Anda di halaman 1dari 19

Konsep Pencegahan dan

Penanganan Kekurangan
Vitamin, Anemia, Cacingan
dan Kurang Kalori Protein

Dosen pengampu : Bahjatun Nadrati Ners.,


M.Kep
Our Group 3
1. Rizqiana Khairunnisa 047SYE22 8. Fauzan Hasim 014SYE22
2. Sherli Ningrum M. 051SYE22 9. Nur Sar’iyah Hidayati 042SYE22
3. Inda Ramadani 022SYE22 10. Ni Luh Aprinindra K D 038SYE22
4. Ahmad Afandi 001SYE22 11. Zamreni Anggraini 063SYE22
5. Syamsul Ma’arif 055SYE22 12. Ardana Febriansyah 006SYE22
6. Meliyana 030SYE22 13. Wheni Agustia Aeni 059SYE22
7. Khairunisa 026SYE22 14. M. Raka Aditya A. 034SYE22
Ponit-Point Matery

01 02 03
Kekurangan Vitamin
A Anemia Cacingan
Kekurangan

04 Kalori Protein
(KKP)
Kekurangan Vitamin A (KVA)
Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah penyakit yang disebabkan
olehkurangnya asupan vitamin A yang memadai. Hal ini dapat
menyebabkan rabun senja, xeroftalmia dan jika kekurangan
berlangsung parah dan berkepanjangan akan mengakibatkan
keratomalasia.
Fungsi Vitamin A
- Penglihatan
- Pertumbuhan dan Perkembangan
- Reproduksi
- Fungsi Kekebalan
- Perkembangan Jantung
- Diafragma
- Paru dan Saluran Nafas Atas serta Aliran Udara
Penyebab Kekurangan
Vitamin A
Penyebab lain KVA pada balita dikarenakan kurang makan
sayuran dan buahbuahan berwarna serta kurang makanan lain
sumber vitamin A seperti : daun singkong, bayam, tomat,
kangkung, daun ubi jalar, wortel, daun pepaya, kecipir, daun
sawi hijau, buncis, daun katu, pepaya, mangga, jeruk, jambu
biji, telur ikan dan hati. Akibatnya menurun daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit
Tanda Dan Gejala Vitamin A

Gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO sebagai


berikut :
1) Buta senja
2) Xerosis konjunctiva
3) Xerosis konjunctiva dan bercak bitot
4) Xerosis kornea
5) Keratomalasia dan Ulcus Kornea
6) Xeroftalmia Scar (XS)
7) Xeroftalmia Fundus (XF)
Akibat Kekurangan Vitamin A
1) Hemarolopia atau kotok ayam (rabun sebagian hitam mata melunak
senja). ( Keratomalasia ), Seluruh kornea mata
2) Frinoderma, pembentukan epitelium kulit melunak seperti bubur (Ulserasi Kornea)
tangan dan kaki terganggu, sehingga kulit dan Bola mata mengecil / mengempis
tangan dan kaki bersisik. (Xeroftahalmia Scars)
3) Pendarahan pada selaput usus, ginjal dan 5) Terhentinya proses pertumbuhan.
paru-paru. 6) Terganggunya pertumbuhan pada bayi.
4) Kerusakan pada bagian putih mata 7) Mengakibatkan campak yang berat yang
mengering dan kusam (Xerosis berkaitan dengan adanya komplikasi pada
konjungtiva), bercak seperti busa pada anak-anak serta menghambat
bagian putih mata (bercak bitot), bagian penyembuhan. (Melenotte et al,2012).
kornea kering dan kusam (Xerosis kornea),
Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Vitamin
A
Penanggulangan KVA saat ini masih bertumpu pada ● dengan tujuan agar bayi memperoleh vitamin A
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. yang cukup melalui ASI.
● Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupuan tidak ● Wanita hamil : suplemen vitamin A tidak
sehat, dengan dosis 100.000 SI (warna biru). direkomendasikan selama kehamilan sebagai
● Anak balita umur 1-5 tahun, baik sehat maupun bagian dari antenatal care rutin untuk mencegah
tidak sehat, dengan dosis 200.000 SI (warna maternal and infant morbidity dan mortality.
merah). Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah ● Ibu nifas: suplementasi vitamin A pada ibu nifas
melahirkan, diberikan satu kapsul vitamin A tidaklah direkomendasikan untuk mencegah
dosis 200.000 SI (warna merah), morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
ANEMIA
Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di
dalam darah yang lebih rendah dari nilai normal. Nilai normal
Hb seperti yang tercantum dalam SK Menkes RI No.
736a/Menkes/XI/1989, sebagai berikut.
• Hb laki-laki dewasa : >13 g/dl
• Hb perempuan dewasa : >12 g/dl
• Hb anak-anak : >11 g/dl
• Hb ibu hamil : >11 g/dl
Etiologi Anemia
Kebutuhan zat besi meningkat Berkurangnya intake zat besi

- Pertumbuhan pada bayi dan anak - Status sosial ekonomi yang rendah
- Wanita yang sedang menstruasi - Vegetarian

- Kehamilan - Diet tidak seimbang atau intake yang kurang


- Menyusui - Alkoholism

- Proses kelahiran - Usia lanjut

- Etnik dengan resiko tinggi (Indo- canada)

Bertambahnya kehilangan zat besi Berkurangnya penyerapan zat besi

- Menstruasi Faktor diet (tannin, fitat dalam serat, kalsium dalam susu, the, kopi,
minuman berkarbonasi) Patologi saluran pencernaan atas:
- Pendarahan pada gastrointestinal - Gastritis kronis

