 Susu 200cc
siang Teh manis 200 cc
Makan sore Tim 75 g Tim 150 g
Lauk hewani 50 g Lauk hewani 50g
Lauk nabati 25 g Lauk nabati 25 g
Sayur 100g Sayur 100 g
Buah 100 g Gula 5 g
Minyak 5 g Minyak5g
Gula 10 g
Energi 1456 kkal 1.350 kkal
Protein 64,5 g 50 g
Lemak 52,5 g 45 g
Karbohidrat 186,8 g 202 g

c. Kajian Rekomendasi Diet


Energi (kcal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Rekomendasi Diet 1.350 50 45 202
Kebutuhan 1.542,7 57 42 231,5
(planning)
% rekomendasi 87% 101% 107 % 87 %
/kebutuhan
Keterangan Baik Baik Baik Baik

d. Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi


Pemesanan Diet : Diet tinggi energi tinggi protein
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa standar diet rumah
sakit berbeda dengan rekomendasi diet yang disarankan. Apabila diet
tidak sesuai kebutuhan maka pasien akan mengalami kekurangan
nutrisi maupun kelebihan nutrisi. Untuk mencukupi kebutuhan pasien,
maka standar diet rumah sakit sedikit diubah (dilakukan pemorsian).
e. Penerapan Konseling
1) Sasaran konseling : Keluarga pasien

2) Tujuan konseling :
a. Memberikan informasi kepada pasien tentang diet tinggi
energi tinggi protein.
b. Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk
meningkatkan berat badan.
3) Target konseling :
a. Keluarga pasien dapat memahami materi yang diberikan.
b. Keluarga pasien dapat memberi motivasi kepada pasien.
4) Waktu konseling : Waktu yang dibutuhkan untuk konseling adalah
sekitar10 - 15 menit.
5) Metode konseling : Metode yang digunakan untuk konseling
adalah ceramah dan tanya jawab.
6) Media konseling : Media atau alat bantu yang digunakan untuk
konseling adalah leaflet.
7) Materi konseling :
a. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
b. Pentingnya mengkonsumsi makanan tinggi energi tinggi
protein.
c. Pentingnya meningkatkan asupan makanan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Febris
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi
sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.Suhu tubuh normal
dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan, karena adanya
kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan
antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati,
dengan panas yang hilang.Dalam keadaan febris, keseimbangan tersebut
bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.(Ngastiyah, 2005).
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C
(100,4 0F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara
36,1 0C-380C (970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak
lebih tinggi, emudian menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-
14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki.
(Robert, 2007).
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus,
atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
1. Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran
pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus
umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal
juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
2. Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,
pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker,
gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
(Muscari, 2001).
B. Leukositosis
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti. Di dalam darah
manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3 ,
bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila ku-
rang dari 5000 disebut leukopenia. Sedangkan leukositosis adalah
meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persali-
nan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa
post partum.
Leukosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan tubuh
terhadap benda –benda asing ( foreign agents) termasuk kuman – kuman
penyebab penyakit infeksi. Leukosit yang berperan adalah monosit, netro-
fil, limfosit.Lekosit juga memperbaiki kerusakan vaskuler.Leukosit yang
memegang peranan adalah eosinofil sedangkan basofil belum di ketahui
pasti.
Leukositosis adalah keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam
darah meningkat, melebihi nilai normal. Leukosit merupakan istilah lain
untuk sel darah putih, dan biasanya tertera dalam formulir hasil pemerik-
saan laboratorium atas permintaan dokter. Peningkatan jumlah sel darah
putih ini menandakan ada proses infeksi di dalam tubuh. Nilai normal
leukosit adalah kurang dari 10.000/mm.
C. Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Diet Tinggi Energi TInggi Protein (TETP) adalah diet yang men-
gandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan
dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein
tinggi seperti susu, telur dan daging, atau dalam bentukminuman enteral
Tinggi Energi Tinggi Protein. Diet ini diberikan bila pasien telah mempun-
yai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.Tujuan diet
tinggi energi tinggi protein adalah memenuhi kebutuhan energi dan protein
yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh, menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
(Almatsoer, 2004).
TGL DIAGNOSIS MONITORING DAN EVALUASI ABCD KESIMPULAN
Antropometri Biokimia Fisik & klinis Asupan (ASSESMEN, DIAGNOSIS GIZI,
INTERVENSI GIZI)
26 Obs. Febris BB = 7,6 kg Hb = 11,8 g% KU = compos Energi = 392,3 Assesmen :
Nov Hari ke-8, TB = 70cm (Rendah) mentis, sedang, kkal a. Status gizi normal
19 leukositosis Status gizi Angka leukosit Nadi = Protein = 15,1 g b. Hb rendah, angka leukosit,
berdasarkan = 15.800 129x/mnt Lemak = 11,6 g trombosit dan HCT tinggi
BB/U -1,45 (tinggi) Respirasi = KH = 56,1 g c. Keadaan fisik klinis :
(normal) Trombosit = 47x/mnt pasien compos mentis, suhu
446.000 (tinggi)
(tacypnea) normal, dan pasien men-
HCT = 47 % S = 36,7oC galami batuk, sesak nafas
(tinggi) (Normal) dan pilek jika dipagi hari
batuk d. Pasien memilikidaya terima
berkurang, dan asupan energi, protein,
pilek jika lemak dan karbohidrat
dipagi hari kurang dari 80%.
Diagnosis Gizi :
NI - 2.1 Inadekuat oral food dan beverage
intake berkaitan dengan adanya
sesak dan batuk ditandai dengan
persen asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat kurang dari
80 %.
NI - 5.1Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi dan protein berkaitan
dengan adanya infeksi ditandai
oleh Hb rendah dengan nilai 11,8,
anka leukosit tinggi 15.800,
trombosit tinggi 446.000 dan HCT
tinggi 47%, batuk, sesak nafas dan
pilek.
Intervensi Gizi :Diet TETP bentuk tim
27 Obstruksi BB = 7,6 kg Tidak ada nilai KU = compos Energi = 431,4 Assesmen :
Nov febris hari ke- TB = 70 cm lab yang baru mentis, cukup kkal a. Status gizi normal
19 9, leukositosis Status gizi Nadi = Protein = 13 g b. Tidak terdapat pemeriksaan
berdasarkan 92x/mnt Lemak = 11 g laboratorium
BB/U -1,45 Respirasi = KH = 69,8 g c. Keadaan fisik klinis :
(normal) 45x/mnt pasien compos mentis, suhu
S = 36,3oC (N) normal, dan pasien men-
Batuk galami batuk berkurang,
berkurang, pilek dan nafsu makan
pilek dipagi menurun
hari, nafsu d. Pasien memilikidaya terima
makan dan asupan energi, protein,
menurun lemak dan karbohidrat
kurang dari 80%.
Diagnosis Gizi :
NI - 2.1 Inadekuat oral food dan beverage
intake berkaitan dengan adanya
sesak dan batuk ditandai dengan
persen asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat kurang dari
80 %.
NI - 5.1Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi dan protein berkaitan
dengan adanya infeksi ditandai
oleh Hb rendah dengan nilai 11,8,
anka leukosit tinggi 15.800,
trombosit tinggi 446.000 dan HCT
tinggi 47%, batuk dan pilek.
Intervensi Gizi :Diet TETP bentuk tim
28 Obstruksi BB = 7,6 kg Tidak ada nilai KU = compos Energi = 493,3 Assesmen :
Nov febris hari ke- TB = 70 cm lab yang baru mentis, baik kkal a. Status gizi normal
19 10, Status gizi Nadi = Protein = 16,8 g b. Tidak terdapat pemeriksaan
leukositosis berdasarkan 129x/mnt Lemak = 13 g laboratorium
BB/U -1,45 Respirasi = KH = 75 g c. Fisik klinis : pasien compos mentis,
(normal) 45x/mnt baik, suhu normal,pilek terkadang
S = 36oC jika pagi hari, nafsu makan
(Normal) menurun
Pilek d. Pasien memilikidaya terima dan
terkadang jika asupan energi, protein,lemak dan
pagi, nafsu karbohidrat kurang dari 80%.
makan Diagnosis Gizi :
menurun NI–2.1 Inadekuat oral food dan beverage
intake berkaitan dengan adanya
sesak dan batuk ditandai dengan
persen asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat kurang dari
80 %.
NI – 5.1Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi dan protein berkaitan
dengan adanya infeksi ditandai
oleh Hb rendah dengan nilai 11,8,
anka leukosit tinggi 15.800,
trombosit tinggi 446.000 dan HCT
tinggi 47%, dan pilek.
Intervensi Gizi :Diet TETP bentuk bubur
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pasien didiagnosis Obstruksi Febris Hari III, Leukositosis
2. Status gizi pasien berdasarkan perhitungan menurut z-score BB/U
menunjukkan gizi normal (-1,45 SD), berdasarkan z-score PB/U
menunjukan gizi normal (-2 SD) dan berdasarkan z-score BB/PB -
menunjukan gizi normal (0,85 SD)
3. Hasil pemeriksaan biokimia angka Leukosit tinggi(21,300/µL)
menunjukkan leukositosis.
4. Hasil pemeriksaan fisik/klinis, pasien mengalami demam naik
turun, batuk jarang-jarang dan hasil vital sign pasien menunjukan
nadi 126x/menit menunjukkan takikardia serta respirasi 40x/menit
menunjukkan takipnea
5. Berdasarkan hasil recall 1x24 jam asupan makanan pasien
kurangyaitu energi kurang (28%), protein kurang (35%), lemak
kurang (24%), dan karbohidrat kurang (30%). Hasil SQFFQ
sebulan terakhir, asupan energi baik (82%), protein lebih (128%),
lemak baik (104%), dan karbohidrat kurang (64%).
6. Diet yang diberikan adalah diet tinggi energi tinggi protein dengan
bentuk makanan tim dan cara pemberian oral, dengan kebutuhan
energi 1542,7 kkal, protein 57 g, lemak 42,8 g dan karbohidrat
231,5 g
7. Hasil monitoring selama tiga hari asupan makan pasien masih
kurang dikarenakan tidak nafsu makan
B. Saran
Untuk keluarga pasien lebih memotivasi pasien dalam menghabiskan
makanannya agar asupan pasien dapat.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama
Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson: ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15. Volume 2.
Jakarta: EGC; 2000.
World Health Organization. Buku sakupelayanan kesehatan anak di
rumahsakit. Jakarta: WHO Indonesia; 2009.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Recall 24 jam hari ke -1
Recall hari ke-2
Recall hari ke-3
Lampiran 2
Dokumentasi hasil comstock

Anda mungkin juga menyukai