Disusun oleh:
1. Anamnesis
a. Identitas Pasien
Nama : An. AA No RM : 00656796
Umur : 1 thn 1 bln Ruang : Dahlia 1/1
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 21-11-2019
Pekerjaan :- Tgl Kasus : 25-11-2019
Pendidikan :- Alamat : Grogol III 003/003 Bejilrejo
Kowang
Agama : Islam Diagnosis medis : Obstruksi Febris Hari
III, Leukositosis
Makan Sore
Nasi tim @30 g
Oseng tempe @10 g
Bening: sawi putih @10
Wortel @10 g
Kacang panjang @10 g
Selingan sore
Biskuit regal @25 g
Makan Siang
Nasi tim @20 g
Telur bb rujak @20 g
Bening : Gambas @10 g
Jagung manis @10 g
Wortel @10
Energi : 409,9 kkal
Protein : 16,5 gram
Lemak : 13 gram
Karbohidrat : 57,8 gram
2. Antropometri
TB/PB= 70cm
BB= 7,6 kg
3. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan urin/darah Satuan/ Awal Masuk RS Keterangan
Nilai Normal (21-11-2019)
Hemoglobin 12 – 16 g/% 11,9 Normal
Angka Leukosit 4300-11400/µL 21,300 Tinggi
Trombosit 150,000-450,000/ µL 451,000 Normal
Angka eritrosit 4.4-5.5 jt/ µL 4,94 Normal
Hct 35-44% 34% Normal
GDS 100-200 mg/dl 98 Normal
Kesimpulan:
Angka Leukosit 21,300/µL menunjukkan leukositosis. Peningkatan jumlah sel
darah putih ini menandakan ada prosesinfeksi di dalam tubuh(Wijayanti, 2012).
4. Pemeriksaan Fisik
Tanggal: 21-11-2019
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan
Kesan Umum CM, lemas
Fisik Demam naik turun, batuk jarang-jarang
Vital sign Hasil Rentang normal
1. Tekanan darah - 90-105/55-70 mmHg
2. Respirasi 40 20-30 x/menit
3. Nadi 120 70–110 x/menit
4. Suhu 36,8 36-37ºC
Pemeriksaan penunjang -
Sumber: Pediatrik edisi ke-3, 2007.
Kesimpulan:
Nadi 126x/menit menunjukkan takikardia.
RR 40x/menit menunjukkan takipnea.
Kesimpulan:
Asupan makanan dengan recall 24 jam yaitu energi kurang (28%),
protein kurang (35%), lemak kurang (24%), dan karbohidrat kurang (30%).
Hasil SQFFQ sebulan terakhir, asupan energi baik (82%), protein lebih
(128%), lemak baik (104%), dan karbohidrat kurang (64%).
6. Terapi Medis
Terapi medis yang diberikan pada saat kasus (tanggal: 25 November 2019).
Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi
Infus D5% ½ Gabungan antara senyawa gula
NS sederhana dan air yang
digunakan untuk meningkatkan
kadar gula darah pada kondisi
hipoglikemia.
Ampecilin Antibiotik yang digunakan Diberikan pada saat mulai
untuk mencegah dan makan agar dapat
mengobati sejumlah infeksi diabsorpsi dengan baik
bakteri.
Paracetamol Obat analgesik untuk
melegakan sakit kepala serta
demam
Ambroxol
B. DIAGNOSIS GIZI
1. NI-2.1 Inadekuat oral food berkaitan dengan tidak napsu makan dibuktikan
dengan asupan makanan dengan recall 24 jam yaitu energi kurang (28%),
protein kurang (25%), lemak kurang (24%), dan karbohidrat kurang (30%).
2. NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi energi dan protein berkaitan dengan
adanya infeksi bakteri dibuktikan dengan kadar leukosit tinggi (21,300/µL)
C. INTERVENSI GIZI
1. PLANNING
a. Tujuan Gizi
1) Membantu meningkatkan asupan pasien untuk dapat memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi.
2) Membantu meningkatkan berat badan
3) Menurunkan kadar leukosit
b. Syarat/prinsip Diet
1) Energi sesuai kebutuhan
2) Protein tinggi, 15% dari total kebutuhan energi
3) Lemak cukup yaitu 25% dari total kebutuhan energi
4) Karbohidrat sisa dari kebutuhan total energi
5) Cairan cukup sesuai kebutuhan
6) Makanan mudah cerna
c. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Perhitungan menggunakan rumus nelson :
BBI : 9,2 kg
BMR = 90 x 9,2 = 828 kcal
SDA = 10% x 828 kcal = 82,8 kcal
------------------ +
= 910,8 kcal
Pertumbuhan = 12% x 910,8 = 109,2 kcal
------------------- +
= 1020 kcal
Aktivitas = 25% x 1020 = 255 kcal
------------------- +
= 1275 kcal
Ekskresi feses = 10% x 1232 = 127,5kcal
------------------- +
= 1402,5
Faktor penyembuh = 10% x 1402,5 = 140,2
---------------- +
Total kebutuhan energi = 1542,7 kcal
Protein = 15% TEE = 15% x 1542,7 = 231 kkal = 57 g
Lemak = 25% x TEE = 25% x 1542,7 = 385,6 kkal = 42,8 g
Karbohidrat = 1355.2 – 231 – 385,6 = 926,1 kkal = 231,5 g
Cairan = 100 ml x 7,6 kg = 760 ml
d. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Terapi diet: TKTP
Bentuk makanan: lunak
Cara pemberian: oral
e. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Anamnesis Yang diukur Pengukuran Target
Antropometri BB Saat pasien BB
memungkinkan untuk meningkat
diukur mecapai
normal
Biokimia Leukosit Kolaborasi Normal
(menyesuaikan
dengan jadwal medis)
Fisik Klinik Demam, batuk Setiap hari Berkurang
TD, Nadi, RR, Suhu Setiap hari Normal
Dietary Asupan E, P, L, KH Setiap hari ≥ 50% dari
kebutuhan
2. IMPELEMTASI
a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian: Diet Nasi Tim/ Lunak/
Oral
Parenteral nutrisi : D5% ½ NS
Energi Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat
(kkal) (g)
Standar diet RS 1456 64,5 52,5 186,6
Infus D5% 100 - - -
Kebutuhan 1542,7 57 42 231,5
% 100% 113% 125% 80%
standar/kebutuhan
b. Rekomendasi Diet
STANDAR DIET RS REKOMENDASI
2) Tujuan konseling :
a. Memberikan informasi kepada pasien tentang diet tinggi
energi tinggi protein.
b. Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk
meningkatkan berat badan.
3) Target konseling :
a. Keluarga pasien dapat memahami materi yang diberikan.
b. Keluarga pasien dapat memberi motivasi kepada pasien.
4) Waktu konseling : Waktu yang dibutuhkan untuk konseling adalah
sekitar10 - 15 menit.
5) Metode konseling : Metode yang digunakan untuk konseling
adalah ceramah dan tanya jawab.
6) Media konseling : Media atau alat bantu yang digunakan untuk
konseling adalah leaflet.
7) Materi konseling :
a. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
b. Pentingnya mengkonsumsi makanan tinggi energi tinggi
protein.
c. Pentingnya meningkatkan asupan makanan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Febris
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi
sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.Suhu tubuh normal
dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan, karena adanya
kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan
antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati,
dengan panas yang hilang.Dalam keadaan febris, keseimbangan tersebut
bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.(Ngastiyah, 2005).
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C
(100,4 0F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara
36,1 0C-380C (970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak
lebih tinggi, emudian menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-
14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki.
(Robert, 2007).
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus,
atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
1. Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran
pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus
umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal
juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
2. Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,
pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker,
gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
(Muscari, 2001).
B. Leukositosis
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti. Di dalam darah
manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3 ,
bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila ku-
rang dari 5000 disebut leukopenia. Sedangkan leukositosis adalah
meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persali-
nan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa
post partum.
Leukosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan tubuh
terhadap benda –benda asing ( foreign agents) termasuk kuman – kuman
penyebab penyakit infeksi. Leukosit yang berperan adalah monosit, netro-
fil, limfosit.Lekosit juga memperbaiki kerusakan vaskuler.Leukosit yang
memegang peranan adalah eosinofil sedangkan basofil belum di ketahui
pasti.
Leukositosis adalah keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam
darah meningkat, melebihi nilai normal. Leukosit merupakan istilah lain
untuk sel darah putih, dan biasanya tertera dalam formulir hasil pemerik-
saan laboratorium atas permintaan dokter. Peningkatan jumlah sel darah
putih ini menandakan ada proses infeksi di dalam tubuh. Nilai normal
leukosit adalah kurang dari 10.000/mm.
C. Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Diet Tinggi Energi TInggi Protein (TETP) adalah diet yang men-
gandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan
dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein
tinggi seperti susu, telur dan daging, atau dalam bentukminuman enteral
Tinggi Energi Tinggi Protein. Diet ini diberikan bila pasien telah mempun-
yai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.Tujuan diet
tinggi energi tinggi protein adalah memenuhi kebutuhan energi dan protein
yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh, menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
(Almatsoer, 2004).
TGL DIAGNOSIS MONITORING DAN EVALUASI ABCD KESIMPULAN
Antropometri Biokimia Fisik & klinis Asupan (ASSESMEN, DIAGNOSIS GIZI,
INTERVENSI GIZI)
26 Obs. Febris BB = 7,6 kg Hb = 11,8 g% KU = compos Energi = 392,3 Assesmen :
Nov Hari ke-8, TB = 70cm (Rendah) mentis, sedang, kkal a. Status gizi normal
19 leukositosis Status gizi Angka leukosit Nadi = Protein = 15,1 g b. Hb rendah, angka leukosit,
berdasarkan = 15.800 129x/mnt Lemak = 11,6 g trombosit dan HCT tinggi
BB/U -1,45 (tinggi) Respirasi = KH = 56,1 g c. Keadaan fisik klinis :
(normal) Trombosit = 47x/mnt pasien compos mentis, suhu
446.000 (tinggi)
(tacypnea) normal, dan pasien men-
HCT = 47 % S = 36,7oC galami batuk, sesak nafas
(tinggi) (Normal) dan pilek jika dipagi hari
batuk d. Pasien memilikidaya terima
berkurang, dan asupan energi, protein,
pilek jika lemak dan karbohidrat
dipagi hari kurang dari 80%.
Diagnosis Gizi :
NI - 2.1 Inadekuat oral food dan beverage
intake berkaitan dengan adanya
sesak dan batuk ditandai dengan
persen asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat kurang dari
80 %.
NI - 5.1Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi dan protein berkaitan
dengan adanya infeksi ditandai
oleh Hb rendah dengan nilai 11,8,
anka leukosit tinggi 15.800,
trombosit tinggi 446.000 dan HCT
tinggi 47%, batuk, sesak nafas dan
pilek.
Intervensi Gizi :Diet TETP bentuk tim
27 Obstruksi BB = 7,6 kg Tidak ada nilai KU = compos Energi = 431,4 Assesmen :
Nov febris hari ke- TB = 70 cm lab yang baru mentis, cukup kkal a. Status gizi normal
19 9, leukositosis Status gizi Nadi = Protein = 13 g b. Tidak terdapat pemeriksaan
berdasarkan 92x/mnt Lemak = 11 g laboratorium
BB/U -1,45 Respirasi = KH = 69,8 g c. Keadaan fisik klinis :
(normal) 45x/mnt pasien compos mentis, suhu
S = 36,3oC (N) normal, dan pasien men-
Batuk galami batuk berkurang,
berkurang, pilek dan nafsu makan
pilek dipagi menurun
hari, nafsu d. Pasien memilikidaya terima
makan dan asupan energi, protein,
menurun lemak dan karbohidrat
kurang dari 80%.
Diagnosis Gizi :
NI - 2.1 Inadekuat oral food dan beverage
intake berkaitan dengan adanya
sesak dan batuk ditandai dengan
persen asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat kurang dari
80 %.
NI - 5.1Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi dan protein berkaitan
dengan adanya infeksi ditandai
oleh Hb rendah dengan nilai 11,8,
anka leukosit tinggi 15.800,
trombosit tinggi 446.000 dan HCT
tinggi 47%, batuk dan pilek.
Intervensi Gizi :Diet TETP bentuk tim
28 Obstruksi BB = 7,6 kg Tidak ada nilai KU = compos Energi = 493,3 Assesmen :
Nov febris hari ke- TB = 70 cm lab yang baru mentis, baik kkal a. Status gizi normal
19 10, Status gizi Nadi = Protein = 16,8 g b. Tidak terdapat pemeriksaan
leukositosis berdasarkan 129x/mnt Lemak = 13 g laboratorium
BB/U -1,45 Respirasi = KH = 75 g c. Fisik klinis : pasien compos mentis,
(normal) 45x/mnt baik, suhu normal,pilek terkadang
S = 36oC jika pagi hari, nafsu makan
(Normal) menurun
Pilek d. Pasien memilikidaya terima dan
terkadang jika asupan energi, protein,lemak dan
pagi, nafsu karbohidrat kurang dari 80%.
makan Diagnosis Gizi :
menurun NI–2.1 Inadekuat oral food dan beverage
intake berkaitan dengan adanya
sesak dan batuk ditandai dengan
persen asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat kurang dari
80 %.
NI – 5.1Peningkatan kebutuhan zat gizi
energi dan protein berkaitan
dengan adanya infeksi ditandai
oleh Hb rendah dengan nilai 11,8,
anka leukosit tinggi 15.800,
trombosit tinggi 446.000 dan HCT
tinggi 47%, dan pilek.
Intervensi Gizi :Diet TETP bentuk bubur
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pasien didiagnosis Obstruksi Febris Hari III, Leukositosis
2. Status gizi pasien berdasarkan perhitungan menurut z-score BB/U
menunjukkan gizi normal (-1,45 SD), berdasarkan z-score PB/U
menunjukan gizi normal (-2 SD) dan berdasarkan z-score BB/PB -
menunjukan gizi normal (0,85 SD)
3. Hasil pemeriksaan biokimia angka Leukosit tinggi(21,300/µL)
menunjukkan leukositosis.
4. Hasil pemeriksaan fisik/klinis, pasien mengalami demam naik
turun, batuk jarang-jarang dan hasil vital sign pasien menunjukan
nadi 126x/menit menunjukkan takikardia serta respirasi 40x/menit
menunjukkan takipnea
5. Berdasarkan hasil recall 1x24 jam asupan makanan pasien
kurangyaitu energi kurang (28%), protein kurang (35%), lemak
kurang (24%), dan karbohidrat kurang (30%). Hasil SQFFQ
sebulan terakhir, asupan energi baik (82%), protein lebih (128%),
lemak baik (104%), dan karbohidrat kurang (64%).
6. Diet yang diberikan adalah diet tinggi energi tinggi protein dengan
bentuk makanan tim dan cara pemberian oral, dengan kebutuhan
energi 1542,7 kkal, protein 57 g, lemak 42,8 g dan karbohidrat
231,5 g
7. Hasil monitoring selama tiga hari asupan makan pasien masih
kurang dikarenakan tidak nafsu makan
B. Saran
Untuk keluarga pasien lebih memotivasi pasien dalam menghabiskan
makanannya agar asupan pasien dapat.
DAFTAR PUSTAKA