- Donor darah secara teratur - Gastric Lymphoma


- PParasit intestinal (berasal dari
- PPasien dengan kehilangan darah secara signifikan
- daerah endemik)
- Hematuria
- PParasit intestinal (berasal dari daerah endemik) - Hemoglobinuria

- Hemoglobinuria - Olahraga fisik ekstrim (atlet


- Olahraga fisik ekstrim (atlet ketahanan) - ketahanan)
- Patologi (anemia hemolitik) - Patologi (anemia hemolitik)
Manifestasi Klinis Dan Patofisologi
Anemia
Gejala anemia diantaranya adalah lemas, letih, pusing, kurang nafsu makan, dan
menurunnya kebugaran tubuh. Sedangkan tanda anemia adalah pucat pada kulit,
gusi, mata, dan kuku. Pada beberapa kasus yang berat terjadi palpilasi dan napas
pendek.

Anemia gizi besi dimulai dengan deplesi hemosiderin, ferritin, dan penyimpanan zat
besi lainnya yang terdapat dalam sumsum tulang, hepar, dan limpa. Selanjutnya
terjadi pengangkutan zat besi yang berkurang dan menyebabkan penurunan saturasi
transferin zat besi. Pada tahap selanjutnya terjadi defisit transportasi besi yang khas
yang menghambat produksi Hb normal. Protoporfirin eritrosit meningkat, dan
reseptor transferin menjadi lebih banyak sebagai respon terhadap keadaan zat besi
yang buru
Pencegahan dan Penanggulan Anemia

pencegahan anemia dapat dilakukan dengan: Pengobatan anemia dapat dilakukan dengan:
● Meningkatkan asupan zat besi, dengan cara diet ● 1. Diet kaya besi
kaya besi, meningkatkan absorpsi besi dan ● 2. Suplemen besi oral
suplementasi zat besi. ● 3. Mengobati penyebab pendarahan abnormal
● Mengontrol infeksi, dengan cara imunisasi dan jika diketahiu
mengontrol penyakit infeksi Berbagai Makanan Mengandung Zat Besi
● Meningkatkan status gizi, dengan cara Daging merah
mengontrol kekurangan zat gizi seperti  Jeroan
● vitamin B12, folat, dan vitamin A.  Sayuran hijau
 Makanan laut (seafood) dan sebagainya.
Cacingan Penyakit kecacingan erat
hubungannya dengan kebiasaan hidup sehari-hari.
Penyakit kecacingan biasanya tidak menyebabkan
penyakit yang berat dan angka kematian tidak
terlalu tinggi namun dalam keadaan kronis pada
anak dapat menyebabkan kekurangan gizi yang
berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan pada
akhirnya akan menimbulkan gangguan pada
tumbuh kembang anak.
Khusus pada anak usia sekolah,
keadaan ini akan mengakibatkan kemampuan
mereka dalam mengikuti pelajaran akan menjadi
berkurang
Etiologi dan patofisiologi cacingan
Etiologi berawal dari : Patofisiologi
• Umur Siklus hidup cacing ascaris mempunyai
• Jenis Kelamin
• Kebiasaan Mencuci Tangan masa yang cukup panjang, dua bulan sejak
• Kebiasaan Mencuci Tangan infeksi pertama terjadi, seekor cacing betina
• Kebersihan Kuku mulai mampu mengeluarkan 200.000 –
• Kebiasaan Bermain ditanah
250.000 butir telur setiap harinya, waktu
• Kepemilikkan Jamban
• Lantai Rumah yang diperlukan adalah 3 – 4 minggu untuk
• Ketersediaan Air Bersih Mencakup tumbuh menjadi bentuk infektif.
kecukupan air
Tanda dan Gejala Cacingan

Lesu, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pucat, rentan


terhadap penyakit,, prestasi kerja menurun, dan anemia
merupakan manifestasi klinis yang sering terjadi. Di samping
itu juga terdapat eosinofilia.
Cara Pencegahan Cacingan
1) Berikan penyuluhan kepada masyarakat semua telur.
untuk menggunakan fasilitas jamban yang 4) Dorong kebiasaan berperilaku higienis
memenuhi syarat kesehatan. pada anak-anak, misalnya ajarkan mereka
2) Sediakan fasilitas yang cukup memadai untuk mencuci tangan sebelum makan dan
untuk pembuangan kotoran yang layak menjamah makanan.
dan cegah kontaminasi tanah pada daerah 5) Di daerah endemis, jaga agar makanan
yang berdekatan langsung dengan rumah, selalu ditutup supaya tidak terkena debu
terutama di tempat anak bermain. dan kotoran. Makanan yang telah jatuh ke
3) Di daerah pedesaan, buatlah jamban lantai jangan dimakan kecuali telah dicuci
umum yang konstruksinya sedemikian atau dipanaskan.
rupa sehingga dapat mencegah penyebaran • beberapa jenis obat cacingan untuk orang
telur Ascaris melalui aliran air, angin, dan dewasa dan anak-anak
lain-lain. Kompos yang dibuat dari  Albendazole
kotoran manusia untuk digunakan sebagai  Mebendazole
pupuk kemungkinan tidak membunuh  Pirantel pamoat dan lain sebagainya
Kekurangan
Kalori Protein
(KKP)
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada
anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup
bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu
yang cukup lama. Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu
penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi
kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defisiensi protein maupun energi.
Klasifikasi Kurang Kalori
Protein
1. KKP ringan/sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition)

ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan.

2. KKP berat, meliputi: Kwashiorkor, marasmus, marasmik-

kwashiorkor.
THANK YOU

ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai